Anda di halaman 1dari 3

Nama: Rahmawida

Kelas:M1 manajemen

NIM:20070051

Takziyah,wasiat,Hutang

Pengertian:

Takziyah:Takziah adalah salah satu kewajiban seorang muslim terhadap orang yang meninggal.Artinya,
ketika ada seseorang yang meninggal dunia, jenazah tersebut masih memiliki hak untuk mendapat
penghormatan dari orang yang masih hidup.

Wasiat: adalah pemberian suatu benda secara sukarela dan tanpa imbalan dari seseorang kepada orang
lain yang masih hidup untuk dimiliki.Terkait dengan pertanyaan Anda, yang dimaksud dengan akta
testamen adalah surat wasiat.

Hutang: adalah sesuatu yang dipinjam, baik berupa uang maupun benda. Seseorang atau badan usaha
yang meminjam disebut debitur. Entitas yang memberikan utang disebut kreditur. Utang merupakan
pengorbanan manfaat ekonomi masa datang yang mungkin timbul karena kewajiban sekarang.

Dalil tentang takziyah:

(yaitu) Orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata: «Innaa lillaahi wa innaa ilaihi
raaji’uun» (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali)” (Qs Al-Baqarah [2]: 156)

Serta hadits Rasulullah SAW yang bersabda:

(1)“Dari Ummu Salamah (diriwayatkan) bahwa ia berkata; Saya mendengar Rasulullah sawbersabda:
Tidaklah seorang mukmin tertimpa musibah lalu ia membaca apa yang telah diperintahkan oleh Allah,
innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun, allahumma ajurnii fii mushiibatii wa akhlif lii khairan minhaa
(Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Ya Allah, berilah aku pahala
karena musibah ini dan tukarlah bagiku dengan yang lebih baik daripadanya), melainkan Allah menukar
baginya dengan yang lebih baik” [HR. Ahmad nomor 25498, Muslim nomor 918 dengan lafal Muslim]

(2).(yaitu) Orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata: «Innaa lillaahi wa innaa ilaihi
raaji’uun» (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali)” (Qs Al-Baqarah [2]: 156)

Dalil tentang wasiat:

(1).firman Allah swt pada Qs. Al-Baqarah [2]: 181:

Barang siapa mengubah wasiat itu setelah ia mendengarnya, sesungguhnya dosanya hanya bagi orang
yang mengubahnya.

(2).Dari Sa’d bin Abu Waqqāsh, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: sepertiga dan sepertiga itupun
telah besar atau banyak. Sesungguhnya, engkau meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya lebih
baik daripada engkau meninggalkan mereka dalam keadaan kekurangan dan mengharap belas kasih
manusia.

Dalil tentang hutang:

(1).Al-Baqarah: 282

‫ب َك َما َعلَّ َمهُ هّٰللا ُ فَ ْليَ ْكتُ ۚبْ َو ْليُ ْملِ ِل‬ ٓ
َ ُ‫ب كَاتِبٌ اَ ْن يَّ ْكت‬ َ ْ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اِ َذا تَدَايَ ْنتُ ْم ِب َدي ٍْن اِ ٰلى اَ َج ٍل ُّم َس ّمًى فَا ْكتُبُوْ ۗهُ َو ْليَ ْكتُبْ بَّ ْينَ ُك ْم كَاتِ ۢبٌ بِ ْال َع ْد ۖ ِل َواَل يَأ‬
‫ض ِع ْيفًا اَوْ اَل يَ ْستَ ِط ْي ُع اَ ْن يُّ ِم َّل هُ َو فَ ْليُ ْملِلْ َولِيُّهٗ بِ ْال َع ْد ۗ ِل‬ َ ْ‫ق َسفِ ْيهًا اَو‬ ُّ ‫ ۗا فَاِ ْن َكانَ الَّ ِذيْ َعلَ ْي ِه ْال َح‬Dًًٔ‫ق هّٰللا َ َربَّهٗ َواَل يَ ْبخَسْ ِم ْنهُ َش ْئـ‬ ِ َّ‫ق َو ْليَت‬ُّ ‫الَّ ِذيْ َعلَ ْي ِه ْال َح‬
‫ض َّل ِاحْ ٰدىهُ َما فَتُ َذ ِّك َر اِحْ ٰدىهُ َما ااْل ُ ْخ ٰر ۗى َواَل‬ ِ َ‫َوا ْستَ ْش ِه ُدوْ ا َش ِه ْي َدي ِْن ِم ْن ِّر َجالِ ُك ۚ ْم فَاِ ْن لَّ ْم يَ ُكوْ نَا َر ُجلَ ْي ِن فَ َر ُج ٌل وَّا ْم َراَ ٰت ِن ِم َّم ْن تَرْ ضَوْ نَ ِمنَ ال ُّشهَ ۤ َدا ِء اَ ْن ت‬
َ‫ص ِغ ْيرًا اَوْ َكبِ ْيرًا اِ ٰلٓى اَ َجلِ ٖ ۗه ٰذلِ ُك ْم اَ ْق َسطُ ِع ْن َد هّٰللا ِ َواَ ْق َو ُم لِل َّشهَا َد ِة َواَ ْد ٰن ٓى اَاَّل تَرْ تَاب ُْٓوا آِاَّل اَ ْن تَ ُكوْ ن‬َ ُ‫ ُم ْٓوا اَ ْن تَ ْكتُبُوْ ه‬Dََٔ‫ب ال ُّشهَ ۤ َدا ُء اِ َذا َما ُد ُعوْ ا ۗ َواَل تَسْٔـ‬ َ ْ‫يَأ‬
ۗ ‫ق بِ ُك ْم‬ ٌ ۢ ْ‫ُض ۤا َّر كَاتِبٌ َّواَل َش ِه ْي ٌد ەۗ َواِ ْن تَ ْف َعلُوْ ا فَاِنَّهٗ فُسُو‬ َ ‫ْس َعلَ ْي ُك ْم ُجنَا ٌح اَاَّل تَ ْكتُبُوْ ه َۗا َواَ ْش ِهد ُْٓوا اِ َذا تَبَايَ ْعتُ ْم ۖ َواَل ي‬ َ ‫اض َرةً تُ ِد ْيرُوْ نَهَا بَ ْينَ ُك ْم فَلَي‬ ِ ‫تِ َجا َرةً َح‬
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
‫َي ٍء َعلِ ْي ٌم‬ ْ ‫َواتَّقُوا َ ۗ َويُ َعلِّ ُم ُك ُم ُ ۗ َو ُ بِ ُكلِّ ش‬

Terjemahan

Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang piutang untuk waktu yang
ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar. Janganlah penulis menolak untuk menuliskannya sebagaimana Allah telah
mengajarkan kepadanya, maka hendaklah dia menuliskan. Dan hendaklah orang yang berutang itu
mendiktekan, dan hendaklah dia bertakwa kepada Allah, Tuhannya, dan janganlah dia mengurangi
sedikit pun daripadanya. Jika yang berutang itu orang yang kurang akalnya atau lemah (keadaannya),
atau tidak mampu mendiktekan sendiri, maka hendaklah walinya mendiktekannya dengan benar. Dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi laki-laki di antara kamu. Jika tidak ada (saksi) dua orang laki-laki,
maka (boleh) seorang laki-laki dan dua orang perempuan di antara orang-orang yang kamu sukai dari
para saksi (yang ada), agar jika yang seorang lupa, maka yang seorang lagi mengingatkannya. Dan
janganlah saksi-saksi itu menolak apabila dipanggil. Dan janganlah kamu bosan menuliskannya, untuk
batas waktunya baik (utang itu) kecil maupun besar. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah, lebih
dapat menguatkan kesaksian, dan lebih mendekatkan kamu kepada ketidakraguan, kecuali jika hal itu
merupakan perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu jika
kamu tidak menuliskannya. Dan ambillah saksi apabila kamu berjual beli, dan janganlah penulis
dipersulit dan begitu juga saksi. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sungguh, hal itu suatu
kefasikan pada kamu. Dan bertakwalah kepada Allah, Allah memberikan pengajaran kepadamu, dan
Allah Maha Mengetahui segala sesuatu

2.“Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka
hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak
ada lagi dinar dan dirham” (HR. Ibnu Majah no. 2414.

Anda mungkin juga menyukai