(PADI) Pembahasan TO 1B Maret 2018
(PADI) Pembahasan TO 1B Maret 2018
101. A. DPT
101 A. DPT
102 D. Intubasi endotrakea
• Diagnosis?
ANUS IMPERFORATA
DEFEK KONGENITAL:
= ANUS IMPERFORATA (TIDAK ADA LUBANG ANUS)
• GEJALA ATRESIA ANI:
• Mekonium tidak keluar dalam > 24-48 jam
• Perut kembung lama-kelamaan muntah jika
disusui
• Inspeksi daerah anus TIDAK ADA anus, mungkin
dijumpai FISTULA
• Pada atresia ani tipe letak tinggi perineum datar
(rocker bottom appearance)
• DIAGNOSIS: Foto invertogram (Wangenstein Rice)
• TATALAKSANA: bedah
• Invertogram: bayi
diletakkan
terbalik (kepala di
bawah) atau
telungkup (prone)
dilihat jarak
puntung distal
rectum dengan
marka anus di
kulit.
Atresia Duodenum
Volvulus
• ANAK, KEMBUNG, MUNTAH HIJAU (BILIER)
• TANDA OBSTRUKSI:
• BAB, flatus tidak bisa
• Bising usus meningkat, perkusi timpani
• Diagnosis?
• Sindrom nefritik akut:
• Azotemia, hipertensi, edema, hematuria
• Sindrom nefrotik:
• Proteinuria, hipoalbuminemia, edema
Glomerulonefritis akut pasca-
streptokokus
• GNAPS merupakan salah satu sindrom nefritik yang
ditandai oleh timbulnya hematuria, edema, hipertensi
dan penurunan fungsi ginjal
• GNAPS terjadi akibat deposisi kompleks imun (reaksi
hipersensitivitas tipe 3) pada GBM dan atau mesangium
sehingga terjadi reaksi inflamasi gangguan fungsi ginjal
komplikasi: ensefalopati hipertensif, gagal jantung,
edema paru, dan gagal ginjal
• Didahului oleh infeksi SBGA nefritogenik (tipe 4, 12, 16,
25, dan 49) di saluran napas atas, maupun infeksi kulit
• Reaksi Ag-Ab terjadi setelah infeksi saluran napas dan infeksi
kulit selesai
Tatalaksana
• Fokus:
• Eradikasi kuman
• Dengan antibiotik, seperti penisilin fase akut.
• Tidak lagi dianjurkan pemberian profilaksis.
• Suportif terhadap gagal ginjal akut dan komplikasi
lainnya
• Tirah baring
• Diuretik jika sembab
• Antihipertensi
• Restriksi cairan, pengaturan nutrisi rendah natium dan kalium,
rendah protein (sementara)
Jawaban Lainnya
• A. Pielonefritis nyeri kolik, demam menggigil,
nyeri ketok CVA +/+, leukositosis, leukosit esterase
(+)
• B. Sindrom nefritik GNAPS termasuk di
dalamnya, namun kurang tepat
• C. SN hiperkolesterolemia, hipoalbumuria,
proteinuria massif, dislipidemia
• E. Sistitis biasa pada wanita, anyang-anyangan,
disuria, nyeri tekan suprapubik,
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
104 D. GNAPS
105 B. Anal swab
• Penunjang?
Enterobius vermicularis = Oxyuris
vermicularis
(Cacing Kremi = Pinworm)
Adhesive (Scotch Tape Test)
Jawaban Lainnya
• A. RT kurang tepat untuk mendiagnosis
• C. Kultur tinja kurang tepat
• D. Analisis feses kurang tepat
• E. Darah samar tinja kurang tepat
Jadi, pemeriksaan pasien ini adalah…
negative positive
Classification
negative
next ....
Group A Group B Group C
May be sent home Referred for in-hopistal care Require emergency treatment
Group criteria Group criteria OR Group criteria
Patients who do no t have Patients with any of the Existing warning signs: Patients with any of the following features:
warning signs following features: o Abdominal pain or tenderness o Severe plasma leakage with shock and/or fluid accumulation with respiratory distress
AND o Co-existing conditions such o Persistent vomiting o Severe bleeding
who are able: as infancy, o Clinical fluid accumulation o Severe organ impairment
o To tolerate aduquate volumes of o Social circumtances such o Mucosal bleeding
oral fluids living far from hospital o Lethargyl restlessness
o To pass urine at least every 6 o Liver enlargement > 2cm
hour o Laboratory: increase in Hct
Laboratory tests Laboratory tests Laboratory tests
o Full blood Count (FBC) o Full blood Count (FBC) o Full blood Count (FBC)
o Haematocrit (Hct) o Haematocrit (Hct) o Haematocrit (Hct)
o Other organ function test as indicated
Treatmen Treatment Treatment Treatment of compensated shock:
Advice for: o Encouragement for oral o Obtain reference Hct before fluid therapy o Start I.V. fluid resuscitation with isotonic crystalloid solutions at 5-10 ml/kg/hr over 1 hr
o Adequate bed rest fluids Ringer lactate, start with 5-7 ml/kg/hr for 1- o Reassess patient’s condition,
o Adequate fluid intake o If not tolerated, start
Management
106 A. RL
107 D. Hemoroid interna gr IV
• Diagnosis?
Jenis Hemoroid
Anatomi anal canal
Transisi epitel gepeng
(kulit) ke epitel
kolumnar (saluran
cerna)
Lowry SF, Eisenstat TE. Perianal complaints. In: Lowry SF, Ciocca RG, Rettie CS. Learning surgery: the clerkship manual. New York: Springer; 2005. p. 468-78.
Jawaban Lainnya
• A. Hemoroid interna gr I hanya darah menetes
(hematokezia), benjolan (-)
• B. Hemoroid interna gr II darah menetes,
benjolan (+) keluar-masuk sendiri
• C. Hemoroid interna gr III darah menetes,
benjolan (+) dapat masuk dengan bantuan
• E. Hemoroid eksterna benjolan tampak di sekitar
anus
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
D. Hemoroid Interna
107 Grade IV
A. Hernia Inguinalis
108 lateralis inkarserata
• Diagnosis?
Hernia – Klasifikasi Kondisi
TIPE HERNIA MENURUT KONDISI
Penojolan melewati
cincin inguinal, biasanya
Hernia ingunalis
merupakan kegagalan
lateralis / Hernia Lateral Ya Anak
penutupan prosesus
inguinalis indirek
vaginalis setelah
penurunan testis
Keluarnya langsung
Hernia inguinalis
menembus fascia
medialis / Hernia Medial Tidak Dewasa
dinding abdomen lewat
inguinalis direk
trigonum Hesselbach
Jalur turunnya beragam hernia
• Hernia inguinalis direk/medialis
• Medial dari vasa epigastrica
inferior
• lewat Hesselbach triangle
• Biasanya pada dewasa (daerah
locus minoris)
• Hernia inguinalis
indirek/laterallis
• Lateral dari vasa epigastrica
inferior
• lewat kanalis inguinalis
• Biasanya pada anak (karena
prosesus vaginalis gagal
menutup)
• Hernia femoralis
• lewat kanalis femoralis
Jawaban Lainnya
• B. Hernia inguinalis lateralis strangulata pada
pasien tidak disebutkan nyeri, diasumsikan tidak
ada nyeri yang dialami oleh pasien
• C. Hernia inguinalis lateralis irepondibilis pada
pasien sudah ada gejala obstruktif
• D. Hernia femoralis irepondibilis benjolan dari
lipat paha hingga kemaluan, sehingga mengarah ke
inguinalis lateralis (skrotalis)
• E. Hernia medial strangulata benjolan dari lipat
paha hingga kemaluan, bukan langsung daerah
abdomen, nyeri pada pasien (-)
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
A. Hernia inguinalis
108 lateralis inkarserata
109 A. Anemia megaloblastik
• Diagnosis?
Anemia
• Pendekatan awal dalam hal pucat/anemia adalah
anamnesis dan pemeriksaan fisik.
• Pemeriksaan laboratorium yang cukup bermanfaat
adalah nilai morfologi eritrosit (MCV, MCH, dan
MCHC) serta hitung retikulosit
• Indikatornya:
• MCV: rata-rata volume eritrosit (femtoliter μm3)
• MCH: rata-rata massa hemoglobin per eritrosit (pikogram)
• MCHC: rata-rata hemoglobin pada sel-sel darah merah dengan
volume tertentu (g/dl)
• RDW: koefisien variasi volume sel darah merah.
Ukuran
• Anemia mikrositik : defisiensi Fe, thalassemia,
penyakit kronik (gangguan utilisasi Fe), anemia
hemolitik.
• Anemia normositik : perdarahan akut, anemia
penyakit kronik, anemia aplastik, gagal ginjal
• Anemia makrositik : defisiensi folat, defisiensi B12
• Anemia : Hb < 13 g%
pada pria dan di
bawah 12 g% pada
wanita
• Berdasarkan
pendekatan
morfologi, anemia
diklasifikasikan
menjadi:
1. Anemia makrositik
2. Anemia mikrositik
3. Anemia normositik
Pendekatan Berdasarkan Penyakit
• Anemia defisiensi Besi: • Anemia aplastik:
• Darah tepi anemia mikrositik hipokrom, • Pansitopenia. Tidak ada organomegali.
• Serum Iron ↓, Feritin↓, TIBC ↑
• Pemeriksaan tambahan : BMP – gambaran
• sel pensil hipoplastik.
• Terapi suplementasi besi.
• Anemia hemolitik (Thalassemia): • Anemia penyakit kronis (infeksi kronis):
• Anemia mikrositik hipokrom. • Karena gangguan utilisasi besi.
• Sel target dan anisopoikilositosis(bentuk • Anemia mikrositik hipokrom
sel bermacam-macam karena lisis),
• Bilirubin indirek ↑. • Anemia ec penyakit ginjal kronis (CKD):
• Ikterik, splenomegali. • anemia normositik normokrom karena
• Pemeriksaan tambahan : elektroforesis gangguan produksi eritropoietin
Hb.
• Anemia perdarahan:
• Anemia ec keganasan (Leukemia): • Normositik normokrom.
• Pansitopenia, leukosit meningkat namun
abnormal. • Anemia makrositik:
• Blast +, hepatomegali.
• karena defisiensi B12 (pada post-op
• Pemeriksaan tambahan : Bone Marrow gastrointestinal), asam folat, liver disease
Puncture (BMP).
• Tx : kemoterapi.
Anemia Megaloblastik:
Defisiensi Vit B 12
• Vit B12 (kobalamin) berfungsi untuk hematopoiesis
dan fungsi neuron
• Banyak didapat dari protein hewani
• Membutuhkan factor intrinsik (IF) untuk absorpsi
• Penyebab defisiensi:
• Berkurangnya sekresi IF pada mukosa gaster karena
gastrektomi, atrofi gaster anemia pernisiosa
• Malabsorbsi di usus halus: reseksi ileum, small intestine
disease
• Kurang asupan protein hewani
…(2)
• Gejala: • Lab:
• Anemia makrositik
• Glositis • Normal konsentrasi vit
• Neuropati perifer B12: 180-914 ng/L
• Kelemahan • <180 anemia
• Hiperrefleksia megaloblastik +
• Ataksia neuropati perifer
• Gangguan persepsi • < 150 defisiensi B12
• Gangguan koordinasi • Cek Intrinsic Factor
• Perubahan perilaku
• Biasanya pasien
mengeluhkan anemia +
defisit neurologis
Jawaban Lainnya
• B. Anemia defisiensi besi mikrositik hipokrom
• C. Anemia hemolitik normositik normokrom
dengan peningkatan retikulosit, ex. AIHA
• D. Anemia penyakit kronis riwayat sakit kronis (-
), mikrositik hipokrom
• E. Thalasemia mikrositik hipokrom,
hepatomegali (+), facies Cooley
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
• Diagnosis?
SLE
Test Description
Screening test; sensitivity
ANA 95%; not diagnostic without IgG/IgM variants measured
clinical features with ELISA are among the
antiphospholipid antibodies
High specificity; Anticardiolipin used to screen for
Anti-dsDNA sensitivity only 70%; level is antiphospholipid antibody
variable based on disease syndrome and pertinent in
activity SLE diagnosis
Most specific antibody for SLE; Multiple tests (eg, direct
Anti-Sm
only 30-40% sensitivity Russell viper venom test) to
Present in 15% of patients with screen for inhibitors in the
Lupus anticoagulant
SLE and other connective- clotting cascade in
Anti-SSA (Ro) or Anti-SSB (La) tissue diseases such as Sjögren antiphospholipid antibody
syndrome; associated syndrome
with neonatal lupus Coombs test–positive
Uncommon antibodies that Direct Coombs test anemia to denote
may correlate with risk for CNS antibodies on RBCs
disease, including increased Drug-induced lupus ANA
Anti-ribosomal P hazards of psychosis in a large antibodies are often of this
inception cohort, although the type (eg, with
exact role in clinical diagnosis is procainamide or
debated[90] Anti-histone
hydralazine; p-ANCA–
Included with anti-Sm, SSA, and positive in minocycline-
SSB in the ENA profile; may induced drug-induced
Anti-RNP indicate mixed connective- lupus)
tissue disease with overlap
SLE, scleroderma, and myositis
Jawaban Lainnya
• A. Butterfly rash bukan diagnosis
• B. AIHA anemia hemolitik, tes coomb (+)
• D. Arthritis rheumatoid juvenile nyeri sendi
multipel, simetris, pada anak-anak, RF (+)
• E. Angiofibroma juvenile mimisan/epistaksis,
terlihat massa mudah berdarah
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
110 C. SLE
111 A. Peritonitis generalisata
• Diagnosis?
Apendisitis Akut
• PEMERIKSAAN LAB:
• WBC > 10.000/ul
• Neutrofilia
• CRP meningkat
• PEMERIKSAAN RADIOLOGI:
• USG dan CT scan
• TATALAKSANA: apendektomi
• KOMPLIKASI: ruptur apendik bila tidak ditangani
dalam 24 jam peritonitis (demam dan
peningkatan WBC semakin jelas, defans
muskular). Perforasi saluran cerna (pada foto
polos tegak abdomen udara subdiafragma)
Tanda Apendisitis akut
• Blumberg Sign
• Nyeri yg muncul setelah penekanan pd abdomen
dilepaskan secara tiba-tiba (nyeri lepas). Indikasi
peritonitis (lokal)
• Rovsing Sign
• Palpasi pada LLQ nyeri pada RLQ (McBurney)
• Obturator Sign
• Nyeri RLQ saat internal/eksternal rotasi sendi
panggul pada posisi fleksi
• Psoas Sign
• Nyeri RLQ saat ekstensi panggul kanan
• Dunphy Sign
• Nyeri RLQ (sensasi tajam) saat batuk
• Ten Horn Sign
• Nyeri RLQ saat traksi lembut pada spermatic cord
kanan
USG pada kondisi apendisitis
• Findings supportive of the
diagnosis of appendicitis
include:
• Aperistaltic, noncompressible,
dilated appendix ( >6 mm outer
diameter)
• Appendicolith
• Periappendiceal hyperechoic
structure (PHS) is an ultrasound
finding described as an
amorphous hyperechoic
structure (usually greater than
10mm) seen surrounding a
noncompressible appendix with
a diameter greater than 6mm
radiopedia.com
• Periappendiceal fluid collection
Pada kondisi dengan komplikasi
peritonitis
• Acute abdomen
memerlukan pemeriksaan
penunjang awal berupa foto
polos abdomen 3 posisi
• Mengetahui proses akut
abdomen yang sedang terjadi
• Mencari tanda-tanda
obstruksi/paralisis usus
• Peritonitis lokal (maupun
umum)
• Diagnosis: Hepatitis A
• Tatalaksana?
Hepatitis A Akut
• Demam • Tatalaksana:
• Keluhan sistemik tidak • Suportif
khas (mual, muntah, - Antipiretik
nyeri perut). - Asupan kalori cukup
• Kencing seperti air teh.
• Faktor risiko fekal oral - Hepatoprotektor dapat
diberikan bila ada
• PF: ikterus, indikasi (suportif)
hepatomegali, nyeri
tekan perut kanan atas.
• Lab : SGPT, SGOT, IgM
anti HAV.
Serologi
Hepatitis
Jawaban Lainnya
• B. Antiviral tidak perlu diberikan
• C. USG tidak terlibat dalam pemeriksaan untuk
hepatitis A tanpa komplikasi
• D. Cek HIV kurang tepat, biasa menyertai dan
perlu dipikirkan jika pasien terkena hepatitis B
• E. Cek Anti-HBs kurang tepat, biasa jika pasien
infeksi hepatitis B, nilai (+) pada yang pernah
terinfeksi atau post-vaksinasi
Jadi, tatalaksana pasien ini adalah…
A. Suportif diberikan karena
112 tidak ada pengobatan spesifik
113 B. Kolelitiasis
• Diagnosis?
Batu
Kolelitiasis
Inflamasi
Kolesistitis
Batu
Koledokolitia
sis
Inflamasi
Kolangitis
Kolelitiasis Koledokolitiasis Kolesistitis Kolangitis
Nyeri - - + +
tekan/Murphy’s
sign
Ikterus - + - +
Kolelitiasis
Kolesistitis
Koledokolitiasis
Kolangitis
Kolesistitis
• Nyeri perut berawal di
ulu hati kemudian
terlokalisir di kanan atas
• Nyeri dapat menjalar ke
bahu kanan / skapula
• Mual muntah
• Demam
• Kantung empedu teraba
(~30-40% pasien)
• Ikterik (~15% pasien)
Medscape.com
Kolangitis
• Obstruksi duktus bilier, yang dilanjutkan dengan stasis
bilier, hingga sepsis bilier
• Utamanya akibat koledokolitiasis, dapat pula
disebabkan oleh striktur, neoplasma, dan lainnya
• Charcot triad: demam, nyeri perut kanan atas, dan
kuning (+ hipotensi dan altered mental status =
reynold’s pentad)
• Leukositosis, dengan kemungkinan kulur darah positif
• Gambaran obstruksi (ALP dan GGT yang meningkat)
• Tx: suportif dan dekompresi bilier (ERCP), dilanjutkan
kolesistektomi
Kolesistitis vs. Kolangitis
• Kolesistitis = nyeri perut kanan atas, murphy sign (+),
faktor risiko : kolelitiasis.
• Kolangitis =
Trias Charcot : demam, ikterik, nyeri perut kanan atas
Pentad Reynaud: demam, ikterik, nyeri perut kanan atas,
penurunan kesadaran, hipotensi.
Faktor risiko : koledokolitiasis.
113 B. Kolelitiasis
114 B. Ludwig Sign
115 C. Entamoeba hystolitica
• Tn. Tono 38 tahun, nyeri perut kanan atas 2
hari SMRS
• Demam
• Riwayat diare lendir dan darah disentri
• PF: suhu demam
• Diagnosis: Leptospirosis
• Penunjang?
Leptospirosis
• Infeksi yang disebabkan oleh Leptospira.
Sumber: Harrison
Leptospirosis
• Leptospirosis adalah zoonosis yg
disebabkan L. Interrogans .
Penyakit ini harus dicurigai pada
pasien yg berkontak dgn air,
tanah, atau lumpur yg
terkontaminasi urin binatang.
• Gejala klinis leptospirosis:
demam, menggigil, sakit kepala,
mual, muntah, nyeri abdomen,
nyeri otot betis, ikterus,
hepatomegali, anoreksia,
fotofobia, gagal ginjal.
116 C. MAT
117 C. Hepatoma
118 D. Ligasi dengan endoskopi
• Tn. Jin 50 tahun, muntah darah segar 3 jam
• Riwayat hepatitis B 3 tahun lalu
• PF: TD 90/60, HR 105, spider nevi, asites,
hepar tidak teraba, edema tungkai
• Lab: Hb 6, trombosit 76.000
117 C. Hepatoma
Jawaban Lainnya
• A. Resusitasi cairan dengan RL tatalaksana awal
• B. Transfusi PRC tatalaksana awal
• C. Propanolol antihipertensi untuk profilaksis
pecah varises esofagus pada sirosis hepatis
• E. Hepatoprotektor bukan terapi utama
Jadi, tatalaksana pasien ini adalah…
D. Ligasi dengan
118 endoskopi
B. Ganti ranitidin dengan
119 lansoprazole
• Diagnosis: schistosomiasis
• Organisme penyebab?
Skistosomiasis
• Disebabkan oleh • Cacing Schisto ini endemik di
Schistosoma japonicum dataran tinggi Lindu dan
Napu, Sulawesi Tengah
• Manifestasi klinis: • Dikenal juga sebagai
• Akut (2-8 minggu post
bilharziasis, demam siput,
infeksi): anorexia, muntah, demam Katayama
nyeri abdomen, diare
(berdarah), demam, rash,
hepato- splenomegali • Stadium infektif: serkaria –
• Kronik: fibrosis hepar, menembus jaringan bawah
hipertensi portal kulit
Sumber: CDC
Diagnosis dan Pengobatan
• Diagnosis:
• Ditemukan telur di feses, biopsi jaringan
• Pemeriksaan imunologi:
• Circum oval Precitipitin Test
• ELISA
• Tatalaksana:
• Praziquantel 60 mg/kgBB
Sumber WHO
Jawaban Lainnya
• B. Schistosoma malayi tidak ada
• C. Schistosoma mansoni biasa di Afrika, Amerika
Selatan, Karibia, dan Timur Tengah, siklus hidup
sama seperti Schistosoma japonicum
• D. Schistosoma duodenale tidak ada
• E. Schistosoma caninum tidak ada
Jadi, penyebab keluhan pasien ini
adalah…
• Diagnosis?
Malaria
• Infeksi eritrosit oleh parasite Plasmodium
• Infeksi di manusia umumnya: falciparum, vivax, ovale,
malariae
• Trias malaria: demam, menggigil, berkeringat
• Gejala lain: mual, muntah
• Diagnosis malaria: klinis + deteksi parasite di darah
• Diagnosis di tempat endemis: demam 1 hari + anemia
• Diagnosis di tempat rendah risiko: riwayat pajanan ke
daerah endemis
Gejala dan tanda
• Trias malaria (demam, menggigil, dan berkeringat)
• Pemeriksaan dengan mikroskop sediaan darah
tebal dan tipis infeksi plasmodium
• Etiologi malaria dapat diidentifikasi dari pola
demam dan apusan darah tepi
Medscape
Identifikasi etiologi malaria melalui
pola demam
• Malaria dengan pola demam selang tiga hari
(tiap 72 jam) malariae (kuartana)
Seperti vivax,
Relaps vivax
dosis PQ naik
• Diagnosis?
• Diagnosis • Tatalaksana
• Paling sering umur 6 bulan-1 • Barium enema
tahun • Diagnosis: gambaran
meniskus.
• Gambaran klinis: • Tekanan cairan barium akan
• Awal: kolik yang sangat mereduksi intususepsi.
• Reduksi berhasil bila
hebat disertai muntah. beberapa bagian usus halus
Anak menangis telah terisi barium/udara.
kesakitan. • Pasang NGT
• Lebih lanjut: kepucatan • Resusitasi cairan.
pada telapak tangan, • Antibiotik jika ada tanda
perut kembung, tinja infeksi (demam, peritonitis)
berlendir bercampur • Lakukan PEMERIKSAAN
ULANG SEGERA oleh dokter
darah (currant jelly bedah.
stool) dan dehidrasi. • Pembedahan jika reduksi
• Palpasi abdomen teraba dengan enema gagal.
• Jika terdapat bagian usus
massa seperti sosis. yang iskemi atau mati, reseksi
• Ultrasonografi: tampak perlu dilakukan.
tanda donat/pseudo-kidney. Buku Saku Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak di
Rumah Sakit, WHO
Coil Spring
Hipertrofi stenosis pilorus
• Terjadinya obstruksi akibat hipertrofi dari muscular
layer pilorus.
• Tanda dan gejala :
• Muntah tidak bercampur cairan empedu pada usia 4-8
minggu
• Muntah terjadi beberapa saat setelah menyusu
• Terkadang muncul sedikit hematemesis atau bright-red
flecks atau a coffee-ground appearance (bercak kopi)
• Pasien tidak tampak sakit, bayi akan tetap menyusu kuat
setelah muntah
DEFEK KONGENITAL:
TIDAK ADA HUBUNGAN ESOFAGUS BAGIAN
PROXIMAL DAN DISTAL
• CURIGA AE:
• Ibu polihidramnion
• Dominan bayi liur banyak dan sering
tersedak saat minum
• TIPE atresia esofagus tersering: Atresia
esofagus + fistula distal transesofageal
(+86%) sehingga terdapat udara dalam
saluran cerna, namun berasal dari saluran
napas.
123 B. Invaginasi
124 D. Hemofilia
• Diagnosis?
Hemostasis & Kaskade Koagulasi
• Hemostasis primer: dari
perdarahan sampai terbentuk
thrombocyte primary plug. Defek
pada proses ini menyebabkan
penyakit Von Willebrand dengan
perdarahan lama (prolonged
bleeding)
• Hemostasis sekunder: dari
thrombocyte primary plug hingga
terbentuk cross-linking fibrin.
Defek pada proses ini
menyebabkan penyakit Hemofilia
dengan perdarahan tertunda
(delayed bleeding).
FDP: Fibrin
degradation
products
Hemofilia
Aktifitas Perdara
• Patogenesis: defek secondary hemostasis Klinis
FVIII/FIX han
akibat defisiensi FVIII atau FIX Trauma
Ringan 5-25%
• X-linked resesif; hanya pada laki-laki berat
• Klasifikasi Sedang 1-5%
Trauma
ringan
• Hemofilia A: ↓ FVIII (1:10.000)
• Hemofilia B: ↓ FIX (1:30.000-50.000) Berat <1% Spontan
Dasar diagnosis
•Anamnesis: delayed bleeding, soft tissue bleeding,
epistaksis, hematuria
•PF:
•Neonatus: perdarahan umbilikus
•Anak: hemarthrosis
•TRM (+) bila terjadi perdarahan intrakranial
•PP: trombosit (N), BT (N), CT ↑, PT (N), APTT ↑,
↓FVIII/FIX, inhibitor FVIII/FIX
www.nhs.uk/conditions/haemophilia/Pages/Introduction.aspx
Skrining hemofilia
Tatalaksana
Tatalaksana
Terbaik: faktor konsentrat (konsentrat faktor VIII untuk
hemofilia A dan faktor IX untuk hemofilia B)
Pilihan lain:
• Fresh frozen plasma, berisi seluruh faktor pembekuan
dan protein serum. Mudah didapat, namun
konsentrasinya rendah
• Cryoprecipitate, dari plasma darah yang disentrifugasi
kemudian diambil endapannya mengandung
fibrinogen, faktor VIII, IX, vWF, dan beberapa protein
pembekuan lain. Lebih pekat sehingga konsentrasi
yang dibutuhkan lebih sedikit lebih dipilih
Jawaban Lainnya
• A. von Willebrand disease perdarahan lama, BT
memanjang
• B. Sindrom Ehlers Danlos penyakit jaringan ikat
keturunan, jarang, gangguan pembentukan kolagen
• C. ITP ptekie yang didahului infeksi virus,
trombosit menurun
• E. Thalassemia ikterik, hepatosplenomegali,
anemia hemolitik
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
124 D. Hemofilia
125 B. Leukemia limfositik akut
• Diagnosis?
Lelah : Anemia
Demam, mudah
sakit: banyak
leukosit tapi ga
berfungsi normal
Memar:
trombositopenia
Leukemia akut Sel blas (+)
ALL
• Terdiri dari
• Toxoplasma
• Others
• Rubella
• CMV
• Herpes
Sumber SOGC
Jawaban Lainnya
• A. Infeksi Akut IgM (+) , IgG (-)
• B. Infeksi kronis tidak ada pada infeksi Rubella
• C. Tidak memiliki antibodi terhadap Rubella IgG
prenatal (+) status immune
• E. Belum pernah terinfeksi Rubella IgM (-) ,
IgG (-) tanpa riwayat infeksi
Jadi, jawabannya adalah…
D. Pernah terkena Rubella
128 dan sudah sembuh
129 A. Metronidazol
http://www.guideline.gov/content.aspx?id=39384
Jadi..
• MgSO4 diberikan IV pada kasus eklampsia untuk
tatalaksana kejang, dan pada PEB sebagai pencegahan
kejang.
• Preeklampsia berat :
HT > 160, proteinuria +2, biasanya diikuti gejala nyeri
perut, pandangan kabur, nyeri kepala.
Tatalaksana : MgSO4 IM / IV untuk mencegah
kejang.
Jawaban Lainnya
• A. Nifedipin diberikan untuk mengatasi
hipertensi, tidak untuk mengatasi kejang
• B. Perdipin tidak disarankan pada kehamilan,
dapat diberikan sebagai lini kedua pada post
partum, tidak untuk mengatasi kejang
• C. Oksitosin IM uterotonika untuk manajemen
aktif kala III
• D. Nitrogliserin merupakan terapi antihipertensi
yang diberikan bila disertai pulmonary edema,
bukan untuk tatalaksana kejang
Jadi, tatalaksana yang tepat pasien
ini adalah…
131
E. MgSO4
132 C. 24 November 2017
TP 24-11-2017
Jadi, jawaban pada kasus ini adalah…
• Preeklampsia Berat
• Tekanan darah >160/110 mmHg pada usia kehamilan >20 minggu
• Tes celup urin menunjukkan proteinuria ≥2+ atau pemeriksaan
protein kuantitatif menunjukkan hasil >5 g/24 jam
• Atau disertai keterlibatan organ lain:
• Trombositopenia (<100.000 sel/uL), hemolisis mikroangiopati
• Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran kanan atas
• Sakit kepala , skotoma penglihatan
• Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion
• Edema paru dan/atau gagal jantung kongestif
• Oliguria (< 500ml/24jam), kreatinin > 1,2 mg/dl
Jawaban Lainnya
• A. Impending Eklampsia ada pandangan kabur,
nyeri ulu hati, dan nyeri kepala disertai tanda PEB
• B. Preeklampsia ringan TD > 140/90 , proteinuria
+1
• C. Eklampsia kejang pada kehamilan > 20
minggu, disertai TD yang tinggi
• D. HELLP Hemolysis ,Elevated liver enzyme , low
platelete count
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
• Manual Placenta
Jawaban Lainnya
• A. Injeksi oksitosin manajemen aktif kala III
• B. Injeksi ergometrin bila oksitosin tidak
tersedia, pada kasus atonia uteri
• C. Peregangan tali pusat terkendali Dilakukan
pada manajemen aktif kala III
• E. Kompresi bimanual tatalaksana atonia uteri
Jadi, Tatalaksana definitif pasien ini
adalah…
137
D. Manual Plasenta
138 E. Setinggi umbilikus
139 C. Hidramnion
140 E. Polip Serviks
• Gambaran klinis
• Tidak ada gangguan
• Inspekulo: penonjolan kistik di daerah
endoserviks dgn warna lebih muda
Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Leher Rahim (Depkes RI) 2013
Jawaban Lainnya
• A. Kista Bartolini pada labia arah jam 5 dan 7
• B. Kista Gartner massa pada vagina arah jam 12
• C. Kista nabothi penonjolan kistik pada mukosa
serviks
• D. Ca Serviks keganasan serviks, perdarahan
pervaginam tidak nyeri
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
Solutio Plasenta
• Darah warna
gelap/kecokelatan
• Perdarahan banyak
namun tidak bisa keluar
• Ibu tampak sangat sakit
perut dan pucat
• DJJ janin dapat tidak
ada/distress, tidak teraba
bagian janin
• Tatalaksana : SC CITO!
Perdarahan Antepartum
Vasa
Previa
• Pembuluh darah janin
berada dalam selaput
ketuban dan mekewati
ostium uteri internum yang
kemudian sampai ke dalam
insersinya di tali pusat
• Gejala keluar air – air yang
diikuti dengan darah, nyeri
perut minimal
• Angka kematian janin tinggi
• Bila dapat dideteksi
sebelum persalinan
sectio caesarea
Jawaban Lainnya
• B. Plasenta letak rendah implantasi plasenta <
2cm dari OUI
• C. Vasa previa pembuluh darah menutupi OUI,
nyeri perut minimal, keluar air campur darah
• D. Solutio plasenta perut tegang seperti papan,
nyeri abdominal
• E. Plasenta akreta implantasi plasenta
menembus desidua basalis
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
144 D. Amoksisilin
A. Hiperemesis
145 gravidarum
• Ny Harianti 23 tahun
• Hamil anak pertama usia kehamilan 9 minggu
• Mual muntah pagi yang hebat
• Tidak bisa makan dan minum
• Berhenti bekerja karena lemas
• Tanda vital TD 90/60mmHg, nadi 100x/menit,
342
Jawaban Lainnya
• A. Pantang berkala tidak dianjurkan, karena
resiko kegagalan tinggi
• B. Pil KB kombinasi mengandung hormon ,tidak
dianjurkan
• C. IUD bukan pilihan pertama
• E. Implan mengandung hormon ,tidak
dianjurkan
Jadi, KB yang tepat pada pasien ini
adalah…
147 D. Kontrasepsi Mantap
B. Mengganti ASI dengan
148 susu formula
Diagnosis?
Penyakit Radang Panggul
• Definisi : Gangguan inflamasi traktus genitalia atas
perempuan, dapat meliputi endometritis,
salpingitis, abses tuboovaria dan peritonitis pelvik
• Etiologi :
• Infeksi menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria
gonorrhea dan Chlamydia trachomatis
• Flora normal vagina seperti Gardnerella vaginalis,
Haemophilus influenzae, batang ram negatif dari usus
dan streptococcus agalactiae
• Dapat juga disebabkan oleh CMV, Mycoplasma hominis,
Ureaplasma urelayticum
PID biasanya dimulai oleh servisitis (A). Hal ini diikuti oleh perubahan
kondisi mikroba di vagina dan serviks (B). Mengakibatkan vaginosis
bakterial (C) Patogen (baik yang awal maupun BV akan naik ke
traktus genital atas.
Bagian yang berwarna abu-abu adalah bagian yang terkena
Penyakit Radang Panggul
• Tanda dan Gejala :
• Gejala sangat bervariasi, tergantung lokasi, intensitas,
serta daya tahan tubuh.
• Nyeri/ketegangan abdomen bagian bawah
• Demam
• Gangguan berkemih
• Nyeri goyang serviks
• Nyeri pada adneksa
• Discharge vagina yang berlebihan
• Massa di pelvik pada pemeriksaan USG
Penyakit Radang Panggul
• Pemeriksaan Penunjang :
• Laboratorium
• Leukosit darah
• LED
• CRP
• Pewarnaan Gram
• Kuldosentesis purulenta
• Kultur
• USG
• Laparoskopi : Cairan purulen dari fimbrae
Penyakit Radang Panggul
• Pada wanita dengan PRP ringan terapi rawat jalan
149 A. Salpingitis
150 E. Abses Mammae
• GRAVES DISEASE
• Struma nodular toksis
Hipertiroidisme • Adenoma toksik
• Lain-lain (tiroiditis destruktif, tumor hipofisis, dll)
152 A. Kretinisme
153 A. NaCl 0,9%
• Anak 16 tahun, penurunan kesadaran mendadak.
• TD 90/60 mmHg, laju nafas 28 kali/menit cepat
dan dalam, suhu 38.3 C, GDS 470 mg/dl, ketonuria
(+).
AKUT KRONIK
• Hipoglikemia • Makrovaskular
• Ketoasidosis diabetikum • Penyakit jantung
/ DKA • Penyakit vaskuler perifer
• Stroke
• Koma hiperglikemi
• Mikrovaskular
hiperosmolar non- • Retinopati
ketotik / HHS • Nefropati
• Neuropati
• Ulkus diabetikum
Hiperglikemia Berat = gula darah > 300
mg/dL
• Assess: kestabilan kondisi klinis, kesadaran, dan
hidrasi
• Berkaitan dengan: defisiensi insulin relatif,
kekurangan cairan, dan abnormalitas asam-basa
Correction of
Correction of Treatment of
Correction of electrolyte Correction of
fluid loss with concurrent
hyperglycemia with disturbances, acid-base
intravenous infection, if
insulin particularly balance
fluids present
potassium loss
153 A. Rehidrasi
154 C. Cushing disease
• Pria 45 tahun, badan mudah lelah dan terdapat luka
di punggung kaki yang tak kunjung sembuh.
• TD 150/80 mmHg.
• Tampak moon face, akne pustular, dan buffalo
hump.
High-dose dexamethasone
suppression test
Suppression is absent in
patients with Cushing
syndrome due to ectopic
ACTH secretion or adrenal
abnormalities. Suppression
is present in patients with
Cushing disease.
Jawaban Lainnya
• A. Weil disease: salah, ini adalah penyakit
leptospirosis yang berat hingga menyebabkan
kegagalan multiorgan.
• B. Graves Basedow disease: salah, ini adalah
kondisi hipertiroidisme, eksoftalmos (+), T4/T3
meningkat, TSH menurun.
• C. Cushing disease: jawaban yang benar.
• D. Paget’s disease: salah karena ini adalah
penyakit genetik remodelling tulang, reabsorbsi
tulang berlebih hingga menyebabkan tulang
mudah fraktur, nyeri, dan deformitas, serum ALP
meningkat.
• E. Addison disease: salah karena kondisi ini
berkebalikan dari Cushing, yaitu insufisiensi
adrenal, fatigue, hiperpigmentasi kulit, TD
menurun, hipoglikemia, rambut rontok, dll.
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
Pada kolom sebelah kanan, cut off lingkar perut berbeda-beda antar ras
Kriteria berdasarkan: TD, HDL, LDL, GDP, LP
Kadar TGA Kategori
< 150 mg/dL Normal
150 – 199 mg/dL Borderline
high
200 – 499 mg/dL High
> 500 mg/dL Very high
Sumber:
https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/
003493.htm
https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/magazine/iss
ues/summer12/articles/summer12pg6-7.html
Tatalaksana
• PERUBAHAN GAYA HIDUP LEBIH SEHAT
• Obesitas penurunan BB PENTING!
• Restriksi kalori untuk menurunkan BB awal
• Aktivitas fisik untuk mempertahankan BB ideal
• Tidak boleh turun BB dengan drastis
• Dislipidemia: terutama menurunkan LDL First line:
STATIN
• Statin poten (atorvastatin dan rosuvastatin) juga menurunkan
trigliserida
• Jika belum berhasil, tambahkan ezetimibe (penghambat absorpsi
kolesterol)
• Gol. fibrat: jika LDL dan trigliserida ↑ (fenofibrat)
• HATI2 Kolestiramin bisa ↑ trigliserida
155 A. GDP
156 B. Defisiensi energi kalori
Campuran
• Edema kedua • Wajah seperti • Ditemukan
punggung kaki orang tua tanda marasmus
• Rambut • Kulit terlihat dan kwashiorkor
kemerahan/ longgar, baggy
rambut jagung pants
dan mudah • Iga gambang
dicabut
• Anak tidak aktif
atau rewel
• Crazy pavement
dermatosis
157 C. Biguanid
158 C. Defisiensi vitamin D
• Anak 3 tahun, pertumbuhan terlambat, tulang kaki
tampak bengkok, dan anak sering mengeluh nyeri
pada pinggul dan kaki.
• Hasil rontgen
Total 27%
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI; Panduan pelayanan medis
PERDOSKI 2011
POTENSI STEROID TOPIKAL
Lepra = Kusta
http://www.dermnetnz.org/dermatitis/lichen-simplex.html
Panduan Pelayanan Medis PERDOSKI 2011
• Plak biasanya soiter, berbatas tegas, seringkali
berbentuk linear atau oval.
• Lesi awal: eritema, edema, atau papul eritemtosa
berkonfluensi
• Sangat gatal bekas garukan (+)
• Garis kulit tampak sangat jelas, kulit menebal
leathery induration
• Permukaan kulit kering dan bersisik
• Predileksi: di tempat yang mudah dijangkau/ digaruk
• Bagian belakan leher/kulit kepala
• Alat kelamin
• Pergelangan tangan dan lengan bawah
• Tungkai bawah
Tatalaksana
http://www.dermnetnz.org/dermatitis/lichen-simplex.html
Panduan Pelayanan Medis PERDOSKI 2011
Jawaban Lainnya
• A. Dermatitis numularis: salah karena seharusnya lesi
polimorfik dan ‘basah’/ oozing, bentuk lesi seperti koin/ Tinea korporis
numular.
• B. Tinea corporis: salah karena lesi khas tinea berupa
annular/ polisiklik dan tepi aktif.
• C. Psoriasis vulgaris: salah karena psoriasis berupa plak
dengan skuama tebal, khas Auspit sgn (+), Fenomena
tetesan lilin, Koebner (+).
• D. Neurodermatitis sirkumskipta: jawaban yang tepat. Psoriasis
• E. Kandidiasis kutis: salah karena infeksi kandida khas
berupa lesi satelit/ hen and chicken, predileksi di area
lembab seperti lipatan-lipatan kulit, pasien DM/ Kandidiasis
imunokompromais.
Dermatitis numularis
Jadi, diagnosis yg sesuai adalah…
D. Neurodermatitis
165 sirkumskripta (Liken vidal)
166 A. Infeksi HPV
• Papul multipel, batas tegas, permukaan kasar di
tangan kiri pasien yang tampak seperti gambar di
bawah.
• Etiologi: Ancylostoma
braziliense, ancylostoma
caninum
• Saat masuknya larva terasa
gatal dan panas.
• Muncul papul, lalu lesi linier
atau berkelok-kelok,
kemerahan. Lesi serpiginosa.
Rasa gatal biasanya lebih
hebat pada malam hari.
Psoriasis
Jawaban Lainnya
• A. Pityriasis rosea: salah karena tanda khas dari penyakit ini adalah herald patch
dan lesi berbentuk cemara terbalik.
• B. Psoriasis vulgaris: jawaban yang tepat.
• C. Pemphigus vulgaris: salah karena lesi penyakit ini berupa bulae mudah pecah,
nikolsky (+), sering pada orang tua.
• D. Pemphigoid: salah karena lesi khas ini berupa bulae tegang, nikolsky (-).
• E. Eritema multiforme: salah karena lesi khas EM adalah lesi target dan sering
berkaitan dengan reaksi alergi obat.
Pemphigus bullosa
Pemphigoid
Jadi, jawaban yang tepat adalah…
171 A. Dehidrasi
172 A. Fexofenadine
• Gatal di tangan dan badan yang muncul mendadak.
• Riwayat makan telur dan udang goreng.
• Bekerja sebagai supir travel.
• PF: plak di tangan dan dada, kemerahan, batas
tegas, menyerupai pulau-pulau. Blanching (+).
• Cetirizine; Loratadine
Generasi 2 • Levocetirizine
• Fexofenadine
Generasi 3 • Norastemizole; Descarboethoxyloratadine
172 A. Fexofenadine
E. Karsinoma sel
173 skuamosa
• Wanita 56 tahun, luka menyerupai koreng di pipi
yang mudah berdarah.
• PF: nodul soliter, 3x4 cm, batas tidak tegas,
permukaan verukosa dan mudah berdarah.
• PA: keratinisasi dan mutiara tanduk.
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI ; Panduan pelayanan medis PERDOSKI 2011
• Miliaria Kristalina → • Miliaria Rubra →
obstruksi di stratum korneum obstruksi di epidermis
• Lesi berupa vesikel bergerombol yang lebihdalam
berukuran 1-2mm tanpa tanda • Lebih berat dari
radang miliaria kristalina
• Tempat predileksi terutama pada • Terdapat pada badan yang
tempat tertutuppakaian sering terkena tekanan atau
• Muncul terutama saat setelah gesekan
banyak berkeringat • Lesi berupa papul merah
• Umumnya tidak memberi atau papulvesikular
keluhan dan sembuh dengan ekstrafolikular
sisik yanghalus • Terasa sangat gatal dan pedih
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI ; Panduan pelayanan medis PERDOSKI 2011
• Miliaria Profunda→
obstruksi di
dermoepidermal junction
• Biasanya timbul setelah miliaria
rubra, ditandai papul putih, keras Miliaria pustulosa (miliaria rubra + pustul)
berukuran 1-3mm
• Terutama pada badan dan
ekstremitas
• Lesi lebih banyak papul
dibandingkan vesikel
• Tidak gatal dan tidak terdapat eritema
Miliaria profunda
Tatalaksana
• Miliaria kristalina asimptomatik, tidak perlu tatalaksana khusus,
self limited
• Menghindari lingkungan yang terlalu panas dan lembab, gunakan
pakaian berbahan mudah menyerap keringat, kompres dingin,
batasi aktivitas berkeringat lebih untuk sementara, atasi demam
bila ada.
• Topikal: bedak kocok kalamin + mentol/kamfer, lanolin topikal,
• Antihistamin sedatif per oral
Jawaban Lainnya
• A. Gunakan pakaian berbahan mudah menyerap keringat: edukasi yg
sesuai untuk kasus miliaria karena keringat berlebih akan memperberat
keluhan.
• B. Segera cuci bersih seluruh sprei dan pakaian dengan air panas:
jawaban yang sesuai, merupakan edukasi untuk pasien skabies
maupun pediculosis.
• C. Lotion calamin berguna untuk mengurangi keluhan: edukasi yg sesuai
untuk miliaria.
• D. Kondisi ini bisa terjadi berulang, terutama saat udara panas: edukasi
yg tepat pada kasus miliaria, dimana udara panas sekresi keringat
berlebih miliaria makin berat.
• E. Setiap pasien berkeringat segera berganti pakaian: edukasi yg sesuai
dengan miliaria.
Jadi, jawaban yg sesuai adalah…
B. Segera cuci bersih seluruh sprei
174 dan pakaian dengan air panas
175 A. Hemangioma
• Bayi 10 bulan, bercak kemerahan di dahi seperti di
gambar.
• Sudah ada sejak lahir, membesar
Hemangioma
• Tumor jinak pembuluh darah, terdiri dari proliferasi sel
endotel, bisa terjadi di kulit, mukosa, maupun organ lain.
• Umumnya muncul sejak lahir. Bisa muncul di mana saja,
tersering di kepala/ leher.
• Klasifikasi berdasarkan histopatologis:
• Hemangioma kapiler (lebih sering)
• Terdiri dari pembuluh darah kecil dan superfisial, lunak, dan hilang
dengan penekanan.
• Hemangioma kavernosa
• Pembuluh darah lebih besar dan dalam, warna lebih gelap
dibandingkan H.kapiler.
Tatalaksana
• Sebagian hemangioma kapilaris mampu regresi spontan
observasi.
• Bila tidak terjadi regresi, dipertimbangkan:
• Pembedahan, bisa dengan eksisi, bedah beku, embolisasi dan
kompresi, maupun teknik lain.
• Medikamentosa: steroid sistemik atau intralesi, propanolol.
Jawaban Lainnya
• A. Hemangioma: jawaban yg benar.
• B. Urtikaria akut: salah, karena khas dari lesi ini berupa edema/plak
kemerahan menyerupai pulau, gatal (+), muncul akut setelah factor
pemicu tertentu.
• C. Lipoma: salah karena lesi ini seharusnya berupa benjolan, ukuran
bervariasi, kenyal, tidak nyeri, mobilisasi (+).
urtikaria
lipoma
Nevus pigmentosus
• D. Keratosis seboroik: adalah tumor jinak yg
berasal dari proliferasi epidermis dan keratin
menumpuk di atas permukaan kulit, tampak
“menempel”, pada usia diatas 40 tahun,
asimptomatik kecuali masalah kosmetik.
• E. Nevus pigmentosus: adalah tumor jinak yg
tersusun dari sel-sel nevus, bisa datar, papuler,
atau papilomatosa; secara histopatologis
dibedakan menjadi nevus junctional,
compound, dan dermal, tipe junctional paling
berisiko menjadi ganas (melanoma maligna).
Keratosis
seboroik
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
175 A. Hemangioma
176 D. Amoxicillin-Clavulanate
• Antibiotik?
Otitis media
Otitis Media Akut
STADIUM TATALAKSANA
Prinsip
Membandingkan AC (air conduction) dan BC (bone conduction) di satu telinga
Cara
• Garpu tala yang sedang bergetar ditempelkan di tulang mastoid pasien
• Pasien diminta memberi sinyal apabila suara tidak lagi terdengar
• Ketika pasien memberi sinyal, garpu tala segera ditempatkan 1-2 cm di depan lubang telinga
• Pasien diminta memberitahu dokter apakah ia bisa mendengar suara garpu tala lagi
Hasil
Normal: AC lebih baik daripada BC; Rinne positif (suara masih terdengar ketika garpu tala dipindahkan ke depan
lubang telinga)
Konduktif: BC lebih baik daripada AC; Rinne negative
Sensorineural: positif; namun bisa negatif palsu pala tuli sensorineural ringan
Tes Weber
Prinsip
Membandingkan BC atara telinga kiri dan telinga kanan
Cara
Garpu tala yang sedang bergetar ditempelkan di tempat-tempat yang berjarak sama ke telinga kiri
ataupun telinga kanan, dan dilapisi kulit tipis yang berkontak dengan tulang di bawahnya, yaitu:
• Di tengah dahi
• Di atas kepala
Pasien kemudian diminta melaporkan di telinga mana suara terdengar lebih keras
Hasil
Terdengar sama keras di kedua telinga normal atau tuli sensorineural bilateral atau tuli konduktif
bilateral
Lateralisasi ke kiri tuli sensorineural telinga kanan (dengan atau tanpa tuli konduktif bilateral) atau tuli
konduktif telinga kiri (dengan atau tanpa tuli sensorineural bilateral)
Lateralisasi ke kanan tuli sensorineural telinga kiri (dengan atau tanpa tuli konduktif bilateral) atau tuli
konduktif telinga kanan (dengan atau tanpa tuli sensorineural bilateral)
Tes Swabach
Prinsip
Membandingkan BC pasien dengan pemeriksa (asumsi BC pemeriksa normal)
Cara
• Pangkal garpu tala yang sedang bergetar ditempelkan ke prosesus mastoid pasien
• Ketika pasien memberi sinyal bahwa suara tidak lagi terdengar, pangkal garpu tala segera dipindahkan ke prosesus
mastoid pemeriksa
• Pemeriksaan diulang dengan cara menempelkan garpu tala ke prosesus mastoid pemeriksa terlebih dahulu, baru
ke pasien
Hasil
Pada penempelan garpu tala ke pasien lalu ke pemeriksa:
• Ketika dipindahkan ke mastoid pemeriksa tidak terdengar lagi normal atau tuli konduktif
• Ketika dipindahkan ke mastoid pemeriksa masih terdengar tuli sensorineural (BC memendek)
Pada penempelan garpu tala ke pemeriksa lalu ke pasien:
• Ketika dipindahkan ke mastoid pasien tidak terdengar lagi normal atau tuli sensorineural
• Ketika dipindahkan ke mastoid pasien masih terdengar tuli konduktif (BC memanjang)
• Tuli Sensorineural Tidak ada GAP
• Tuli Konduktif Ada GAP
Tes Batas Atas Batas Bawah
• Semua garpu tala dibunyikan dari frekuensi terendah
sampai tertinggi, lalu diperdengarkan kepada pasien
pada jarak 1-2cm di depan MAE
• Normal : semua frekuensi garpu tala dapat didengar
• Konduktif : batas bawah naik (frekuensi rendah tidak
terdengar)
• Sensorineural : batas atas turun (frekuensi tinggi tidak
terdengar)
Tes Berbisik
Kuantitatif (tajam pendengaran)
• Normal : dapat mendengar kata-kata yang dibisikkan pada
jarak 6 meter
• Diagnosis?
Abses Peritonsil = Abses Quinsy
• Komplikasi dari tonsillitis akut
• Gejala
• Demam
• Nyeri tenggorok
• Disfagia
• Hot potato voice
(suara kumur-kumur)
• PF: Uvula terdorong ke sisi
kontralateral
• Tx: Antibiotik, Insisi/Drainase
abses
Jawaban Lainnya
• B. Tonsilitis akut radang tonsil (≤ 2 minggu)
• C. Faringitis akut faring hiperemis
• D. Epiglotitis akut thumb print sign
• E. Abses dental
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
• Jodi, 51 tahun
• KU: Keluar cairan dari telinga kanan sejak 3
hari yll
• Telinga kanan sangat gatal sejak 10 hari yll
• PF: sekret (+), benjolan (-), liang telinga
eritema, debris berwarna putih seperti
kapas, MT sulit dinilai
• Pemeriksaan penunjang yang tepat?
Otomikosis
• Tx: antimikotik
Jawaban Lainnya
• B. Pemeriksaan KOH 20% harusnya 10%
• C. Pemeriksaan Ziehl Nielsen TB
• D. Pemeriksaan tinta india Infeksi Cryptococcus
• E. Pemeriksaan gram bakteri
Jadi, pemeriksaan penunjang yang
tepat pada pasien ini adalah…
179 A. Pemeriksaan KOH 10%
180 A. Furunkel Nasi
• Diagnosis?
Furunkel hidung
• Tanda:
• Infeksi lokal vestibula nasal
yang berambut • Nyeri terlokalisasi di
• Furunkel: area nyeri lubang hidung
terlokalisasi akibat selulitis yang
mengelilingi folikel rambut • Nyeri tekan dari luar
• Penyebab: S. aureus. • Hidung kemerahan
• Sebagian besar pasien carries
S.aureus Rudolph sign
• Terapi: • Pustul jarang
• local heat compresses
• elimination of digital muncul, tampak
manipulation area eritema yang
• topical antibiotic ointments
• systemic antibiotics directed nyeri
against S. aureus: dicloxacillin,
second-generation • Pencetus: mengorek
cephalosporins, or rifampin.
hidung
Jawaban Lainnya
• B. Furunkulosis banyak furunkel, tersebar
• C. Angiofibroma massa kemerahan, usia muda,
mudah berdarah
• D. Polip nasi massa bertangkai, mudah
digerakkan, tidak mengecil dengan vasokonstriktor
• E. Karbunkel banyak furunkel yang berkonfluens
Jadi, diagnosis yang tepat pada
pasien ini adalah…
180 A. Furunkel Nasi
D. Benda asing hidung
181 kanan
• An. Ariel, 5 tahun
• KU: cairan berbau busuk + kental keluar dari
lubang hidung kanan sejak 4 hari yll
• Keluhan demam (-).
• Riwayat serupa sebelumnya (-).
• Riwayat dermatitis atopi (+).
• PF: Benda bulat seperti kacang warna cokelat
pada hidung kanan
• Kemungkinan diagnosis pada kasus ini adalah...
• Diagnosis?
Benda Asing (Corpus Alienum)
• Umumnya terjadi pada anak
• Diagnosisnya berdasarkan kecurigaan (presumtif)
• Gejala dan tanda :
- hidung tersumbat
- sekret purulen berbau busuk unilateral
• Susan, 32 tahun
• KU: pilek sejak 5 hari yll
• Hidung tersumbat (+), sulit mengeluarkan ingus
• PF: massa putih bertangkai dengan permukaan
licin, mengkilat, tidak nyeri
• Diagnosis: Polip nasal
• Tatalaksana medikamentosa?
• Polip VS Hipertrofi Konka
Polip Nasal • Bertangkai
• Mudah digerakkan
• Pertumbuhan massa bertangkai • Lunak
jinak di hidung (putih keabu- • Tidak nyeri
abuan) • Tidak mengecil dengan
vasokonstriktor
• Predisposisi: • Tidak mudah berdarah
• Rhinitis alergi
• Terapi:
• Sinusitis kronik • Steroid intranasal
• Iritasi • Operasi
• Kelainan anatomi hidung: deviasi
septum, hipertrofi konka
• Gejala:
• Hidung terasa tersumbat;
progresif
• Gangguan penciuman
• Nyeri kepala
Jawaban Lainnya
• Steven, 33 tahun
• KU: nyeri area pipi sejak 5 bulan yll
• Nyeri semakin berat, sering kambuh.
• Keluhan pilek (+).
• PF:nyeri tekan sinus maksila (+) dan
transiluminasi (+).
• Diagnosis yang tepat?
SINUSITIS
• KUMAN TERSERING: STREPTOCOCCUS
PNEUMONIA, HAEMOPHILUS INFLUENSA
• PENUNJANG:
• FOTO POLOS (OPASIFIKASI PADA
SINUS)
• WATERS (MAXILA, FRONTALIS)
• CALDWELL (ETMOID, FRONTAL)
• Sinusitis akut < 4 minggu
• LATERAL (SPHENOID)
• CT-SCAN GOLD STANDAR • Sinusitis Subakut (4-12 minggu)
• Sinusitis Kronik (>3 bulan)
TATALAKSANA
• SINUSITIS AKUT • SINUSITIS KRONIK
- Simptomatik - Antibiotik
(dekongestan, - Irigasi sinus
analgetik, mukolitik)
- Steroid
- Antibiotik
- Amoxicillin - Pembedahan
- Amoxicillin-clavulanat
Jawaban Lainnya
• A. Rinitis Akut common cold : salesma, kavum
nasi edema, merah
• B. Rinitis Kronik rinitis alergi, rinitis vasomotor
3 bulan
• C. Sinusitis Akut < 4 minggu
• D. Sinusitis Subakut 4-12 minggu
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
KLASIFIKASI OMSK:
• Diagnosis ?
Hematoma aurikuler
• Etiologi : trauma
• Penumpukan bekuan darah pada perikondrium
telinga
• Perlu aspirasi , bila tindakan ini tidak steril berisiko
perikondritis.
Pseudokista
• Kumpulan cairan kekuningan di antara lapisan perikondrium dan
tulang rawan telinga
• Nyeri (-), tidak diketahui etiologi nya
• Tatalaksana: keluarkan cairan secara steril (mencegah
perikondritis) balut tekan dengan gips 1 minggu (untuk
melekatkan perikondrium ke tulang rawan)
Perikondritis Cauliflower ear
• Infeksi pada perikondrium kartilago daun telinga.
• Inflamasi lama merusak tulang rawan telinga.
• Faktor risiko : trauma, gigitan serangga, luka bakar, menindik
telinga pada tulang rawan.
KOMPLIKASI
Jawaban Lainnya
• A. Perikondritis: infeksi perikondrium kartilago
daun telinga
• B. Cauliflower ear: radang tulang rawan
destruksi tulang rawan sehingga struktur aurikula
menjadi tidak berbentuk, komplikasi dari
perikondritis
• C. Pseudokista: kumpulan cairan kekuningan dalam
perikondrium, trauma (-), nyeri (-)
• E. Mastoiditis: radang pada daerah mastoid
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
189 C. Persepsi
190 B. Anger
190 B. Anger
191 A. Pandemi
191 A. Pandemi
192 C. Collateral Referral
• Tn. Cakep, 62 tahun sakit gigi.
• Dokter gigi pencabutan segera gigi
geraham berlubang
• PF: TD 170/100
• Riwayat hipertensi sebelumnya (+)
• Dokter gigi merujuk ke dokter umum untuk
kasus hipertensi, kontrol perawatan gigi tetap
dilakukan.
• Jenis rujukan?
Rujukan Antar-Dokter > Interval
*Jangka waktu tertentu
Rujukan Antar-Dokter > Split
*Jangka waktu tertentu
Rujukan Antar-Dokter > Collateral
Rujukan Antar-Dokter > Cross
*Alih Rawat
Rujukan Antar Dokter
• Interval: memberi wewenang ke 1 Dokter
Konsultan dalam jangka waktu tertentu
• Split: memberi wewenang ke BEBERAPA Dokter
Konsultan dalam jangka waktu tertentu
• Collateral: Rawat Bersama (RABER)
• Cross: wewenang dialihkan sepenuhnya ke dokter
lain (ALIH RAWAT)
Jadi, kondisi ini dikenal dengan...
193 B. Manager
B. Kematian bayi < 1 tahun /
194 1.000 bayi lahir hidup
kematian bayi*
1.000bayi lahir hidup
• Incidence rate?
Incidence Rate?
• Insidens : jumlah kasus baru pada periode tersebut
195 C. 15/200.000
D. Cadangan glikogen
196 habis
Prosedur :
1. Gosok kertas saring pada darah/bercak yang dicurigai.
2. Tambahkan 1 tetes H2O2 20% dan 1 tetes reagen pada kertas
tersebut.
3. Munculnya warna merah menunjukkan hasil positif
Interpretasi :
Hasil (+) mungkin darah
Hasil (-) PASTI BUKAN DARAH
Pemeriksaan Penentuan
Tujuan :
Memastikan darah atau bukan
Bahan Pemeriksaan :
Darah kering pada senjata, lantai, kursi, dll/bercak
pada pakaian
Pemeriksaan :
• Reaksi Takayama
• Reaksi Teichmann
• Reaksi Wagenaar
Jawaban Lain
Reaksi Takayama
Prinsip :
Pembentukan kristal Pyridine Hemochromogen
Interpretasi :
Hasil (+) PASTI DARAH
Jawaban Lain
Interpretasi :
• berbentuk batang warna
coklat
Hasil Positif PASTI DARAH
Jawaban Lain
ALUR PEMERIKSAAN CAIRAN MANI DAN SPERMA
Sampel
199
C. Cadaveric spasme
200 B. Luka Sedang
• Nn. Wonderland, 32 tahun, PRT
• KU: luka terbuka uk. 15x2 cm di tungkai atas kiri
bagian luar, sebagian tampak tertutup, sebagian
tampak bernanah disertai permukaan kulit berwarna
kuning kehijauan.
• Dokter menganjurkan rawat inap untuk
mengobservasi luka.
• Pasien mengaku majikannya melakukan kekerasan
saat tidak puas dengan hasil pekerjaannya 4 hari yang
lalu.
• Pasien juga pernah mengalami keguguran akibat
kekerasan yang dilakukan oleh majikannya 6 bulan
yang lalu.
• Menurut KUHP, luka ini termasuk luka...
Hukum Pidana Indonesia terkait
penganiayaan:
Penganiayaan yang
Penganiayaan ringan (Pasal
Penganiayaan sedang (Pasal menimbulkan luka berat (Pasal
352 (1) KUHP) Penganiayaan
351 (1) KUHP) penganiayaan 351 (2) KUHP) penganiayaan
yang tidak menimbulkan
yang menyebabkan ‘penyakit’ yang menimbulkan luka berat.
penyakit atau halangan untuk
akibat kekerasan tersebut Batasan “luka berat”
menjalankan jabatan atau
pada penderita dideskripsikan dalam Pasal 90
pekerjaan.
KUHP
Sumber:
Visum et Repertum Perlukaan: Aspek Medikolegal dan Penentuan Derajat Luka (Maj Kedokt Indon, Vol 60, 2010)
Luka Berat Menurut Pasal 90
KUHP
Luka berat adalah luka yang memenuhi satu atau lebih kriteria
berikut:
• Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan
akan sembuh sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya
maut;
• Tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas
jabatan atau pekerjaan pencariaan;
• Kehilangan salah satu panca indera;
• Mendapat cacat berat;
• Menderita sakit lumpuh;
• Terganggunya daya pikir selamat empat minggu lebih; atau
• Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan
Sumber:
Visum et Repertum Perlukaan: Aspek Medikolegal dan Penentuan Derajat Luka (Maj Kedokt Indon, Vol 60, 2010)
Analisis soal
Pasien mengalami luka:
1. Luka terbuka 8x3 cm,
permukaan kulit
berwarna kuning
kehijauan Luka sedang
2. Korban diduga
mengalami kekerasan
dalam rumah tangga
pelaku: majikan
• Deskripsi luka pada kasus tidak dapat digolongkan pada luka ringan,
karena telah menimbulkan penyakit pada pasien akibat
kekerasan yang dialami.
• Luka pada kasus tidak memenuhi kriteria luka berat berdasarkan Pasal
90 KUHP
Jadi, luka ini termasuk…