Anda di halaman 1dari 49

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. A PADA Ny.

M DENGAN
HIPERTENSI DI RT 03 RW 04 DESA KRAPYAK, KECAMATAN
TAHUNAN, JEPARA

Diajukan Untuk Memenuhi salah satu tugas stase Keperawatan Keluarga, Kelompok
Khusus, dan Komunitas

Disusun oleh :

FAYRUZ ZAHROTIN NISWAH

NIM. P1337420919067

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
2020
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. A PADA Ny. M DENGAN
HIPERTENSI DI RT 03 RW 04 DESA KRAPYAK, KECAMATAN
TAHUNAN, JEPARA

Fayruz Zahrotin Niswah1, Sri Widiyati, SKM, M.Kes2


1
Mahasiswa Program Studi Profesi Ners, Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang
2
Dosen Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Semarang
Koresponden: fayruzzn241@gmail.com

Latar Belakang : Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat di


seluruh dunia. Joint Nation Committeon Prevention, Detection, Evaluation, and
Treatment on High Blood Pressure VII (JNC VII) menyatakan hampir satu miliar
orang menderita hipertensi di dunia. Sedangkan prevalensi hipertensi di Indonesia
tahun 2011 adalah 31,7% dari populasi pada usia 18 tahun keatas. Sekitar 80%
penderita hipertensi tersebut tergolong hipertensi essensial (Azizah, 2014).

Tujuan : Untuk mengidentifikasi dan penatalaksanaan klien dengan masalah


hipertensi, dan masalah keperawatan defisien pengetahuan berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi pada Ny.M, dan nyeri
kronis berhubungan dengan agen cedera fisiologis (peningkatan tekanan vascular
cerebral).

Metode : Metode asuhan keperawatan yang dilakukan adalah mengidentifikasi


masalah klien, menentukan intervensi dan penatalaksanaan dengan mengacu pada
handbook diagosa NANDA NIC & NOC 2018 serta mengimplementasikan untuk
kemudian dilakukan observasi atau evaluasi akhir setelah dilakukan intervensi
sesuai dengan waktu yang ditargetkan.

Hasil : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, klien


mengalami perkembangan yang signifikan pada masalah keperawatan defisien
pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
hipertensi pada Ny.M dan nyeri kronik berhubungan dengan agen cedera
fisiologis (peningkatan tekanan vascular cerebral) setelah dilakukan tindakan
kontrol nyeri dan terapi tambahan komplementer.

Kesimpulan: Simpulan bahwa perlu dilakukan pengkajian holistik sehingga dapat


menegakkan diagnosa keperawatan yang tepat dan sesuai prioritas.

Kata Kunci : Hipertensi, asuhan keperawatan keluarga, terapi komplementer.


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat di seluruh
dunia. Joint Nation Committeon Prevention, Detection, Evaluation, and
Treatment on High Blood Pressure VII (JNC VII) menyatakan hampir satu
miliar orang menderita hipertensi di dunia. Sedangkan prevalensi
hipertensi di Indonesia tahun 2011 adalah 31,7% dari populasi pada usia
18 tahun keatas. Sekitar 80% penderita hipertensi tersebut tergolong
hipertensi essensial (Azizah, 2014).
Sebagian besar pasien hipertensi menggunakan obat bahan alam
selain obat hipertensi konvensional. Seluruh pasien menggunakan obat
bahan alam yang secara teori memang terbukti menurunkan tekanan darah.
Namun demikian hanya 15,2% pasien yang menggunakan obat bahan alam
sesuai dengan peraturan BPOM tentang kriteria jamu. Hasil penelitian ini
menunjukkan masih perlunya edukasi penggunaan obat bahan alam di
masyarakat sebagai terapi komplementer untuk hipertensi (Paramita,
2017).
Pada lanjut usia terjadi kemunduran fungsi tubuh dimana salah
satunya adalah kemunduran fungsi kerja pembuluh darah. Penyakit yang
sering dijumpai pada golongan lansia yang disebabkan karena kemunduran
fungsi kerja pembuluh darah yaitu salah satunya hipertensi atau tekanan
darah tinggi. Tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit
degenerative yang mempunyai tingkat morbiditas dan mortalitas tinggi.
Tekanan darah tinggi merupakan suatu penyakit akiba tmeningkatnya
tekanan darah arterial sistemik baik sistolik maupun diastolik (Arlita,
2014).
Data World Health Organization (WHO) 2015 menunjukkan
sekitar 1,13 miliar orang di dunia menderita hipertensi. Artinya, 1 dari 3
orang di dunia terdiagnosis menderita hipertensi, hanya 36,8% di
antaranya yang minum obat. Jumlah penderita hipertensi di dunia terus
meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada 2025 akan ada 1,5miliar
orang yang terkena hipertensi. Diperkirakan juga setiap tahun ada 9,4 juta
orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasi. Di Indonesia,
berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi hipertensi di Indonesia
sebesar 34,1%.
Kesehatan lansia bila tidak di tangani dengan baik, akan
menyebabkan penurunan fungsi fisik dan fisiologis sehingga terjadi
kerusakan tubuh yang lebih parah, menimbulkan banyak komplikasi dan
mempercepat kematian. Hipertensi pada lansia bila tidak segera diobati
dapat menyebabkan gagal jantung, stroke dan gagal ginjal (Potter dan
Perry, 2005). Faktor yang dapat mempengaruhi hipertensi ada dua yaitu,
faktor yang dapat dikendalikan seperti obesitas, medikasi, gayahidup,
stress dan faktor yang tidak dapat di kenali seperti usia, riwayat keluarga,
jenis kelamin (Junaedi, E dkk, 2013).
Pemanfaatan herbal untuk pemeliharaan kesehatan dan gangguan
penyakit hingga saat ini sangat dibutuhkan dan perlu dikembangkan,
terutama dengan melonjaknya biaya pengobatan. Dengan maraknya
gerakan kembali ke alam (back to nature) kecenderungan penggunaan
bahan obat alam/herbal di dunia semakin meningkat. Gerakan tersebut
dilatarbelakangi perubahan lingkungan, pola hidup manusia, dan
perkembangan pola penyakit (Paulus, 2015). Obat tradisional adalah bahan
atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan
mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang
secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat
diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.

B. WOC
(Terlampir)
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Ny.M DENGAN
HIPERTENSI DI RT 03 RW 04 DESA KRAPYAK, KECAMATAN
TAHUNAN, JEPARA

1. PENGKAJIAN KELUARGA
Hari/Tanggal : Selasa, 5 Mei 2020 pukul 09.00 WIB
A. Identitas Keluarga
Inisial Kepala Keluarga : Tn. A
Umur : 53 Tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : Strata 1
Pekerjaan : PNS
Alamat : RT 3/ RW 4, Desa Krapyak, Kec.Tahunan, Jepara
Sumber Informasi : Klien dan keluarga
B. Data Umum
Ke
Status Imunisasi ada
an
Jenis Hub kel. Pendi
Nama Umur Ca
Kelamin KK dikan Hepatiti
Polio DPT mp Ket.
BCG s
ak
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
Tn. A Laki- KK 53th S-1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Leng Seh
laki kap at
Ny. T Peremp Istri 52th SMA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Leng Sak
uan kap it
An. FZ Peremp Anak 23th S-1 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Leng Ane
uan kap mia
An. FN Laki- Anak 20th SMA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Leng Seh
laki kap at
An. FB Laki- Anak 20th SMA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Leng Seh
laki kap at
Ny.M Peremp Ibu 77th SMA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Leng Sak
uan kap it
(Hi
pert
ensi
)

1. Genogram

Keterangan :
: Laki – laki
: Perempuan
: Menikah
: Tinggal dalam satu rumah
: Pasien

: Laki-laki meninggal

: Perempuan meninggal

2. Tipe keluarga
Keluarga Tn. A merupakan keluarga yang termasuk tipe extended family
yang terdiri dari keluarga int dengan satu orang nenek. Tn. A tinggal
serumah dengan istri, anak dan ibunya (nenek).
3. Suku bangsa
Keluarga Tn. A merupakan keluarga suku Jawa. Bahasa yang digunakan
sehari-hari adalah bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia. Tidak ada kebiasaan
keluarga yang dipengaruhi suku yang berpengaruh pada kesehatan
keluarga.
4. Agama
Keluarga Tn.A beragama Islam, tidak ada perbedaan antar anggota
keluarga dalam keyakinan dan praktiknya, keluarga aktif menjalankan
ibadah, agama dijalankan berdasarkan keyakinan atau nilai keluarga.Tn.A
meyakini kalau ada anggota keluarga yang sakit semua itu adalah cobaan
dari Tuhan Yang Maha Esa dan keluarga selalu berdoa untuk kesembuhan.
5. Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga Tn.A mengatakan penghasilan rata-rata perbulan > 4.000.000,00.
Keluarga merasa penghasilannya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari
– hari (hanya terbatas dalam ruang lingkup kebutuhan makan sehari – hari,
tidak termasuk dalam pemenuhan kebutuhan lain yang tidak terduga).
Keluarga mengatakan mengikuti tabungan dan arisan di RT nya.
6. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga Tn.A mengatakan tidak terbiasa melakukan rekreasi karena hari
Senin-Jumat Tn.A dan Ny. T bekerja, jika hari libur Tn.A lebih senang
untuk istirahat. Keluarga Tn. A menganggap uangnya lebih baik disimpan
untuk kebutuhan anak-anak, maupun untuk kebutuhan yang mendesak.

C. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Tn. A saat ini adalah keluarga dengan anak
berusia 23 tahun, 20 tahun dan 20 tahun. Tugas perkembangan keluarga
dengan anak dewasa muda adalah memberikan kebebasan yang seimbang
dengan tanggung jawab, mempertahankan hubungan yang intim dengan
keluarga, mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan
orang tua, hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan, perubahan
sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga (merupakan
tahap paling sulit karena orang tua melepas otoritasnya dan membimbing
anak untuk bertanggung jawab. Seringkali muncul konflik orang tua dan
remaja). Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah yaitu
melatih anak untuk mampu bercerita dan mendengar serta mengulang hal-
hal yang penting. Sedangkan untuk anak usia prasekolah yaitu keluarga
mampu melatih anak untuk memakai baju atau kaos secara mandiri.
2. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Pada keluarga Tn.A berada pada tahap perkembangan keluarga dewasa
dengan tugas keluarga yang belum terpenuhi yaitu tugas dalam merawat
keluarga yang sakit.
3. Riwayat Keluarga Inti
Tn. A dan Ny. T sudah menikah selama 28 tahun dan tinggal bersama. Tn.
A dan Ny.T tidak menderita penyakit tertentu dan tidak mempunyai
riwayat keturunan penyakit menular maupun penyakit degeneratif,
sedangakan untuk Ny.M menderita penyakit hipertensi selama 25 tahun.
An.Fz menderita anemia, An. Fn dan Fb tidak memiliki penyakit tertentu.
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki gangguan mental.

D. Pola Kesehatan Keluarga


1. Keadaan Kesehatan Keluarga
Tn. A, Ny.T dan kedua anaknya tidak ada keluhan dan dalam kondisi
sehat, sedangkan An.Fz menderita anemia dan Ny. M terkadang mengeluh
pusing dan kesulitan berjalan karena hipertensi yang diderita serta sudah
berusia lanjut.
2. Kebersihan Perorangan
Keluarga Tn. A selalu mengutamakan kebersihan. Tn. A, Ny. T, Ny.M dan
ketiga anaknya memiliki kebiasaan mandi 2 kali sehari, menggosok gigi 2
kali sehari setelah makan dan sebelum tidur, mencuci rambut 1-2 hari
sekali, kuku tangan dalam keadaan bersih. Semua anggota keluarga Tn.A
selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan serta setelah dari
kamar mandi. Ny. T selalu merapikan dan membersihkan rumahnya setiap
hari dibantu oleh anak-anaknya.
3. Penyakit yang Diderita
Tn.A dan Ny.T tidak menderita penyakit tertentu. Sedangkan Ny. M
menderita penyakit hipertensi namun tidak mempunyai riwayat penyakit
menular. Anak Tn. A dan Ny. T tidak ada keluhan dan dalam keadaan
sehat. Tidak ada anggota keluarga yang memiliki gangguan mental.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Tn.A mengatakan tidak pernah menderita penyakit tertentu dan tidak
pernah di rawat di rumah sakit. Ny.T mengatakan bulan mei tahun yang
lalu pernah dirawat di rumah sakit karena terserang diare sehigga harus
dirawat selama 7 hari. Ny. M menderita hipertensi dan pernah dirawat di
rumah sakit tahun lalu bulan juli akibat Ht emergency yang saat itu TD
nya mencapai 212/110 mmHg .
5. Riwayat Penyakit Sekarang
Ny.M mengatakan sering pusing ketika bekerja terlalu berat.
6. Penyakit Keturunan
Tn.A mempunyai riwayat penyakit keturunan yaitu hipertemsi dari ibunya
(Ny.M), sedangkan Ny.T tidak memiliki riwayat penyakit keturunan.
7. Penyakit Kronis dan Menular
Tn.A tidak menderita penyakit kronis maupun menular, sedangkan Ny.M
menderita penyakit hipertensi.
8. Kecacatan Anggota Keluarga
Keluarga Tn.A mengatakan tidak ada kecacatan dalam anggota
keluarganya.
E. Pengkajian lingkungan
1. Karakteristik Rumah
a. Denah Rumah
Perumahan

Keterangan :
: Sekat antar ruangan
: Jendela/ventilasi

Keluarga Tn.A tinggal di rumah pribadi di RT 03/ RW 04 Desa


Krapyak, Kec.Tahunan, Jepara, jenis bangunan rumah Tn.A yaitu
permanen dengan luas kamar 5x4 m2, status kepemilikan adalah milik
pribadi, terdapat pekarangan pada rumah Tn. S seluas 10x6 m 2, lantai
terbuat dari tegel (keramik), terdapat ventilasi di kamar Tn.A dan
seluruh kamar anak-anaknya, atap rumah dari genteng, ventilasi pada
bagian pintu dan jendela. Sistem penerangan listrik, pada siang hari
cahaya dapat masuk. Dapur terletak di belakang dan kamar mandi
terletak di luar kamar.
Keluarga Tn.A mengunakan fasilitas sosial seperti lapangan atau pos
kamling, serta fasilitas kesehatan seperti dokter keluarga. Keluarga
Tn.A mengikuti perkumpulan sosial dimasyarakat ini seperti
pertemuan/perkumpulan dawis dan PKK RT 03/RW 04. Fasilitas
pelayanan kesehatan yang ada dimasyarakat adalah posyandu dan
puskesmas. Tempat berobat keluarga Tn.A di dokter keluarga
menggunakan BPJS.
b. Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah di rumah Tn.A diletakkan di plastik kemudian di
buang di TPU.
c. Pembuangan Air Kotor
Pembuangan/limbah air kotor pada keluarga Tn.A yaitu dibuang
melalui saluran got. Kondisi limbah keluarga tidak ada yang tersumbat.
d. Sanitasi
Keluarga Tn.A menggunakan sumber air PDAM mandi, dan mencuci,
untuk air minum menggunakan galon. Kondisi air tidak ada masalah
(tidak berbau ataupun berasa) pada sumber air PDAM di keluarga
Tn.A. Tempat penampungan air menggunakan bak di dalam kamar
mandi dengan kondisi terbuka namun dikuras 4-5 hari sekali.
e. Sumber Pencemaran
Keluarga Tn.A mengatakan tidak ada sumber pencemaran di
lingkungan rumahnya.
f. Sumber Air Minum
Keluarga Tn.A menggunakan galon untuk minum atau terkadang
merebus air sendiri.
g. Jamban
Kebiasaan keluarga buang air besar di WC. Keluarga Tn.A
menggunakan jenis WC leher angsa. Jarak PDAM dengan septic tank
yaitu <10 meter.
2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Keluarga Tn.A berada di lingkungan RT 03 RW 04 yang mayoritas
penduduk bekerja sebagai pebisnis, karyawan swasta dan pedagang.
Hubungan antar tetangga sangat baik, rumah bervariasi dengan status
ekonomi menengah kebawah. Tn.A mengikuti kegiatan perkumpulan
bapak-bapak di lingkungan tempat tinggalnya, istrinya mengikuti
perkumpulan ibu-ibu PKK dan dawis untuk melakukan arisan dan
menabung rutin seminggu sekali dan di laksanakan secara bergantian,
Ny.M juga seorang pengelola yayasan sekolah, menjabat sebagai kepala
dan Ny.T menjabat sebagai bendahara.
Fasilitas yang ada dimasyarakat yaitu masjid, pasar, sekolah dan
puskesmas. Transportasi yang ada dimasyarakat yaitu angkutan umum dan
ojek.
3. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn.A tinggal di RT 03/RW 04 sekitar tahun 2002. Keluarga
Tn.A menikah di Pekalongan dan tinggal bersama orang tua Tn.A selama
10 tahun kemudian pindah ke rumah pribadi dan menetap di RT 03/ RW 4
sampai sekarang. Tn.A bekerja sebagai PNS di kantor Badan Pusat
Statistik (BPS Kab.Jepara) sedangkan istri dan ibunya menjabat sebagai
pengurus sebuah yayasan sekolah di desanya.
4. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Tn.A mengatakan seluruh anggota keluarga memiliki jaminan
kesehatan yaitu BPJS dari pemerintah secara gratis. Saat ini, ibu dan anak
pertamanya yang dalam kondisi sakit yaitu hipertensi serta anemia,
sedangkan anggota keluarga lainnya dalam keadaan sehat dan tidak ada
keluhan. Jarak rumah dengan layanan fasilitas kesehatan dokter keluarga
sekitar 1,5 km.

F. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Keluarga Tn.A menggunakan bahasa jawa dan bahasa Indonesia dalam
berkomunikasi sehari-hari. Hubungan Tn.A dengan anggota keluarganya
berjalan harmonis, pola komunikasi yang digunakan keluarga Tn.A adalah
komunikasi terbuka. Jika ada masalah dalam keluarga selalu dibicarakan
bersama.
2. Struktur dan kekuatan keluarga
Keluarga Tn.A terdiri dari 1 KK dan tambahan 1 orang yaitu ibunya yaitu
keluarga extended yang tinggal dalam satu rumah. Secara struktural
anggota keluarga yang paling aktif berperan yaitu Tn.A selaku kepala
keluarga. Dalam pengambilan keputusan, Tn.A selalu
memusyawarahkannya bersama istri serta ibunya.
3. Struktur peran (Formal dan Informal)
Tn.A berperan sebagai seorang suami dari Ny.T yang bertugas untuk
mencari nafkah, seorang ayah bagi ketiga anak dan ibunya. Sedangkan
Ny.T berperan sebagai istri dari Tn.A sekaligus sebagai ibu rumah tangga
yang mengurus rumah dan anak serta membantu suami mencari nafkah
dengan mengurus yayasan bersama mertuanya, Ny.M berperan sebagai
nenek dari ketiga cucunya, dan masih mengurus yayasan bersama menantu
dan menjabat sebagai ketua di sebuah yayasan di desanya.

G. Nilai dan norma keluarga


1. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif dalam keluarga Tn.A dilihat dari kepedulian antar
anggota keluarga. Tn,A selalu memperhatikan istri, anak dan ibunya
serta sebagai panutan dalam memberikan motivasi atau nasehat kepada
anak-anaknya. Sedangkan Ny.T selalu memperhatikan kebutuhan suami
dan anaknya. Setiap anggota keluarga merasa saling melengkapi. Tidak
terdapat konflik dalam keluarga yang berhubungan dengan peran dan
harga diri. Anggota keluarga saling menghormat, menyayangi,
melindungi dan saling menjaga satu sama lain.
b. Fungsi Sosial
Keluarga Tn.A ikut andil dalam setiap kegiatan RT, seperti gotong
royong dan PKK. keluarga memperhatikan norma dan etika dalam
berperilaku, baik dalam lingkungan keluarga maupun di masyarakat.
Tn.A dan Ny.T membesarkan anak-anaknya secara bersama-sama
begitu pula dengan kehidupan rumah tangga anak-anaknya. Interaksi
antar anggota keluarga terjalin baik.
2. Fungsi perawatan kesehatan
a. Mengenal Masalah Kesehatan
Keluarga Tn.A, Ny.T, dan Ny.M mengatakan bahwa mereka sudah
mengetahui penyakit yang di derita Ny.M yaitu hipertensi dan satu anak
perempuannya (Ny.Fz) yaitu menderita anemia. Ny.T dan keluarga juga
sudah mengetahui tentang penyakit Hipertensi dan anemia, namun
kurang begitu detil lebih mendalam dalam artian medis. Ny.M juga
rutin mengkonsumsi obat penurun tekanan darah setiap hari yang
didapatnya dari mengikuti kegiatan prolanis. Hanya saja An.Fz tidak
mengonsumsi obat penambah darah seperti yang dianjurkan karena
tidak tahan dengan rasa mualnya.
b. Mengambil Keputusan Tentang Tindakan yang Tepat
Keluarga Tn.A sudah mampu untuk mengambil keputusan terhadap
anggota keluarga yang sakit (Ny.M dan An.Fz) sehingga langsung
dibawa ke Puskesmas atau dokter keluarga untuk mendapatkan
pengobatan.
c. Merawat Anggota Keluarga yang Sakit
Keluarga Tn.A belum mampu merawat anggota keluarga yang sakit,
terbukti dengan Ny.M belum menerapkan pola hidup sehat seperti
mengurangi makanan yang asin dan olahraga untuk mengontrol tekanan
darahnya, serta An.Fz yang tidak mau mengkonsumi obat penambah
darah karena alasan tidak tahan dengan rasa mual. Ny.M hanya
mengonsumsi obat penurun tensi untuk mengontrol tekanan darahnya
yang didapatya dari kegiatan prolanis setiap bulannya.
d. Memelihara lingkungan rumah yang Sehat
Keluarga Tn.A mengatakan bahwa mereka tahu untuk menjaga
kebersihan lingkungan untuk menjaga kesehatan. Kondisi rumah
keluarga Tn.A bersih dan rapi, tidak terdapat barang atau sampah yang
berserakan. Keluarga Tn.A membuang limbah ke got dan sampah ke
TPU.
e. Memanfaatkan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Tn.A mengatakan bahwa seluruh anggota keluarga mempunyai jaminan
kesehatan dan apabila ada anggota keluarga yang sakit akan langsung
dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat seperti Puskesmas dan doter
keluarga.
3. Fungsi reproduksi
KeluargaTn.A mengatakan memiliki tiga orang anak yaitu 2 laki-laki dan
1 perempuan. Sebelumnya Ny.T pernah menggunakan pil KB suntik 3
bulan tetapi tidak cocok karena mengalami perdarahan ketika menstruasi
kemudian saat ini Ny.T tidak menggunakan KB apapun karena sudah
memasuki masa menopouse.
4. Fungsi ekonomi
Dalam upaya pemenuhan sandang pangan, Tn.A bekerja sebagai buruh
negara (PNS) di kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Jepara dan
dibantu oleh istri dan ibunya yang mengurus yayasan sekolah di desanya..
Keluarga Tn.A mengatakan dalam menyediakan makanan sehari 3x1
dengan menu makanan sederhana (nasi, lauk dan sayur). Keluarga Tn. A
mengatakan penghasilannya dan penghasilan istri cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
H. Stress dan koping keluarga
1. Stresor jangka pendek dan jangka panjang
Stress jangka pendek keluarga saat ini adalah kesehatan Ny.M dan An,Fz
serta biaya kuliah ketiga anaknya, sedangkan stress jangka panjangnya
adalah komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi Ny.M.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Jika ada masalah dalam keluarga Tn.A selalu membicarakan dengan istri
maupun ibunya (Ny.M). Biasanya masalah dapat diselesaikan.
3. Strategi adaptasi disfungsional
Tn.A mengatakan untuk menangani masalah Ny.M saat ini, biasanya
Ny.M dianjurkan untuk beristirahat tidak bekerja terlalu berat dan tidak
banyak pikiran, serta rutin minum obat hipertensi setiap hari, dan untuk
An.Fz tetap tidak mau mengkonsumsi suplemen penambah darah.
I. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Tn.A Ny.T An. Fz An. Fn An. Fb Ny.M
Fisik
Kesadaran Composmentis Composmentis Composmentis Composmentis Composmentis Composmentis
Tekanan Darah 130/80 mmHg 100/700 mmHg 90/60 mmHg 120/70 mmHg 120/70 mmHg 170/101 mmHg
Nadi 80 x/menit 83 x /menit 74 x/menit 78 x/menit 82 x/menit 82 x/menit
RR 20x/menit 20 x/menit 21 x/menit 20 x/menit 20 x/menit 20 x/menit
Suhu 36,6 0C 36,50C 36,0 0C 36,2 0C 360C 360C
Kepala kulit kepala dan rambut kulit kepala bersih, Rambut berwarna Rambut hitam, bersih, Rambut hitam, bersih, Rambut beruban, bersih,
berwarna hitam sedikit rambut berwarna hitam, hitam bersih, kulit kulit kepala bersih, tidak kulit kepala bersih, tidak kulit kepala bersih, tidak
beruban, bersih, tak ada sedikit beruban bersih, kepala bersih, tak ada ada lesi ada lesi ada lesi
lesi. tak ada lesi. lesi.
Mulut Tidak ada stomatitis, Tidak ada stomatitis, Tidak ada stomatitis, Tidak ada stomatitis, Tidak ada stomatitis, Tidak ada stomatitis,
indra pengecap baik indra pengecap baik indra pengecap baik indra pengecap baik indra pengecap baik indra pengecap baik
Mata Simetris, konjungtiva Simetris, conjungtiva Simetris, conjungtiva Simetris, conjungtiva Simetris, conjungtiva Simetris, conjungtiva
tidak anemis, sclera tidak anemis, sclera tidak anemis, sclera tidak tidak anemis, sclera tidak tidak anemis, sclera tidak tidak anemis, sclera tidak
ikterik, penglihatan baik, ikterik, penglihatan baik ikterik, penglihatan ikterik, penglihatan baik ikterik, penglihatan baik ikterik, penglihatan baik
mata minus, memakai baik, mata minus,
kacamata memakai kacamata
Hidung Bersih, tidak ada polip Bersih, Tidak ada polip. Bersih, tidak ada polip. Bersih, tidak ada polip Bersih, tidak ada polip Bersih, tidak ada polip
Telinga Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada
serumen, pendengaran serumen, pendengaran serumen, pendengaran serumen, pendengaran serumen, pendengaran serumen, pendengaran
baik baik baik baik baik baik
Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
thyroid thiroid. thyroid thyroid thyroid
Dada dinding dada simetris dinding dada simetris Dada simetris Dada simetris Dada simetris Dada simetris
Punggung Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan
Jantung  Inspeksi: Ictus cordis  Inspeksi: Ictus cordis  Inspeksi: Ictus cordis  Inspeksi: Ictus cordis  Inspeksi: Ictus cordis  Inspeksi: Ictus cordis
tampak jelas tampak jelas tampak jelas tampak jelas tampak jelas tampak jelas
 palpasi : Ictus cordis  palpasi : Ictus cordis  palpasi : Ictus cordis  palpasi : Ictus cordis  palpasi : Ictus cordis  palpasi : Ictus cordis
teraba di IC V sinistra. teraba di IC V sinistra. teraba di IC V teraba di IC V sinistra. teraba di IC V sinistra. teraba di IC V sinistra.
 perkusi : bunyi tidak  perkusi : bunyi tidak sinistra.  perkusi : bunyi tidak  perkusi : bunyi tidak  perkusi : bunyi tidak
pekak, tidak ada pekak, tidak ada  perkusi : bunyi tidak pekak, tidak ada pekak, tidak ada pekak, tidak ada
akumulasi cairan. akumulasi cairan. pekak, tidak ada akumulasi cairan. akumulasi cairan. akumulasi cairan.
 auskultasi : reguler  auskultasi : reguler akumulasi cairan.  auskultasi : reguler  auskultasi : reguler  auskultasi : reguler
(S1>S2) (S1>S2)  auskultasi : reguler (S1>S2) (S1>S2) (S1>S2)
(S1>S2)
Paru Inspeksi: simetris Inspeksi: simetris Inspeksi: simetris Inspeksi: simetris Inspeksi: simetris Inspeksi: simetris
palpasi : tidak terdapat palpasi : tidak terdapat palpasi : tidak terdapat palpasi : tidak terdapat palpasi : tidak terdapat palpasi : tidak terdapat
pembengkakan, vokal pembengkakan, vokal pembengkakan, vokal pembengkakan, vokal pembengkakan, vokal pembengkakan, vokal
vremitus sama keras vremitus sama keras vremitus sama keras vremitus sama keras vremitus sama keras vremitus sama keras
perkusi : suara paru kiri perkusi : suara paru kiri perkusi : suara paru kiri perkusi : suara paru kiri perkusi : suara paru kiri perkusi : suara paru kiri
dan kanan sama dan kanan sama dan kanan sama dan kanan sama dan kanan sama dan kanan sama
auskultasi : bunyi paru auskultasi : bunyi paru auskultasi : bunyi paru auskultasi : bunyi paru auskultasi : bunyi paru auskultasi : bunyi paru
vesikuler, tak ada suara vesikuler, tak ada suara vesikuler, tak ada suara vesikuler, tak ada suara vesikuler, tak ada suara vesikuler, tak ada suara
tambahan. tambahan. tambahan. tambahan. tambahan. tambahan.
Abdomen inspeksi : bentuk supel inspeksi : bentuk supel inspeksi : bentuk supel inspeksi : bentuk supel inspeksi : bentuk supel inspeksi : bentuk supel
palpasi : tidak terdapat palpasi : tidak terdapat palpasi : tidak terdapat palpasi : tidak terdapat palpasi : tidak terdapat palpasi : tidak terdapat
massa, tidak ada nyeri massa, tidak ada nyeri massa, tidak ada nyeri massa, tidak ada nyeri massa, tidak ada nyeri massa, tidak ada nyeri
tekan tekan tekan tekan tekan tekan
perkusi : bunyi timpani perkusi : bunyi timpani perkusi : bunyi timpani perkusi : bunyi timpani perkusi : bunyi timpani perkusi : bunyi timpani
auskultasi : bising usus auskultasi : bising usus auskultasi : bising usus auskultasi : bising usus auskultasi : bising usus auskultasi : bising usus
12 x/menit 12 x/menit 12 x/menit 12 x/menit 12 x/menit 12 x/menit
Kulit CRT < 2 detik, tidak ada CRT < 2 detik, tidak ada Turgor kulit baik. Turgor kulit baik. Turgor kulit baik. Turgor kulit baik.
lesi lesi
Ekstremitas Fungsi pergerakan baik Fungsi pergerakan baik, Fungsi pergerakan Fungsi pergerakan baik, Fungsi pergerakan baik, Fungsi pergerakan baik,
tidak terdapat edema baik, tidak terdapat tidak terdapat edema tidak terdapat edema tidak terdapat edema
edema
Eliminasi BAB lancar, 1xsehari, BAB lancar, 1xsehari, BAB lancar, 1 x sehari, BAB lancar, 1 x sehari, BAB lancar, 1 x sehari, BAB lancar, 1 x sehari,
BAK 5-6x/hari BAK 5-6x/hari BAK 5-6 x sehari BAK 5-6 x sehari BAK 7-8 x sehari BAK 7-8 x sehari

Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Anemia Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan Hipertensi
J. Harapan keluarga
Keluarga Tn.A berharap untuk diberikan penanganan yang tepat sehingga Ny.M dan An.Fz dapat sembuh.
ANALISA DATA
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Nama mahasiswa : Fayruz Zahrotin Niswah


Tanggal analisa : 05 Mei 2020
No Tanggal Data Fokus Masalah Keperawatan
1 Selasa, 5 Data Subjektif : Nyeri akut pada Ny. L
Mei - Ny.M mengeluh kadang-kadang nyeri, pening pada berhubungan dengan
2020 kepala belakang ketidakmampuan
P : Nyeri dirasakan akibat hipertensi keluarga dalam
Q : Nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk merawat keluarga
R : Nyeri pada kepala belakang yang mengalami nyeri,
S : Nyeri skala 2 pening pada kepala
T : Nyeri dirasakan terus menerus belakangakibat
- Ny. L mengatakan memiliki riwayat hipertensi sejak hipertensi.
mengandung anak yang ketiga.
- Keluarga mengatakan tidak mengetahui secara jelas
mengenai penanganan hipertensi selain dengan obat .
- Ny. L mengatakan hanya minum obat penurun tekanan
darah ketika terasa pusing saja.
Data Objektif :
- TD yang diukur tgl 13 Maret 2019 : 160/100 mmHg
2 2 Data Subyektif : Defisit pengetahuan
- Ny. L dan keluarga mengatahui sedikit tentang berhubungan dengan
hipertensi. ketidakmampuan
- Keluarga mengatakan tidak mengetahui cara keluarga mengenal
pengobatan Hipertensi yang dialami oleh Ny.L masalah Hipertensi
selain minum obat. pada Ny. L
Data Obyektif :
- Keluarga tampak bertanya-tanya tentang penyakit
dan cara penanganan penyakit Hipertensi yang
dialami oleh Ny. L.

SKORING/ PRIORITAS
DIAGNOSIS KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa Keperawatan :

Nyeri akut pada keluarga Tn.A khususnya Ny.M dan An.Fz berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam merawat keluarga yang sakit akibat Hipertensi
dan Anemia.

Kriteria Nilai Bobot Skoring Pembenaran


Sifat masalah:
 Aktual 3 1 3/3 X 1 Sifat masalah aktual karena Ny.M terkadang merasa
 Resiko 2 =1 terganggu saat nyeri, pening pada kepala belakang.
 Potensial 1 sehingga membuatnya tidak nyaman.
Kemungkinan masalah
untuk diubah ½X2 Ny. M mengatakan mampu untuk menahan nyeri,
 Mudah 2 2 =1 pening pada kepala belakangnya tersebut.
 Sebagian 1
 Tidak dapat 0
Potensial masalah untuk
dicegah
 Tinggi 3 1 2/3 X 1 Ny. M dan mengatakan mau untuk mendengarkan
 Cukup 2 = 2/3 informasi tentang penanganan nyeri akibat hipertensi
 Rendah 1
Menonjolnya masalah
 Segera diatasi 2 1 1/2 X 1 Ny.M mengatakan masih mampu menahan nyeri
 Tidak segera diatasi 1 = 1/2 yang dirasakannya sehingga lebih memilih untuk
 Tidak dirasakan 0 memomong cucunya.
adanya masalah
3 1/6
TOTAL

Diagnosa Keperawatan :
Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenai masalah Hipertensi pada Ny. M
Kriteria Nilai Bobot Skoring Pembenaran
Sifat masalah:
3
 Aktual 1 3/3 X 1 Sifat masalah aktual karena keluarga
2
 Resiko 1 =1 tidak tahu tentang penanganan masalah
 Potensial kesehatan penyakit Hipertensi selain
minum obat
Kemungkinan Keluarga Tn.A mengatakan mau untuk
masalah untuk diubah belajar dan menerima informasi tentang
2
 Mudah 1 2 ½X2 hipertensi (mengenai pencegahan dan
0
 Sebagian =1 penanganan serta diet) untuk penderita
 Tidak dapat hipertensi
Potensial masalah Ny.A mengatakan nyeri, pening pada
untuk dicegah kepala belakang, dan keluarga belum
3
 Tinggi 2 1 2/3 X 1 mengetahui tentang penanganan
1
 Cukup = 2/3 hipertensi secara jelas sehingga dengan
 Rendah adanya pemberian informasi
kemungkinan masalah untuk dicegah
semakin baik
Menonjolnya masalah Keluarga mengangagap salah satu gejala
2
 Segera diatasi 2 2/2 X 1 hipertensi (nyeri) yang diialami oleh
1
 Tidak segera =1 Ny.M perlu segera ditangani
0
diatasi
 Tidak dirasakan
adanya masalah
3 2/3
TOTAL
J. PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Defisien pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah Hipertensi pada Ny.M
2. Nyeri kronik pada keluarga Tn.A khususnya Ny.M berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat keluarga yang sakit
akibat Hipertensi.
INTERVENSI
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

No. Data Diagnosa Kode NOC NIC


Keperawatan
1 Data Subjektif : Defisit pengetahuan 1 Tujuan Umum:
Keluarga mengatakan berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan
belum mengetahui cara ketidakmampuan keluarga selama 3 x kunjungan diharapkan adanya
pengobatan Hipertensi mengenal masalah peningkatan pengetahuan keluarga mengenai
yang dialami oleh Ny.M Hipertensi pada Ny.M hipertensi
selain minum obat. Tujuan Khusus:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Data Obyektif : selama 1x30 menit diharapkan keluarga
Keluarga tampak bertanya- mampu:
tanya tentang penyakit dan 1. Mengenal penyakit hipertensi
cara penanganan penyakit a. Menjelaskan pengertian hipertensi - Diskusikan kembali dengan keluarga pengertian
Hipertensi yang dialami hipertensi
oleh Ny.M - Anjurkan keluarga untuk mengucapkan kembali
pengertian hipertensi
- Berikan pujian atas kemampuannya menjelaskan
kembali

b. Menjelaskan penyebab hipertensi - Diskusikan dengan keluarga penyebab hipertensi


- Motivasi keluarga untuk mengulang kembali
penyebab hipertensi
- Berikan pujian atas kemampuannya menjelaskan
kembali

c. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi - Diskusikan dengan keluarga tanda dan gejala yang
terjadi pada Ny.M
- Anjurkan keluarga menyebutkan kembali tanda dan
gejala hipertensi
- Berikan pujian atas kemampuannya menjelaskan
kembali

2. Mengambil keputusan untuk - Identifikasi akibat hipertensi yang lalu


melakukan pencegahan perburukan - Motivasi keluarga untuk mengungkapkan kembali
kondisi akibat hipertensi akibat hipertensi bila tidak diatasi
a. Menjelaskan akibat bila hipertensi tidak - Berikan pujian atas kemampuannya menjelaskan
diatasi kembali

b. Mengambil keputusan untuk mencegah - Diskusikan dengan keluarga tentang komplikasi


hipertensi agar tidak bertambah parah hipertensi jika tidak diatasi untuk mengambil
keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah
kesehatan
- Motivasi keluarga untuk memutuskan mengatasi
kemungkinan masalah jika masalah kesehatan tidak
diatasi
- Berikan reinforcement atas keputusan yang diambil
keluarga

3. Merawat anggota keluarga dengan - Gali pengetahuan keluarga dalam mengatasi


hipertensi hipertensi
a. Menjelaskan cara perawatan dan - Diskusikan dengan keluarga cara perawatan dan
pengendalian faktor risiko hipertensi pengendalian faktor risiko hipertensi
- Motivasi keluarga untuk mengungkapkan kembali
cara perawatan dan pengendalian faktor risiko
hipertensi
- Berikan pujian atas kemampuannya menjelaskan
kembali
- Menerapkan terapi tambahan/komplementer
sebagai pendamping terapi farmakologis yang telah
ada (meminum teh hijau dengan campuran madu
sebanyak 200 ml tiap pagi dan sore hari)
4. Memodifikasi lingkungan untuk - Diskusikan dengan keluarga cara menciptakan
perawatan hipertensi lingkungan rumah yang aman dan nyaman
a. Menyebutkan kondisi lingkungan yang - Motivasi keluarga untuk mengungkapkan kembali
baik untuk keluarga dan penderita kondisi lingkungan yang baik untuk Ny.M dengan
hipertensi hipertensi
- Berikan pujian atas kemampuannya menjelaskan
kembali
- Beri kesempatan keluarga untuk bertanya tentang
hal yang belum jelas

5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan - Klarifikasi pengetahuan keluarga tentang manfaat


kesehatan untuk mengatasi hipertensi fasilitas kesehatan
a. Menyebutkan manfaat fasilitas - Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat
kesehatan fasilitas kesehatan untuk mengatasi hipertensi
- Motivasi keluarga untuk memanfaatkan pelayanan
kesehatan

b. Memanfaatkan fasilitas pelayanan - Tanyakan perasaan keluarga setelah mengunjungi


kesehatan fasilitas pelayanan kesehatan
- Berikan reinforcement positif atas tindakan yang
telah dilakukan keluarga.

2. Data Subyektif : Nyeri kronik pada keluarga 2 Tujuan umum :


Tn.A khususnya Ny.M Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Ny.M mengeluh kadang- berhubungan dengan selama 3 x kunjungan diharapkan nyeri
kadang nyeri, pening pada ketidakmampuan keluarga berkurang
kepala belakang. dalam merawat keluarga Tujuan khusus:
yang sakit akibat Hipertensi. Setelah dilakukan tindakan keperawatan
P : Nyeri dirasakan akibat selama 1x30 menit diharapkan keluarga
hipertensi mampu: - Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang nyeri
1. Mengenal masalah kesehatan dan hubungannya dengan Hipertensi.
Q : Nyeri terasa seperti
ditusuk-tusuk - Anjurkan keluarga untuk mengucapkan kembali
R : Nyeri pada kepala hubungan nyeri dengan hipertensi
belakang - Berikan pujian atas kemampuannya menjelaskan
kembali
S : Nyeri skala 3
2. Mengambil keputusan - Motivasi keluarga untuk memutuskan mengatasi
T : Nyeri dirasakan terus
menerus kemungkinan masalah jika masalah kesehatan tidak
diatasi
- Ny. M mengatakan - Berikan reinforcement atas keputusan yang diambil
memiliki riwayat keluarga
hipertensi sejak 7 bulan 3. Merawat anggota keluarga yang sakit
yang lalu. - Berikan penjelasan pada keluarga cara
mengurangi/mencegah nyeri.
- Keluarga mengatakan
- Demonstrasikan pada keluarga dan Ny.M tentang
tidak mengetahui secara
cara mengurangi nyeri.
jelas detil mengenai
hipertensi. - Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga
tentang diet yang sesuai dengan penderita
- Ny.M mengatakan Hipertensi, yaitu diet rendah garam dan pembuatan
hanya rutin minum obat jus penurun tekanan darah.
penurun tekanan darah - Anjurkan pada keluarga untuk memisahkan makan
yaitu Amlodipin 10 mg pada Ny.M yang sesuai dengan diet.
dan Ramipril 5 mg / 24 - Membuat daftar jadwal makanan yang bisa
jam atau sekali sehari dikonsumsi
untuk mengontrol - Ajarkan teknik slow deep breathing
tekanan darahnya.
- Motivasi keluarga untuk mengungkapkan kembali
Data Objektif : cara perawatan nyeri pada hipertensi
- Berikan pujian atas kemampuannya menjelaskan
TD yang diukur tgl 13 kembali
Maret 2019 : 160/100 - Menerapkan terapi tambahan/komplementer
mmHg sebagai pendamping terapi farmakologis yang telah
4. Memodifikasi lingkungan ada (meminum teh hijau dengan campuran madu
sebanyak 200 ml tiap pagi dan sore hari)
- Diskusikan dengan keluarga cara menciptakan
lingkungan rumah yang nyaman
- Motivasi keluarga untuk mengungkapkan kembali
kondisi lingkungan yang baik untuk Ny. M dengan
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan hipertensi
kesehatan.
- Berikan pujian atas kemampuannya menjelaskan
kembali

- Anjurkan keluarga untuk memeriksakan Ny.M


secara teratur
CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Nama Mahasiswa : Fayruz Zahrotin Niswah
Tanggal : 05 Mei 2020

No Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf


Keperawatan
1 Defisien TUK 1 S: Fay
pengetahuan  Mendiskusikan dengan keluarga - Klien dan keluarga mengatakan paham dengan apa yang
berhubungan pengertian hipertensi disampaikan
dengan  Mendiskusikan dengan keluarga O :
ketidakmampuan penyebab hipertensi - Klien mampu menjawab pertanyaan yang diberikan
keluarga mengenal  Mendiskusikan dengan keluarga tentang - Klien tampak bertanya apabila belum paham
masalah Hipertensi tanda dan gejala hipertensi - Klien dapat mengulang penjelasan topik yang diberikan
pada Ny. M  Memberikan pujian atas kemampuan - Beberapa kali klien mengajukan pertanyaan yang kritis

dalam menjawab terkait masalah hipertensi ini


A:
- Defisien pengetahuan berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah Hipertensi
pada Ny.M belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi :
- Evaluasi TUK 1
- TUK 2
2. Nyeri kronik pada - Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga S : Fay
keluarga Tn.A tentang nyeri dan hubungannya dengan - Ny.M mengatakan nyeri pening pada kepala belakang
khususnya Ny.M Hipertensi. sampai ke tengkuk setiap harinya. Apalagi setelah
berhubungan - Mendiskusikan dengan keluarga cara bekerja.
dengan menciptakan lingkungan rumah yang O :
ketidakmampuan nyaman - Ny.M dan keluarga tampak menyimak dengan baik setiap
keluarga dalam - Menganjurkan keluarga untuk penjelasan yang diberikan
merawat keluarga memeriksakan Ny.M secara teratur - Ny.M tampak sudah dapat memahami
yang sakit akibat - Menganjurkan terapi tambahan sebagai manfaat/pentingnya memanfaatkan fasilitas kesehatan
Hipertensi. pendamping terapi farmakologi (minum untuk memperoleh pelayanan kesehatan
seduhan teh hijau dengan campurran - Ny.M dan keluarga beberapa kali tampak mengajukan
madu 2x sehari) pertanyaan-pertanyaan kritis terkait manfaat teh hijau dan
mengapa sangat dianjurkan, apakah tidak ada efek
samping yang terjadi jika dikonsumsi bersamaan dengan
obat diuretik.
A:
- Nyeri kronik pada keluarga Tn.A khususnya Ny.M
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
merawat keluarga yang sakit akibat Hipertensi belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Mengajarkan teknik relaksasi
- Memonitor obat rutin
- Memonitor konsumsi teh hijau dengan campuran madu
setiap hari
Nama Mahasiswa : Fayruz Zahrotin Niswah
Tanggal : 06 Mei 2020

No Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf


Keperawatan
1 Defisien TUK 1 S: Fay
pengetahuan  Mendiskusikan dengan keluarga - Klien dan keluarga mengatakan paham dengan apa yang
berhubungan pengertian hipertensi disampaikan
dengan  Mendiskusikan dengan keluarga O :
ketidakmampuan penyebab hipertensi - Klien mampu menjawab pertanyaan yang diberikan
keluarga mengenal  Mendiskusikan dengan keluarga tentang - Klien tampak bertanya apabila belum paham
masalah Hipertensi tanda dan gejala hipertensi - Klien dapat mengulang penjelasan topik yang diberikan
pada Ny. M  Memberikan pujian atas kemampuan - Beberapa kali klien mengajukan pertanyaan yang kritis

dalam menjawab terkait masalah hipertensi ini

 Mengajarkan kepada klien dan keluarga A :


bagaimana cara menjaga kestabilan - Defisien pengetahuan berhubungan dengan

darah ketidakmampuan keluarga mengenal masalah Hipertensi


pada Ny.M belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi :
- Evaluasi TUK 1
- TUK 2
2. Nyeri kronik pada - Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga S : Fay
keluarga Tn.A tentang nyeri dan hubungannya dengan - Ny.M mengatakan nyeri pening pada kepala belakang
khususnya Ny.M Hipertensi. sampai ke tengkuk setiap harinya. Apalagi setelah
berhubungan - Mendiskusikan dengan keluarga cara bekerja.
dengan menciptakan lingkungan rumah yang O :
ketidakmampuan nyaman - Ny.M dan keluarga tampak menyimak dengan baik setiap
keluarga dalam - Menganjurkan keluarga untuk penjelasan yang diberikan
merawat keluarga memeriksakan Ny.M secara teratur - Ny.M mampu mengikuti atihan jalan tandem meskipun
yang sakit akibat - Menganjurkan terapi tambahan sebagai ddengan bantuan keluarga
Hipertensi. pendamping terapi farmakologi (minum - Ny.M tampak sudah dapat memahami
seduhan teh hijau dengan campurran manfaat/pentingnya memanfaatkan fasilitas kesehatan
madu 2x sehari) untuk memperoleh pelayanan kesehatan
- Mengajarkan latihan tandem untuk - Ny.M dan keluarga beberapa kali tampak mengajukan
melatih keseimbangan klien dan pertanyaan-pertanyaan kritis terkait manfaat teh hijau dan
memperbaiki postur Ny.m yang mengapa sangat dianjurkan, apakah tidak ada efek
membungkuk samping yang terjadi jika dikonsumsi bersamaan dengan
obat diuretik.
- Ny.M tampak termonitor rajin konsumsi seduhan teh
hijau dengan campuran madu setiap harinya sebanyak
200ml
A:
- Nyeri kronik pada keluarga Tn.A khususnya Ny.M
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
merawat keluarga yang sakit akibat Hipertensi belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Mengajarkan teknik relaksasi
- Mengajarkan latihan jalan tandem untuk melatih
keseimbangan jalan klien
- Memonitor obat rutin
- Memonitor konsumsi teh hijau dengan campuran madu
setiap hari

Nama Mahasiswa : Fayruz Zahrotin Niswah


Tanggal : 07 Mei 2020
No Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
Keperawatan
1 Defisien TUK 1 S: Fay
pengetahuan  Mendiskusikan dengan keluarga - Klien dan keluarga mengatakan paham dengan apa yang
berhubungan pengertian hipertensi disampaikan
dengan  Mendiskusikan dengan keluarga - Klien dan keluarga mengaku sangat tertarik saat
ketidakmampuan penyebab hipertensi membahas infografis tentang hipertensi
keluarga mengenal  Mendiskusikan dengan keluarga tentang O :
masalah Hipertensi tanda dan gejala hipertensi - Klien mampu menjawab pertanyaan yang diberikan
pada Ny. M  Memberikan pujian atas kemampuan - Klien tampak bertanya apabila belum paham

dalam menjawab - Klien dapat mengulang penjelasan topik yang diberikan

 Mengajarkan kepada klien dan keluarga - Beberapa kali klien mengajukan pertanyaan yang kritis

bagaimana cara menjaga kestabilan terkait masalah hipertensi ini

darah - Klien tampak antusias dan semangat saat membaca


infografis dan jdwal menu makanan yang tepat untuk
penderita hipertensi
A:
- Defisien pengetahuan berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah Hipertensi
pada Ny.M teratasi
P:
Pertahankan intervensi :
- Evaluasi TUK 1
- TUK 2
2. Nyeri kronik pada - Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga S : Fay
keluarga Tn.A tentang nyeri dan hubungannya dengan - Ny.M mengatakan nyeri pening pada kepala belakang
khususnya Ny.M Hipertensi. sampai ke tengkuk setiap harinya. Apalagi setelah
berhubungan - Mendiskusikan dengan keluarga cara bekerja.
dengan menciptakan lingkungan rumah yang O :
ketidakmampuan nyaman - Ny.M mampu melaksanakan kembali teknik relaksasi
keluarga dalam - Menganjurkan keluarga untuk genggam jari dan dzikir untuk mengatasi nyeri yang
merawat keluarga memeriksakan Ny.M secara teratur muncul akibat tekanan darah yang belum stabil. TD :
yang sakit akibat - Menganjurkan terapi tambahan sebagai 160/95 mmHg.
Hipertensi. pendamping terapi farmakologi (minum - Ny.M mampu mengikuti atihan jalan tandem meskipun
seduhan teh hijau dengan campurran ddengan bantuan keluarga
madu 2x sehari) - Ny.M tampak sudah dapat memahami
- Mengajarkan latihan tandem untuk manfaat/pentingnya memanfaatkan fasilitas kesehatan
melatih keseimbangan klien dan untuk memperoleh pelayanan kesehatan
memperbaiki postur Ny.m yang - Ny.M dan keluarga beberapa kali tampak mengajukan
membungkuk pertanyaan-pertanyaan kritis terkait manfaat teh hijau dan
mengapa sangat dianjurkan, apakah tidak ada efek
samping yang terjadi jika dikonsumsi bersamaan dengan
obat diuretik.
- Ny.M tampak termonitor rajin konsumsi seduhan teh
hijau dengan campuran madu setiap harinya sebanyak
200ml
- Keluarga mengaku dalam memonitor Ny.M minum obat
sudah dilakukan, karena Ny.M patuh minum obat
hipertensi tanp diingatkan.
A:
- Nyeri kronik pada keluarga Tn.A khususnya Ny.M
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
merawat keluarga yang sakit akibat Hipertensi belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Mengajarkan teknik relaksasi
- Mengajarkan latihan jalan tandem untuk melatih
keseimbangan jalan klien
- Memonitor obat rutin
- Memonitor konsumsi teh hijau dengan campuran madu
setiap hari
CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASIASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Nama Mahasiswa : Fayruz Zahrotin Niswah
Tanggal : 08 Mei 2020

No Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf


Keperawatan
1 Defisien EVALUASI TUK 1 S: Fay
pengetahuan  Mendiskusikan kembali dengan keluarga - Klien mengatakan paham dengan apa yang disampaikan
berhubungan pengertian hipertensi - Klien mengatakan lebih paham mengenai hipertensi
dengan  Mendiskusikan kembali dengan keluarga - Klien mengatakan paham dengan penjelasan tentang
ketidakmampuan penyebab hipertensi teknik relaksasi gengam 5 jari dan terapi komplementer
keluarga mengenal  Mendiskusikan kembali dengan keluarga tambahan yaitu minum seduhan air teh hijau dengan
masalah Hipertensi tentang tanda dan gejala hipertensi campuran madu untuk menstabilkan tekanan darah
pada Ny.M  Memberikan pujian atas kemampuan O :
dalam menjawab - Klien mampu menjawab pertanyaan yang diberikan

TUK 2 - Klien tampak bertanya apabila belum paham

 Mendiskusikan dengan keluarga tentang - Klien tampak menyimak saat diberi penjelasan

dampak dari hipertensi - Klien mampu mempraktikkan teknik relaksasi genggam 5

 Mendiskusikan dengan keluarga tentang jari


pengobatan dan penanganan hipertensi - TD : 157/92 mmHg
 Mengajarkan kepada Ny.M teknik - Ny.M mengaku ssudah menerapkan konsumsi seduhan
relaksasi genggam 5 jari untuk air teh hijau dengan campuran madu setiap hari selama 2x
menurunkan intensitas nyeri sehari (pagi dan sore sebanyak 200ml). Dan akan rutin
 Menganjurkan konsumsi seduhan air teh dalam konsumsinya karena menurutnya teh hijau sangat
hijau dengan campuran madu setiap hari enak, sehingga dirinya tidak merasa keberatan dalam
selama 2x sehari (pagi dan sore mengkonsumsinya.
sebanyak 200ml). A:
- Defisien pengetahuan berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengenal masalah Hipertensi
pada Ny.M teratasi
P : Pertahankan kondisi
2. Nyeri kronik pada - Mengajarkan teknik relaksai genggam 5 S : Fay
keluarga Tn.A jari - Ny. M mengatakan paham dengan apa yang diajarkan
khususnya Ny.M - Mengajarkan teknik terapi jalan tandem O :
berhubungan untuk melatih keseimbangan berjalan - Ny. M tampak menyimak dengan baik setiap penjelasan
dengan klien karena menurutnya kaki klien yang diberikan
ketidakmampuan sudah cukup kaku akibat membatasi - Ny. M tampak bisa mempraktikkan teknik relaksasi Be
keluarga dalam gerak selam 4 tahun ini genggam 5 jari
merawat keluarga - Ny.M tampak melakukan terapi jalan tandem dengan
yang sakit akibat bantuan keluarga
Hipertensi. A:
- Nyeri akut pada keluarga Tn.A khususnya Ny.M
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
merawat keluarga yang sakit akibat Hipertensi teratasi
sebagian
P : Pertahankan kondisi
BAB III
PEMBAHASAN

A. Analisa Kasus
Ny. M adalah seorang lansia berusia 77 tahun yang menderita hipertensi
menahun sejak 25 tahun yang lalu. Ny. M rutin mengkonsumsi obat hipertensi
setiap hari yng didapatnya dari kegiatan prolanis. Pada usia lanjut, hipertensi
terutama ditemukan hanya berupa kenaikan tekanan sistolik. Sedangkan
mnurut WHO memakai tekanan diastolik tekanan yang lebih tepat dipakai
dalam menentukan ada tidaknya hipertensi. Tingginya hipertensi sejalan
dengan bertambahnya umur yang disebabkan oleh perubahan struktur pada
pembuluh darah besar sehingga lumen menjadi lebih sempit dan dinding
pembuluh darah kaku, sebagai peningkatan pembuluh darah sistolik.
Hipertensi adalah keadaan seseorang yang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal sehingga mengakibatkan peningkatan angka
morbiditas maupun mortalitas, tekanan darah fase sistolik 140 mmHg
menunjukkan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolik
90 mmHg menunjukkan fase darah yang kembali ke jantung (Triyanto,2014).
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya
140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak
hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita
penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah dan makin
tinggi tekanan darah, makin besar resikonya (Sylvia A. Price, 2015).
Tekanan darah tinggi atau yang juga dikenal dengan sebutan hipertensi ini
merupakan suatu meningkatnya tekanan darah di dalam arteri atau tekanan
systole > 140 mmhg dan tekanan diastole sedikitnya 90 mmHg. Secara umum,
hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, di mana tekanan yang
abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap
stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.
Menurut Lewis (2000) hipertensi primer adalah suatu kondisi hipertensi
dimana penyebab sekunder dari hipertensi tidak ditemukan. Kurang lebih 90%
penderita hipertensi tergolong hipertensi esensial sedangkan 10% nya
tergolong hipertensi sekunder. Onset hipertensi primer terjadi pada usia 30-50
tahun. Pada hipertensi primer tidak ditemukan penyakit renovakuler,
aldosteronism, pheochro-mocytoma, gagal ginjal, dan penyakit lainnya.
Genetik dan ras merupakan bagian yang menjadi penyebab timbulnya
hipertensi primer, termasuk faktor lain yang diantaranya adalah faktor stress,
intake alkohol moderat, merokok, lingkungan, demografi dan gaya hidup.
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui,
antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid
(hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme). Golongan
terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka
penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi
esensial.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya
perubahan-perubahan pada :
1) Elastisitas dinding aorta menurun
2) Katub jantung menebal dan menjadi kaku
3) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap
tahun sesudah berumur 20 tahun kekmampuan jantung
memompa darah menurun menyebabkan menurunnya
kontraksi dan volumenya.
4) Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
5) Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Menurut Crowin (2000) menyebutkan bahwa sebagian besar gejala
klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa nyeri
kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah, akibat
peningkatan tekanan darah intracranial. Pada pemeriksaan fisik tidak
dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula
ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat (kumpulan
cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat, edema pupil
(edema pada diskus optikus). Gejala lain yang umumnya terjadi pada
penderita hipertensi yaitu pusing, muka merah, sakit kepala, keluaran darah
dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain-lain.
Adapun diagnosa keperawatan utama yang kami temukan dan kami angkat
sebagai laporan asuhan keperawatan ini adalah:
a. Nyeri kronik berhubungan dengan agen cidera fisiologis (peningkatan
vasculer ceerebral). Diagnosa ini adalah masalah utama yang kami
temukan dimana ketika dilakukan pengkajian pada tanggal 30 Maret
2020, Ny. M mengatakan sering mengalami nyeri dan pusing setiap
kali beraktivitas. PM mengatakan dirinya memang sudah menderita
hipertensi sejak 25 tahun yang lalu. Kemudian kami memberikan
intervensi untuk mengurangi nyeri PM dengan distraksi yaitu PM
diminta untuk mengalihkan perhatiannya dengan mengobrol bersama
keluarga serta membayangkan hal-hal yang menyenangkan dengan
rileks sembari melakukan napas dalam yang telah diintervensikan. Ny.
M juga mendapatkan terapi tambahan atau terapi komplementer yaitu
berupa meminum seduhan teh hijau tanpa gula setiap pagi dan sore
hari. Ny.M juga telah membatasi aktivitas kesehariannya.

B. Analisa Intervensi Keperawatan


Hasil pengkajian yang dilakukan pada Ny. M pada tanggal 30 Maret 2020
sehingga di analisa maka ditemukanlah diagnosa keperawatan, yang menjadi
masalah utama pada Ny. M yaitu nyeri kronik berhubungan dengan agen
cidera fisiologis (peningkatan vasculer cerebral) dengan skala 3, sehingga
dilakukannya tindakan keperawatan selama 3x24 jam dengan kriteria hasil
mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan), melaporkan
bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri, mampu
mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri), menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri berkurang, tanda vital dalam rentang normal.
Agar kriteria hasilnya tercapai maka perlu dilakukannya tindakan
keperawatan yaitu lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi, gunakan
teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien, kaji
tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi, memonitor TTV,
mengajarkan tentang teknik non farmakologi (Distraksi, guided imagenary,
tingkatkan istirahat, monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri,
menerapkan terapi tambahan atau terapi komplementer berupa meminum
seduhan air teh hijau tanpa gula setiap pagi dan sore hari), serta tidak lupa
memonitor PM untuk rutin minum obat setiap hari.
Pengelolaan hipertensi dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai
metode baik yang bersifat farmakologi maupun non farmakologi. Pengelolaan
secara farmakologi dapat dilakukan dengan menggunakan obat-obatan modern
yang bersifat kimiawi. Obat yang dikonsumsi sekecil apapun akan
menimbulkan efek samping. Obat dikonsumsi agar memberikan efek spesifik
pada organ atau fungsi tertentu dalam tubuh (Emilia, 2016).
1. Teh hijau dan madu
Salah satu ramuan tradisional yang dapat digunakan sebagai
pengobatan hipertensi adalah teh hijau dan madu. Teh adalah senyawa
diuretic (peluruh air seni) karena di dalamnya mengandung
methylxanthine yang dapat menghambat penyerapan kembali garam-
garam dan air dalam ginjal. Mekanisme pencegahan penyakit
kardiovaskuler terdapat juga pada kemampuan teh hijau dalam
menghambat penyerapan kolestrol dan menghambat penggumpalan
sel-sel platelet. Polifenol teh (katekin dan theaflavin) juga merupakan
antioksidan kuat yang mampu melindungi oksidasi LDL- kolestrol
oleh radikal bebas. Dilaporkan bahwa katekin teh dapat menghambat
produksi angiotensin dengan cara menghambat kerja enzim
angiotensin transferase yang berperan dalam metabolisme angiotensin.
Melalui mekanisme tersebut teh berpotensi menurunkan tekanan darah
(Emilia, 2016).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Emilia (2016)
menunjukan hasil bahwa teh hijau menurunkan tekanan darah sistolik
sangat bermakna dari rerata 116,4 mmHg menjadi 112,1667 mmHg,
serta menurunkan tekanan darah diastolik sangat bermakna dari rerata
76,8 mmHg menjadi 73,3333 mmHg (Emilia, 2016). Selain itu
penelitian yang dilakukan oleh Wijaya (2004) menunjukan hasil
bahwa Tekanan darah setelah mengkonsumsi teh hijau dengan dosis
2,4 gram mengalami penurunan menjadi 101,75/60,08 mmHg dari
108/65,16 mmHg (Wijaya, 2004). Rahma, Bahar & Jafar, (2010)
pemberian edukasi gizi dan madu 70g/hari selama 30 hari. Didapatkan
hasil pengukuran terjadi peningkatan tekanan darah sistolik 3,93
mmHg pada kelompok kontrol, dan penurunan tekanan darah sistolik
sebesar 0,61 mmHg pada kelompok intervensi (Rahma, Bahar & Jafar,
(2010)).
Teh hijau memiliki kandungan methylxanthine yang berfungsi
sebagai diuretik, dan juga didalam teh terdapat polifenol sebagai
vasodilatasi pembuluh darah. Selain itu madu memiliki zat asetil kolin
dan flavonoid yang berfungsi sebagai vasodilator maka peneliti
tertarik untuk mengkombinasikan antara teh hijau dan madu agar efek
yang diberikan lebih signifikan dalam menurunkan tekanan darah
tinggi. Mekanisme pencegahan penyakit kardiovaskuler terdapat pada
kemampuan teh hijau menghambat penyerapan kolestrol dan
menghambat penyerapan kolestrol serta menghambat penggumpalan
sel-sel platelet. Polifenol teh (katekin dan theaflavin) juga merupakan
antioksidan kuat yang mampu melindungi oksidasi LDL-kolestrol oleh
radikal bebas. Teroksidasinya kolestrol tersebut diduga berperan
penting dalam proses atherogenesis yaitu proses awal pembentukan
plak pada dinding arteri.
Teh hijau mengandung flavonoid yang memiliki kemampuan
dalam menghambat pembentukan kerja enzim angiotensin transferase.
Seperti kita ketahui ACE tersebut berperan sebagai pembentukan
angiotensin II yang akan mempengaruhi pembuluh darah yaitu dengan
vasokontriksi dan menaikan ekskresi garam dan air di ginjal sehingga
mengakibatkan tekanan darah naik. Dengan dihambatnya ACE oleh
flavonoid dalam teh hijau maka proses tersebut akan terhambat
sehingga pembuluh darah dapat bervasodilatasi mengakibatkan total
perypheal resistensi (TPR) akan menurun selain itu ekskresi air dan
garam di ginjal juga akan menurun sehingga cardiak output menurun
dan tekanan darah turun.
2. Terapi Jalan Tandem
Berdasarkan dari beberapa jurnal yang telah di analisis, terapi
jalan tandem merupakan terapi non farmakologi yang memiliki
pengaruh meningkatkan keseimbangan pada lansia. Untuk mengatasi
gangguan keseimbangan yang berakibat jatuh, maka lansia perlu
menjaga dan meningkatkan keseimbangannya dengan melakukan
latihan. Penelitian menggunakan metode latihan berupa jalan tandem
dan balance strategy.
Gerakan pada latihan jalan tandem merupakan salah satu cara
agar dapat menumbuhkan kebiasaan dalam mengontrol postur tubuh
langkah demi langkah yang dilakukan dengan bantuan kognisi dan
koordinasi otot trunk, lumbal spine, pelvic, hip, otot-otot perut hingga
ankle. Latihan ini dilakukan dengan cara berjalan satu garis lurus
dimana posisi tumit kaki menyentuh jari kaki yang lainnya sejauh 3–6
meter yang dilakukan dengan mata terbuka.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh I Gusti Ayu (2018)
dengan judul penelitian Latihan Jalan Tandem Lebih Meningkatkan
Keseimbangan Lansia Daripada Latihan Balance Strategy. Setelah
dilakukan latihan selama 5 minggu dari bulan Januari–Februari 2017
dan dilakukan sebanyak 3 kali dalam 1 minggu, latihan diulang dan
diukur kembali dengan menggunakan Berg Balance Scale. Berg
Balance Scale adalah tes yang dirancang untuk memberikan tantangan
terhadap pasien untuk menjaga keseimbangan secara bertahap untuk
mengurangi basis penyangga tubuh. Berg Balance Scale
menggunakan 14 item pengukuran dengan skala 0-4 dan nilai
maksimumnya adalah 56. Hasil uji paired sample t-test yang
menunjukkan bahwa data memiliki nilai p=0,000 (p<0,05) yang
berarti bahwa peningkatan nilai keseimbangan pada Kelompok 1
secara statistik menunjukkan perbedaan yang bermakna sehingga
pemberian latihan jalan tandem dapat meningkatkan keseimbangan
pada lansia.
Peningkatan keseimbangan pada jalan tandem dilakukan dengan
meningkatkan faktor–faktor yang mempengaruhi keseimbangan
berupa peningkatan integrasi sensoris, sistem muskuloskeletal, serta
perbaikan kontrol postural. Pada saat melakukan jalan tandem lansia
melakukan jalan dengan melihat ke depan hal itu akan mengaktifkan
vestibule-ocular reflex dan gerakan berjalan akan menimbulkan
eksitasi pada apparatus vestibular dan memberikan tambahan
informasi pada somatosensoris tubuh sehingga tercapailah konsep
integrasi sensori dalam hal menjaga keseimbangan yaitu: visual,
vestibular, dan somatosensori termasuk proprioseptif. Penelitian yang
dilakukan oleh Gaur (2014) yang meneliti efek dari walking exercise
terhadap keseimbangan didapatkan hasil bahwa latihan berjalan dapat
meningkatkan integrasi sensori yang berdampak pada keseimbangan.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian hingga evaluasi pada Ny. M dapat
disimpulkan bahwa perlu dilakukan pengkajian holistik sehingga dapat
menegakkan diagnosa keperawatan yang tepat dan sesuai prioritas. Perawat
atau pekerja homecare perlu memahami hal-hal terkait dengan pasien. Selain
itu perlu secara berkesinambugan melakukan kerjasama dengan disiplin ilmu
lainnya untuk menangani masalah yang dihadapi penderita. Intervensi dengan
tambahan terapi lain seperti terapi komplementer pemberian seduhan teh hijau
untuk hipertensi ini tidak dapat dijadikan patokan penuh karena PM juga
mengkonsumsi obat rutin hipertensi yang didapat dari kegiatan prolanis.

B. Saran
1. Bagi penerima manfaat
Diharapkan bagi penerima manfaat untuk selalu memperhatikan
kesehatannya dengan melakukan intervensi yang telah diajarkan
sebelumnya, berikut kepatuhan minum obat secara teratur dan melakukan
terapi tambahan berupa meminum air seduhan teh hijau dengan madu
untuk menurunkan tekanan darah.
2. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan dapat menyusun kurikulum atau mendesain metode
pembelajaran bagaiamana melakukan asuhan keperawatan pada pasien.
3. Bagi mahasiswa keperawatan
Diharapkan dapat mendapatkan ilmu dan keterampilan bagaimana
memberikan asuhan keperawatan pada klien lansia sehingga dapat
melatih dalam kemampuan menganalisa dan berpikir kritis dalam
menghadapi atau dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga
dengan hipertensi.
LAMPIRAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai