Anda di halaman 1dari 9

IMPLEMENTASI SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH

SAKIT

Indri Aprilia Pratiwi/181101117

Indriapriliapratiwi01042000@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang: Penggunaan gelang identifikasi pasien adalah implementasi sasaran pertama dari
enam Sasaran Keselamatan Pasien. Hal tersebut terutama dimaksudkan untuk dapat
mengidentifikasi pasien yang dirawat inap di rumah sakit secara tepat pada saat dilakukannya
pelayanan maupun pengobatan.

Tujuan: Kajian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi sasaran
keselamatan pasien di rumah sakit khususnya identifikasi pasien.

Metode: Metode kajian ini menggunakan metode penelusuran buku teks, buku referensi, jurnal dan
e-book (10 tahun terakhir) dengan sistem literature review yaitu menganalisis, eksplorasi dan kajian
bebas dengan menggunakan kata kunci. Keselamatan Pasien, Identifikasi Pasien, Panduan Identitas
Pasien yang berfokus pada Implementasi Sasaran Keselamatan Pasien di Rumah Sakit.

Hasil: Hasil dari literature review didapatkan bahwa mengetahui implementasi sasaran keselamatan
pasien di rumah sakit khususnya identifikasi pasien sangatlah penting bagi calon perawat karena
dengan mengetahui implementasi sasaran keselamata pasien dapat mencegah terjadinya insiden
keselamatan pasien

Pembahasan: Setelah dilakukan brainstorming disepakati bahwa pasien diidentifikasi dengan


menggunakan dua identitas dan nomor rekam medis, yaitu menggunakan nama dan alamat.
Pemberian gelang tangan (wristband) di lengan, kaki atau tangan menjadi prosedur utama bagi
pemberian identitas pasien.
Penutup: faktor utama untuk mencegah terjadinya kesalahan identifikasi pasien adalah
ketersediaan dan kepatuhan terhadap SPO dan pelaporan apabila terjadi kesalahan identifikasi
pasien. Pasien
Kata kunci : Keselamatan Pasien, Identifikasi Pasien, Panduan Identitas Pasien
LATAR BELAKANG Pengurangan risiko infeksi terkait

Rumah sakit sebagai salah satu pelayanan kesehatan; dan Pengurangan

institusi pelayanan kesehatan memiliki risiko pasien jatuh (Permenkes Nomor

fungsi penting dalam meningkatkan 1691, 2011). Kesalahan karena kekeliruan

derajat kesehatan masyarakat sehingga identifikasi pasien sering terjadi di hampir

dituntut untuk selalu meningkatkan mutu semua aspek atau tahapan diagnosis dan

pelayanan yang diberikan. Dalam hal ini pengobatan sehingga diperlukan adanya

semua pihak di dalam rumah sakit saling ketepatan identifikasi pasien. Maksud dari

terkait satu sama lain, mulai dari yayasan SKP adalah mendorong perbaikan

pemilik, direksi, para dokter, perawat, dan spesifik dalam keselamatan pasien.

