Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH BEBERAPA VARIETAS DAN DOSIS PUPUK

KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL

TANAMAN PADI (Oryza sativa.L )

OLEH

AVELINA MULTI ( 1804060280)

MARIA ANGELA DESKRISIYANI ( 1804060240)

MARIA ELDIANA WATI ( 1804060264)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Tanaman padi (oryza sativa .L) merupakan bahan makanan yang mengandung gizi
dan penguat yang cukup bagi tubuh manusia, sebab di dalamnya terkandung bahan-
bahan yang meudah di ubah menjadi energi. Dalam usaha mempertahankan
kelangsungan hidupnya, manusia memenuhi kebutuhan primernya dan salah satu
kebutuhan primer tersebut adalah makanan (AAK, 1990).
Menurut sejarahnya, tanaman padi termasuk genus oryza yang meliputi lebih kurang
25 spesies, padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman
pertanian kuno berasal dari dua benua yaitu asia dan afrika barat tropis dan subtropis.
Bukti sejarah memperlihatkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (cina) sudah di mulai
pada 3.000 tahun SM.Fosil butir padi pada gabah di temukan di Hastinapur Utara
predesh India sekitar 100-800 SM. Selain cina dan india, beberpa wilayah asal padi
adalah, Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos, Vietnam (AAK 1990) .
Dalam upaya untuk meningkatkan produksi padi dan pendapatan petani maka perlu
adanya penggunaan varietas-varietaas unggul akan meningkatkan hasil pendapatan
petani di bandingkan dengan varietas biasa ,umumnya varietas unggul berdaya hasil
tinggi dan tahan terhadap hama penyakit .dengan tingginya kebutuhan makanan pokok
berupa beras selama ini menyebabkan banyak penelitian tentang varietas padi unggul
,karena varitas padi unggul mempunyai beberapa kelebihan antara lain : umur panen
yang pendek dan produksi yang tinggi,varietas unggul memiliki kualitas yang tinggi
dalam meningkatkan produktifitas. Keunggulan suatu varitas di batasi oleh berbagai
faktor ,termasuk penurunanan ketahanannya terhadap hama dan penyakit tertentu (
bambang et al,2004).
Varietas-varietas unggu merupakan salah satu usaha petani untuk meningkatkan
produksi padi pada pendapatan petani . varietas unggul merupakan salah astu teknologi
inovatif yang handal untuk meningkatkan produktivitas padi, baik melalui peningkatan
potensi atau daya hasil tanaman maupun toleransi dan ketahanannya terhadap cekaman
biotic dan abiotik ( sembiring,2008).
Selain menggunakan varietas-varietas ungggul maka perlu adanya untuk
meningkatkan produksi padi dan pendapatan petani dengan menggunakan pupuk
kandang. Pemberian bahan organic (pupuk kandang) mampu meningkatkan kelembapan
tanah dan membantu dalam membangun kesuburan tanah terutama apabila dilakukan
dalam waktu ynag frelatif panjang (susanto, 2002).
Pemberiaan bahan organik dapat menambahkan unsur hara dalam tanah dan
memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, apabila di lakukan dalam waktu yang relatif
panjang. Sumber pupuk organik dapat berasal dari kotoran hewan, bahan tanaman dan
limbah, misalnya pupuk kandang, hijauan tanaman, rerumputan, semak perdu dan pohon
( susanto,2002).
Salah satu pupuk kandang yang di gunakan dalam penelitian ini adalah kotoran sapi
yang sudah terdekomposisi dengan sempurna. Pupuk kandang yang mempunyai unsur
hara mikro dan makro yang dapat menyuburkan tanaman walaupun unsur hara yang di
kandung pupuk kandang sangat rendah dan bervariasi, pupuk kandang juga dapat
menjaga kelebapan tanah.
Dari permasalahan yang telah di uraikan di atas maka perlu di lakukaan penelitian
untuk mengetahui pengaruh varitas dan dosis pupuk kandang yang tepat agar di peroleh
pertumbuhan dan hasil tanaman padi yang optimum.

1.2.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa varietas dan dosis
pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi sawah,serta nyata tidaknya
interaksi kedua faktor tersebut.

