Filsafat Dan Etika

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

Nama : Shofi Syahira

NIM : 1810211620127

MATKUL : Filsafat dan Etika Profesi Hukum

Soal A

1. Faktor Pendorong Timbulnya Filsafat

-Keheranan

Banyak filsuf yang menyatakan bahwa rasa heran manusia (bahasa yunani "thaumasia")
sebagai pendorong timbulnya filsafat. Keheranan menyebabkan manusia berpikir untuk
mendapatkan jawaban mengapa demikian.

- Kesangsian

Augustinus dan Rene Descartes menyatakan bahwa kesangsian merupakan sumber utama
pemikiran. Manusia merasa heran kemudian ragu-ragu dengan kemampuan indranya. Dimana
manusia dapat ditemukan, untuk itulah manusia kemudian berpikir secara mendalam dan
komprehensif.

-Kesadaran Akan Keterbatasan

Manusia menyadari bahwa dirinya sangat kecil dan lemah, terutama jika dibandingkan dengan
alam sekelilingnya. Manusia merasa dirinya memiliki kemampuan yang sangat rendah terutama
pada saat menghadapi penderitaan. Dengan kesadaran akan keterbatasannya, manusia mulai
memikirkan bahwa diluar manusia yang terbatas pasti ada sesuatu yang tidak terbatas.

Istilah filsafat yang merupakan terjemahan dari philosophy (bahasa inggris) berasal dari bahasa
yunani philo (love of) dan shopia (wisdom). Jadi, secara etimologis filsafat artinya cinta atau
gemar akan kebijakan (love of wisdom).

Cinta artinya hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh.
Kebijaksanaan artinya kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya. Filsafat berarti
hasrat atau keinginan yang sungguh-sungguh akan kebenaran sejati. Demikian arti filsafat pada
mulanya.

2. Hubungan etika dengan profesi khususnya profesi hukum, bahwa etika profesi adalah sebagai
sikap hidup, berupa kesediaan untuk memberikan pelayanan professional di bidang hukum
terhadap masyarakat dengan keterlibatan penuh dan sebagai keahlian pelayanan dalam rangka
melaksanakan tugas dengan berupa kewajiban terhadap masyarakat yang membutuhkan
pelayanan hukum dengan disertai refleksi seksama. Sebagaimana di kutip dari M. Nuh
mengatakan bahwa etika profesi merupakan kesanggupan untuk memenuhi pelayanan
professional bagi klien. Profesi hukum merupakan salah satu profesi yang menuntut pemenuhan
nilai moral dari perkembangannya. Nilai moral itu merupakan kekuatan yang mengarahkan dan
mendasari perbuatan luhur, setiap professional hukum di tuntut memiliki nilai moral yang kuat.

Franz Magnis Suseno mengemukakan lima kriteria nilai moral yang kuat yang mendasari
kepribadian professional hukum. Pertama, kejujuran adalah dasar utama. Kedua, otentik artinya
menghayati dan menunjukan diri sesuai keasliannya, kepribadian yang sebenarnya. Ketiga,
bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya. Keempat, kemandirian moral artinya tidak
mudah terpengaruh dan tidak mudah mengikuti pandangan moral yang terjadi di sekitarnya.
Kelima, keberanian moral artinya kesetiaan terhadap suara hati nurani yang menyatakan
kesediaan untuk menanggung resiko.

Anda mungkin juga menyukai