Anda di halaman 1dari 6

PENDAHULUAN

Periodontitis apikal berasal dari mikroorganisme yang utamanya tersusun sebagai

biofilm mikrobial pada kompleksitas anatomi sistem saluran akar. Biofilm jarang ada

sebagai entitas spesies yang tunggal. Biofilm ada sebagai komunitas seluler yang

kompleks, beragam dan heterogen. Interaksi antar mikroorganisme dapat memberikan

dampak yang negatif terhadap kesehatan. Enterococcus faecalis telah diklasifikasikan

terkait dengan infeksi endodontik dan kadang kadang terdeteksi sebagai infeksi

primer tetapi lebih sering terkait dengan penyakit pasca perawatan. Selain

enterococcus faecalis, Candida albicans juga merupakan termasuk mikroba yang

menyebabkan infeksi pasca perawatan. Prevalensi tertinggi di saluran akar yang gagal

terisi yaitu sebesar 36,7%.

Enterococcus faecalis dapat masuk ke dalam saluran akar melalui kerusakan gigi

yang mencapai pulpa dan dapat bertahan dalam saluran akar tanpa dukungan dari

bakteri lain dan menyebabkan infeksi pada saluran akar. Tujuan utama perawatan

endodontik adalah menghilangkan atau mengurangi microbial biofilm ke tingkat

subkritis yang dapat menstimulasi penyembuhan lesi periapikal. Sejumlah agen

desinfeksi kimiawi telah banyak diteliti. Salah satu bahan irigasi yang paling banyak

digunakan untuk desinfeksi saluran akar adalah Natrium hipoklorit (NaOCL) dan

dianggap sebagai gold standard karena dianggap efektif terhadap biofilm. Penting

untuk disadari bahwa meskipun menggunakan regimen mekanis dan kimiawi yang

kuat, penghilangan mikroorganisme secara menyeluruh dari system saluran akar sulit

dilakukan. Hal ini disebabkan karena kompleksitas system saluran akar, kemampuan
mikroorganisme untuk menyerang tubulus dentin, dan cara bertahan hidup biofilm.

Anatomi siste saluran akar yang kompleks telah dijelaskan oleh Vertucci, adanya

lateral canal, multiple foramina, delta, isthmus dank anal c-shaped adalah beberapa

bentuk anatomi kompleks yang dapat menyebabkan desinfeksi saluran akar lebih

menantang. Bahan irigasi yang digunakan selain NaOCl adalah EDTA.  Sekarang 1-

hydroxyethane 1,1-dyphosponic acid (HEDP) sebagai alternatif agen kelasi dan

pengganti potensial untuk EDTA.


HASIL

2.1 Pengaruh Irigasi Endodontic pada Sel Planktonik

Awalnya, efek dari pengobatan pada monospesies planktonic dan dual spesies

mikroorganisme dibentuk melalui konsentrasi hambat minimum planktonic. Data

menunjukkan bahwa Candida albicans paling sensitive terhadap semua agen yang

diuji dibandingkan Enterococcus faecalis, kecuali HEDP yang dilarutkan dalam

NaOCL. Kedua organisme paling sensitif terhadap NaOCL sendiri atau bersama

HEDP.

2.2 Pengaruh Irigasi Endodontik pada Single Spesies Biofilm

Selanjutnya, pengujian setiap irigasi endodontic terhadap biofilm mono spesies

Candida albicans. Hasil menujukkan bahwa ketiga perlakuan memiliki efek

pembunuhan awal yang relative tinggi pada 0 jam dan menghasilkan >99%

pengurangan CFE dibandingkan dengan kontrol yang tidak diberi perlakuan. Setelah

72 jam, NaOCL + EDTA secara signifikan paling efektif dalam menghambat

pertumbuhan kembali. Hanya sisa sel yeast yang dapat diamati jika dilihat dengan

pewarnaan Calcofluor. Sebaliknya, NaOCL sendiri dan campura NaOCL:HEDP

menunjukkan pertumbuhan kembali yang signifikanpada 72 jam dibandingkan

dengan 0 jam. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara NaOCL saja dan

NaOCL:HEDP pada kedua titik waktu ini.


2.3 Pengaruh Irigasi Endodontik pada Dual Spesies Biofilm

Selanjutnya, dual spesies biofilm diperlakukan seperti single spesies biofilm. Efek

dari tiga perawatan pada 0 jam(segera setelah perlakuan) mirip dengan single spesies

biofilm dengan semua perlakuan berkurang secara signifikan dibandingkan dengan

kontrol. NaOCL+EDTA adalah yang paling efektif secara keseluruhan dan juga tanpa

pertumbuhan yang signifikan setelah 72 jam. Sebaliknya, meski awalnya keduanya

efektif NaOCL saja dan NaOCL_HEDP dikaitkan dengan peningkatan sisa biofilm

sebanyak 3 hingga 12 kali lipat. Antara 0 jam dengan 72 jam setelah pengobatan, sisa

sel Candida albicans secara signifikan lebih rendah dalam NaOCL+EDTA pada 72

jam dibandingkan NaOCL:HEDP


PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini diuji sifat antibiofilm dari HEDP yang digunakan dalam

endodontic sebagai chelating agen untuk menghilangkan smear layer. Berbeda

dengan chelating agen lainnya seperti EDTA, yang dapat dicampur dengan NaOCL

untuk mempermudah pembersihan secara kimiawi, HEDP bisa dilarutkan secara

normal pada saline dan digunakan secara terpisah untuk menghilangkan smear layer.

Efektivitasnya dalam menghilangkan smear layer dan efeknya pada dentin radikuler

telah dievaluasi sebelumnya dan terbukti seefektif NaOCL diikuti oleh 17% EDTA

tetapi menghasilkan erosi dentin yang lebih sedikit dan kurang toksik. Namun sifat

antimikroba dari chelating agen juga sangat dibutuhkan untuk desinfeksi saluran akar.

Disini, sifat antimikroba dibandingkan dengan irigasi endodontic standar seperti

NaOCL dan juga NaOCL+EDTA. Sistem chelasi dianggap sebagai gold standart

dalam protocol irigasi karena memungkinkan tidak hanya gangguan biofilm tetapi

juga untuk menghilangkan smear layer. Hasil penelitian mnunjukkan bahwa HEDP

tidak berdampak signifikan pada aktivitas antimikroba NaOCL baik secara positif

ataupun negative. Penelitian ini menunjukkan bahwa NaOCL ditambah EDTA secara

konsisten lebih efektif.

Data pasca perawatan pada 0 jam untuk biofilm Enterococcus faecalis spesies

tunggal dan ganda tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kedua

kelompokpengobatan. Sebaliknya, ketika mempertimbangkan pertumbuhan kembali

setelah pengobatan dari waktu ke waktu, NaOCL+EDTA secara signifikan lebih


efektif dalam menghambat pertumbuhan kembali. HEDP saja(dilarutkan dalam saline

normal) tidak memiliki efek antimikroba selama penelitian ini.

Terlepas dari pengobatan yang diuji, masih ada populasi Candida albicans yang

tersisa dan Enterococcus faecalis setelah pengobatan awal yang mampu bertahan dan

tumbuh kembali. EDTA secara signifikan mengurangi pertumbuhan kembali Candida

albicans. Ada kemungkinan bahwa efek EDTA yang diamati ini terkait engan efek

permeabilisasi membrannya. HEDP dalam percobaan ini tidak menunjukkan efek

untuk menghambat pertumbuhan biofilm kembali , ini mungkin akibat aktivitas

chelating yang lebih lemah.

Anda mungkin juga menyukai