Anda di halaman 1dari 5

Nama : Astary Utami

NIM : 1919720009
Prodi : Pasca Sarjana Kesmas UKB
Semester :3
Dosen Pengampu : DR. Rico Januar S, SKM, M.Kes (Epid)

UAS Manajemen Penanggulangan Wabah dan KLB


Sabtu, 30 Januari 2021

1. Jelaskan kriteria kejadian luar biasa suatu penyakit yang terjadi di masyarakat !

1) Penyakitnya tak pernah ada/ tak dikenal sebelumnya


2) Penyakit/kematian meningkat terus selama 3 kurun waktu berturut-turut
3) Kejadiannya meningkat lebih dari atau sama dengan 2 kali dibanding periode
sebelumnya
4) Penderita baru dalam 1 bulan naik 2 kali dibanding rata-rata per bulan dalam tahun
sebelumnya
5) Angka rata-rata per bulan selama 1 tahun naik lebih dari atau sama dengan 2 kali
dibanding rata-rata per bulan tahun sebelumnya
6) Untuk beberapa penyakit, 1 kasus dianggap KLB

2. Jelaskan langkah-langkah penyelidikan wabah di lapangan !

1. Persiapan Investigasi di Lapangan


Tiga kategori:
• Investigasi (pengetahuan ilmiah yang sesuai, perlengkapan dan alat)
• Pembentukan dan konsultasi team (peran masing-masing petugas yang turun ke
lapangan)
• Administrasi (prosedur administrasi dan perijinan)
2. Memastikan adanya Wabah
• Menentukan apakah jumlah kasus yang ada sudah secara bermakna melampaui jumlah
yang biasa
• Dilakukan dengan membandingkan jumlah yang ada saat itu dengan jumlahnya beberapa
minggu atau bulan sebelumnya,
• Atau dengan jumlah yang ada pada periode waktu yang sama di tahun-tahun sebelumnya
3. Memastikan diagnosis
4. a. Membuat definisi kasus
b. Menemukan dan menghitung Kasus
5. Epidemiologi deskriptif (waktu, tempat, orang)
6. Membuat hipotesis
7. Menilai hipotesis (penelitian kohort dan penelitian kasus-kontrol)
8. Memperbaiki hipotesis dan mengadakan penelitian tambahan
9. Melaksanakan pengendalian dan pencegahan
10. Menyampaikan hasil penyelidikan/Laporan KLB

3. Jelaskan jejaring surveilans dan teknik koordinasi yang dilakukan dalam penyelidikan
wabah !
Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan dilaksanakan melalui jejaring kerja Surveilans
Kesehatan antara unit surveilans dengan sumber data, pusat penelitian dan kajian, program
intervensi kesehatan, dan unit surveilans lainnya. Jejaring kerja Surveilans Kesehatan
bertujuan untuk menguatkan kapasitas surveilans, tersedianya data dan informasi yang
komperehensif, meningkatkan kemampuan respon cepat terhadap kejadian penyakit dan
faktor risiko dalam rangka menurunkan angka kesakitan, kematian serta kecacatan.
Jejaring kerja Surveilans Kesehatan diselenggarakan oleh seluruh unit penyelenggara
Surveilans Kesehatan baik di pusat, provinsi, dan kabupaten/kota berupa pertukaran data
dan informasi epidemiologi, serta peningkatan kemampuan Surveilans Kesehatan yang
terdiri dari :
1) Jaringan kerjasama antara unit-unit surveilans dengan penyelenggara pelayanan
kesehatan, laboratorium dan unit penunjang lainnya.
2) Jaringan kerjasama antara unit-unit Surveilans Kesehatan dengan pusat-pusat
penelitian dan kajian, program intervensi kesehatan dan unit-unit surveilans lainnya.
3) Jaringan kerjasama unit-unit Surveilans Kesehatan antara kabupaten/kota,
provinsi dan nasional.
4) Jaringan kerjasama unit surveilans dengan berbagai sektor terkait nasional,
bilateral negara, regional, dan internasional.
Penyelenggaraan jejaring kerja Surveilans Kesehatan dilaksanakan oleh unit penyelenggara
Surveilans Kesehatan baik di unit-unit utama pusat danUPT pusat (UPT Kementerian
Kesehatan), pusat-pusat penelitian dan pengembangan, pusat-pusat data dan informasi,
Dinas Kesehatan Provinsi dan UPT Dinas Kesehatan Provinsi, serta Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dan UPT Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, baik pada kondisi normal
maupun sedang terjadi KLB atau wabah.

4. Studi kasus KLB keracunan makanan.


Penyelidikan epidemiologi KLB keracunan makanan

1. Persiapan investigasi lapangan


Sebelum nya dilaporkan oleh salah seorang warga di desa A bahwa terdapat warga yang
muntah-muntah hebat setelah pulang dari makan di tempat hajatan. Tidak lama kemudian
disusul dengan warga yang lain yg juga mengalami mual hingga muntah hebat setelah
makan di tempat hajatan yang sama. Dalam waktu 1 jam terdapat setidaknya 20 warga
yang mengalami mual hingga muntah hebat setelah makan dari tempat hajatan tersebut.
Lalu warga tersebut melaporkan kejadian ini ke dinas kesehatan kabupaten setempat.
Menanggapi hal ini dinkes kabupaten tersebut langsung membentuk tim untuk melakukan
investigasi wabah di lapangan yang terdiri dari dokter, surveilans, perawat dan petugas
labor.

2. Memastikan adanya wabah


Setelah turun dilapangan dan melihat langsung kondisi di lapangan maka dinkes
kabupaten menyatakan bahwa ini merupakan Wabah / KLB karena semakin bertambah
banyaknya warga yang mengalami keluhan serupa.
3. Memastikan diagnosis
Diagnosis pada wabah ini adalah gastroenteritis et causa keracunan makanan
- Membuat definisi kasus
Gastroenteritis adalah muntah/diare akibat infeksi atau peradangan pada dinding
saluran pencernaan
Keracunan makanan adalah kondisi yang ditandai dengan munculnya mual,
muntah, atau diare setelah mengonsumsi makanan yang telah terkontaminasi.
- Menemukan dan menghitung kasus
Adapun kasus yang didapatkan adalah sebanyak 40 warga yang mengalami keracunan
makanan
4. Epidemiologi deskriptif (waktu, tempat, orang)
Waktu : Minggu, 10 Januari 2020
Tempat : Desa A
Orang : 40 warga mengalami keracunan makanan
5. Membuat hipotesis
Sebanyak 40 warga mengalami dicurigai mengalami gastroenteritis ec keracunan
makanan
6. Menilai hipotesis
Hipotesis ini akan dibuktikan dengan pengambilan sampel makanan yang akan diperiksa
di Laboratorium
7. Memperbaiki hipotesis
Setelah dilakukan pemeriksaan sampel makanan di laboratorium didapatkan hasil bahwa
makanan yang dikonsumsi oleh warga di hajatan desa A terkontaminasi bakteri
Sthapilococcus aureus
8. Melaksanakan pengendalian dan pencegahan
Untuk pengendalian dan pencegahan kasus ini maka pihak Dinkes kabupaten melakukan
upaya penyediaan air bersih, sosialisasi pengolahan dan penyimpanan makanan yang
higienis secara berkala
9. Menyampaikan hasil penyelidikan laporan KLB
Dari hasil penyelidikan yang dilakukan oleh tim investigasi wabah dinkes kabupaten
maka memang benar terjadi KLB keracunan makanan akibat makanan yang
terkontaminasi bakteri Sthapilococcus aureus di desa A.

Anda mungkin juga menyukai