Laporan Pendahuluan Personal Hygiene
Laporan Pendahuluan Personal Hygiene
DEFINISI
Personal Hygiene atau kebersihan diri adalah upaya seseorang dalam memelihara
kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan psikologis.
(Mubarak, 2007 : 128). Perawatan Diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan, kesejahteraan, sesuai
dengan kondisi Kesehatan. Klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat
melakukan perawatan diri (Depkes 2000).
TUJUAN
Tujuan personal hygiene adalah untuk memelihara kebersihan diri, menciptakan keindahan,
serta meningkatkan derajat kesehatan individu sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit
pada diri sendiri maupun orang lain (Wartonah, 2010).
ETIOLOGI
a. Gangguan kognitif
b. Penurunan motivasi
c. Kendala lingkungan (ketidaksediaan sarana dan prasarana)
d. Ketidaknyamanan merasakan hubungan spasial
e. Ansietas
f. Kelemahan
2. Dermis
Dermis adalah lapisan kulit kedua setelah epidermis. Dermis berfungsi sebagai pelindung
dalam tubuh. Strukturnya lebih tebal daripada dermis, meski hanya terdiri dari dua lapisan —
lapisan papiler superfisial dan lapisan retikuler. Lapisan retikuler jauh lebih tebal daripada
lapisan papiler dan memiliki kumpulan serat kolagen.
3. Hipodermis
Lapisan Hipodermis adalah lapisan kulit paling terdalam, yang juga sering disebut dengan
lapisan subkutan atau subkutis. Lapisan subkutan mengandung lemak paling banyak untuk
melindungi tubuh serta membantu tubuh untuk menyesuaikan diri dengan suhu luar.
Hipodermis juga berperan sebagai pengikat kulit ke otot dan berbagai jaringan yang ada di
bawahnya.
1. Budaya
Sejumlah mitos yang berkembang dimasyarakat menjelaskan bahwa saat individu sakit ia
tidak boleh dimandikan karena dapat memperparah penyakitnya.
2. Status Sosial - Ekonomi
Untuk melakukan personal hygiene yang baik dibutuhkan sarana dan prasarana yang
memadai, seperti: kamar mandi, peralatan mandi, serta peralatan mandi yang cukup (misal:
sabun, sikat gigi, sampo, dll) (Nancy, 2002). Itu semua tentu membutuhkan biaya. Dengan
kata lain, sumber keuangan individu akan berpengruh pada kemampuan mempertahankan
personal hygiene personal yang baik.
3. Agama
Agama juga berpangaruh pada keyakinan individu dalam melaksanakan kebiasaan sehari-
hari. Misalnya, umat islam diperintahkan untuk selalu menjaga kebersihan karena kebersihan
sebagian dari iman.
4. Tingkat pengetahuan atau perkembangan individu
Kedewasaan seseorang akan memberi pengaruh tertentu pada kualitas diri orang tersebut,
salah satunya adalah pengetahuan yang lebih baik. Pengetahuan penting dalam meningkatkan
status kesehatan individu.
5. Status Kesehatan
Kondisi sakit atau cedera akan menghambat kemapuan individu dalam melakukan perawatan
diri. Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut) atau menjalani
operasi sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan hygiene
pribadi.
6. Citra Tubuh
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentinya hygiene pada orang tersebut. Citra
tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh ini
dapat sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene.
7. Cacat Jasmani / Mental Bawaan
Kondisi cacat dan ganguan mental menghambat kemampuan individu untuk melakukan
perawatan diri secara mandiri.
8. Usia
Semakin bertambahnya usia, kebiasaan untuk merawat diri akan semakin berkurang sehingga
perlu bantuan untuk melakukan perawatan diri.
3. Kebersihan Mata
Mata merupakan organ yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena sebagian besar
aktivitas manusia selalu menggunakan mata. Secara normal tidak ada perawatan khusus yang
diperlukan untuk mata karena secara terus-menerus dibersihkan oleh air mata, kelopak mata
dan bulu mata yang mencegah masuknya partikel asing kedalam mata. Dalam menjaga
kesehatan dan kebersihan mata dapat dilakukan dengan cara mengusap kotoran pada mata
dari sudut mata bagian dalam ke sudut mata bagian luar mata mengunakan kain yang lembut
dan bersih serta selalu melindungi mata dari kemasukan debu dan kotoran.
4. Kebersihan Telinga
Telinga berfungsi sebagai pendengaran. Sangat penting bagi seseorang untuk selalu menjaga
kebersihan telinga, karena apabila telinga terdapat serumen ataupun kotoran yang menumpuk
dan tidak dibersihkan, maka akan mengganggu fungsi pendengaran. Dalam menjaga
kebersihan telinga dapat dilakukan secara rutin sekitar 1-2x dalam seminggu. Pada saat
membersihkan harus dilakukan dengan hati-hati menggunakan alat yang bersih dan aman.
Tidak diperbolehkan menggunakan alat yang tajam seperti peniti untuk membersihkan
serumen yang ada pada telinga.
5. Kebersihan Hidung
Hidung berfungsi sebagai indra pembau dan sebagai jalan nafas. Lubang hidung terdapat
bulu-bulu hidung dan lendir yang berfungsi untuk menyaring kotoran yang masuk bersama
udara yang dihirup. Dalam menjaga kebersihan hidung dapat dilakukan dengan menggunakan
kapas, sapu tangan atau tisu yang bersih dengan cara mengangkat sekresi hidung secara
lembut.
