Anda di halaman 1dari 15

JOB V

BATAS CAIR

(LIQUID LIMIT)

A. TUJUAN
 Untuk mengetahui besarnya kadar air tanah yang berada dalam batas
keadaan plastis dan cair.
 Untuk mengetahui indeks plastis dari suatu tanah sesuai dengan
standar yang telah ditentukan

B. DASAR TEORI
Transisi dari padat ke semi padat disebut batas susut (shrinkage limit)
= SL=WS. Yaitu besar kadar air tanah dimana tanah tersebut mempunyai
volume terkecil saat airnya mengering. Transisi dari semi padat ke plastis
disebut batas plastis (plastic limit) = PL=WP. Yaitu besar kadar air dimana
tanah apabila digulung sampai diameter 3.2 mm tanah akan retak-reatak.
Transisi dari plastis ke cair disebut batas cair (liquid limit) = LL = WL yaitu
kadar air dimana tanah akan mengalir akibat berat sendiri.

padat semi padat plastis cair

batas susut batas plastis batas cair


Variasi volume dan kadar air pada kedudukan batas cair, batas plastis, dan
batas susut.

Bila pada tanah yang berada pada kondisi cair (titik P) kemudian kadar
airnya berkurang hingga titik Q, maka tanah menjadi lebih kaku dan tidak
lagi mengalir seperti cairan. Kadar air pada titik Q ini disebut dengan batas
cair (liquid limit) yang disimbolkan dengan LL. Bila tanah terus menjadi
kering hingga titik R, tanah yang dibentuk mulai mengalami retak-retak
yang mana kadar air pada batas ini disebut dengan batas plastis (plastic
limit), PL. Rentang kadar air dimana tanah berada dalam kondisi plastis,
antara titik Q dan R, disebut dengan indek plastisitas (plasticity index). Jika
kadar air tanah terus berkurang hingga ke titik S, tanah menjadi kering dan
berada dalam kondisi padat. Dalam kondisi ini, berkurangnya kadar air tidak
menyebabkan terjadinya perubahan volume. Kadar air yang mana tanah
berubah dari kondisi agak padat menjadi padat dinamakan dengan batas
susut (shrinkage limit), SL. Batas cair ini merupakan salah satu parameter
yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan kembang-susut tanah.

Batas cair adalah kadar air terendah tanah dalam keadaan cair.
Apabila kadar air dikurangi terus sampai nilai tertentu tanah akan berubah
dari keadaan cair menjadi plastis, Tanah ini akan mengalami pengurangan
volume seirama dengan pengurangan kadar air
Batas Cair berbanding lurus dengan sifat perubahan volume tanah
akibat pembebanan. Jadi semakin tinggi Batas Cair, semakin besar
kemungkinan terjadi perubahan volume akibat beban yang dilimpahkan
kepada tanah tersebut. Batas cair tanah berbutir halus dapat ditentukan
dengan pengujian Casagrande.
Batas cair hanya dapat diukur pada tanah berbutir halus yakni tanah
yang lolos saringan NO.40 pada kada air yang cukup tinggi. Tanah berbutir
halus berada dalam keadaan cair yaitu mudah menyebar dengan goyangan /
tekanan sedikit. Apabila kadar airnya dikurangi terus sampai nilai tertentu,
tanah berubah dari keadaan cair menjadi plastis, dimana kadar air pada saaat
ini disebut batas cair. Untuk menentukan batas cair dibuat grafik semi log
hubungan antara n dan w, dimana jumlah ketukan adalah absis dan ordinat
adalah kadar air sampel tanah yang bersangkutan. Berdasarkan data-data
tersebut, diperoleh garis kurva kadar air dengan jumlah ketukan (N) 25 kali
yang menyinggung garis kurva tersebut sehingga diperoleh kadar air untuk
batas cair.

Kurva Batas Cair


60
Kadar Air (%)

50
40 f(x) = − 8.11 ln(x) + 72.18
R² = 0.99
30
Kadar Air
20
10 Logarithmic (Kadar Air)
0
10
25
Jumlah Pukulan
Untuk menentukan batas cair (LL) terlebih dahulu,ditentukan kadar
air (w) dengan persamaan sebagai berikut :

W 2−W 3
x 100 %
ω= W 3 −W 1

Keterangan :
W1 = berat cawan kosong (gr)
W2 = berat cawan + tanah basah (gr)
W3 = berat cawan + tanah kering (gr)

Adapun ketentuan jumlah pukulan Casagrande dalam menentukan batas


cairnya adalah sebagai berikut :
o 10 – 20 ketukan.
o 20 – 30 ketukan.
o 30 – 40 ketukan.
o 40 – 50 ketukan.

Untuk menentukan batas cair dibuat grafik, dimana jumlah ketukan adalah
absis dan ordinat adalah kadar air sampeltanah yang bersangkutan.
Berdasarkan data – data dari sampel diperoleh garis kurva kadar air dengan
jumlah ketukan sebanyak 25 kali yang menyinggung garis kurva tersebut
sehingga diperoleh kadar air untuk batas cair.
Dalam melakukan percobaan, semakin kecil pukulan yang dilakukan
dalam percobaan maka semakin besar kadar airnya, begitu pula
sebaliknya
C. ALAT DAN BAHAN
 Alat
1. Cassgrande 2. Groving Tool

2. cawan 4. Spatula

5. Plat kaca 6. Timbangan digital


7 Oven

 Bahan
1. Tanah yang lolos saringan No 40

2. Air suling / Aquades


D. LANGKAH KERJA

1. Sample tanah yang lolos saringan No 40 disiapkan terlebih dahulu.


2. Cawan kosong ditimbang menggunakan timbangan digital (W1)

3. Sample tanah diletakkan di atas plat kaca dan dicampur dengan air
suling, kemudian diaduk dengan spatula hingga homogen.

4. Sample tanah yang telah homogen diletakkan dalam cawan batas cair dan
diratakan permukaannya sehingga sejajar dengan alas.
5. Jalur dibuatkan pada sample tanah menggunakan grooving tool secara
tegak lurus pada permukaan tanah tersebut.

6. Alat pemutar pada cassgrande diputar naik turun dengan kecepatan


2putaran/detik, sambil mengamati dan menghitung jumlah ketukan yang
dilakukan.

7. Pemutaran dihentikan saat alur sudah tertutup sepanjang 1,25cm


8. Sample tanah tersebut diambil dan dimasukkan ke dalam cawan,
ditimbang dan dicatat hasilnya (W2), kemudian dimasukkan dalam oven
untuk diketahui kadar airnya.

9. Tanah yang telah kering ditimbang dan dicatat hasilnya. (W3)

10.Percobaan tersebut kita ulangi dengan kadar air yang berbeda, dimana
jumlah ketukan yang diinginkan yaitu
- 14 ketukan
- 23 ketukan
- 39 ketukan
- 45 ketukan
A. DATA DAN PERHITUNGAN

Data.

Jumlah Ketukan 14 23 39 45
Simbol Satua
n
Berat cawan kosong (W1) gram 13,399 13,404 13,535 13,356
Berat cawan + Tanah 48,828 46,631 55,871 45,612
(W2) gram
basah
Berat cawan + Tanah 34,880 34,670 40,775 34,451
(W3) gram
kering

Analisa Perhitungan.

1. Berat Air
- Untuk pukulan 14
Berat Air = W2 - W3
= 48,828 – 34,880
= 13,948 gram

- Untuk pukulan 23
Berat Air = W2 - W3
= 46,631 – 34,670
= 11,961 gram

- Untuk pukulan 39
Berat Air = W2 - W3
= 55,871– 40,775
= 15,096 gram
- Untuk pukulan 45
Berat Air = W2 - W3
= 45,612 – 34,451
= 11,161 gram.
2. Berat Tanah Kering
- Untuk Pukulan 14
Berat tanah kering = W3 – W1
= 34,880 –13,399
= 21,481 gram.

- Untuk Pukulan 23
Berat tanah kering= W3 – W1
= 34,670 – 13,404
= 21,266 gram.

- Untuk Pukulan 39
Berat tanah kering = W3 – W1
= 40,775 – 13,535
= 27,240 gram.

- Untuk Pukulan 45
Berat tanah kering = W3 – W1
= 34,451–13,356
= 21,095 gram.
3. Kadar Air
- Untuk Pukulan 14
Berat Air
Kadar Air= x 100 %
Berat Tanah Kering
11,423
Kadar Air= x 100 %
25,005
Kadar Air=45,68 %

- Untuk Pukulan 23
Berat Air
Kadar Air= x 100 %
Berat Tanah Kering
11,769
Kadar Air= x 100 %
26,567
Kadar Air=44,299 %

- Untuk Pukulan 39
Berat Air
Kadar Air= x 100 %
Berat Tanah Kering
6,272
Kadar Air= x 100 %
14,674
Kadar Air=42,742 %

- Untuk Pukulan 45
Berat Air
Kadar Air= x 100 %
Berat Tanah Kering

8,912
Kadar Air= x 100 %
21,508
Kadar Air=41,436 %
Tabel Hasil Perhitungan Batas Cair.

Jumlah Ketukan 18 24 33 45
Simbo Satua
l n
Berat cawan kosong (W1) Gram 13,391 13,558 13,147 13,336
Berat cawan + Tanah (W2) 49,819 51,894 34,093 43,756
Gram
basah
Berat cawan + Tanah (W3) 38,396 40,125 27,821 34,844
Gram
kering
Berat Air (WW) Gram 11,423 11,769 6,272 9,412
Berat Tanah Kering (WS) Gram 25,005 26,567 14,674 21,008
Kadar Air (W) % 45,68 44,299 42,742 41,436
Kadar Air Rata-rata % 43,539
Kurva Batas Cair
47

46
f(x) = − 3.66 ln(x) + 55.55
R² = 0.98
45

44
Kadar Air (%)

Kadar Air
43
Logarithmic (Kadar Air)

42

41

40

39
10
Jumlah Pukulan

Grafik Batas Cair


25 55

B. KESIMPULAN

Setelah melakukan pengujian Batas Cair (Liquid Limit) maka


berdasarkan grafik pada jumlah pukulan 25 didapat ω optimum sebesar
43,76 %, jadi kami dapat menyimpulkan bahwa benda uji yang kami ujikan
di Laboratorium memiliki batas cair LL = 43,76 %.

Anda mungkin juga menyukai