Askep Seminar Maternitas
Askep Seminar Maternitas
PREMENOPAUSE
Di Susun Oleh :
Nim : 2008072
PROFESI NERS
b. Jantung berdebar-debar
c. Gangguan tidur
d. Depresi
e. Mudah tersinggung,merasa takut,gelisah dan mudah marah
h. Kesemutan
i. Gangguan libido
j. Obstipasi
4. Patofisiologi
5. Pemeriksaan Penunjang
Kadar Hormon
Penyakit jantung adalah penyebab utama kematian pada wanita maupun pada
pria. Ketika kadar hormon estrogen menurun, risiko penyakit kardiovaskular
meningkat.
b. Osteoporosis
c. Inkontinensia urin
d. Fungsi seksual
Diagnosis 2
a. Indentifikasi lokasi, karakteristik, durasi,frekuensi , kualitas intensitas
nyeri
b. Identifikasi skala nyeri
c. Identifikasi respon nyeri non verbal
d. Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri
e. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Diagnosis 3
a. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
b. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
c. Berikan kesemoatan untuk bertanya
d. Jelaskan anatomi dan fisiologi sistem resproduksi
e. Jelaskan perkembangan seksualitas sepanjang siklus kehidupan
f. Berikan kesempatan untuk bertan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. I DENGAN PRE MENOPAUSE DI
DESA BEJI RT 06 RW 02
A. PENGKAJIAN
Nama : Ridya Listiana
Jam : 09.00
I. Identitas
Umur : 45 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Tanggal masuk :
No. Reg :
Penanggung jawab :
Nama : Tn R
Umur : 47 Tahun
Hubungan dg pasien : Suami
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
Pasien mengatakan sudah 3 bulan tidak haid, disertai perasaan tidak enak seperti
rasa hangat yang menyebar dari badan ke wajah ( hot fluses ), sulit berkonsentrasi,
jantung berdebar – debar, sakit kepala, tangan dan kaki dingin, gelisah, cemas,
cepat lelah, mudah tersinggung, takut, nyeri disekitar vagina pada saat berhubungan
sehingga ia sering menolak jika diajak berhubungan oleh suaminya. Beberapa
bulan terakhir klien mengatakan haid tidak teratur jika haid hanya flek – flek darah
berwarna coklat dan hanya 3 – 4 hari.
Pasien mengatakan pada saat masih remaja mengalami disminore, pola haid yang
kadang tidak teratur, pasien tidak mengalami penyakit kelamin, tumor, pasien haid
pertama kali pada umur 13 tahun, pasien tidak pernah mengalami keguguran /
abortus, semua persalinan dibantu oleh bidan dan lahir spontan, pasien
menggunakan kb suntik 3 bulan sekali.
Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang menderita penyakit kelamin, tumor
pada organ genetalia dan tidak ada keluarga yang mengalami keguguran.
5. Riwayat Reproduksi
Menarche: 13 tahun
b. Riwayat Obsetri
8. Pemeriksaan fisik
Kesadaran : compos mentis
Tekanan Darah : 120/ 85
Nadi : 87 x / menit
Pernafasan : 22 x/ menit
Suhu tubuh : 36,8
BB : 67 kg
TB : 150
LILA : 34
Hidung : simetris, tidak ada ingus, tidak ada polip tidak terpasang o2 nasal kanul
Telinga : simetris tidak ada serumen dan tidak menggunakan alat bantu
pendengaran
Mulut : tidak ada sianosis, bibir tidak pecah – pecah tidak ada perdarahan gigi
dan gusi, gigi rapi
Dada
Paru
Perut
Genitalia : bersih tidak ada luka tidak terpasang kateter tidak ada tanda infeksi,
vagina kering, labia klitoris mengecil, tidak ada tanda – tanda perdarahan, iritasi,
tidak elastis.
Ekstrimitas
Atas : tidak ada luka, kuku tidak panjang, tidak ada kelemahan gerak pada
ektremitas atas
Bawah : tidak ada luka, kuku tidak panjang
B. ANALISA DATA
Data Fokus Problem Etiologi
Ds : pasien mengatakan cemas Ansietas Kurangnya informasi
akan keadaannya yang sudah 3 tentang pre
bulan tidak haid, pasien tidak menopause
tahu apa yang terjadinya pada
dirinya, pasien takut hamil,
pasien merasa bersalah kepada
suaminya.
Do : pasien tampak gelisah,
takut dan tidak tenang pasien
tampak murung
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ansietas berhubungan dengan kurang informasi tentang pre menopause
2. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur / fungsi seksual
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tgl / Jam Diagnosa Kep Tujuan dan Kriteria Rencana
Hasil
29 Ansietas Setelah dilakukan a. Monitor tanda –
Desember berhubungan tindakan keperawatan tanda ansietas
2020 dengan kurang selama 3 x 24 jam b. Pahami situasi yang
informasi tentang diharapkan ansietas membuat ansietas
pre menopause berkurang dengan c. Dengarkan dengan
kriteria hasil : penuh perhatian
1. Pasien tidak d. Ciptakan suasana
gelisah dan terapeutik untuk
takut menumbuhkan
2. Pasien tampak kepercayaan
tenang e. Gunakan
pendekatan yang
tenang dan
menyakinkan
f. Motivasi
mengidentifikasi
situasi yang
memicu kecmasan
g. Diskusikan
perencanaan realitas
tentang peristiwa
yang akan datang
h. Identifikasi
kemampuan
mengambil
keputusan
i. Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan
persepsi
j. Jelaskan informasi
tentang apa yang
dialami pasien
k. Berikan pendidikan
kesehatan
l. Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
m. Latih penggunaan
mekanisme
pertahanan diri
yang tepat
n. Latih teknik
relaksasi
E. IMPLEMENTASI
Tgl / Jam No Dx Implementasi Respon TTD
29 1 Monitor ttv DS : -
Desember Do : Tekanan Darah :
2020 jam 120/ 85
10.00 Nadi : 87 x / menit
Pernafasan : 22 x/
menit
Suhu tubuh : 36,8
Ds : pasien mengatakan
1 Ciptakan suasana terapeutik
percaya kepada
untuk menumbuhkan
mahasiswa
kepercayaan
Do : pasien tampak
percaya
Ds : pasien mengatakan
1 Pahami situasi yang
cemas dengan
membuat ansietas
keadaannya yang sudah
3 bulan tidak haid
Do : pasien tampak
cemas
Ds : pasien mengatakan
1 Berikan pendidikan
paham apa yang
kesehatan tentang masalah
dijelaskan
pasien
Do : pasien tampak
mendengarkan
penjelasan
Ds : pasien mengatakan
2 Identifikasi tingkat
tidak mengetahui
pengetahuan masalah sistem
Do : pasien tampak
reproduksi masalah
bingung
seksualitas dan penyakit
menular seksual
Ds : pasien mengatakan
2 Identifikasi waktu disfungsi
pada saat berhubungan
seksual
Do : pasien tampak
tidak nyaman
Ds : pasien mengatakan
2 Monitor stres, kecemasan
cemas dengan
depresi dan penyebab
keadaannya
disfungsi seksual Do : pasien tampak
cemas
Ds : pasien mengatakan
2 Berikan kesempatan kepada merasa bersalah kepada
pasien untuk menceritakan suaminya
permasalahan seksual Do : pasien tampak
gelisah
F. EVALUASI
G. Tgl / Jam No Evaluasi TTD
Dx
29 Desember 2020 1 S : pasien mengatakan mengatakan
Jam 11.00 cemas, takut dan merasa bersalah
kepada suaminya
O : pasien tampak cemas
A : masalah belum teratasi
P : berikan pendidikan kesehatan
2 tentang masalah pasien, ajarkan teknik
relaksasi
H. PEMBAHASAN
Pada jurnal Machfudloh (2017) yang berjudul senam aerobik law impact bagi
premenopause sebagai upaya tercapainya hak kesehatan reproduksi di desa banjarsari
kecamatan sayung demak yaitu dilaksanakannya senam aerobik law impact dapat
meningkatkan kesehatan reproduksi pada masa pre menopause.
Menurut jurnal Sriwati (2014) yang berjudul pengaruh psikoedukasi menopause dan
relaksasi untuk menurunkan kecemasan wanita pre menopause didapatkan hasil
psikoedukasi menopause dan relaksasi memberikan pengaruh yang efektif terhadap
penurunan kecemasan wanita perimenopause. Faktor-faktor yang mempengaruhi
penurunan kecemasannya adalah keaktififan selam proses terapi seperti aktif dalam
latihan relaksasi, antusias dalam mengikuti materi yang diberikan. Selama pemberian
terapi juga peserta mengalami perubahan yang terjadinya dalam dirinya saat
menghadapi perimenoupase sehingga bisa melakukam tindakan preventif untuk
mengurangi kecemasan yang dialami subyek, sehingga sebaiknya peserta pelatihan
untuk bisa terus melatih relaksasi yang sudah bisa dilakukan secara mandiri, serta
membaca buku psikoedukasi yang sudah diberikan sehingga informasi mengenai
menopause tidak dilupakan.
Hal ini sejalan dengan implementasi yang dilakukan yaitu dengan memberikan
pendidikan kesehatan tentang pre menopause kemudian mengajarkan relaksasasi otot
progresif untuk menurunkan tingkat kecemasan pasien dan mengajarkan senam
aerobik untuk mengencangkan otot – otot vagina sehingga tidak mengalami nyeri
pada saat berhubungan dengan suaminya.
I. JURNAL
ABSTRAK
Dalam rangka memenuhi hak atas kesehatan, Pemerintah menyediakan fasilitas dan
pelayanan kesehatan, informasi dan pendidikan yang berhubungan dengan kesehatan, seperti:
penyuluhan tentang Kesehatan reproduksi. Salah satu cara dalam meningkatkan kebugaran
tubuh dan mengurangi gejala premenopause ini adalah dengan olahraga, diantaranya senam
aerobik low impact. Olahraga dapat meningkatkan produksi endorfin yang dapat berfungsi
untuk mengurangi rasa nyeri dan memberikan ketenangan. Berdasarkan studi pendahuluan di
Desa Banjarsari jumlah wanita usia 40-50 tahun sebanyak 283 orang, wanita usia 50-60 tahun
sebanyak
209 orang dan wanita usia ≥60 tahun sebanyak 189 orang. Kegiatan kesehatan untuk
premenopause seperti olahraga untuk warga masyarakat Desa Banjarsari dianggap hal yang tabu,
malu dan canggung tentang olahraga (senam aerobic). Oleh karena itu pemberdayaan
masyarakat khususnya premenopause perlu ditingkatkan agar tumbuh rasa kepedulian tentang
kesehatan reproduksi wanita.
ABSTRAK
Dalam rangka memenuhi hak atas kesehatan, Pemerintah menyediakan fasilitas dan
pelayanan kesehatan, informasi dan pendidikan yang berhubungan dengan kesehatan, seperti:
penyuluhan tentang Kesehatan reproduksi. Salah satu cara dalam meningkatkan kebugaran
tubuh dan mengurangi gejala premenopause ini adalah dengan olahraga, diantaranya senam
aerobik low impact. Olahraga dapat meningkatkan produksi endorfin yang dapat berfungsi
untuk mengurangi rasa nyeri dan memberikan ketenangan. Berdasarkan studi pendahuluan di
Desa Banjarsari jumlah wanita usia 40-50 tahun sebanyak 283 orang, wanita usia 50-60 tahun
sebanyak
209 orang dan wanita usia ≥60 tahun sebanyak 189 orang. Kegiatan kesehatan untuk
premenopause seperti olahraga untuk warga masyarakat Desa Banjarsari dianggap hal yang tabu,
malu dan canggung tentang olahraga (senam aerobic). Oleh karena itu pemberdayaan
masyarakat khususnya premenopause perlu ditingkatkan agar tumbuh rasa kepedulian tentang
kesehatan reproduksi wanita.
C. METODE
Untuk meningkatkan
pengetahuan wanita premenopause
dilakukan dengan pemberikan
pendidikan kesehatan tentang
premenopause dimana peserta dapat
meningkatkan pengetahuan tentang
The pre menopause solution itu
sendiri (pengertian, tujuan, manfaat,
tanda dan gejala, dan pentingnya
cara mengatasi premenopause).