1.3. Hipotesis

1. Farietas berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi sawah.


2. Dosisi pupuk kandang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi
sawah
3. Terdapat interaksi anatara varietas dan dosis pupuk kandang terhadap pertumbuhan
dan hasil tanaman padi sawah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Botani Tanaman Padi

a. Sistematika
Menurut AAK (1990) tanaman padi merupakan tanaman semusim termasuk golongan
rumput-rumputan dapat di klasifikasikan sebagai berikut:
Diviso : spermatophyte
Subdivision : angiospermae
Kelas : monocotyledoneae
Ordo : poales
Familia : poaceae
genus : oryza
spesies : oryza sativa L.
b. Morfologi
Akar adalah yang pertama muncul yaitu akar tunggal kemudian setelah 5-6 hari akan
tumbuh akar serabut. Akar ini hanya dapat menembus lapisan tanah bagian
atas/lapisan oleh tanah yaitu berkisar antara 10-12 cm. Pada umur 30 hari setelah
tanam,akar akan dapat menembus hingga kedalaman 18 cm dan pada umur 50 hari
akar sudah mulai dapat menembus lapisan tanah di bawahnya (sub soil) yaitu berkisar
25 cm (AAK,1990).
Batang padi mempunyai batang yang beruas-ruas. Pajang batang tergantung
pada jenisnya. Padi jenis unggul biasanya berbatang pendek atau lebih pendek dari
pada jenis lokal, sedangkan jenis padi yang tumbuh tanah rawan dapat lebih panjang
lagi, yaitu antara 2-6 meter. Rangkaian ruas-ruas pada batang padi mempunyai
panjang yang berbeda-beda. Pada ruas batang bawang pendek, semakin keatas
mempunyai ruas batang yang makin panjang. Ruas pertama dari atas merupakan ruas
terpanjang.
Daun padi terdiri dari, helaian daun yang berbentuk memanjang seperti
pelepah daun yang menyelubungi batang, berguna untuk memberikan dukungan
kepada bagian buku yang jaringan empuk. Panjang dengan warna lidah daun berbeda-
beda tergantung pada varietas padi yang di tanam. Lidah daun duduknya air hujan di
antara batang daun upih dau keadaan ini dapat mencegah infeksi dan penyakit-
penyakit. Panjang dari helai daun juga tergantung pada varietas padi yang akan di
tanam dan letaknya pada batang. Daun ketiga dari atas biasanya merupakan daun
terpanjang. Daun bendera yang paling atas mempunyai daun terpendek dengan lebar
daun yang terbesar.
Bunga padi secara keseluruhan disebut malai. Malai terdiri dari 8-10 buku
yang menghasilkan cabang-cabang primer selanjutnya menghasilkan cabang-cabang
sekunder. Dari buku malai akan muncul hanya satu cabang primer, tetapi dalam
keadaan tertentun buku tersebut dapat menghasilkan 2-3 cabang primer. Jumlah
cabang setiap malai berkisar antara 15-20 buah dan setiap malai bisa mencapai 100-
120 bunga ataupun bisa lebih tergantung pada varietas.
Biji di tempati oleh sebagian besar endoperm yang mengandung aleuro yakni
butir-butir yang mengandung protein terdapat pada vacuola. Endosperm umumnya
terdiri atas zat tepung yang terdiri dari selaput protein, gula, lemak dan zat organik.

2.2.Syarat Tumbuh Tanaman Padi

a. Iklim Tanaman akan berproduksi dengan baik di daerah yang berhawa panas dan
mengandung uap air. Tanaman padi membuthkan curah hujan berkisar 200 mm/bulan
atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan. Sedangkan curah hujan yang di kehendaki
per tahun sekitar 1.500-2.000 mm. Tanaman padi dapat tumbuh pada ketinggian 0-650 m
dpl dengan temperature 22,5 derajat celcius sampai 26,5 derajat celcius sedangkan di
antara tinggi padi dapat tumbuh baik pada ketinggian 650-1.500 m dpl dan
membutuhkasn temperatur berkisar 18,7 derajat celcius-22,5 derajat celcius.

Temperatur sangat mempengaruhi pengisian biji padi. Temperatur yang rendah dan
kelembapan yang tinggi pada waktu pembungaan akan menggangu proses pembuahaan
yang mengakibatkan gabah menjadi hampa. Hal ini terjadi akibat tidak membukanya
bakal biji. Temperatur yang rendah pada waktu bunting juga dapat menyebabkan
rusaknya poleen dan menundah pembukaan tepung sari.

b.Tanah

Padi dapat tumbuh baik pada tanah yang ketebalan lapisannya atasnya antara 18-22cm
dengan pH tanah berkisar antara 4-7. Pada lapisan tanah atas untuk pertanian umumnya
mempunyai ketebalannya antara 10-30 cm dengan warna tanah cokelat sampai kehitam-
hitaman,tanah tersebut gembur.sedangkan kandungan air dan udara di dalam pori-pori
tanah masing-masing 25%.

2.3. Varietas

Varietas padi unggul merupakan varietas yang memiliki hasil yang tinggi dan tahan
terhadap hama penyakit. Varietas-varietas unggul dapat meningkatkan produktivitas dan
pendapatan petani meski di gunakan dalam kondisi lahan yang kurang optimum. Penggunaan
varietas padi unggul berdaya hasil tinggi dan bernilai ekonomi yang tinggi.

Penggunaan varietas-varietas unggul dapat, menggurangi resiko kegagalan budidaya


padi karena bebas dari serangan hama dan penyakit, mampu tumbuh baik pada kondisi lahan
yang kurang menguntungkan. Varietas padi merupakan teknologi yang paling mudah
diadopsi petani karena teknologi ini murah dan penggunaannya sangat praktis.

2.4.Deskripsi varietas

Varietas cigelis merupakan asal persilangan ciliwung, cikapundung, IR64. Umur


tanaman 115-125 hari, memiliki tinggi tanaman 100-110cm, anakan produktif 14-16 batang.
Rata-rata hasil 5 ton/ha dan potensi hasil 8 ton/ha. Varietas cigelis juga tahan terhadap hama,
tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan rentan biotipe 3 dan penyakit tahan terhadap
hama daun bakteri strain IV, yang di lepas pada tahun 2002.

Varietas ciherang dengan umur 116-125 hari, tinggi tanaman 107-115cm. Anakan produktif
14-17 batang, rata-rata produksi 6.0 ton ha. Varietas ciherang memilliki ketahanan terhadap
hama wereng coklat biotipe 2 dan 3, tahan terhadap penyakit bakteri hawar daun (HDB).

Varietas cibogo merupakan varietas golongan cere, umur tanaman 115-125 hari, tinggi
tanaman 100-120 cm, anakaan produktif 12-19 batang, varietas cibogo memiliki hasil tinggi
rata-rata hasil 7 ton ha. Ketahanan terhadap hama wereng coklat biotipe 2, agak tahan
wereng coklat biotipe 3 dan tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri strain IV, rentan
terhadap penyakit tungro, yang di lepas pada tahun 2003.

2.5. Pupuk Kandang

Pemberian pupuk kandang selain dapat menambah tersediahnya unsure hara, juga
dapat memperbaiki sifat fisik tanah, pemberiaan bahan organik mampu meningkatkan
kelembaban tanah dan membantu dalam membangun kesuburan tanah terutaman apabila di
lakukan dalam waktu yang relatif panjang. Pupuk organik (pupuk kandang) merupakan
bahan pembenahan tanah yang paling baik, unsur hara yang di kandung pupuk organik pada
umumnya rendah dan sangat bervariasi. Pemberiaan bahan organik mampu meningkatkan
kelembaban tanah dan membantu dalam pembangun kesuburan tanah terutama apabila di
lakukan waktu relatif panjang. Pupuk kandang merupakan salah satu pupuk yang dapat
menjaga kelembaban tanah apabila dilakukan dalam waktu yang dalam relatif panjang meski
unsure hara yang di kandung pupuk kandang kurang ,tapi sangat berfariasi . dosis anjuran
pupuk kandang untuk tanaman padi adalah 5 ton/ha,agar kesuburan tanah tetap cukup baik.
BAB III
BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat


Penelitian ini dilaksanakan di Lasiana Kecamatan kelapa Lima Pada bulan Oktober
2020.

