Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi adalah suatu kondisi peningkatan tekanan darah arterial

abnormal yang berlangsung persisten. American Heart Association (AHA)

mendefinisikan seseorang dikategorikan mengalami hipertensi apabila

mempunyai tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan/atau tekanan diastolik ≥

90 mmHg (Pramestutie dkk, 2016).

World Health Organization (WHO, 2012), menjelaskan bahwa

hipertensi memberikan kontribusi untuk hampir 9,4 juta kematian akibat

penyakit kardiovaskuler setiap tahun. Hal ini juga meningkatkan risiko

penyakit jantung koroner sebesar 12% dan meningkatkan risiko stroke sebesar

24% (Mangendai dkk, 2017).

Terapi untuk pasien hipertensi terdiri dari terapi farmakologis dan

terapi non farmakologis. Terapi farmakologis dapat menggunakan obat-obatan

untuk menurunkan tekanan darah. Terapi non farmakologis dapat dilakukan

dengan memodifikasi gaya hidup seperti menurunkan berat badan, berhenti

merokok, menghindari alkohol, mengurangi stres, memperbanyak olah raga

dan istirahat yang cukup (Pramestutie dkk, 2016).

1
2

Kepatuhan pengobatan pasien hipertensi merupakan hal penting

karena hipertensi merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan tetapi

harus selalu dikontrol atau dikendalikan agar tidak terjadi komplikasi yang

dapat berujung pada kematian (Mangendai dkk, 2017).

Puspita (2016), tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan

kepatuhan berobat penderita hipertensi dalam berobat, menunjukkan bahwa

faktor tingkat pendidikan, lama menderita hipertensi, pengetahuan, dukungan

keluarga, peran petugas kesehatan, motivasi jenis kelamin, status pekerjaan,

keikutsertaan asuransi kesehatan dan keterjangkauan askes pelayanan

kesehatan.

Pengetahuan merupakan tingkat perilaku penderita dalam

melaksanakan pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh dokter atau

orang lain. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya perilaku seseorang. Pengetahuan yang harus dimiliki oleh pasien

hipertensi meliputi arti penyakit hipertensi, penyebab hipertensi, gejala yang

sering menyertai dan pentingnya melakukan pengobatan yang teratur dan

terus-menerus dalam jangka panjang serta mengetahui bahaya yang

ditimbulkan jika tidak minum obat (Prmaestutie dkk, 2016).

Dari data yang didapatkan di puskesmas Krian, Kabupaten Sidoarjo,

adapun angka penemuan angka kasus hipertensi pada tahun 2017 sebesar
3

5,31%, apabila dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar 7,14% angka

tersebut turun. Namun pada tahun 2017 kasus hipertensi masih termasuk

dalam 10 besar pada peringkat 4 penyakit terbanyak di Puskesmas Krian

Kabupaten Sidoarjo (Profil Kesehatan Puskesmas Krian, 2017). Beberapa

faktor yang menyebabkan hipertensi diantaranya gaya hidup yang kurang baik

dan ketidakpatuhan minum obat hipertensi.

Keberhasilan dalam mengendalikan tekanan darah tinggi merupakan

usaha bersama antara pasien dan dokter yang menanganinya. Kepatuhan

seorang pasien yang menderita hipertensi tidak hanya dilihat berdasarkan

kepatuhan dalam meminum obat anti hipertensi tetapi juga dituntut peran aktif

dan kesediaan pasien untuk memeriksakan kesehatan ke dokter sesuai dengan

jadwal yang ditentukan serta perubahan gaya hidup sehat yang dianjurkan

(Burnier et.al, 2010).

Kepatuhan serta pemahaman yang baik dalam menjalankan terapi

dapat mempengaruhi tekanan darah dan secara terhadap mencegah terjadi

komplikasi (Depkes, 2006). Kepatuhan terhadap pengobatan diartikan secara

umum sebagai tingkatan perilaku dimana pasien menggunakan obat, menaati

semua aturan dan nasihat serta dilanjutkan oleh tenaga kesehatan. Beberapa

alasan pasien tidak patuh menggunakan obat anti hipertensi dikarenakan terapi

jangka panjang yang membuat pasien bosan, efek samping obat, pemahaman
4

yang kurang tentang pengelolaan dan resiko hipertensi serta biaya pengobatan

yang relatif tinggi (Osterberg & Blaschke, 2005).

Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui tingkat pengetahuan

pasien hipertensi tentang pengobatannya di Puskesmas Krian. Penelitian ini

dilakukan di Puskesmas Krian karena peneliti melihat bahwa penelitian serupa

belum pernah dilakukan di Puskesmas Krian

B. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan minum

obat antihipertensi pada pasien hipertensi usia lanjut di Puskesmas Krian

Kabupaten Sidoarjo?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum :

Menganalisis hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan minum

obat antihipertensi pada pasien hipertensi usia lanjut di Puskesmas Krian

Kabupaten Sidoarjo.

2. Tujuan Khusus :

a. Mengidentifikasi pengetahuan tentang hipertensi, pengobatan dan

komplikasinya yang dimiliki pasien hipertensi tentang penyakitnya di

Puskesmas Krian Kabupaten Sidoarjo.


5

b. Mengidentifikasi kepatuhan minum obat antihipertensi pasien hipertensi

di Puskesmas Krian Kabupaten Sidoarjo

c. Menganalisa hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan minum

obat antihipertensi pada pasien hipertensi usia lanjut di Puskesmas Krian

Kabupaten Sidoarjo.

D. Manfaat

1. Manfaat Bagi Peneliti

Menambah referensi perpustakaan di Fakultas Kedokteran Universitas

Wijaya Kusuma Surabaya. Memberi masukan, saran kepada fakultas

mengenai target-target dan kurikulum apa saja yang akan dikembangkan di

fakultas untuk mengahasilkan lulusan yang siap terjun di masyarakat.

2. Manfaat Bagi Responden :

Dengan adanya data hubungan pengetahuan dengan kepatuhan minum

obat antihipertensi pada pasien hipertensi usia lansia dapat menurunkan

angka ketidakpatuhan minum obat antihipertensi pada pasien hipertensi

pada usia lanjut.

3. Manfaat Bagi Puskesmas

Sebagai informasi dasar untuk menurunkan salah satu faktor resiko

yang mempegaruhi kepatuhan dalam minum obat anti hipertensi. Dan


6

untuk meningkatkan upaya promosi kesehatan dan pengetahuan penderita

hipertensi tentang kepatuhan minum obat anti hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai