4.1 Membuat Desain Sirkuit Sistem Hidrolik Penyangga Tengah dan Cara
Kerjanya
Seperti sudah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa konsep yang dipilih
adalah konsep pada prinsip solusi 3 dimana pada sistem hidrolik penyangga
pada konsep ini adalah; motor penggerak, pompa hidrolik, relief valve, selang
hidrolik, tangki penampungan, katup kontrol arah, check valve, check valve
pembuatannya.
69
70
14
13
7
6
1 10
2 4 12
8
5
9 11
1. Motor Penggerak
2. Pompa Hidrolik
3. Tangki Penampung
4. Relief Valve
5. Saringan Fluida
6. Selang Hidrolik
8. Check Valve 1
Pada saat katup kontrol arah diposisi netral tidak ada fluida yang mengalir
ke sililnder hidrolik dan sistem valve. Pada kondisi ini pompa tetap berputar
karena terhubung langsung dengan putaran mesin, fluida yang mengalir dialirkan
14
13
7
6
1 10
2 4 12
8
5
9 11
A B
P T
Pada saat katup kontrol arah diputar ke arah kanan aliran fluida mengalir
dari lubang P ke lubang A pada katup kontrol arah, kemudian fluida mengalir ke
piston silinder pengungkit menyempit hal ini mengakibatkan fluida yang ada di
bawah piston tertekan keluar dan mengalir ke check valve nomor 13, lubang B dan
14
13
7
6
1 10
2 4 12
8
5
9 11
A B
P T
Gambar 4.3 Sirkuit hidrolik ketika katup kontrol arah diputar ke kanan
Pada saat tekanan dalam system mencapai tekanan kerja check valve
nomor 9, check valve nomor 9 akan terbuka dan fluida mengalir ke silinder
memanjang.
14
13
7
6
1 10
2 4 12
8
5
7 bar
9 11
Gambar 4.4 Sirkuit Hidrolik ketika tekanan mencapai tekanan kerja check valve
Ketika katup kontrol arah diputar ke kiri fluida mengalir dari pompa
hidrolik nomor 10 dan nomor 11, menekan piston dan membuat rod bergerak ke
arah memendek. Fluida yang berada di atas piston akan tertekan keluar dan
mengalir ke check valve nomor 8, lubang A lalu ke lubang T pada kontrol arah
13
7
6
1 10
2 4 12
8
5
9 11
A B
P T
Gambar 4.5 Sirkuit hidrolik ketika katup kontrol arah diputar ke kiri
Ketika tekanan dalam system mencapai tekanan kerja check valve nomor
12, check valve nomor 12 akan terbuka fluida akan mengalir melalui check valve
piston menyempit fluida tertekan dan keluar mengalir ke lubang A dan T pada
14
13
7
6
1 10 7 bar
2 4 12
8
5
9 11
Gambar 4.6 Sirkuit hidrolik ketika tekanan mencapai tekanan kerja check valve
Fluida yang digunakan pada sistem hidrolik ini adalah oli dengan SAE 10
yang biasa digunakan untuk power steering kendaraan dan sistem hidrolik lainnya.
Temperatur fluida (T), Massa jenis (ρ), berat jenis (γ), viskositas dinamik (μ) dan
viskositas kinematik (ν) dari fluida ini perlu diketahui untuk dilakukannya analisa
terhadap kerja sistem. Temperatur fluida telah diukur dan mencapai 600C karena
bawah ini.
ini.
76
( Munson, Bruce., F. Young, Donald., & H. Okiishi Theodore., Mekanika Fluida, 525)
Berdasarkan grafik di atas maka viskositas kinematik dari oli SAE 10 pada
Dari data viskoisitas dinamik dan kinematik maka dapat diketahui massa
jenis (ρ) dan berat jenis (γ) oli SAE 10 pada temperatur 60oC. Dimana :
Viskositas Dinamik
Massa Jenis =
Viskositas Kinematik
Jadi besarnya massa jenis dan berat jenis oli SAE 10 adalah sebagai
berikut:
77
1. Massa Jenis
μ
ρ =
ν
-2
1,55 x 10
ρ = -5
1,7 x 10
= 0,912 x 103
= 912 kg/m3
2. Berat Jenis
γ = ρ.g
γ = (912)(9,8)
= 8937,6 N/m3
beban 250 kgf dengan asumsi beban tersebut adalah beban sepeda motor
digunakan adalah silinder yang berdiameter 26 mm atau 2,6 cm, jadi tekanan yang
bekerja pada sistem ini jika silinder bekerja mengangkat beban adalah:
D (diameter) = 2,6 cm
1
A (Luas Penampang) = πD2
4
. 3,14 . (2,6 cm)2
= 1
4
= 5,31 cm2
78
F
P (Tekanan) =
A
182 kgf
=
5,31 cm2
= 34,27 kgf/cm2
kgf/cm2 untuk dapat mengangkat sepeda motor dan beban pengendara. Pada
digunakan pompa hidrolik tipe roda gigi. Pompa hidrolik ini menggunakan pompa
pemasangan pada sistem. Berikut adalah proses pemilihan pompa, modifikasi dan
1. Mencari pompa hidrolik tipe roda gigi bekas yang masih baik kondisinya
Pompa hidrolik akan dipasangan pada sebelah kiri cylilnder head mesin
sepeda motor, terpasang pada cover sprocket camshaft. Pompa akan mendapatkan
putaran dari cover sprocket camshaft. Putaran yang dihasilkan adalah ½ dari
camshaft agar pompa dapat terpasang dan membuat penghubung putaran dari
Cover Sprocket
Camshaft
Tempat Pemasangan
Penghubung Putaran
menjadi 8,8 cm dengan mengurangi tinggi dari bodi tengah pompa. Modifikasi
Cover Head
Camshaft
Drive Gear
Driven Gear Body Tengah
Body Atas Body Bawah
Gambar 4.14 Pompa hidrolik yang sudah terpasang pada mesin sepeda motor
pengukuran pompa. Yang akan dilakukan uji dan pengukuran adalah pada
kapasitas output fluida yang dikeluarkan dan tekanan yang dihasilkan pompa pada
rpm tertentu. Alat yang digunakan adalah gelas ukur, rpm analog, pressure gauge
dan timer.
Timer
Rpm Analog
1. Kapasitas pompa
2. Tekanan Pompa
agar silinder hidrolik dapat mengangkat sepeda motor dan bebannya, itu berarti
diperlukan rpm 7000 pada mesin atau 3500 pada pompa agar dapat mengangkat
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa pada sistem hidrolik ini akan
digunakan mesin sepeda motor itu sendiri untuk memutar pompa hidrolik. Sepeda
motor yang digunakan adalah sepeda motor jenis bebek merk Kawasaki Kaze R
83
tahun 2012. Adapun spesifikasi sepeda motor Kawasaki Kaze R adalah sebagai
berikut;
Pada rancangan hidrolik ini digunakan mesin sepeda motor untuk memutar
pompa hidrolik dan diperlukan daya pada mesin untuk menghasilkan tekanan
pompa sebesar 17,14 kgf/cm2. Untuk menghitung daya mesin kita haru
mengetahui kapasitas dan tekanan pompa. Dan kita ketahui sebelumnya pada rpm
mesin 7000 rpm tekanan pompa dapat mencapai 17 kgf/cm2 dan kapasitasnya atau
laju aliran mencapai 250 cc dalam waktu 7,29 detik. Untuk menghitung daya
Diketahui:
250 cc
Laju Aliran =
7,29 s
= 34,29 cc/s
= 2057,40 cc/menit
= 2,057 l/menit
Tekanan = 17 kgf/cm2
2,057 x 17
Daya =
600
= 0,058 kW
= 0,078 HP
85
Daya mesin yang dihasilkan pada rpm 7000 adalah 0,078 HP.
mempunyai dimensi yang sama karena akan bekerja bersama mengangkat sepeda
Silinder
Pengungkit
diameter poros 18 mm dan panjang langkah rodnya 80 mm. Ada dua buah silinder
Seal
Silinder
Silinder
Tutup Silinder
Tutup Silinder Poros atau rod
Silinder Pengangkat
Gambar 4.19 Silinder hidrolik pengangkat yang terpasang pada sepeda motor
bekerja, silinder hidrolik bekerja tidak boleh terlalu lama jika dibanding pemilik
Q
v =
A
D = 18 mm = 0,018 m
2 2
πD (3,14)(0,018)
A = = = 0,000254 m2
4 4
88
adalah:
0,0000343
v =
0,000254
= 0,097 m/s
D = 10 mm = 0,010 m
A = Asilinder - Aporos
2
(3,14)(0,010)
A = (0,000254) -
4
= (0,000254) - (0,0000785)
= 0,000176 m2
adalah:
0,0000343
v =
0,000176
= 0,19 m/s
Dsilinder = 26 mm = 0,026 m
πD2 (3,14)(0,026)2
A = = = 0,000531 m2
4 4
adalah:
Q
v =
2A
0,0000343
v =
(2)(0,000531)
0,000343
=
0,001062
= 0,032 m/s
Dporos = 18 mm = 0,018 m
A = Asilinder - Aporos
2
(3,14)(0,018)
A = (0,000531) -
4
= (0,000531) - (0,000254)
= 0,000277 m2
adalah:
Q
v =
2A
90
0,0000343
v =
(2)(0,000277)
0,000343
=
0,000554
= 0,62 m/s
Q
v =
A1 + A2 + A2
= 0,000254 + 0,001062
= 0,001316 m2
0,0000343
v =
0,001316
= 0,026 m/s
= 0,000176 + 0,000277
= 0,000453
0,0000343
v =
0,000453
= 0,076 m/s
Pada sistem hidrolik ini digunakan katup kontorl arah tipe rotary valve
yang digerakkan manual oleh tangan atau digerakan secara mechanical, katup ini
adalah jenis katup 4/3 yaitu katup yang mempunyai 4 lubang dan 3 posisi kerja.
A B
P T
Dari Pompa (P) (T) Ke Tangki Dari Pompa (P) (T) Ke Tangki
Hidrolik Penampung Hidrolik Penampung
(A) (A)
Silinder Hidrolik Memanjang Silinder Hidrolik Memanjang
Fixed Gate Rotary Gate
Cara kerja rotary valve terbagi dalam 3 bagian yaitu posisi 1, 2 dan 3.
1. Posisi 1
Pada posisi 1 atau pada posisi rotary valve belum digerakkan aliran fluida
A B
P T
Fixed Gate
Rotary Gate
2. Posisi 2
Ketika rotary valve diputar ke arah kanan fluida mengalir dari lubang P ke
akan terhubung dengan lubang T dan fluida akan mengalir dari lubang
A B
P T
Rotary Gate
(A)
Silinder Hidrolik Memanjang
3. Posisi 3
Ketika rotary valve diputar ke arah kiri aliran fluida mengalir dari lubang
A B
P T
Rotary Gate
(A)
Saluran Atas Silinder Hidrolik
valve bertekanan dan 2 check valve tak bertekanan. 2 check valve bertekanan
selain berfungsi untuk mengalirkan fluida pada satu arah juga berfungsi untuk
sedangkan check valve hanya berfungsi untuk mengalirkan fluida pada satu arah
saja. Seumumnya yang tersedia dipasaran adalah check valve yang mempunyai
tekanan spring yang kecil, untuk itu karena dibutuhkan 2 check valve yang
1. Body Valve
Body Vavle berfungsi sebagai rumah dari valve dan saluran fluida.
2. Valve
3. Spring
4. Spring Holder
5. Snap Ring
check valve
Gambar 4.29 Check valve yang sudah terpasang pada sepeda motor
sampai pada tekanan berapa check valve tersebut terbuka dan mengalirkan fluida.
2. Sambungkan input check valve dengan salah satu lubang pada sambungan
T.
97
sambungan T.
4. Nyalakan mesin sepeda motor dan lihat hasil ukuran dari pressure gauge.
Pressure gauge
Tangki penampung
check valve Sambungan T
Pompa
Ada dua buah check valve yang bertekanan yang akan digunakan, satu
check yang beroperasi saat poros silinder memanjang dan satu lagi saat poros
tekanan pada check valve saat silinder memendek lebih besar dari pada check
valve pada posisi silinder memanjang hal ini karenan luas penampang silinder
hidrolik lebih kecil pada saat poros memendek untuk itu diperlukan tekanan yang
Terlihat pada gambar hasil pengukuran check valve pertama adalah check
Terlihat pada gambar hasil pengukuran check valve kedua adalah check
fluida. Selang ini dapat menahah tekanan sampai pada tekanan 150 kgf/cm2.
Selang Hidrolik
Gambar 4.33 Selang hidrolik yang sudah terpasang pada sepeda motor
99
Dari data diameter selang yang diketahui kita dapat menghitung kecepatan
Q
v =
A
D = 7 mm = 0,007 m
πD2 (3,14)(0,007)2
A = = = 0,0000385 m2
4 4
0,0000343
v =
0,0000385
= 0,89 m/s
λ x L x v2
HL =
D x 2g
g : gravitasi (m/s2)
dahulu besarnya bilangan Reynold, dan menentukan koofisien gesek. Dari hasil
νD
Re =
v
ν = Viskositas kinmatik
D = 0,007 m
(0,89)(0,007)
Re =
1,7 x 10-5
0,00623
= -5
1,7 x 10
= 0,00366 x 105
= 366
Karena bilangan Reynolds < 2300 maka aliran fluida bersifat laminer,
untuk aliran laminer koofisien gesek pada pipa atau selang dapat dicari
dengan rumus:
64
λ =
Re
64
λ =
366
= 0,17
Diketahui :
λ x L x v2
HL =
D x 2g
(0,17)(0,9)(0,89)2
HL =
(0,07)(2 x 9,8)
0,121
=
1,372
= 0,088 m
diantaranya :
102
v2
Hlminor = k
2g
v2
= (2tee + gate valve + 2check valve)
2g
2
(0,89)
= ((2 x 1,8) + 4,5 + (2 x 4))
(2 x 9,8)
= (3,6 + 4,5 + 8)( 0,040)
= 0,644 m
= 0,088 + 0,644
= 0,732 m
P v2
HP = + + Z+Hloss total
γ g
Diketahui :
γ = 8937,6 N/m3
v = 0,89 m/s
103
g = 9,8 m/s2
z = 60 cm atau 0,6 m
HP = 171400 + (0,89)2
+ (0,6 + 0,732)
8937,6 9,8
= 19,18 + 0,081 + 1,332
= 20,593 m
W = Hp.γ.Qs
Dimana :
Hp = Head Pompa
Qs = Kapasitas Silinder
Diketahui:
Hp = 20,57 m
γ = 8937,6 N/m3
A1 = 0,000254 m2
A2 = 0,000531 m2
A3 = 0,000531 m2
104
= 0,00117 m3/s
W = Hp.γ.Qs
= (20,593)( 8937,6)(0,00117)
= 215,34 Watt
= 0,289 HP