3.2. Bahan dan Alat


1. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
a. Benih
Varietas padi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Varietas Cigelis,
Ciherang dan Cibogo yang di produksi oleh PT. Petani (Persero).
b. Tanah
Tanah yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah sawah yang langsung
ditanam pada areal persawahan di Gampong Pulo Ie Kecamatan Kuala Kabupaten
Nagan Raya.
c. Pupuk Kandang
Pupuk kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kotoran sapi yang
sudah terdekomposisi dengan sempurna yang diambil di Gampong Pulo Ie
Kecamatan Kuala Kabupaten Nagan Raya.
d. Pupuk
Adapun pupuk yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu pupuk Urea, SP36 dan
KCl sebanyak 250 kg/ha (5 kg), 100 kg/ha (2 kg) dan 50 kg/ha (1 kg).
e. Pestisida
Insektisida yang digunakan dalam penelitian ini adalah Poksindo. Fungisida yang
digunakan Dithane M-45 masing-masing disediakan sebanyak 200 ml.
1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan analitik, hand
traktor, parang, cangkul, hand spayer, meteran, jaring dan alat-alat tulis.
3.3. Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak
Kelompok (RAK) pola faktorial 3 x 4, dengan 3 ulangan. Faktor yang diteliti
meliputi varietas dan dosis pupuk kandang.
Faktor Varietas ( V ) terdiri atas 3 taraf, yaitu :
V1 = Cigelis
V2 = Ciherang
V3 = Cibogo
Faktor dosis pupuk kandang ( D ) terdiri atas 4 taraf, yaitu :
D0 = 0 ton/ha
D1 = 2 kg bedengan-1 (5 ton ha-1)
D2 = 3 kg bedengan-1 ( 7,5 ton ha-1)
D3 = 4 kg bedengan-1 ( 10 ton ha-1)
Dengan demikian terdapat 12 kombinasi perlakuan 3 ulangan maka terdapat 36 unit
perlakuan. Susunan kombinasi perlakuan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Susunan Kombinasi Perlakuan antara Varietas dan Dosis Pupuk Kandang
No Kombinasi perlakuan varietas Dosisi pupuk kandang
( ton ha-1)
1 V1Do Cigelis 0
2 V1D1 Cigelis 5
3 V1D2 Cigelis 7,5
4 V1D3 cigelis 10
5 V2D0 Ciherang 0
6 V2D1 Ciherang 5
7 V2D2 Ciherang 7,5
8 V2D3 Ciherang 10
9 V3D0 Cibogo 0
10 V3D1 Cibogo 5
11 V3D2 Cibogo 7.5
12 V3D3 Cibogo 10
Model Matematis yang digunakan adalah:
Yijk = + i + Vj + Dk + (VD)jk + ijk
Keterangan:
Yijk = Nilai pengamatan untuk faktor varietas taraf ke-j, faktor dosis pupuk taraf ke-
j dan ulangan ke-i
= Nilai tengah umum
I = Pengaruh ulangan ke-i ( i = 1, 2 dan 3)
Vj = Pengaruh faktor varietas ke-j ( j = 1, 2 dan 3)
Dk = Pengaruh faktor dosis pupuk ke-k ( k = 1, 2, 3 dan 4 )
(VD)jk = Interaksi varietas dan dosis pupuk pada taraf varietas ke-j, taraf dosis pupuk
ke- k
ijk = Galat percobaan untuk ulangan ke-i, faktor varietas taraf ke-j, faktor dosis
pupuk taraf ke-k.
Apabila uji F menunjukkan pengaruh yang nyata maka akan dilanjutkan dengan uji
lanjutan yaitu uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%. Dengan persamaan sebagai
berikut:
BNJ0,05 = q0,05 ( p;dbg )√𝑘 𝑔
Dimana :
BNJ0,05 = Beda Nyata Jujur pada taraf 5 %
q0,05 ( p;dbg ) = Nilai baku q pada taraf 5 %; ( jumlah perlakuan p dan derajat bebas
galat)
KT g = Kuadrat tengah galat
r = Jumlah ulangan.

3.4. Pelaksanaan Penelitian

1. Perlakuan dan penyemaian benih


Sebelum penyemaian benih dimasukkan dalam goni kecil, dan dilakukan perendaman
dengan air bersih selama 12 jam dan ditiriskan. Benih dikecambahkan selama 2 hari.
Setelah berkecambah benih tersebut ditabur ke tempat persemaian yang telah
disiapkan. Media penyemaian yang diguanakan pupuk kandang dicampur dengan
tanah mineral (1:1) dalam wadah tampah (niru). Yang masing-masing telah ditandai
dengan jenis varietas.
Pemberian pupuk tambahan hanya diberikan pupuk Urea dalam bentuk cair,
sebanyak 2 sendok teh/ 8 liter air.
2. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan hand
traktor dengan cara dibajak atau dicangkul, 3 hari sebelum dilakukan pembajakan
terlebih dahulu diberikan air untuk melunakkan tanah. Pembajakan pertama dilakukan
untuk membalikan tanah, selanjutnya sawah digenangi air lagi selama 3-4 hari, selang
beberapa hari diadakan pembajakan kedua untuk meratakan tanah. Kemudian dibuat
plot dengan ukuran 2 x 2 m. Dengan jarak antar plot 50 cm untuk pembuatan drainase
supaya pupuk yang diberikan pada setiap plot tidak mengalir pada plot yang lain.
Pupuk kandang diberikan sesuai dengan perlakuan, selanjutnya dilakukan pelumpuran
tanah menggunakan garu untuk meratakan tanah menjadi lebih sempurna dan lahan
siap ditanam.
3. Penanaman
Penanaman diawali dengan pencabutan bibit dipersemaian pada umur 12 hari setelah
semai (HSS). Penanaman dilakukan dengan 2 bibit setiap lubang tanam, dalam satu
bedengan ditanam sebanyak 64 rumpun dengan jarak tanam 25 x 25 cm. Keadaan
lahan pada saat tanam dalam bentuk berlumpur. Tanaman yang diambil sebagai
sampel 10 rumpun dalam satu plot.
4. Pemupukan
Pemupukan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pupuk Urea diberikan dua
kali, pertama sebagai pupuk dasar sebanyak 150 kg ha-1 (60 gr plot-1), SP-36 100 kg
ha-1 (40 gr plot-1) dan KCl 50 kg ha-1 (20 gr plot-1). Pupuk tersebut diberikan pada
saat tanam. Sedangkan pupuk susulan adalah pupuk Urea 100 kg ha-1 (40 gr plot-1)
diberikan waktu tanaman berumur 35 HST (AAK,1990).
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman padi meliputi pengairan, penyulaman dan penyiangan,
pengendalian hama dan penyakit. Pengairan dilakukan dengan cara dialirkan air
melalui saluran irigasi ke saluran drainase yang dibagikan keareal persawahan.
Penyulaman dilakukan pada 1 minggu setelah tanam (MST) dengan bibit yang sama,
apabila tanaman ada yang mati. Penyiangan gulma akan dilakukan pada umur 20 HST
dan penyiangan selanjutnya pada umur 42 HST. Penyiangan dilakukan terhadap
rumput-rumput yang tumbuh disekitar tanaman padi, dengan cara mencabut
menggunakan tangan. Pengendalian hama walang sangit dan penyakit pada tanaman
padi dengan cara menyemprot dengan menggunakan Dithane M-45 30 gram/ tangki
semprot. Sedangkan hama burung pipit pengendaliannya dilakukan dengan cara
memasang jaring pada lahan penelitian.
6. Panen
Panen dilakukan ketika biji telah menunjukkan masak fisiologis atau 90 –95 % malai
telah menguning. Pemanenan dilakukan dengan menggunakan sabit dan hasil panen
masing – masing per plot percobaan dipisahkan agar tidak bercampur. Tanaman
sampel dipanen terlebih dahulu sebelum semuanya di panen.
3.3. Pengamatan
Adapun peubah-peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.Tinggi tanaman( cm )
Tinggi tanaman akan diamati pada umur 30 dan 45 hari setelah tanam (HST).
Pengukuran dilakukan mulai dari pangkal batang tanaman yang telah diberikan tanda
sampai ujung daun tertinggi dengan menggunakan meteran dalam satuan cm.
2.Jumlah Anakan Per Rumpun
Pengamatan jumlah anakan dilakukan pada umur 30 dan 45 HST dengan menghitung
jumlah anakan per rumpun.
3.Jumlah Anakan Produktif Per Rumpun
Pengamatan jumlah anakan produktif dilakukan pada saat panen dengan menghitung
jumlah anakan produktif (anakan yang menjadi malai) per rumpun.
4. Bobot 1000 Butir Gabah
Pengamatan bobot 1000 butir gabah akan dilakukan dengan menimbang secara acak
1000 butir gabah kering dalam satuan gram.
4. Bobot Gabah Kering Per Plot
Bobot gabah berisi per plot dilakukan dengan cara menimbang seluruh gabah berisi
per plot, ditimbang dalam satuan kilogram (kg).
5. Produksi Hasil Per Ha
Perhitungan produksi hasil per hektar akan dilakukan dengan mengkonversikan hasil
per plot, dijumlahkan dalam satuan ton.

Anda mungkin juga menyukai