(PADI) Pembahasan TO 3B Batch 2 2018 (yukLulusUKMPDD)
(PADI) Pembahasan TO 3B Batch 2 2018 (yukLulusUKMPDD)
101 A. Taeniasis
• Laki laki 24 tahun
• Mual, pusing, lemas 1 minggu
• Memakan daging sapi
• Telur berbentuk radial
• Diagnosis
CACING PITA perlu HOSPES PERANTARA
Babi (Taenia Solium) BASO SASA !!!!
Sapi (Taenia Saginata)
Menelan telur sistiserkosis
(otakneurosistisekosis), paru, mata) gejala diluar
GI tract
Menelan sistiserkus di daging mentah Taeniasis
(Gejala GI tract)
• Diagnosis Taeniasis yang utama adalah
menemukan telur berbentuk radial
Tatalaksana Taeniasis
DOC : Prazikuantel
Pilihan lainnya
• a. taeniasis
• b. Schistostomiasis telur ellips, ada “durinya”
• c. Ancylostomiasis telur dinding tipis
• d. Necatoriasis telur dinding tipis
• e. Ascariasis telur berdinding tebal
Jadi, terapi kasus ini adalah…
101
A. Taeniasis
102 C. Analgesik
• Wanita, 36 tahun
• Nyeri perut kanan atas 3 hari
• Suhu 38
• Leukosit 12.000
• Bil tot 10 dengan dominan direk curiga tanda
obstruksi post hepatik
• Terapi awal
Kata Kunci:
✓Jika terdapat ikterus
Koledokolitiasis atau
Batu
Kolelitiasis
kolangitis
✓Jika murphy sign
Inflamasi
Kolesistitis positif Kolesistitis
atau Kolangitis
Batu ✓Faktor risiko
Koledokolitia kolesistitis
sis
kolelitiasis
✓Faktor risiko
Inflamasi kolangitis
Kolangitis koledokolitiais
Kolelitiasis Koledokolitiasis Kolesistitis Kolangitis
Nyeri - - + +
tekan/Murphy’s
sign
Ikterus - + - +
Kolelitiasis - Koledokolitiasis
• Faktor risiko yaitu 4F (fat, female, forty, fertile).
• Berdasarkan kandungan zat: batu kolesterol (70-
80%), batu pigmen (20-30%), dan sisanya kalsium.
• Tahapan dalam pembentukan batu:
✓Supersaturasi kolesterol
✓Nukleasi kristal
✓Pertumbuhan batu
• Diagnosis: USG
(acoustic shadow)
Patogenesis Kolesistitis
Menyumbat
Batu di vesica felea duktus sistikus
(asimptomatik) (simptomatik)
B. Kelainan Philadelphia
104 c. DHF grade 3
• An 10 tahun
• Demam dan gusi berdarah
• Trombosit 80.000
• TD 100/80 pulse pressure menyempit, hati-
hati menggambarkan syok pada anak!
PF
• Anamnesis • Status mental
• Karakteristik demam • Status hidrasi
• Oral intake
• Adanya warning sign
• Hemodinamik
• Diare • Tanda takipnea, efusi
• Perubahan status • Tanda hepatomegali,
mental asiters
• Urin output
• Riwayat lainnya • Tourniquet test
Evaluasi Dengue
Laboratorium
• Full blood count
• Hematocrite
• Penurunan leukosit
• Penurunan platelet disertai peningkatan Ht
• Tambahan : fungsi hepar, glukosa, elektrolit,
fungsi ginhak, bikarbonak, laktat, EKG
Kriteria Dengua
Who handbooks: Dengue management (Child and Infant)
c. DHF grade 3
b. Anemia Makrositer
106 megaloblastik
• Wanita 23 tahun
• Pucat
• Hb 9
• Riwayat reseksi gaster potensi kekurangan
faktor intrinsik gaster
• Diagnosis
Jawaban Lain
• a. anemia defisiensi besi anemia mikrositik
hipokrom
• c. anemia aplastik pansitopenia
• d. anemia penyakit kronik anemia normositik
normokrom
• e. anemia makrositer non megaloblastik anemia
akibat konsumsi alkohol
Jadi, diagnosis yang mungkin
106 adalah
B. Kegagalan penyatuan
prominentia maksila dan prosesus
nasal media
109 A. Genetik
Pemeriksaan Tatalaksana
• Barium enema • Imunomodulator
• Kolonoskopi • Prednison
• Sulfasalazin
• Pemeriksaan • Azathiopitin
laboratorium (B12
defisiensi pada chron) • Pembedahan bisa risiko
perforasi
Jawaban lain
• B. Pola diet
• C. Gaya hidup
• D. Trauma
• E. Infeksi
A. Genetik
110 D. Timoma
• Wanita 38 tahun
• Lelah bila mengunyah dan pandangan ganda
• Ptosis bila melihat objek dalam waktu lama
wartenberg (+)
• Massa mediastinum anterior
• Diagnosis?
Thymoma
• Masa muncul di mediastinum anterior
• Epidemiology
• Umumnya diusia 40 -60 tahun
• Tidak ada predileksi jenis kelamin
• Berkaitan dengan sindrom paraneoplastik
(myasthenia gravis, imunodefisiensi, good
syndrome)
• Gejala
• Suara serak bila mengenai nervus laringeal
• Disfagia
• Nyeri dada
Therapy
• Operatif
• Pilihan utama
• Reseksi total
• Kemoterapi neoadjuvan atau kemoradiasi
• Radiasi/ kemoterasi
Jawaban lain
• A. Adenoma parathyroid mediastinum
hyperparathiroid
• B. Mediastinum Goiter tidak berkaitan dengan
MG
• C. Mediastinum limphangioma tidak berkaitan
dengan MG
• E. Thymolipoma jarang, lipoma pada daerah
timus, tidak berkaitan dengan MG
Jadi, diagnosis yang tepat pada pasien
110 tersebut adalah..
D. Timoma
111 C. Anemia Sel Sabit
• Anak 9 tahun
• Penurunan kesadaran
• Hemiparese dektra dan afasia
• Konjungtiva pucat
• Peningkatan retikulosit
• Diagnosis?
Anemsia Sel Sabit
• Kelainan autosomal resesif menghasilkan
abnormalitas hemoglobin
• Polimer tetramer HbS sel darah merah
mengalami “deoxygenated”
• Homozigot manifestasi sistemik
Implikasi klinis
• Bentuk sel sabit
menyebabkan eritrosit mudah
menyangkut di pembuluh
darah dan menimbulkan
gejala
• Krisis vaso-oklusif dipicu oleh
infeksi, hipoxia, atau dehidrasi
• Nyeri dada
• Demam
• Stroke
• Priapismus
• Autosplenectomy
Pemeriksaan
• Laboratorium
• Anemia mikrositik atau normositik
• Retikulosit meningkat
• Histologi
• Ditemukan sel sabit
• Hiperselular sumsum tulang
• Howell Jolly bodies
• Imaging
• Chest syndrome
• Fish mouth vertebrae
Tatalaksana
• Kondisi akut diatasi dengan
• Hidrasi
• Oksigen
• analgesik
• Transfusi tukar pada kasus berat
• Vaksin pneumokokal
• Hydroxyuria
Jawaban lain
• A.Thalasemia tidak mengakibatkan hemiparase
• B. Stroke Hemoragic tidak mengakibatkan
peningkatan retikulosit
• D. Polisitemia peningkatan Hb
• E. Stroke Iskemik
Jadi, diagnosis yang tepat pada pasien
111 tersebut adalah..
• Wanita 40 tahun
• Mata kuning 1 minggu, mual muntah
• Mengkonsumsi obat TB
• PF: sklera ikterik, nyeri epigastrium, hepar
membesar
• OT PT meningkat, bilirubin 5,5
• Diagnosis
Drug Induced Liver Injury
Jawaban lain
• A. Hepatitis akut tidak spesifik
• B. Hepatitis kronik SGOT/SGPT > 1
• C. Hepatitis autoimun
• E. Fatty liver obesitas, alkohol
112 Jadi, diagnosis pasien Tn Surya
adalah....
D. DILI
113 B. EIEC
• Anak 1 tahun
• Diare berdarah dan berlendir menyerupai
disentri!
• Demam dan menggigil
• McConkey: koloni berwarna hijau
E.coli
http://textbookofbacteriology.net/e.coli_
4.html
Emedicine Pediatric Escherisia coli
infection
http://article.sapub.org/10.5923.j.ajmms.20140405.03.html
Pilihan lainnya
• A. ETEC watery diarrhea, sering ditemukan pada
travellers/pelancong
• C. EHEC bloody diarrhea, jarang demam
• D. EAEC diare persisten pada
anak/immunocompromised
• E. Vibrio cholera profuse diarrhea, diare seperti
air cucian beras
Jadi, bakteri penyebab adalah…
113
B. EIEC
B.Menerangkan bahwa komplikasi
114 penyakit ini ke infertilitas ke depan
• Anak 7 tahun
• Benjolan di leher kiri
• Masa 4 cm suhu 38
• Angulus mandibularis tidak terlihat
• Edukasi
Mumps
• Transmisi via droplet
• Disebabkan oleh virus RNA, negative stranded-
paramyxovirus
• Reservoar di Traktur respiratorius
• Menyebar hematogen
Manifestasi
• Mumps
• Parotitis: pembengkakan kelenjar parotid
• Pada kasus lebih berat
• Orchitis: inflamasi testits, mengakibatkan infertilitas bila
setelah pubertas
• Meningitis aseptik
• Pankreatitis
Terapi
• Pencegahan Dengan Vaksin
• Terapi : supportif
• Antipiretik
• Bed rest
• Tidak ada antiviral spesifik
Jawaban lain
• A. Menerangkan untuk menjaga oral higien,
kebersihan gigi, dan konsul ke dokter gigi tidak
berhubungan dengan kebersihan gigi
• C. Menerangkan agar diberikan vaksin morbili dan
rubella vaksin Mumps
• D. Menyarankan agar dirawat inap agar bisa
dibiopsi tidak perlu biopsi
• E. Menerangkan agar konsumsi antibiotik selama 7
hari terapi simtomatik
Jadi, edukasi pasien ini adalah…
114
B.Menerangkan bahwa komplikasi
penyakit ini ke infertilitas ke depan
115 B. Virus EBV
• Penyebab
Limfoma Hodgekin
• Keganasan sel B
• Berkaitan dengan infeksi infeksi
mononukleosis dan EBV
• Epidemiologi bimonal (dewasa muda
dan lansia)
• Tipe
• Nodular sklerosing
• Mixed cellularitu
• Limphocyte rich
• Lymphocyte depleted
Manifestasi
• Gejala
• Gejala sel B
• Demam
• Keringat malam
• Penurunan BB
• Penyebaran
• Persistent painless lymphadenophaty
• Pemeriksaan Fisik
• KGB tidak nyeri, lunak, mobile
• Area servikal, supraklavikular, aksilar
• Bisa mengalami sindrom vena kava
• Biopsi: reed-stenberg sel
Jawaban lain
• A.Virus HPV kanker serviks
• C. Virus HIV sarkoma kaposi
• D. Hepatitis virus
• E. Influenza virus
Jadi, penyebab kondisi pasien ini
115 adalah…
B. Virus EBV
D. Pemeriksaan retikulosit
116 setelah 2 minggu
• Follow up?
Pendekatan Anemia
Jawaban lain
• A. Pemeriksaan Hb setelah 2 Minggu pengobatan
pemeriksaan Hb dan Hct setelah retikulosit ( 1
bulan )
• B. Pemeriksaan hct setelah 2 Minggu pengobatan
pemeriksaan Hb dan Hct setelah retikulosit
• C. Pemeriksaan apusan darah tepi setelah 2 Minggu
pengobatan
• E. Pemeriksaan darah lengkap setelah 2 Minggu
pengobatan bersamaan pemeriksaan Hb ( 1
bulan )
116 Jadi, monitor terapi untuk kasus
diatas adalah…
D. Pemeriksaan retikulosit imatur
setelah 2 Minggu pengobatan
C. Infeksi sekunder virus
117 serotipe berbeda
• Anak 7 tahun
• Demam 4 hari disertai tanda perdarahan
• TD 80/palpasi, N 120
• Trombosit 38.000
• Patomekanisme?
Patogenesis Dengue
Pathogenesis DHF
Hipothesis: infeksi serotip berbeda vs serotip sam
Pemeriksaan Penunjang Dengue
Jawaban lain
• a. Infeksi den 3 DF bila infeksi primer
• b. Infeksi sekunder virus dengan serotipe sama
imunitas protektif
• d. Infeksi tersier virus dengan serotipe sama
• e. Infeksi primer
117 Jadi, patomekanisme penyakit pasien
ini adalah…
• Pemeriksaan penunjang
Esofagogastroduodenografi
(endoskopi)
• Gastroesophageal endoscopy provides the best
assessment of the esophageal mucosa.
• Masses or other lesions identified by barium studies
should initiate esophagogastroscopy with biopsy and
cytology.
• gastroesophageal endoscopy can directly remove an
impacted food bolus and dilate strictures.
• a consensus panel making final diagnoses in patients
with dysphagia found that for all dysphagia diagnoses,
gastroesophageal endoscopy is more sensitive (92
percent versus 54 percent) and more specific (100
percent versus 91 percent) than double-contrast upper
gastrointestinal radiography.
Endoskopi pada Gerd
Jawaban Lainnya
• A. Urea Breath Test gastritis ec H pylori
• B. Gastroesofagoduodenografi
• C. USG
• D. Enteroskopi
• E. Barium swallow pemeriksaan awal pada
disfagia obstruktif
Jadi, pemeriksaan yang tepat pada
118 pasien tersebut adalah..
A. Gastroesofago-
duodenografi
119 B. Anti-Sm
• Wanita 19 tahun
• Nyeri sendi
• Makula eritem di wajah,
• Anemia
• Ulkus di mulut
B. Anti-Sm
120 A. Bilas lambung
• Wanita 21 tahun
• Meminum pembersih kloset
• TD 100/80 N 98 RR 20, T 38
• Diagnosis?
Jawaban lain
• a. Karsinoma gaster
• b. Ulkus peptikum nyeri ulu hati
• d. Pancreatitis akut ditandai nyeri ulu hati hingga
kepunggung, muntah muntah
• e. Cholangitis demam, kuning
Jadi, Diagnosis yang tepat untuk
121 pasien adalah …
C. Ca Caput Pankreas
122 B. Fascilopsis Buski
B. Fascilopsis buski
123 C. Metoklopramid
• Laki laki 30 tahun
• Badan kaku, bergerak sendiri EPS
• Riwayat diare dan muntah, konsumsi obat
C. Metoklopramid
124 A. TNF Alfa
• Wanita 47 tahun
• Sesak napas dan batuk
• Penurunan kesadaran
• TD 80/60 RR 28 N 120
• Diberikan cairan TD tidak naik
• Mediator yang berperan
Kriteria SIRS dan Sepsis
• SIRS (≥2 kriteria berikut)
• Temperature >38ºC or <36ºC
• Heart rate >90 beats/min
• Respiratory rate >20 breaths/min or PaCO2 <32 mmHg
• WBC >12,000 cells/mm3, <4000 cells/mm3, or >10
percent immature (band) forms
• Sepsis: SIRS + bukti infeksi (kultur atau hasil lab)
• Syok sepsis: tanda syok + sepsis
The Third International Consensus
Definitions for Sepsis and Septic
Shock (Sepsis-3)
• Syok hipovolemik kekurangan
cairan absolut (diare, muntah,
perdarahan) atau ekstravasasi (syok
dengue)
A. TNF alpha
125 A. Ulcerative Colitis
- Wanita 54 tahun
- BAB berdarah
- Mual, penurunan BB
- Lesi ulserasi mulai dari rektum hingga kolon
sigmoid, abses kripta
- diagnosis
Inflammatory Bowel Disease
• Inflamasi dari saluran cerna
• Sebetulnya Idiopatik dipercaya dipengaruhi
“genetic susceptibility”
• Faktor Risiko
• Riwayat keluarga
• Ras kulit putih dan Jews
• Muncul di usia 20-an
Management
Pemeriksaan Tatalaksana
• Barium enema • Imunomodulator
• Kolonoskopi • Prednison
• Sulfasalazin
• Pemeriksaan • Azathiopitin
laboratorium (B12
defisiensi pada chron) • Pembedahan bisa risiko
perforasi
Jawaban lain
• b. Pseudomembranous colitis riwayat
penggunaan antibiotik
• c. Crohns disease skipping lesion (kasus ini
menggambarkan kelainan difus dari rektum hingga
sigmoid)
• d. Polyp colon ditemukan masa bertangkai
• e. IBD tidak spesifik
Jadi, diagnosis pasien yang
125 tepat adalah
A. Ulcerative colitis
126 C. 24 – 28 minggu
• Hamil 3 bulan
• Anak pertama lahir 4100 gram
• Keluhan (-), GDP 86 mg/dL, GDS 150 mg/dL.
• Sarankan TTGO untuk mengonfirmasi
diagnosis.
C. 24 – 28 minggu
127 C. Keton +
C. Keton +
128 B. Inertia uteri primer
• Kenceng-kenceng
• Pemeriksaan pertama: pembukaan 3 cm,
effacement 70%.
• Pemeriksaan kedua: pembukaan 5-6 cm,
effacement 80%, janin di Station 0, kontraksi 1-
2x dalam 10 menit lama 10-15 detik. DJJ
140x/menit.
• Pemeriksaan ketiga: tidak ditemukan kemajuan.
• Cervical Dilatation
• Pembukaan 1-10cm
KLASIFIKASI
• Inersia uteri hipotonik :
- Inersia uteri primer
- Inersia uteri sekunder
• Hamil 32 minggu
• His teraba 1x dalam 10 menit lamanya 5
detik.
• Janin dalam kondisi sehat
• OUE tertutup, pembukaan 2 cm.
• Tokolisis
• Tujuan: Mencegah kelahiran prematur dengan mengurangi
kontraksi rahim yang reguler
• Ca-antagonis: Nifedipin 10mg/oral
• Sympathomimetics (Terbutalin, Ritrodine, Salbutamol)
• Magnesium sulfat
• Inhibitor PG synthetase (Indomethacin)
C. Pemberian tokolitik
130 E. Manual plasenta
• Manual Placenta
130 Jadi, tindakannya adalah…
E. Manual plasenta
C. Berikan suntikan vaksin
131 hepatitis B dan HBIG
• Periksa IVA
• Sudah punya 5 orang anak
• Mukosa serviks tampak benjolan warna
putih bertangkai
E. Polip serviks
B. Kuretase hisap dan
133 pantau HCG serial
• Hamil 12 minggu
• Perdarahan banyak disertai keluarnya
jaringan bulat bulat
• Gambaran honey comb appearance.
• Diagnosis
• Perdarahan pervaginam berupa bercak hingga berjumlah banyak
• Mual dan muntah hebat
• Ukuran uterus lebih besar dari usia kehamilan (setinggi pusat20
minggu)
• Tidak ditemukan janin intrauteri
• Nyeri perut
• Keluar jaringan seperti anggur, tidak ada janin
• Takikardi, berdebar-debar (tanda-tanda tirotoksikosis)
• Pemeriksaan dengan HCG
• Gambaran klinis:
• Uterus lebih besar dari usia
kehamilan
• Perdarahan minggu ke 12-14
E. Sefotaksim IM
135 E. Ruptur uteri komplit
Kelainan siklus
• Polimenorea
• Siklus haid lebih pendek dari biasa (kurang dari 21 hari). Jumlah
perdarahan kurang lebih sama/ lebih banyak dari haid biasa.
• Oligomenorea
• Siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari, perdarahan biasanya
berkurang.
• Amenorea
• Keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut
• Perdarahan di luar haid
• Metroragia Perdarahan yang terjadi di luar haid, bersifat
bercak, terus menerus dan berkepanjangan
• Gangguan lainnya
• Premenstrual tension (ketegangan prahaid)
• Keluhan yang biasanya mulai 1 minggu sampai beberapa hari sebelum
datangnya haid, dan menghilang setelah haid datang, walau kadang-
kadang berlangsung terus sampai haid berhenti
• Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi)
• Nyeri antara haid terjadi kira-kira sekitar pertengahan siklus haid pada
saat ovulasi
• Dismenorea
• Nyeri haid
136 Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
B. Oligomenorea
B. Malposisi oksiput
137 posterior
• Hamil 40 minggu
• Pembukaan lengkap dan teraba ubun-ubun
kecil ke arah sakrum, ketuban masih utuh.
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
137 Jadi, diagnosisnya adalah…
B. Malposisi oksiput
posterior
B. Hipertensi kronis dalam
138 kehamilan
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
Hipertensi dalam Kehamilan
• Preeklampsia Ringan
• Tekanan darah ≥140/90 mmHg pada usia kehamilan > 20
minggu
• Tes celup urin menunjukkan proteinuria 1+ atau pemeriksaan
protein kuantitatif menunjukkan hasil >300 mg/24 jam
• Preeklampsia Berat
• Tekanan darah >160/110 mmHg pada usia kehamilan >20
minggu
• Tes celup urin menunjukkan proteinuria ≥2+ atau
pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil >5 g/24
jam
• Atau disertai keterlibatan organ lain:
• Trombositopenia (<100.000 sel/uL), hemolisis mikroangiopati
• Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran kanan atas
• Sakit kepala , skotoma penglihatan
• Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion
• Edema paru dan/atau gagal jantung kongestif
• Oliguria (< 500ml/24jam), kreatinin > 1,2 mg/dl
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
Hipertensi dalam Kehamilan
• Superimposed preeklampsia pada hipertensi kronik
• Pasien dengan riwayat hipertensi kronik
• Tes celup urin menunjukkan proteinuria >+1 atau trombosit
<100.000 sel/uL pada usia kehamilan > 20 minggu
• Eklampsia
• Kejang umum dan/atau koma
• Tanda dan gejala preeklampsia
• Tidak ada kemungkinan penyebab lain (misalnya epilepsi,
perdarahan subarakhnoid, dan meningitis)
Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
DOSIS PEMBERIAN
Dosis • Ambil 4 g larutan MgSO4 (10 ml
awal larutan MgSO4 40%) dan larutkan
4g dengan 10 ml akuades
MgSO4 • Berikan larutan tersebut secara
perlahan IV selama 5-10 menit
• Jika akses intravena sulit, memberikan
masing-masing 5 g MgSO4 (12,5 ml
larutan MgSO4 40%) IM di bokong kiri
dan kanan
• Hamil 37 minggu
• Riwayat menderita HIV(+)
• Pada pemeriksaan viral load ditemukan
50.000 kopi.
• Hamil 37 minggu
• Keluar darah merah terang dari vagina tanpa
disertai nyeri
• Pembuluh darah pada selaput ketuban di
depan ostium uteri internum.
E. Vasa previa
141 B. Gemeli
• Hamil 28 minggu
• Uterus lebih besar daripada usia kehamilan
• Pemeriksaan leopold ditemukan bagian
keras memanjang di perut ibu sebelah kiri
dan kanan.
B. Gemeli
C. Peningkatan hormon
142 FSH
Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw KD, Cunningham FG. Williams gynecology. New York: McGraw-
Hill’s. 2008.
142 Jadi, hasilnya
C. Peningkatan hormon
FSH
143 C. Nifedipin
• Hamil 36 minggu
• Keluhan pandangan kabur dan nyeri ulu hati
• TD 170/110mmHg, nadi 100x/m, RR 24x/m,
suhu 37°C.
• Pemeriksaan urinalisis ditemukan protenuria
(+++)
Uptodate.com
REKOMENDASI kontrol TD Jangka
panjang pada preeklamsi
• Gunakan metildopa atau labetalol. Bisa
ditambahkan nifedipin jika perlu
REKOMENDASI pada HT kronik
• Perempuan dengan hipertensi dan sudah
menggunakan antihipertensi dapat menghentikan
pengobatannya selama kehamilan bila TD < 120/80.
Indikasi menggunakan kembali antihipertensi bila :
TD sistol ≥150 mmHg, persisten diastol >=100, atau
tanda organ damage.
• Obat antihipertensi yang disarankan : metildopa,
labetalol, bila perlu tambahkan nifedipin.
• Target : sistolik < 160 mmHg dan diastol < 100
mmHg. Perempuan dengan target organ damage
sebaiknya <140/90 mmHg
Uptodate.com
Pilihan Lain
• A. Tiazid sebaiknya dihindari karena memicu
deplesi volume
• B. Kaptopril kontraindikasi
• D. Metildopa untuk jangka panjang
• E. Propanolol bukti keamanannya masih
kontroversial
143 Jadi, antihipertensinya adalah
C. Nifedipin
144 C. Marsupialisasi
C. Marsupialisasi
145 C. Endometriosis
C. Endometriosis
D. G2P1A0 hamil 39 minggu,
146 inpartu, kala 1 fase aktif dengan
CPD
• Hamil 39 minggu
• DJJ 150x/menit, presentasi kepala, kontraksi 4x
dalam 10 menit lamanya 40 detik.
• Pembukaan 8 cm, pendataran 75%, konsistensi
lunak, ketuban (-), presentasi kepala Hodge 1
• Dalam evaluasi selama 4 jam, tidak terdapat
kemajuan persalinan. Terdapat molase
maksimal, caput(+).
• Diagnosis ?
Persalinan dipengaruhi oleh tiga Tanda-tanda CPD
aspek (3P) :
• Power yaitu kekuatan his dan Pemeriksaan abdominal
kekuatan mengedan • Ukuran anak besar
• Pelvis yaitu keadaan jalan • Kepala anak menonjol di simphisis
lahir. pubis.
• Passenger yaitu keadaan Pemeriksaan pelvis
janin yang dikandung • Servik mengecil setelah pemecahan
ketuban
• Edema servik
• Arrest of descent: Failure of • Penempatan kepala tidak baik lagi di
the presenting fetal part to servik
continue to descend during
the second stage of labor • Kepala belum dipegang pintu atas
despite uterine contraction panggul
and maternal effort (pushing) • Ditemukan kaput
• Cephalopelvic Disproportion • Ditemukan molage
(CPD) merupakan 50% • Ditemukan kepala defleksi
penyebab Arrest of descent • Ditemukan asinklitismus
pada nulipara dan pada
multipara hanya 29,7%
146 Jadi, diagnosisnya adalah…
C. Servisitis gonorea
E. Ciprofloxacin 2 x 500 mg
148 selama 3 hari
B. TPHA
150 C. Chlamydia trachomatis
Jika ditemukan
duh tubuh uretra
dan tidak
dilakukan
pemeriksaan
gram, lakukan tx
untuk gonore dan
klamidiosis.
Jika ditemukan
diplokokus gram
negatif obati
sebagi DUA DUA-
nya.
Jika tidak
ditemukan, obati
sebagai
klamidiosis.
C. Chlamydia trachomatis
151 E. Bolus glukosa 40%
Sumber: http://guidelines.diabetes.ca/browse/chapter14#sec4
Konsensus pengelolaan dan pencegahan DM 2015
151 Jadi, tatalaksana yang paling tepat
adalah…
• Anemore (6 bulan)
• Dispareuni
• Infertil
• Galaktore
• Akne >>>
• BB 45 kg, TB 156 cm
Diagnosisnya...
HIPERPROLAKTINEMIA
• Prolaktin adalah hormon yang dipoduksi oleh kelenjar pituitari anterior,
berfungsi dalam perkembangan payudara selama hamil dan induksi
laktasi. Sekresinya pulsatil: meningkat saat tidur, stres, hamil, trauma.
• Hiperprolaktinemia sering berkaitan dengan adenoma pituitari =
prolaktinoma (>40% dari seluruh tumor pituitari).
MANIFESTASI
• Wanita: oligo/amenorea, infertil, akibat prolaktin mensupresi GnRH.
Galaktore (+) akibat efek langsung prolaktin terhadap epitel mammae.
• Pria: disfungsi seksual, ginekomastia.
• Gangguan lapang pandang, nyeri kepala: akibat prolaktinoma.
Tanda-Gejala
1. Gangguan siklus menstruasi, libido menurun, infertil
2. Galactorrhea
3. Hypoestrogenism dyspareunia, osteopenia
4. Hypogonadism small testicles
5. Bila prolaktinoma terlalu massive, dapat
menyebabkan defisiensi hormon lain pada hipofisis
(TSH, GH, ACTH, GnRH)
6. Efek massa akibat makroprolaktinoma: nyeri kepala,
gangguan lapang pandang, neuropati kranialis,
hipopituitarisme, kejang, dll.
J Hum Reprod Sci. 2013 Jul-Sep; 6(3): 168–175.
doi: 10.4103/0974-1208.121400
TATALAKSANA
• Sesuai etiologi:
• Hentikan obat pencetus hiperprolaktinemia.
• Pasien dengan hiperprolaktinemia akibat hipotiroidisme: berikan
terapi hormon tiroid.
• Jika asimptomatik: observasi, tidak perlu medikasi. Jika simptomatik
bromokriptin mesilat sebagai DOC.
• Prolaktinoma: operasi &/ radioterapi.
• Indikasi operasi:
• Intoleransi atau resisten terhadap obat.
• Gangguan lapang pandang persisten.
• Tumor kistik besar atau pendarahan.
Tatalaksana
berdasarkan
etiologi
Jawaban lainnya
• A. PCOS: salah karena ini berkaitan dengan
resistensi insulin, obesitas, kista ovarium multipel,
dan hiperandrogenisme.
• B. Diabetes melitus tipe 2: salah karena tidak
berkaitan dengan galaktore, kondisi ini akibat
resistensi insulin.
• C. Adenoma hipofisis: tumor pada hipofisis secara
general
• E. Cushing syndrome: hiperkortisolisme
152 Jadi, diagnosisnya adalah...
B. Hiperprolaktinemia
B.Papillary thyroid
153 carcinoma
• Wanita, 21 thn
• Benjolan di leher yang semakin membesar sejak 1
tahun yang lalu.
• Kesulitan menelan dan terkadang terasa sulit
bernapas.
• BB turun drastis
• Masa yang ikut saat menelan dengan ukuran 4x3x3
cm, nodul soliter, konsistensi keras, nyeri (-)
• “Orphan Annnie eyes”
Medullary thyroid
cardinoma: sel tumor
berbentuk spindle oval,
dengan deposit amyloid
153 Jadi, diagnosisnya adalah...
B.Papillary thyroid
carcinoma
154
E. Porfiria kutanea
tarda
• Wanita, 30 tahun,
• Kulit pada bagian wajah, leher, telinga, dan
tangan melepuh jika terkena paparan sinar
matahari.
• Kulit pasien makin menghitam dan rambut-
rambut di kulit semakin tumbuh lebat.
• BAK teh
• Defisiensi enzim urophorphyrinogen
dekarboksilase pada pasien.
Diagnosisnya adalah...
Porfiria Kutanea Tarda
• Bentuk porfiria yang paling sering.
• Terjadi akibat defisiensi enzim uroporfirinogen
dekarboksilase di liver penumpukan metabolit
intermediate porfirinogen yang larut air distribusi
terutama ke jaringan subkutis yang kaya pembuluh
darah dan ginjal.
• Porfirin di kulit reaksi kimia fotooksidatif jika
terpapar sinar matahari lesi kulit.
• Ginjal diekskresikan, urin berwarna coklat
kemerahan.
• Etiologi:
• Familial
• Didapat, dengan trigger berupa: alkohol,
estrogen eksogen, overload besi, infeksi virus
hepatitis, merokok.
www.dermnetnz.org/systemic/porphyria-cutanea-tarda.html
http://emedicine.medscape.com/article/1103643-overview#showall
Pilihan lainnya
Epidermolisis bulosa
Terapinya adalah...
Hiperurisemia
• Etiologi:
ketidakseimbangan
antara metabolisme purin
dan ekskresi asam urat
• Asimptomatik
Hiperurisemia
• Simptomatik
Hiperurisemia
1. Gout arthritis
2. Nefrolitiasis
Tatalaksana
• Farmakologi:
1. Xanthine Oxidase Inhibitor
allopurinol
2. Uricosuric agent probenecid
3. Antigout agent kolkisin (acute
gout)
• Non-farmakologi:
Diet rendah purin gula, tepung,
telur, keju
Hindari daging, ikan, makanan
laut, jeroan, alkohol, kacang-
kacangan
CHRONIC GOUT
http://annals.org/aim/fullarticle/2578528/manage
ment-acute-recurrent-gout-clinical-practice-
guideline-from-american-college
2014 guidelines for hypertension JAMA
Pilihan lainnya
• B.Stop allopurinol, tambahkan celecoxib 1 x 200
mg, HCT teruskan : HCT harus distop
• C.Kolkisin 3 x 0,6 mg dan allopurinol 1 x 100 mg,
HCT teruskan : HCT harus distop
• D.Probenesid dan allopurinol, HCT ganti Losartan :
terapi akut harus diberikan kolkisin atau NSAID
terlebih dahulu
• E.Allopurinol 3 x 100 mg dan lanjutkan HCT. : HCT
harus distop, dan harus diberikan kolkisin atau
NSAID untuk seragan akut
155 Jadi, terapi yang tepat adalah…
MANIFESTASI
• Hiperglikemia: Glikosuria → Diuresis
osmotic → polyuria + nokturia →
dehidrasi → polydipsia dan rasa haus
• Penurunan berat badan akibat
peningkatan gluconeogenesis. Sumber: Harrison’s 19th ed
emedicine.medscape.com/article/919999-workup#c10
• Malaise nonspesifik.
Diabetes Care. 2015;38(suppl1):S1-S93
Pilihan lainnya
• A. Penurunan glukoneogenesis : SALAH, harusnya
meningkat
• B. Defek insulin
• C. Resistensi insulin : patof DM tipe 2
• D. Radang pada pankreas : salah satu penyebab
dari DM tipe lain
156 Jadi, penyebab yang tepat adalah…
E. Defisiensi insulin
absolut
157 A. Wernicke syndrome
• Pria 54 tahun
• Keluhan baal pada kedua kaki.
• Terlihat bingung dan tampak sempoyongan.
• Gerakan bola mata tidak terkoordinasi dengan
baik.
• Pasien merupakan pecandu alkohol berat.
• Ataksia pada kedua lengan.
diagnosisnya adalah...
Effects of Deficiency and
Nutrient Principal Sources Functions
Toxicity
Asam Folat Raw green leafy vegetables, Maturation of RBCs Deficiency: Megaloblastic
fruits, organ meats (eg, liver), Synthesis of purines, anemia, neural tube birth
enriched cereals and breads pyrimidines, and defects, confusion
methionine
Development of fetal
nervous system
Niasin (nicotinic Liver, red meat, fish, poultry, Oxidation-reduction Deficiency: Pellagra (dermatitis,
acid, legumes, whole-grain or reactions glossitis, GI and CNS
nicotinamide) enriched cereals and breads Carbohydrate and cell dysfunction)
metabolism Toxicity: Flushing
Riboflavin Milk, cheese, liver, meat, eggs, Many aspects of Deficiency: Cheilosis, angular
(vitamin B2) enriched cereal products carbohydrate and protein stomatitis, corneal
metabolism vascularization
Integrity of mucous
membranes
Tiamin (vitamin Whole grains, meat (especially Carbohydrate, fat, amino Deficiency: Beriberi (peripheral
B1) pork and liver), enriched cereal acid, glucose, and alcohol neuropathy, heart failure),
products, nuts, legumes, metabolism Wernicke-Korsakoff syndrome
potatoes Central and peripheral
nerve cell function
Myocardial function
Effects of Deficiency and
Nutrient Principal Sources Functions
Toxicity
Vitamin A As preformed vitamin: fish liver Formation of rhodopsin (a Deficiency: Night blindness,
(retinol) oils, liver, egg yolks, butter, photoreceptor pigment in perifollicular hyperkeratosis,
vitamin A–fortified dairy the retina) xerophthalmia, keratomalacia,
products Integrity of epithelia increased morbidity and
As provitamin carotenoids: dark Lysosome stability mortality in young children
green and yellow vegetables, Glycoprotein synthesis Toxicity: Headache, peeling of
carrots, yellow and orange fruits skin, hepatosplenomegaly, bone
thickening, intracranial
hypertension, papilledema,
hypercalcemia
Vitamin B Organ meats (eg, liver), whole- Many aspects of nitrogen Deficiency: Seizures, anemia,
group grain cereals, fish, legumes metabolism (eg, neuropathies, seborrheic
(pyridoxine, transaminations, porphyrin dermatitis
pyridoxal, and heme synthesis, Toxicity: Peripheral neuropathy
pyridoxamine) tryptophan conversion
to niacin)
Nucleic acid biosynthesis
Fatty acid, lipid, and amino
acid metabolism
Vitamin B12 Meats (especially beef, pork, Maturation of RBCs, neural Deficiency: Megaloblastic
(cobalamins) and organ meats [eg, liver]), function, DNA synthesis, anemia, neurologic deficits
poultry, eggs, fortified cereals, myelin synthesis and repair (confusion, paresthesias, ataxia)
milk and milk products, clams,
oysters, mackerel, salmon
Nutrient Principal Sources Functions Effects of Deficiency and Toxicity
Vitamin C Citrus fruits, tomatoes, potatoes, Collagen formation Deficiency: Scurvy (hemorrhages,
(ascorbic acid) broccoli, strawberries, sweet Bone and blood vessel health loose teeth, gingivitis, bone
peppers Carnitine, hormone, and defects)
amino acid formation
Wound healing
Vitamin D Direct ultraviolet B irradiation of Calcium and phosphate Deficiency: Rickets (sometimes
(cholecalciferol, er the skin (main source), fortified absorption with tetany), osteomalacia
gocalciferol) dairy products (main dietary Mineralization and repair of Toxicity: Hypercalcemia, anorexia,
source), fish liver oils, fatty fish, bone renal failure, metastatic
liver Tubular reabsorption of calcifications
calcium
Insulin and thyroid function,
improvement of immune
function, reduced risk of
autoimmune disease
Vitamin E (alpha- Vegetable oils, nuts Intracellular antioxidant Deficiency: RBC hemolysis,
tocopherol, other Scavenger of free radicals in neurologic deficits
tocopherols) biologic membranes Toxicity: Tendency to bleed
Vitamin K Green leafy vegetables (especially Formation of prothrombin, Deficiency: Bleeding due to
(phylloquinone, collards, spinach, and salad other coagulation factors, and deficiency of prothrombin and
menaquinones) greens), soy beans, vegetable oils bone proteins other factors, osteopenia
Bacteria in the GI tract after
neonatal period
Jawaban Lainnya
B.Korsakoff syndrome : gangguan memori karena
defisiensi vit B1.
C.Wernicke-Korsakoff syndrome: kombinasi wernicke
dengan korsakoff syndrome
D.Vitamin B12 deficiency : anemia megaloblastik
dengan defisit neurologis
E. Diabetes neuropathy : neuropati karena DM
Jadi, diagnosis kasus tersebut
157 adalah…
A. Wernicke syndrome
158 A.<70 mg/dL
• Wanita 50 tahun
• Riw: DM dan PJK
• Jarang kontrol dan minum obat.
• LDL 165 mg/dL, trigliserida 120
mg/dL, GDS 110
A.<70 mg/dL
159 A. Alopesia areata
• Pria, 29 tahun
• Kebotakan pada daerah temporalis.
• Bagian kebotakan sewarna dengan kulit
sekitar. Berbentuk numular berdiameter 4
cm.
• Masih ada rambut halus pada bagian
tengah dan semakin tipis pada bagian
ujungnya (exclamation mark hair)
• Daerah di sekitar kebotakan masih
ditumbuhi rambut tebal.
Diagnosisnya adalah...
Alopecia areata
A.Alopesia areata
D.Obat seluruh anggota
160 keluarga
• Pria 30 tahun
• Bercak kemerahan, bersisik tebal, dan
berwarna putih seperti mika di kulit
• Bercak terdapat pada bokong, siku,
dan lutut
Tatalaksananya adalah...
Psoriasis
C.Asam salisilat 5%
162 C. Neuralgia
• Pria 45 tahun
• Gelembung-gelembung kecil berisi cairan
di sekitar dada sisi kiri sejak 2 hari yang
lalu.
• Keluhan disertai dengan rasa panas dan
nyeri.
• Vesikel-vesikel dengan dasar eritem di
sepanjang dada kiri.
Komplikasinya adalah...
Herpes Zoster
C. Neuralgia
163 B. Sekunder
• Pria 60 thn,
• Cacat di jari tangan kanan dan kesulitan berjalan.
• Riwayat bercak putih dengan hipestesi.
• Pada pemeriksaan fisik ditemukan dominasi otot ekstensor
digitorum komunis digiti IV dan V, kelemahan nervus
peroneus, dan nervus tibialis posterior
• Jari kaki kaku
PB MB
Lesi kulit, dapat berupa: • Jumlah 1 – 5 lesi • Jumlah > 5 lesi
• Makula • Berupa • Lebih sering lesi yang
• Papul meninggi hipopigmentasi/eritema menimbul
• Infiltrat, plak eritem (lesi cenderung tidak • Distribusi simetris
• Nodul menimbul)
• Distribusi tidak simetris
SEKUNDER
B. Sekunder
C.Hifa pendek dengan
164 spora bergerombol
• Bercak-bercak di bahu dan lengan atas,
• Gatal terutama saat berkeringat
• PF: Makula hipopigmentasi dengan
skuama halus.
Diagnosisnya adalah...
Melasma
• Definisi: Hipermelanosis yang terjadi pada area
wajah yang ter-ekspos sinar matahari
• Etiologi: genetik, hormonal (paling utama), paparan
sinar UV
• Faktor predisposisi: wanita, kehamilan, perubahan
hormonal
• Tatalaksana:
1. Sun protector
2. Hypopigmenting agent: hidrokuinon, tretinoin,
Sumber: Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine
Sumber: Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine
Pilihan lainnya
• A.Hiperpigmentasi
paska inflamasi
• B.Lentigo
• D.Melanoma maligna
• E.Keratosis seboroik
166 Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
C. Melasma
167 E. Hiperpigmentasi pasca inflamasi
• Wanita 22 tahun
• Bercak kecokelatan di punggung kaki yang
sulit hilang.
• Awalnya daerah tersebut digigit serangga
hingga luka dan muncul lenting yang gatal.
• PF: makula hiperpigmentasi di dorsum
pedis
Diagnosisnya adalah...
Hiperpigmentasi Pasca Inflamasi
• A. Dermatitis venenata
• B. Neurodermatitis sirkumskripta
• C. Dermatitis numularis
• D. Lentiginosis : spotty skin pigmentation
167 Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
E. Hiperpigmentasi pasca
inflamasi
168 B. Ulkus varikosus
• Wanita 25 tahun
• Luka di betis yang dialami 3 minggu terakhir.
• Bengkak yang bertambah jika berdiri lama.
• Ulkus soliter tepi tidak rata, dasar ukus
jaringan granulasi dan eksudat disertai
edema di tibia dengan hiperpigmentasi
disekitarnya
B. Ulkus varikosus
169 B. Sifilis grade 2
• Pria, 32 tahun
• Ruam kemerahan di kedua telapak tangan dan
telapak kaki, tidak gatal.
• Diawali dengan luka kecil di kemaluan namun
sembuh dengan sendirinya.
• Makula eritema ukuran bervariasi, bentuk bulat
sampai dengan oval, batas tegas, eksfoliatif kulit (+).
• Klasifikasi
• Sifilis kongenital : dini, lanjut, stigmata
• Sifilis akuisita (didapat) : stadium I (primer), II (sekunder), III
(tersier)
• Berdasarkan epidemiologi
• Stadium dini menular : dalam 1 tahu sejak infeksi mencakup
sifilis primer, sekunder, stadium rekuren dan laten dini
• Stadirum lanjut tidak menular : setelah 1 tahun sejak infeksi
mencakup sifilis tersier dan stadium laten lanjut
Medscape
• Diagnosis
• Pemeriksaan T.pallidum (sediaan berupa serum dari lesi kulit)
• Mikroskop lapangan gelap (dark field) : troponema
terlihat berwarna putih bergerak memutar terhadap
sumbunya
• Pewarnaan Burry
• Test serologi sifilis (TSS)
• Test nontreponemal (test reagin) : test fiksasi
komplemen, test flokuasi (veneral disease research
laboratory/VDRL, rapid plasma reagin/RPR,
automated reagin test/ART, reagin screen test/RST
• Tes troponemal : test imobilisasi (troponemal
pallidum immobilization test/TPI), test fiksasi
komplemen, test immunoflouresens (FTA-Abs), test
hemaglutinasi (troponemal pallidum
haemoglutination assay/TPHA, solid phase
hemabsorption assay/SPHA, hemagglutionation
troponemal test for syphillis/HATTS,
microhemagglutination assay for antibodies to
VDRL TPHA FTA-Abs Interpretasi
IgG IgM
B. Sifilis grade 2
170 B.Onychauxis
• Kuku terasa semakin tebal seperti terangkat
• Sebelumnya pasien sering mengalami kondisi
kedua siku dan tengkuk gatal bersisik tebal,
namun kondisi tersebut hilang timbul, kambuh
saat pasien sedang stress.
• Tampak dasar kuku menebal tanpa ada
perubahan warna kuku
Diagnosisnya adalah...
Terminologi Kelainan pada Kuku
Onycholysis:
Bagian putih/ distal kuku terangkat. Berkaitan dengan tirotoksikosis,
psoriasis, trauma, dermatitis kontak, porphyria cutanea tarda, dll.
Onychauxis:
Penebalan kuku, berkaitan dengan psoriasis, trauma, atau infeksi kuku
akibat jamur.
Onychogryphosis:
Kuku menebal dan tumbuh terus secara eksofitik hingga membentuk
seperti kurva. onikolisis
onychauxis
onikogrifosis
Onychorrhexis:
Garis garis longitudinal di kuku, berkaitan dengan proses penunaan, atau
penyakit sistemik lain seperti rheumatoid artitis, penyakit vaskuler perifer,
liken planus, dan penyakit Darier
Onychomycosis:
Infeksi kuku oleh jamur. Dapat disebabkan oleh dermatofita, candida,
maupun golongan mould.
paronikia
Onychocryptosis:
= paronikia.
onikoreksis onikomikosis
Onychauxis
• Abnormal thickening of the nail plate on either the
fingers or toes.
• The nail turns white or yellow and the edges begin
falling off.
• Onychauxis is not a form of toenail fungus and the nails
grow thick without the presence of deformity
• Caused by trauma or underlying health conditions like
acromegaly (a hormonal disorder), Darier’s disease,
diabetes, impaired circulation, infection, pityriasis rubra
pilaris or psoriasis.
• Treatment: partial or complete removal of the
thickened nail
Jawaban Lainnya
B.Onychauxis
171 D. Keratosis seboroik
• Pria 70 thn
• Bercak kecokelatan di punggungnya
yang membesar.
• Nyeri (-), gatal (-), mudah berdarah (-)
• Nodul hiperpigmentasi berbatas tegas,
imobile, permukaan verukosa, ulkus (-)
Diagnosisnya adalah...
Keratosis
Seboroik
• Proliferasi sel epidermis dengan atau tanpa
pigmentasi. Berkaitan dengan proses aging,
ditemukan + 90% usia > 64 tahun
• Area predileksi:
• Batang tubuh
• Punggung tangan
• Wajah dan leher Tatalaksana
• Bedah listrik
• Manifestasi klinis: • Bedah beku
• Awalnya biasanya makula kecoklatan • Bedah laser
berbatas tegas
• Berkembang menjadi papul/nodul
dengan permukaan verukosa, lebih
terpigmentasi.
• Folikel rambut sekitar lesi tidak
berkembang
Sumber : Medscape; Panduan pelayanan medis PERDOSKI 2011
Jawaban Lainnya
• A. Melanoma maligna: khas dari MM adalah perubahan tahi lalat dengan karakteristik
ABCDE.
• B. Keratosis aktinik: lesi pre kanker akibat paparan sinar matahari berlebihan, lesi
yang terus tumbuh, kadang nyeri saat disentuh/ digaruk, kadang terasa gatal/
terbakar/ pedih, bisa pada mukosa. Thick, scaly, or crusty skin.
• C. Karsinoma sel skuamosa: karakter lesi ini berupa ulkus yang berkembang dari luka,
mudah berdarah dan tidak kunjung sembuh, histopatologi mutiara tanduk.
• E. Keratosis solaris: sama dengan B.
Keratosis
aktinik
KSS
Keratosis
aktinik
171 Jadi, diagnosisnya adalah…
D.Keratosis seboroik
172 B. Fixed drug eruption
Diagnosisnya adalah
Fixed Drug Eruption - FDE
Lesi target
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
172
• Rule of 9
Di soal :
• Luas luka bakar:
- Seluruh kedua
lengan= 18 %
- Seluruh dada =
9%
- Seluruh perut=
9%
Jadi, derajtat dan luas luka bakarnya
173 adalah…
Diagnosis : OE difusa
Tatalaksana?
• SIRKUMSKRIPTA
– 1/3 luar adnexa kulit (+) furunkel
– ETIOLOGI: S.aureus
– GEJALA: nyeri (tidak ada jar. Longgar) saat menekan
perikondrium atau membuka mulut, ggn
pendengaran
• DIFUS
OE AKUT
– 2/3 dalam kulit liang telinga hiperemis dan
edema tidak jelas batasnya
– ETIOLOGI: Pseudomonas
KLASIFIKASI – GEJALA: nyeri tekan tragus, liang telinga sempit,
OTITIS EKSTERNA sekret bau
• Infeksi difus
OE MALIGNA
• Terutama pada orang tua atau imunokompromise
• ETIOLOGI: P. Aeruginosa
• GEJALA: rasa gatal + nyeri, pembekakan liang telinga,
paralisis facial jika iritasi n.VII, dapat ditemui
pertumbuhan abnormal jaringan granulasi (massa) di
liang telinga luar
TATALAKSANA
• BERSIHKAN LIANG TELINGA langkah awal untuk
mempercepat penyembuhan dan meningkatkan daya
penetrasi obat
• Antibiotik dalam bentuk tampon lebih efektif
• Topikal antibiotik
• Kombinasi Neomisin & Polimiksin B
• Ofloxacin atau ciprofloxacin
• Gentamicin
• Topikal steroid membantu megurangi inflamasi
• Hydrokortison
• Dexametason
• Prednison
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
179
E. Azitromisin
180 E. Arteri faringeal ascendens
A. Pemasangan tampon
181 anterior selama 2 hari
• Anak 9 tahun, mimisan.
• Rinoskopi anterior hiperemis dan
darah (+).
• Rinoskopi posterior normal.
TATALAKSANA
:
DEKONGESTAN, MIRINGOTOMI, PIPA
GROMET
Otosklerosis
• Penyakit pada kapsul tulang labirin yang mengalamai spongiosis
di daerah kaki stapes sehingga stapes menjadi kaku dan tidak
dapat menghantarkan getaran suara ke labirin dengan baik
• Awal penyakit akan muncul tuli konduktif yang dapat menjadi tuli
campur bila penyakit sudah menyebar ke koklea
• Gejala :
• Pendengaran terasa berkurang secara progresif
• Keluhan lain: tinitus dan terkadang vertigo
• Lebih sering bilateral, perempuan lebih banyak dari laki-laki, antara 11-
45 tahun
• Pemeriksaan :
• Membran timpani intak, tuba paten
• Dapat ditemukan gambaran membran timpani yang kemerahan karena
pelebaran pembuluh darah promontium (Schwarte’s sign)
• Pasien merasa pendengaran terdengar lebih baik dalam ruangan bising
(paracusis willisii)
Schwartze sign otosklerosis
Pilihan lainnya
• A. Otitis eksterna infeksi liang telinga luar
• B. Otitis media supuratif kronis perforasi
membran timpani, keluar sekret berulang
• C. Otitis media akut infeksi akut telinga tengah
• D. Otitis media efusi
• E. Otosklerosis khas ada Schwartze sign
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
B. Hiperakusis
188 D. Tuli sensorineural telinga kiri
Rinne - + +
Prinsip
Membandingkan AC (air conduction) dan BC (bone conduction) di satu telinga
Cara
• Garpu tala yang sedang bergetar ditempelkan di tulang mastoid pasien
• Pasien diminta memberi sinyal apabila suara tidak lagi terdengar
• Ketika pasien memberi sinyal, garpu tala segera ditempatkan 1-2 cm di depan lubang
telinga
• Pasien diminta memberitahu dokter apakah ia bisa mendengar suara garpu tala lagi
Hasil
Normal: AC lebih baik daripada BC; Rinne positif (suara masih terdengar ketika garpu tala
dipindahkan ke depan lubang telinga)
Konduktif: BC lebih baik daripada AC; Rinne negative
Sensorineural: positif; namun bisa negatif palsu pala tuli sensorineural ringan
Tes Weber
Prinsip
Membandingkan BC atara telinga kiri dan telinga kanan
Cara
Garpu tala yang sedang bergetar ditempelkan di tempat-tempat yang berjarak sama ke
telinga kiri ataupun telinga kanan, dan dilapisi kulit tipis yang berkontak dengan tulang di
bawahnya, yaitu:
• Di tengah dahi
• Di atas kepala
Pasien kemudian diminta melaporkan di telinga mana suara terdengar lebih keras
Hasil
Terdengar sama keras di kedua telinga normal atau tuli sensorineural bilateral atau tuli
konduktif bilateral
Lateralisasi ke kiri tuli sensorineural telinga kanan (dengan atau tanpa tuli konduktif
bilateral) atau tuli konduktif telinga kiri (dengan atau tanpa tuli sensorineural bilateral)
Lateralisasi ke kanan tuli sensorineural telinga kiri (dengan atau tanpa tuli konduktif
bilateral) atau tuli konduktif telinga kanan (dengan atau tanpa tuli sensorineural bilateral)
Tes Swabach
Prinsip
Membandingkan BC pasien dengan pemeriksa (asumsi BC pemeriksa normal)
Cara
• Pangkal garpu tala yang sedang bergetar ditempelkan ke prosesus mastoid pasien
• Ketika pasien memberi sinyal bahwa suara tidak lagi terdengar, pangkal garpu tala
segera dipindahkan ke prosesus mastoid pemeriksa
• Pemeriksaan diulang dengan cara menempelkan garpu tala ke prosesus mastoid
pemeriksa terlebih dahulu, baru ke pasien
Hasil
Pada penempelan garpu tala ke pasien lalu ke pemeriksa:
• Ketika dipindahkan ke mastoid pemeriksa tidak terdengar lagi normal atau tuli konduktif
• Ketika dipindahkan ke mastoid pemeriksa masih terdengar tuli sensorineural (BC
memendek)
Pada penempelan garpu tala ke pemeriksa lalu ke pasien:
• Ketika dipindahkan ke mastoid pasien tidak terdengar lagi normal atau tuli sensorineural
• Ketika dipindahkan ke mastoid pasien masih terdengar tuli konduktif (BC memanjang)
Jadi, jawaban yang sesuai adalah…
188
• Merupakan kumpulan
abnormalitas metabolik
yang meningkatakan risiko
penyakit kardiovaskular
dan DM.
• Sebelum memberikan
tatalaksana farmakologi
perubahan gaya hidup dan
perilaku
• Obesitas merupakan asal
muasal sindrom metabolik
penurunan BB krusial!
Jawaban Lainnya
• A. Edukasi mengenai sosial ekonomi: salah karena tidak
ada kaitannya dengan ekonomi.
• B. Edukasi mengenai budaya: salah karena tidak ada
kaitannya dengan budaya.
• C. Edukasi perubahan lingkungan: salah karena sindrom
metabolik lebih berhubungan dengan gaya hidup.
• D. Edukasi mengenai kelainan genetik: kurang tepat
karena sindrom metabolik tidak berkaitan dengan
genetik.
• E. Edukasi perubahan perilaku: jawaban yang benar.
Jadi, jawaban yang sesuai adalah…
189
E. Edukasi perubahan
perilaku
190 C. Berkesinambungan
E. Human resource
196 D. Xerosis mortis
• Bunuh diri
• Kecelakaan (neonatus yang mulutnya
tertutup bantal)
• Pembunuhan (biasa terjadi pada kasus
pembunuhan anak sendiri/pada orang
dewasa yang tidak berdaya)
Pencekikan
H+30 menit: muncul lebam pada H+8 jam: lebam yang ada (pd ujung-ujung
ujung-ujung jari, (lokasi terendah jari) menetap, TIDAK berubah dengan
tubuh) karena poisisi tergantung perubahan posisi (misal dibaringkan). Kecuali
dibaringkan sebelum lebam menetap
Pilihan lainnya
Diagnosis : OE difusa
Tatalaksana?
• SIRKUMSKRIPTA
– 1/3 luar adnexa kulit (+) furunkel
– ETIOLOGI: S.aureus
– GEJALA: nyeri (tidak ada jar. Longgar) saat menekan
perikondrium atau membuka mulut, ggn
pendengaran
• DIFUS
OE AKUT
– 2/3 dalam kulit liang telinga hiperemis dan
edema tidak jelas batasnya
– ETIOLOGI: Pseudomonas
KLASIFIKASI – GEJALA: nyeri tekan tragus, liang telinga sempit,
OTITIS EKSTERNA sekret bau
• Infeksi difus
OE MALIGNA
• Terutama pada orang tua atau imunokompromise
• ETIOLOGI: P. Aeruginosa
• GEJALA: rasa gatal + nyeri, pembekakan liang telinga,
paralisis facial jika iritasi n.VII, dapat ditemui
pertumbuhan abnormal jaringan granulasi (massa) di
liang telinga luar
TATALAKSANA
• BERSIHKAN LIANG TELINGA langkah awal untuk
mempercepat penyembuhan dan meningkatkan daya
penetrasi obat
• Antibiotik dalam bentuk tampon lebih efektif
• Topikal antibiotik
• Kombinasi Neomisin & Polimiksin B
• Ofloxacin atau ciprofloxacin
• Gentamicin
• Topikal steroid membantu megurangi inflamasi
• Hydrokortison
• Dexametason
• Prednison
Jadi, diagnosis pasien ini adalah…
179
E. Azitromisin
180 E. Arteri faringeal ascendens
A. Pemasangan tampon
181 anterior selama 2 hari
• Anak 9 tahun, mimisan.
• Rinoskopi anterior hiperemis dan
darah (+).
• Rinoskopi posterior normal.
TATALAKSANA
:
DEKONGESTAN, MIRINGOTOMI, PIPA
GROMET
Otosklerosis
• Penyakit pada kapsul tulang labirin yang mengalamai spongiosis
di daerah kaki stapes sehingga stapes menjadi kaku dan tidak
dapat menghantarkan getaran suara ke labirin dengan baik
• Awal penyakit akan muncul tuli konduktif yang dapat menjadi tuli
campur bila penyakit sudah menyebar ke koklea
• Gejala :
• Pendengaran terasa berkurang secara progresif
• Keluhan lain: tinitus dan terkadang vertigo
• Lebih sering bilateral, perempuan lebih banyak dari laki-laki, antara 11-
45 tahun
• Pemeriksaan :
• Membran timpani intak, tuba paten
• Dapat ditemukan gambaran membran timpani yang kemerahan karena
pelebaran pembuluh darah promontium (Schwarte’s sign)
• Pasien merasa pendengaran terdengar lebih baik dalam ruangan bising
(paracusis willisii)
Schwartze sign otosklerosis
Pilihan lainnya
• A. Otitis eksterna infeksi liang telinga luar
• B. Otitis media supuratif kronis perforasi
membran timpani, keluar sekret berulang
• C. Otitis media akut infeksi akut telinga tengah
• D. Otitis media efusi
• E. Otosklerosis khas ada Schwartze sign
Jadi, diagnosis yang tepat adalah…
B. Hiperakusis
188 D. Tuli sensorineural telinga kiri
Rinne - + +
Prinsip
Membandingkan AC (air conduction) dan BC (bone conduction) di satu telinga
Cara
• Garpu tala yang sedang bergetar ditempelkan di tulang mastoid pasien
• Pasien diminta memberi sinyal apabila suara tidak lagi terdengar
• Ketika pasien memberi sinyal, garpu tala segera ditempatkan 1-2 cm di depan lubang
telinga
• Pasien diminta memberitahu dokter apakah ia bisa mendengar suara garpu tala lagi
Hasil
Normal: AC lebih baik daripada BC; Rinne positif (suara masih terdengar ketika garpu tala
dipindahkan ke depan lubang telinga)
Konduktif: BC lebih baik daripada AC; Rinne negative
Sensorineural: positif; namun bisa negatif palsu pala tuli sensorineural ringan
Tes Weber
Prinsip
Membandingkan BC atara telinga kiri dan telinga kanan
Cara
Garpu tala yang sedang bergetar ditempelkan di tempat-tempat yang berjarak sama ke
telinga kiri ataupun telinga kanan, dan dilapisi kulit tipis yang berkontak dengan tulang di
bawahnya, yaitu:
• Di tengah dahi
• Di atas kepala
Pasien kemudian diminta melaporkan di telinga mana suara terdengar lebih keras
Hasil
Terdengar sama keras di kedua telinga normal atau tuli sensorineural bilateral atau tuli
konduktif bilateral
Lateralisasi ke kiri tuli sensorineural telinga kanan (dengan atau tanpa tuli konduktif
bilateral) atau tuli konduktif telinga kiri (dengan atau tanpa tuli sensorineural bilateral)
Lateralisasi ke kanan tuli sensorineural telinga kiri (dengan atau tanpa tuli konduktif
bilateral) atau tuli konduktif telinga kanan (dengan atau tanpa tuli sensorineural bilateral)
Tes Swabach
Prinsip
Membandingkan BC pasien dengan pemeriksa (asumsi BC pemeriksa normal)
Cara
• Pangkal garpu tala yang sedang bergetar ditempelkan ke prosesus mastoid pasien
• Ketika pasien memberi sinyal bahwa suara tidak lagi terdengar, pangkal garpu tala
segera dipindahkan ke prosesus mastoid pemeriksa
• Pemeriksaan diulang dengan cara menempelkan garpu tala ke prosesus mastoid
pemeriksa terlebih dahulu, baru ke pasien
Hasil
Pada penempelan garpu tala ke pasien lalu ke pemeriksa:
• Ketika dipindahkan ke mastoid pemeriksa tidak terdengar lagi normal atau tuli konduktif
• Ketika dipindahkan ke mastoid pemeriksa masih terdengar tuli sensorineural (BC
memendek)
Pada penempelan garpu tala ke pemeriksa lalu ke pasien:
• Ketika dipindahkan ke mastoid pasien tidak terdengar lagi normal atau tuli sensorineural
• Ketika dipindahkan ke mastoid pasien masih terdengar tuli konduktif (BC memanjang)
Jadi, jawaban yang sesuai adalah…
188
• Merupakan kumpulan
abnormalitas metabolik
yang meningkatakan risiko
penyakit kardiovaskular
dan DM.
• Sebelum memberikan
tatalaksana farmakologi
perubahan gaya hidup dan
perilaku
• Obesitas merupakan asal
muasal sindrom metabolik
penurunan BB krusial!
Jawaban Lainnya
• A. Edukasi mengenai sosial ekonomi: salah karena tidak
ada kaitannya dengan ekonomi.
• B. Edukasi mengenai budaya: salah karena tidak ada
kaitannya dengan budaya.
• C. Edukasi perubahan lingkungan: salah karena sindrom
metabolik lebih berhubungan dengan gaya hidup.
• D. Edukasi mengenai kelainan genetik: kurang tepat
karena sindrom metabolik tidak berkaitan dengan
genetik.
• E. Edukasi perubahan perilaku: jawaban yang benar.
Jadi, jawaban yang sesuai adalah…
189
E. Edukasi perubahan
perilaku
190 C. Berkesinambungan
E. Human resource
196 D. Xerosis mortis
• Bunuh diri
• Kecelakaan (neonatus yang mulutnya
tertutup bantal)
• Pembunuhan (biasa terjadi pada kasus
pembunuhan anak sendiri/pada orang
dewasa yang tidak berdaya)
Pencekikan
H+30 menit: muncul lebam pada H+8 jam: lebam yang ada (pd ujung-ujung
ujung-ujung jari, (lokasi terendah jari) menetap, TIDAK berubah dengan
tubuh) karena poisisi tergantung perubahan posisi (misal dibaringkan). Kecuali
dibaringkan sebelum lebam menetap
Pilihan lainnya