NAMA : BAGOD ASTURYNO WIJAYA RUANG: LUKMAN RUMAH SAKIT ISLAM KENDAL
MIND MAPPING FRAKTUR
Sumber : DEFINISI Trauma langsung: Trauma tidak langsung Kondisi Patologis Terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan 1. Smeltzer, S. C & Bare G Brenda. (2013). Buku Ajar Jatuh, hantaman, keperawtan medikal bedah. Jakarta: EGC. luasnya (Smeltzer, S. C & Bare, 2013) kecelakaan 2. Nanda-I (2018-2020) diagnosis keperawatan: Definisi Tekanan pada tulang Tulang rapuh dan klasifikasi EGC.jakarta 3. Intervensi SIKI (2018) PPNI PENATALAKSANAAN: Tidak mampu meredam Tidak mampu menopang BB 1. Mengatur posisi energi yang besar Manifestasi klinis 2. Pemantauan neurosirkulasi 1. Nyeri terus menerus dan semakin 3. Mempertahankan jaringan adekuat berat untuk digerakkan FRAKTUR 4. Pertahankan kekuatan mobilisasi 2. Deformitas 5. Mempertahankan keutuhan kulit dan penyembuhan luka 3. Teraba derik tulang 4. Pembengkakan 6. Mengurangi nyeri 5. Estremitas tidak dapat digerakkan Diskontinuitas tulang Post oprasi dengan baik 6. Adanya perubahan tulang Pre operasi
Perubahan jaringan Pergeseran fragmen Prosedur pembedahan
PEMERIKSAAN sekitar tulang Penurunan motorik Fraktur tertutup Kurang pengetahuan PENUNJANG Tingkat infeksi KH: tentang tindakan kemerahan operasi 1. Foto polos menurun, nyeri 2. Pemeriksaan Pergeseran fragmen Merusak jaringan Adanya Luka post menurun, Tertutupnya radiologi lainya tulang sekitar operasi dan MK: Kelemahan anggota gerak bengkak kontinuitas jaringan ( MRI, CT Scan, terpasang pent orif Resiko MK: Defisiensi menurun. tulang Tomografi) infeksi 1. Observasi pengetahuan 3. Pemeriksaan darah deformitas Pelepasan mediator keadaan luka MK: Resiko cidera rutin dan golongan nyeri (histamin, (warna, bau, prostagladin, Daya topang tubuh darah ukuran, bradikinin,dll) kedalaman luka) berkurang Tingkat Pengetahuan MK: gangguan Terputusnya 2. Lakukan (KH): prilaku sesuai mobilitas fisik kontinuitas jaringan perawatan luka Tingkat Cidera (KH): anjuran meningkat, 3. Anjurkan pasien kejadian cidera menurun, Keterbatasan dalam prilaku sesuai Ditangkap reseptor merubah posisi luka/lecet menurun. bergerak pengetahuan meningkat. Mobilitas fisik (KH): pergerakan ekstermitas menungkat, nyeri perifer 4. Kolaborasi 1. Monitor TTV MK: Gangguan pemberian terapi 1. Berikan penilaian kekuatan otot meingkat, rentang gerak meningkat. 2. Manajeman keamanan integritas kulit antibiotik keamanan tentang tingkat 1. Monitor kekuatan otot pasien MK: Gangguan pengetahuan pasien 2. Berikan pet Impuls ke otak 3. Manajemen syok Hambatan 4. Menejemen jalan nafas mobilitas fisik tentang proses 3. unjuk langkah demi langkah untuk aktivitas mototrik 5. Ajarkan nafas dalam penyakit yang 4. Ajarkan pasien exercise terapi (ROM) mobilitas fisik Integritas kulit dan 6. Anjurkan lingkungan sepsifik 5. Konsultasikan dengan ahli terapi fisik untuk menentukan jaringan (KH): kerusakan bersih 2. Diskusikan pilihan aktivitas yang bisa dilakukan Persepsi nyeri Mobilitas fisik (KH): jaringan menurun, 7. Kolaborasi Pendidikan terapi atau MK: resiko jatuh kesehatan pergerakan ekstermitas penangangan kerusakan lapisan kulit Timgkat nyeri (KH): keluhan nyeri menurun, meringgis MK: Nyeri akut menurun, perdarahan meningkat, kekuatan otot 3. Gambarkan proses meningkat. penyakit dengan cara menurun, gelisah menurun. menurun. 1. Observasi keadaan luka yang tepat 1. Kaji skala nyeri, faktor pemicu, kualitas, tempat, dan Tingkat jatuh (KH): jatuh dari 1. Kaji kemampuan mobilitas 2. Perawatan luka 4. Sediakan informasi kapan nyeri terjadi tempat tidur menurun, jatuh saat pasien 3. Anjurkan lingkungan pada pasien tentang 2. Bantu pasien mengidentifikasi hal-hal yang dapat berdiri menurun. 2. Posisikan sesuai body bersih kondisi dengan cara menyebabkan nyeri 1. Identifikasi lingkungan alighment yang tepat 4. Ajarkan cuci tangan yang tepat Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri 2. Orientasi ruangan 3. Jelaskan alasan 3. 5. Kolaborasi dalam 3. Pasang handrail tempat tidur diperlukannya tirah baring 4. Kolaborasikan pemberian terapi analgetik pengobatan 4. Anjurkan menggunakan alas kaki 4. Ajarkan latihan ditempat tidur 5. Kolaborasi dengan fisioterapis