Selain itu bisa menjaga tali
silaturahim dan saling
sharing/berbagi cerita dan
pengalaman dengan sesama
premenopause. Kegiatan dilakukan
dengan cara berdiskusi dan tanya
jawab, yang sebelumnya diawali
dengan apersepsi tentang
premenopause sehingga tidak terjadi
kecanggungan dalam percakapan.
Untuk mempermudah dalam
memahami gerakan senam aerobic
low impact maka kegiatan yang
dilakukan adalah dengan
kaki), gerakan inti terpusat pada Gambar 2. Peserta mengikuti
gerakan dada, perut dan pinggang, gerakan
sedangkan pendinginan adalah
menetralkan kembali otot-otot saraf
yang sudah bergerak. Adapun alat
bantu yang digunakan antara lain:
tape recorder, music player, leptope
dan LCD.
Gambar 1. Pengusul
mendemonstrasikan
gerakan
DAFTAR PUSTAKA
Abstract
Objective of this research is to see whether psychoeducation and relaxation can reduce
anxiety in pre-menopausal women. Subjects of the research are women live in villages
in Yogyakarta, they experience pre-menopausal symptoms such as irregular menstrual
cycles in the 6 months or at the last-1 year and experience hot flashes, sweating at night
and sleep disorders. subjects were divided into two groups: an experimental group
which consisted of 6 subjects and the control group consisted of 5 subjects. Data
collection tool used in this research is the anxiety scale TMAS (Taylor manifest anxiety
scale). Data were analyzed using non-parametric test with Mann Whitney and Wilcoxon
test. It showed that the experimental group obtained significant results with values p =
0.027 (p <0.05) and the Z value is -2.207 while the control group showed no significant
results with p = 0.102 (p> 0.05) and the Z value is -1.633. The Mann Whitney test
showed significant values
0.021 and Z value is -2.303. In conclusion the provision of psychoeducation and
relaxation menopause can reduce anxiety in pre-menopausal women.
Abstrak
Tujuan Penelitian untuk melihat apakah psikoedukasi dan relaksasi dapat mengurangi
kecemasan pada wanita pre menopause. Subjek dalam penelitian ini adalah wanita
yang berdomisili di Kelurahan di daerah Yogyakarta, yang mengalami gejala pre
menopause seperti siklus haid yang tidak teratur dalam 6 bulan atau dalam 1
tahun terakhir serta mengalami hot flashes, keringat dimalam hari dan gangguan
tidur. subjek dibagi dalam 2 kelompok, yaitu kelompok ekperimen yang terdiri dari 6
subjek dan kelompok kontrol yang terdiri dari 5 subjek. Alat pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah skala kecemasan TMAS (Taylor manifest anxiety
scale). Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan non parametrik test dengan
uji Mann whitney dan Wilcoxon. menunjukan bahwa kelompok eksperimen diperoleh
hasil yang signifikan dengan nilai p=0.027 (p<0,05) dan nilai Z sebesar -2,207
sementara pada kelompok kontrol menunjukan hasil yang tidak signifikan dengan nilai
p=0,102 (p>0,05) dan nilai Z sebesar -1,633. Pada uji Mann whitney menunjukkan nilai
signifikan 0,021 dan nilai Z sebesar -2,303. Kesimpulannya pemberian psikoedukasi
menopause dan relaksasi dapat menurunkan kecemasan pada wanita pre menopause.
: Muha Medika.
Putikah, T. (2010). Hubungan antara pengetahuan sikap dan perilaku dengan kecemasan
wanita menopause. Tesis. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Roudhoh, S.(2010). Psikoedukasi: Intervensi dan rehabilitasi dan prevensi. Bndung: Magister
Profesi Psikologi Universitas Padjajaran.
Safaria, T & Saputra, N. (2012). Manajemen Emosi. Jakarta: PT. Bumi Raksa
Utami, M.S. (1991). Efektivitas relaksasi dan terapi kognitif untuk mengurangi
kecemasan berbicara dimuka umum. Tesis. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas
Gadjah Ma