profesional lainnya serta staf pada Penggunaan gelang identifikasi pasien

umumnya. adalah implementasi sasaran pertama dari


enam Sasaran Keselamatan Pasien yaitu
Sasaran Keselamatan Pasien ketepatan identifikasi pasien. Hal tersebut
adalah mendorong peningkatan spesifik terutama dimaksudkan untuk dapat
dalam keselamatan pasien. Sasaran ini mengidentifikasi pasien yang dirawat
menyoroti area yang bermasalah dalam inap di rumah sakit secara tepat pada saat
pelayanan kesehatan dan menguraikan dilakukannya pelayanan maupun
tentang solusi atas konsensus berbasis pengobatan. Pasien perlu diidentifikasi
bukti dan keahlian terhadap permasalahan secara pasti ketika akan diberikan obat,
ini. Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) darah atau produk darah, pengambilan
menjadi indikator standar dasar yang darah dan spesimen lain untuk
utama dalam penilaian Akreditasi Rumah pemeriksaan klinis atau mendapatkan
Sakit versi 2012 (KARS, 2013). Ada tindakan medis lainnya, sehingga
enam sasaran keselamatan pasien yaitu terhindar dari kesalahan yang mungkin
Ketepatan identifikasi pasien; dapat berakibat fatal bagi keselamatan
Peningkatan komunikasi yang efektif; pasien (Kemenkes, 2011).pasien. Dengan
Peningkatan keamanan obat yang perlu penerapan sasaran keselamatan pasien
diwaspadai; Kepastian tepat- lokasi, yang baik maka akan tercipta pelayanan
tepat-prosedur, tepat-pasien operasi; yang paripurna.
Berdasarkan latar belakang diatas di rumah sakit khususnya identifikasi
dapat dirumuskan masalah dalam kajian pasien sangatlah penting bagi calon
ini yaitu mengetahui bagaimana perawat karena dengan mengetahui
implementasi sasaran keselamatan pasien implementasi sasaran keselamata pasien
di rumah sakit. dapat mencegah terjadinya insiden
keselamatan pasien. Adapun jurnal yang
TUJUAN
terkait yaitu
Kajian ini dilakukan bertujuan
Jurnal Pertama Analisis Sasaran
untuk mengetahui bagaimana
Keselamatan Pasien dilihat dari Aspek
implementasi sasaran keselamatan pasien
Pelaksanaan Identifikasi Pasien dan
di rumah sakit khususnya identifikasi
Keamanan Obat di RS Kepresidenan
pasien.
RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Peneliti

METODE Syifa Sakinah, Putri Asmita Wigati,


Septo Pawelas Arso. Metode Penelitian
Metode kajian ini menggunakan menggunakan Exploratory Research
metode penelusuran buku teks, buku dengan pendeketan kualitatif. Hasil
referensi, jurnal dan e-book (10 tahun Penelitian Hasil penelitian menunjukkan
terakhir) dengan sistem literature review bahwa pelaksanaan pasien identifikasi
yaitu menganalisis, eksplorasi dan kajian dan keamanan obat (siaga tinggi) telah
bebas dengan menggunakan kata kunci. habis tetapi belum sepenuhnya dipatuhi
Keselamatan Pasien, Identifikasi Pasien, sebagaimana diatur dalam PMK 1691 /
Panduan Identitas Pasien yang berfokus MENKES / PER / VII / 2011. Initerjadi
pada Implementasi Sasaran Keselamatan karena sumber daya manusia tidak
Pasien di Rumah Sakit. memadai, kurangnya pelatihan perawat
pelaksana, perawat kurang mematuhi
HASIL
menetapkan SOP, kurangnya komitmen
Hasil dari literature review perawat yang melaksanakan tugas, para
didapatkan bahwa mengetahuii keterlambatan pengiriman laporan
implementasi sasaran keselamatan pasien keselamatan pasien ke KMKP. Saran dari
penelitian ini mengaktifkan orang yang identitas. 71% (22 perawat)
bertanggung jawab atas TKPRS di unit mengimplementasikan komunikasi efektif
rawat inap, berkumpul pelatihan reguler, dengan baik dan 90.3% (28 perawat)
tindak lanjut kepatuhan SOP terkait patuh mengimplementasikan hand
pemantauan pasien identifikasi dan hygiene sedangkan hasil observasi 87.1%
keamanan obat dengan memegang cctv (27 perawat) patuh. Secara keseluruhan
dan kuesioner pasien untuk evaluasi capaian implementasikan sasaran
keperawatan, dan meningkatkan tugas keselamatan pasien sebesar 74.2% (23
merekam dan melaporkan budaya kasus perawat) sudah baik, namun belum
pasien. optimal dan konsisten karena belum
Jurnal Kedua Implementasi mencapai 100%. Dari hasil uji Chi Square
Sasaran Keselamatan Pasien di Ruang terdapat hubungan antara Pendidikan
Raat Inap RSU Kabupaten Tanggerang. Terakhir (p-value 0.043), Lama Bekerja
Peneliti Mardika Dwi Setiyani (p-value 0.008) dan Pelatihan Patient
Zuhrotunida , Syahridal. Metode Safety (p-value 0.043) dengan
Penelitian dalah penelitian deskriptif Implementasi Sasaran Keselamatan
analitik. Pengambilan sampel Pasien. Peluang terbesar terdapat pada
menggunakan metode total sampling, hubungan Pelatihan Patient Safety dengan
dengan total 31 perawat dan 33 pasien. Implementasi Sasaran Keselamatan
Instrumen pada penelitian ini Pasien didapatkan nilai Odds Ratio =
menggunakan kuesioner dan lembar 13.200. Rekomendasi yang perlu
observasi. Hasil Penelitian yaitu dilakukan pimpinan keperawatan RSU
menunjukkan dari 31 perawat, 77.4% (24 Kabupaten Tangerang yaitu melakukan
perawat) mengimplementasikan ketepatan monitoring dan mengevaluasi
identifikasi pasien dengan baik, pelaksanaan sasaran keselamatan pasien
sedangkan hasil observasi dari 33 pasien secara rutin dan memberikan pelatihan
sebesar 75.8% (25 pasien) menggunakan secara berkala.
gelang identitas dengan minimal dua Jurnal Ketiga Redesain Sistem
identitas dan 33 rekam medik (100%) Identitas Pasien sebagai Implementasi
teridentifikasi dengan minimal dua Patient Safety di Rumah Sakit. Peneliti
Hesty Tulus , Halimi Maksum. Metode meningkatkan ketepatan sistem
Penelitian Penelitian ini menggunakan identifikasi pasien.
pendekatan kualitatif dengan Jurnal Keempat Gambaran
menggunakan braistroming secara Pengetahuan Pasien tentang Pemasangan
bertahap dengan tujuan untuk Gelang Identifikasi Pasien di Instalasi
mendapatkan kesamaan persepsi di setiap Rawat inap A BLU. RSUP. PROF. Dr. R.
ketentuan evaluasi SPO dilaksanakan D. Kandou Manado. Peneliti Ni Luh Ayu
maksimal 3 tahun komponen yang terlibat Widyana Herman Warouw Rivelino S.
dalam pemasangan gelang sekali. Rumah Hamel. Metode Penelitian survey
Sakit X saat ini telah menyusun SPO deskriptif. Hasil Penelitian gambaran
tentang identitas. Komponen yang terlibat pengetahuan pasien tentang pemasangan
adalah instalasiidentifikasi pasien rawat gelang identifikasi pasien meliputi
inap. Kebijakan atau Surat instalasi pengertian, tujuan, pemakaian, dan
terkait dengan komite KPRS dan karakteristik di Instalasi Rawat Inap A
kelompok kerja Keputusan sebagai adalah dalam kategori baik.
payung hukum pelaksanaan akreditasi RS
di bagian Pokja SKP (Sasaran PEMBAHASAN
Keselamatan identifikasi pasien dan Sasaran Keselamatan pasien
pedoman/panduan sebagai Pasien). Hasil (SKP) yang pertama yaitu identifikasi
Penelitian Hasil menunjukkan bahwa pasien . SKP pertama yaitu rumah sakit
dilakukan oleh perawat/bidan mengembangkan sistem identikasi pasien.
