Anda di halaman 1dari 4

Nama : Bambang Triady Putra

NPM : 184301.171

TUGAS TATA CARA SIDANG TILANG

Premis :

Pengendara yang melakukan pelanggaran lalu lintas tilang ( Gilang Ramadhan ) ditilang

pada tanggal 06 Oktober 2020 dan mendapatkan sanksi sesuai dengan UU No.22 Tahun 2009

tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Saat penilangan, gilang (pelanggar) menerima slip biru

dan penahanan dokumen berupa SIM oleh pihak kepolisian.

Berikut adalah alur tata cara sidang tilang beserta pembayaran denda yang dilaksanakan

pada tanggal 16 Oktober 2020 :

1. Pelanggar Tidak perlu hadir dalam persidangan.

2. Pelanggar bisa melihat denda yang telah diputus hakim melalui system informasi

penelusuran perkara SIPP PN bandung atau bisa melihat di Mading PN bandung.

3. Membayar besaran denda Rp.100.000 melalui setor tunai ke teller Bank BRI

4. Menyerahkan Bukti Pembayaran beserta Surat tilang kepada petugas Polrestabes

Bandung untuk mengambil barang bukti (SIM).


DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kuhap, Danperaturan Pemerintah Nomor


27 Tahun 1983 Tentangpelaksanaan Kuhap Jo Peraturan Pemerintah Nomor 58
Tahun2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 27tahun 1983 Tentang
Pelaksanaan Kuhap.
2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisiannegara Republik Indonesia
Beserta Pengaturanpelaksanaannya.
3. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Danangkutan Jalan.
4. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2010 Tentangpendapatan Negara Bukan Pajak
(Pnbp) Khususnya Adanya Akuntilang Tersendiri.
5. Kesepakatan Bersama Ketua Mahkamah Agung Republikindonesia, Menteri Kehakiman
Republik Indonesia Dan Kepalakepolisian Republik Indonesia Tentang Tata Cara
Penyelesaianperkara Pelanggaran Lalu Lintas Jalan Tertentu Tahun 1993.
6. Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian Pelanggaran Lalu Lintas Jalan Tertentu Tanggal 7
Juli 1993.
7. Surat Keputusan Kepala Kepolisian Republik Indonesia No. Pol. :Skep/444/Iv/1998
Tanggal 17 April 1998 Tentang Buku Petunjukadministrasi Tentang Pelaksanaan
Administrasi Dan Keuangantilang.
KESIMPULAN & ANALISIS

“Pelanggaran lalu lintas (selanjutnya disebut tilang) merupakan fenomena sosial dan
masalah hukum yang menuntut pengelolaan yang efektif dan efisien agar terjadi tertib berlalu
lintas dan kesadaran hukum dalamimplementasi Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Prosedur penanganan perkara pelanggaran lalu lintas di
Indonesia saat ini diatur dengan mengacu pada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ) yang menggantikan Undang-Undang Nomor 14
Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan serta Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang Hukum Acara Pidana”.

Pelanggaran lalu lintas memerlukan penegakan hukum yang efektif dikarenakan perkara
pelanggaran lalu lintas yang meningkat setiap tahunnya.Penegakan hukum kepada masyarakat
pada umumnya ada dua, yaitu penegakan hukum preventif dan penegakan hukum represif.
“Penegakan hukum preventif adalah penegakan hukum yang dilakukan sebelum terjadinya suatu
tindak pidana atau tindak pelanggaran, yang memiliki pengertian mementingkan pencegahan
agar tidak terjadi tindak pidana atau pelanggaran. Sedangkan penegakan hukum represif adalah
penegakan hukum yang dilakukan setelah terjadinya suatu tindak pidana atau pelanggaran.
Penegakan.

Penegakan hukum dalam penyelesaian perkara tilang dihadapkan pada dua area yang
dalam beberapa hal bisa saling bertentangan, yaitu efektivitas penyelenggaraan persidangan dan
implementasi ketentuan formal dalam penanganan perkara tilang. Potensi pertentangan tersebut
menjadi tantangan untuk merumuskan kebijakan serta instrumen hukum terhadap penyelesaian
permasalahan pengelolaan perkara tilang, yang dapat mendukung efektivitas pengelolaan dengan
tetap mengedepankan aspek formal sebagaimana yang telah diatur dalam berbagai peraturan
perundang-undangan. Termasuk di sini, peraturan internal di masing-masing instansi yang
berkepentingan, seperti Kepolisian, Kejaksaan, dan Pengadilan.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai