Anda di halaman 1dari 8

PERSAMAAN GARIS SINGGUNG HIPERBOLA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Geometri Analitik Bidang yang
diampu oleh Dr. Nyoman Sridana, M.Si. & Ratna Yulia Tyaningsih, S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 9

Semester/Kelas: IV/E

Nama Anggota:

1. Surya Safitri Windari (E1R019148)


2. Susilawati (E1R019148)
3. Yulia Fitrianingsih (E1R019165)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2021
PEMBAHASAN

A. Persamaan Garis Singgung Hiperbola


x2 y2
Persamaan garis singgung pada hiperbola −¿ ¿ 1 dengan koefisien arah m
a2 b2

(x−α )2 ( y−β )2
adalah y=mx ± √ a2 m2−b 2. Jika persamaan − =1, maka persamaan garis
a2 b2

singgung dengan koefisien arah m adalah y−β =m(x−α ) ± √ a 2 m 2−b 2.

x2 y2
Persamaan garis singgung pada hiperbola −¿ ¿ 1 di titik singgung ( x 1 , y 1)
a2 b2

x1 x y1 y (x−α )2 ( y−β )2
adalah 2 −¿ 2 ¿ 1 . Jika persamaan hiperbolanya 2
− 2
=1, maka
a b a b

(x ¿¿ 1 ,α )( x−α ) ( y ¿¿ 1 , β )(x−β )
persamaan garis singgung di titik ( x 1 , y 1) adalah 2
¿ −¿ ¿
a b2
¿ 1.

B. Sifat Utama Garis Singgung

Garis singgung pada suatu titik pada hiperbola membagi dua sama besar sudut-sudut
antara garis-garis yang menghubungkan titik singgung dengan titik-titik api.

Misalkan T ( x1 , y 1 ) sebarang titik pada hiperbola dan misalkan d 1=T F 1 , d 2=T F 2


dengan F 1(c , 0) dan F 2(−c ,0).
c a2 a2
(x − ) x −
T F1 d 1 a 1 c 1
c
Maka = = 2
= .
T F2 d 2 c a a2
( x + ) x 1+
a 1 c c

x1 x y1 y
Persamaan garis singgung di T adalah 2
− =1
a b2

Misalkan titik potong garis singgung ini dengan sumbu X adalah P, maka koordinat-

a2
koordinatnya adalah y P=0 dan x P = ,
x1

a2 a2
c− 2 x 1−
P F1 x 1 c x1−a c
Berarti = 2
= 2
= .
P F2 a c x 1+ a a2
c+ x1 +
x1 c

P F1 T F1
Jadi = .
P F2 T F2

Perbandingan terakhir ini, berarti TP adalah garis bagi sudut dalam segitiga T F 1 F 2
atau ∠ F1 TP=∠ F 2 TP (terbukti).

Seperti pada elips, kita mempunyai dua garis singgung yang melalui satu titik T di
luar elips, demikian juga pada hiperbola.

Contoh 1

x2 y2
Tentukan persamaan garis singgung pada hiperbola − =1 yang sejajar garis
16 64

10 x−3 y +9=0

Penyelesaian :

10 10
Gradien garis 10 x−3 y +9=0adalah m= , maka gradien garis singgungnya adalah .
3 3
Jadi persamaan garis singgungnya adalah:

10 100
y=
3 √
x ± 16.
9
−64
10 32
y= x±
3 3

3 y=10 x ± 32

x1 x y1 y
Tanpa memperhatikan letak titik T ( x1 , y 1 ), persamaan 2
− =1 disebut
a b2

x2 y 2
persamaan garis kutub dari T terhadap hiperbola − =1.
a2 b2

1. Jika T di luar hiperbola, maka garis kutub menjadi tali busur singgung
2. Jika T pada hiperbola, maka garis kutub menjadi garis singgung
3. Jika T di dalam hiperbola, maka garis kutub berupa garis yang memotong hiperbola

x2 y 2
Syarat agar garis y=mx memotong garis lengkung 2 − 2 =−1. Absis-absis titik
a b
potong dicari sebagai berikut:

x2 y 2 x 2
2
− 2 =−1 atau (b ¿ ¿ 2−a2 m2) x2 =−a2 b2 , ¿
a b

ab
Berarti ¿ ± 2 .
√a m2−b2

x2 y 2
Jadi, garis y=mx dan garis lengkung − =−1akan :
a2 b2

b −b
 Berpotongan di dua titik, jika a 2 m2−b 2> 0, yaitu m> atau m<
a a
−b b
 Tidak berpotongan, jika a 2 m2−b 2< 0, yaitu <m<
a a
b
 Menyinggung di jauh tak hingga, jika m=±
a

x2 y 2
Persamaan 2 − 2 =−1adalah persamaan suatu hiperbola yang tidak memotong
a b
sumbu X tetapi memotong sumbu Y di titik (0 , b) dan (0 ,−b). Berarti sumbu X

b
merupakan sumbu khayalnya, sedangkan persamaan asimtot-asimtotnya adalah y= x
a
−b
dan y= x Titik-titik apinya adalah F 1 ¿ dan F 2( 0 ,−c ) dan garis-garis arahnya adalah
a

b2 −b 2 b
y= dan y= . Eksentrisitas numeriknya adalah e= . Hiperbola-hiperbola
c c a

x2 y 2 x2 y 2
− =1 dan − =−1 pada suatu susunan sumbu disebut hiperbola sekawan.
a2 b2 a2 b2

Jika pada suatu hiperbola a=bmaka hiperbola ini disebut hiperbola sama sisi dan
mempunyai persamaan x 2− y 2=a2. Karna asimtot-asimtotnya saling tegak lurus, maka
disebut juga hiperbola orghogonal.

Contoh 2

Tentukan persamaan hiperbola yang titik-titik apinya terletak pada sumbu Y dan simetris

1
terhadap titik O yang memenuhi syarat jarak kedua garis arahnya 7 dan mempunyai
7
sumbu 2 b=10.
Penyelesaian :

b 2 50 7 2
Jarak kedua garis arahnya adalah 2 = atau c= b
c 7 25
karena 2 b=10 maka b=5 atau c=7
sehingga a 2=c 2−b 2=49−25=24

x2 y2
Jadi persamaan hiperbolanya adalah − =−1
24 25

C. Mencari Tempat Kedudukan Titik-Titik Yang Memenuhi Syarat-Syarat Tertentu


2 2
x y
1. Misalkan kita mempunyai persamaan hiperbola 2
− 2 =1 dan garis y=mx.
a b
Akan dicari tempat kedudukan titik-titik tengah talibusur-talibusur hiperbola yang
sejajar dengan garis y=mx sebgai berikut:
Mula-mula kita mencari titik-titik potong garis-garis y=mx+n, ( n parameter)

x2
dengan hiperbola, kemudian kita mencari titik tengahnya. −¿ ¿ atau
a2
(b ¿ ¿ 2−a2 m2) x2 −2 a2−mnx−a2 n2−a2 b2=0 ¿. Absis dari titik-titik potonya adalah
akar-akar dari persamaan kuadrat dalam x tersebut. Misalnya titik tengah tali
busurnya adalah T , maka
x 1−x 2 2 a2 mn a 2 mn
x T= = 2 2 2
= 2 2 2 dan
2 2(b −a m ) b −a m

a 2 mn n b2
y T =mxT +n=m ( b 2−a2 m2)+n=
b 2−a2 m2
.