penanggung jawab faktor kebijakan, Salah satu penilain SKP adalah pasien
kejelasan batasan dan penggunaan serta diidentifikasi menggunakan dua identitas
pelayanan, bukan dilakukan oleh petugas pasien, tidak boleh menggunakan nomor
administrasi prosedur penggunaan kamar atau lokasi. Setelah dilakukan
menjadi akar permasalahan. Solusi yaitu brainstorming disepakati bahwa pasien
bagian admisi. dan simulasi penerapan diidentifikasi dengan menggunakan dua
prosedur penggunaan gelang identitas identitas dan nomor rekam medis, yaitu
dengan berbagai kondisi dipandang menggunakan nama dan alamat.
sebagai metode solusi yang tepat untuk Pemberian gelang tangan (wristband) di
lengan, kaki atau tangan menjadi harus memiliki 3 identitas pasien meliputi
prosedur utama bagi pemberian identitas nama, tanggal lahir, dan nomor rekam
pasien, terutama bagi pasien yang akn medis . sistem berkode yang digunakan
diberikan tindakan invasive, pembedahan, pada proses identifikasi pasien harus
pemberian tranfusi, pemeriksaan imaging, terhubung dengan informasi 3 identitas
atau pasien yang tidak sadar. Ketentuan pasien tersebut dalam master indeks
gelang tangan antara lain adalah: 1. Harus pasien elektronik.
ditulis dengan menggunakan huruf balok, Penyebab terjadinya kesalahan
2. Penulisan secara jelas dan tidak luntur identfikasi pasien dikategorikan menjadi
apabila terkena air, 3. Harus mencakup 3 hal yaitu: 1. Kesalahan penuisan dan
paling sedikit dua dari identitas pasien, administrasi, 2. Kesalahan dalam
nama, tanggal lahir, usia, jenis kelamin, verifikasi, 3. Problem komunikasi.
ataupun nomor register rekam medis. Kesalahan dalam penulisan dan
Meskipun ketentuan penulisan identitas adminitrasi dikelompokkan pada
pasien pada gelang sudah dilakukan, kesalahan dalam labeling, kesalahan dala
ukan berarti gelang identitas menjadi pengisian data, kesalahan dalam
satu-satunya cara untuk dapat mencegah penulisan angka berdigit dan
kesalahan identikasi pasien. pendokumentasian yang tidak lengkap.
Di Australia selatan semua pasien Kesalahan dalam verifikasi bisa terjadi
harus diidentifikasi dengan benar dan pada prosedur verifikasi yang tidak ada
sesuai dengan asuhannya untuk dan tidak dilakukan. Hambatan
menghindari resiko ketidaksesuaian dan komunikasi yang sering terjadi adalah
mereduksi kerugian pasien. Sangat hambatan bahasa, kondisi pasien dan
penting untuk mengidentikasi pasien kegagalan dalam serah terima alih tugas.
dengan benar sebelum elakukan Ketidakselarasan dalam komunikasi yang
pelayanan asuhan kesehatan. Paling tidak dilakukan oleh perawat kepada pasien
terdapat 3 identitas pasien meliputi nama, bisa meningkatkan kejadian yang tidak
tanggal lahir dan nomor rekam medis. diinginkan (KTD) sehingga keselamatan
Semua master indeks pasien baik manual pasien tidak tercapai. Selama perawatan
ataupun elektronik serta rekam medis kebutuhan pasien dapat terpenuhi apabila
ditunjang dengan kelengkapan Pemberian gelang tangan (wristband) di
komunikasi informasi yang diberikan dan lengan, kaki atau tangan menjadi
berhubungan dengan identitas resiko prosedur utama bagi pemberian identitas
keselamatan. pasien. faktor utama untuk mencegah
Dari uraian diatas, faktor utama terjadinya kesalahan identifikasi pasien
untuk mencegah terjadinya kesalahan adalah ketersediaan dan kepatuhan
identifikasi pasien adalah ketersediaan terhadap SPO dan pelaporan apabila
dan kepatuhan terhadap SPO dan terjadi kesalahan identifikasi pasien.
pelaporan apabila terjadi kesalahan pasien. Apabila prosedur identifikasi
identifikasi pasien. Pelaporan kesalahan pasien dilaksanakan dengan benar maka
identifikasi pasien perlu sebagai dasar akan mencegah kesalahan dalam
perbaikan SPO dan pembelajaran agar melaksanakan proses pelayanan
tidak terjadi lagi kesalahan identifikasi kesehatan.
pasien. Beberapa manfaat yang dapat di REFERENSI
peroleh apabila semua tindakan Arum, D., Salbiah., & Manik, M.
didasarkan pada kebijakan dan prosedur 2015. Pengetahuan Tenaga Kesehatan
yang telah di tetapkan antara lain: dalam Sasaran Keselamatan Pasien di
keseragaman dan konsistensi tata kelola, Rumah Sakit Sumatera Utara. Idea
kejelasan terhadap tugas yang Nursing Journal, 7(2), 1-6.
dibebankan, mengurangi kesalahan dalam Chinta, G.L.M., SuryopUtro, A.,&
tindakan, menciptakan efisiensi waktu Jati, S.P. 2016. Analisi Pelaksanaan
dan biaya, menetapkan Identifikasi Pasien dalam Rangka
pertanggungjawaban dari setiap tindakan, Keselamatan Pasien di Unit Rawat Inap
mempermudah menentukan pelatihan, Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi.
menyiapkan kebijakan dan prosedur yang Jurnal Kesehatan Masyarakat, ISSN: 2356-
baru 3346, 4(4), 43-48.

PENUTUP Fadriyanti, Y., Suryanilsih, Y.

Penerapan sasaran keselamatan 2018. Hubungan Jam Kerja dan

pasien (SKP) di rumah sakit yang paling Karakteristik Perawat Pelaksana dengan

utama yaitu identifikasi pasien. Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien


pada Rumah Sakit di Kota Padang. Jurnal Pramaini, K., Lestari, N.P.N.E.
Menara Ilmu, ISSN 1693-2617 E-ISSN 2016. Pengaruh Perilaku Organisasi
2528-761312(6), 170-177. Dalam Implementasi Sasaran
Harsul, W., Syahrul, S & Majid, Keselamatan Pasien Terhadap Asuhan
A. 2018. Penerapan Budaya Pelaporan Keperawatan Yang Aman. JURNAL
Insiden Keselamatan Pasien di Rumah Manajemen Dan Bisnis, ISSN : 1829-8486
Sakit Umum Daerah Tipe B Provinsi 13(2), 86-108.
Sulawesi Selatan. Jurnal Parinta Abdi, Sakinah, S., Wigati, P.A., & Arso,
2(2), 119-126. S.P. 2017. Analisis Sasaran Keselamatan
Harus, B.D., Sutriningsih, A. Pasien dilihat dari Aspek Pelaksanaan
2015. Pengetahuan Perawat Tentang Identifikasi Pasien dan Keamanan Obat di
Keselamatan Pasien dengan Prosedur RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Jurnal
Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Kesehatan Masyarkat, ISSN: 2356-3346,
(KPRS) di Rumah Sakit Panti Waluya 5(4), 145-152.

Sawahan Malang. Jurnal Care, 3(1), 25- Setiani, M.D., Zuhrotunnida.,&

32. Syahridal. 2016. Implementasi Sasaran

Iswati. (2013). Penerapan Keselamatan Pasien di Ruang Rawat Inap

Sasaran Keselamatan Pasien Di Rumah RSU Kabupaten Tanggerang. JKFT, 2,

Sakit. Akademi Keperawatan Adi Husada 59-69.

Hal. 59-63. Simamora, R.H. (2018). Buku

Pambudi, Y.D.W., Sutriningsih, Ajar Keselamatan Pasien Melalui

A.,& Yasin, D.D.F. 2018. Faktor-faktor Timbang Terima Pasien Berbasis

yang Mempengaruhi Perawat dalam Komunikasi Efektif: SBAR.

Penerapan 6 SKP (Sasaran Keselamatan


Pasien) Pada Akreditasi JCI (Joint Simamora, R.H. (2019). The

Commision International) di Ruang Influence Of Training HandOver Based

Rawat Inap Rumah Sakit Panti Waluya SBAR Communication For Improving

Malang. Jurnal Nursing news, 3(8), 729- Patient Safety, Indian Journal Of Public

746. Health Research & Development, 9 jilid


10, 1280-1285.
Simamora, R.H. (2019).
Documentation of Patient Identification
Into the Electronic System to Improve the
Quality of Nursing Service, International
Journal Of Scientific & Thecnologhy
Service, 08 (09) jilid 1, 1884-1886.

Sundoro, T., Rosa, E.M.,&


Risdiana, I. 2016. Evaluasi Pelaksanaan
Sasaran Keselamatan Pasien Sesuai
Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 di
Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak PKU
Muhammadiyah Kotagede Yogyakarta.
Jurnal Medicoeticolegal dan Manajemen
Rumah Sakit, 5 (1): 40-48.

Syam, N.S. 2017. Implementasi


Budaya Keselamatan Pasien oleh Perawat
di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar.
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 11(2), 169-
174.
Tulus, H., Maksum, H. 2015.
Redesain Sistem Identitas Pasien sebagai
Implementasi Patient Safety di Rumah
Sakit. Jurnal Kedokteran Brawijaya,
28(2), 222-227.

Anda mungkin juga menyukai