6. Kebersihan Kulit
Kulit merupakan salah satu bagian penting dari tubuh yang dapat melindungi tubuh dari
kuman dan trauma, sehingga diperlukan perawatan yang adekuat (cukup) dalam
mempertahankan fungsinya. Dalam menjaga perawatan kulit dapat dilakukan dengan
melakukan mandi, karena dengan mandi setiap hari dapat menghilangkan kotoran, bau badan,
keringat dan membuat rasa nyaman. Mandi sebaiknya dilakukan secara rutin minimal 2 kali
sehari dan selalu menggunakan sabun.
Mengganti pakaian secara teratur merupakan salah satu cara menjaga kebersihan kulit. Dalam
mengganti pakaian, minimal dilakukan 1x dalam sehari. Seseorang perlu mengganti pakaian
lebih sering apabila dalam beraktivitas banyak berkeringat.
Menjaga kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting dalam mempertahankan
perawatan diri karena berbagai kuman dapat masuk ke dalam tubuh melalui kuku.
Dengan demikian kuku seharusnya terlihat sehat dan bersih. Memotong kuku dapat
dilakukan sekurang-kurangnya 1x dalam seminggu atau saat terlihat panjang. Dalam
memotong kuku dianjurkan untuk menggunakan pemotong kuku.
Tangan yang kotor dapat menyebabkan penyakit terkait makanan, seperti infeksi bakteri
salmonella dan E-Coli. Penting bagi seseorang untuk selalu menjaga kebersihan tangan.
Mencuci tangan dapat dilakukan pada saat sebelum makan atau menyentuh makanan,
setelah menggunakan kamar mandi, memegang hewan, sebelum dan setelah memegang
orang sakit serta saat tangan terlihat kotor.
Dalam menjaga kebersihan dan kesehatan pada kaki dapat dilakukan dengan
menggunakan alas kaki yang lembut, aman, dan nyaman. Jenis alas kaki yang dipakai
dapat mempengaruhi masalah kaki dan kuku. Selain itu yang menjadi keharusan untuk
menjaga kebersihan kaki adalah dengan mencuci kaki. Mencuci kaki dapat dilakukan
Setelah beraktivitas atau saat kaki terlihat kotor dan sebelum pergi tidur.
8. Kebersihan Genetalia
Personal Hygiene Genetalia merupakan pemeliharaan kebersihan dan kesehatan individu
yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari sehingga terhindar dari gangguan alat reproduksi
dan mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikis serta meningkatkan derajat kesehatan.
PROGNOSIS
Rentan terhadap penyakit karena kuman – kuman menumpuk dibadan yang merupakan
sumber penyakit. Kurang percaya diri akibat timbul bau badan yang menyengat dari
metabolisme kuman.
4. Sikap keluarga
Sabar dan selalu siap membantu
Menerima dan memuji setiap upaya klien saat merawat diri
Tidak mencela atau menghina
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum
b. Kesadaran
c. TD (Tekanan Darah)
d. N (Nadi)
e. S (Suhu)
f. RR (Respiratory Rate)
PEMERIKSAAN FISIK
Kaji personal hygiene individu, mulai dari ekstremitas atas sampai bawah:
1. Rambut
Keadaan kesuburan rambut
Keadaan rambut yang mudah rontok
Keadaan rambut yang kusam
Keadaan tekstur
2. Kepala
Botak atau alopesia
Ketombe
Berkutu
Adakah eritemia
Kebersihan
3. Mata
Apakah sklera ikterik
Apakah konjungtiva pucat
Kebersihan mata
Apakah gatal atau mata merah
4. Hidung
Adakah pilek
Adakah alergi
Adakah perubahan penciuman
Kebersihan hidung
Keadaan membrana mukosa
Kaji adanya sinusitis, perdarahan hidung, dan tanda-tanda pilek yang tak kunjung
sembuh
5. Mulut
Observasi kondisi membran mukosa, kulit, mulut, hidung, telinga, kuku kaki
dan tangan, dan rambut : warna, tekstur, turgor.
e. Pemeriksaan Umum
- Keadaan umum -N
- Kesadaran -S
- TD - RR
f. Data
a. DS (Data Subyektif)
- Malas beraktivitas
- Intraksi kurang
- Kegiatan kurang
- Pasien merasa lemah
b. DO (Data Obyektif)
- Badan dan pakaian kotor
- Rambut kotor
- Mulut dan gigi bau
- Kulit kusam dan kotor
- Kuku kotor
DS:
Klien
mengatakan belum
pernah mandi dan 8. Pertimbangkan
gosok gigi selama usia klien jika
di RS. mendorong
Klien pelaksanaan aktivitas
mengatakan sakit sehari-hari.
bila bergerak.
4. IMPLEMENTASI
Implementasi sesuai dengan intervensi
5. EVALUASI
a. Evaluasi kemampuan pasien Defisit perawatan diriberhasil apabila pasien dapat:
1. Mandi, memcuci rambut, menggosok gigi dan menggunting kuku dengan benar.
2. Mengganti pakaian dengan bersih
3. Membereskan pakaian kotor
4. Berdandan dengan benar
5. Mampersiapkan makanan
6. Mengambil makanan dan minuman dengn rapi
7. Menggunakan alat makan dan minum dengan benar
8. BAB dan BAK pada tempstnys
9. BAB dab BAK dengan bersih
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, W Iqbal, Chayatin N,. (2005) Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta :
EGC.
Tarwoto, Wartonah. 2002. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
Wartonah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.