yT b2
Berarti = 2 .
xT a m
Dengan menjalankan koordinat titik T, kita memperoleh tempat kedudukan titik-titik

b2
yang kita cari, yaitu y= x . Persamaan ini merupakan persamaan suatu garis
a2m

b2
tengah hiperbola. Garis-garis tengah y=mxdan y= 2 x disebut garis-garis tengah
a m

b2
sekawan dengan m1=mdan m 2= disebut arah-arah sekawan.
a2 m
2. Dengan cara yang serupa seperti pada elips, kita memperoleh persamaan tempat

x2 y 2
kedudukan titik-titik potong garis-garis singgung hiperbola 2 − 2 =1 yang tegak
a b
lurus sesamanya, yaitu x 2+ y 2=a2 −b2. Persamaan ini adalah persamaan lingkaran
dengan pusat O(0, 0) dan berjari-jari √ a2−b2. Lingkarang ini disebut lingkaran
orthoptis dari monge.
3. Dengan cara yang serupa seperti yang dilakukan pada elips, kita memperoleh
persamaan tempat kedudukan titik-titik potong dari garis-garis singgung pada

x2 y 2
hiperbola 2 − 2 =1dengan garis-garis yang tegak lurus padanya dan melalui titik-
a b
titik api, yaitu x 2+ y 2=a2. Persamaan ini adalh persamaan lingkaran dengan pusat
O(0,0) dan berjari-jari a. lingkaran ini disebut lingkaran titik kaki.

Lingkaran orthoptis dari suatu hiperbola orthogonal berupa lingkaran titik dan garis-
garis singgung pada hiperbola itu yang saling tegak lurus adalah asimtot-asimtot.
Misalkan P 1 ( x 1 , y 1) dan Q 1 (−x 1 ,− y 1) ujung-ujung garis tengah hiperbola

x2 y 2 x2 y 2
− =1. Persamaan garis singgung di 1 ( 1 , 1 ) pada hiperbola 2 − 2 =1adalah
P x y
a2 b2 a b

x1 x y1 y b2 x 1
− =1. Berarti, gradien garis singgung di P1 adalah m1= 2 , sedangkan
a2 b2 a y1

x1 b2
gradien P1 Q 1 adalah m 2= . Jadi, m1 m2= 2 .
y1 a

Hal ini menunjukkan bahwa garis singgung di P1sejajar dengan garis tengah yangb
sekawan dengan garis tengah P1 Q1 .

b2 x1
Persamaan garis tengah yang sekawan dengan P1 Q 1 adalah y= x . Absis titik-
a2 y1
titik potong garis ini dengan hiperbola dapat dicari sebagai berikut:

b4 x 12
b 2 x 2−a2
( ) 4
a y 1
2
x 2=a 2 b2 atau (a¿ ¿ 2 y 12−b 2 x 12) x2 =a4 y 12 ¿.

2 a 4 y 12 −a2 y 12
Karena P 1 ( x 1 , y 1) pada hiperbola maka, x = 2 2= atau
−a b b2

a a b
x=± y 1 i , dengan i=√ −1. Berarti titik-titik potongnya khayal, yaitu ( y 1 i, x 1 i)dan
b b a

−a −b
( y1 i , x i).
b a 1

a b −a −b
Akan tetapi dapat diperiksa bahwa P2 ( y 1 i, x 1 i) dan ( y1 i , x i). terletak
b a b a 1

x1 x y1 y
pada hiperbola 2
− =1.
a b2

Jika suatu garis tengah tidak memotong hiperbola, maka yang dimaksud dengan
ujung-ujungnya adalah titik-titik potongnya dengan hiperbola sekawanya.

Misalkan O P1 =a 1 dan O P2 = a 2, maka diperoleh

O P 12 =a12=x 12+ y 12 dan


2 2 a2 2 b2 2
O P 2 =b1 = y1 + 2 x1 .
b2 a

b2 x 12 −a2 y 12 a2 y 12−b2 x 12 2 2
=a −b ,
2 2
Berarti a − x1 =
1 +
b2 b2

Jadi 4 a12−4 b 12=4 a2−4 b2.

Uraian diatas membuktikan dalil-dalil berikut

1. Dalil I (dari Apollonius):


Selisih kuadrat garis-garis tengah sekawan suatu hiperbola sama dengan selisih
kuadrat sumbu-sumbunya.
2. Dalil II ( dari Apollonius):
Luas setiap jajar genjang pada garis-garis tengah sekawan sama dengan luas persegi
Panjang pada sumbu-sumbunya.

Anda mungkin juga menyukai