Disusun Oleh :
12030117130149
Puji Harto,S.E.,Akt.,M.Si.,Ph.D
Departemen Akuntansi
Universitas Diponegoro
1
Daftar Isi
Halaman
Judul………………………………………………………………………………
...1
Daftar Isi....................................................................................................................................2
Kata Pengantar..........................................................................................................................3
Daftar Tabel...............................................................................................................................4
Daftar Grafik.............................................................................................................................5
Bab 1 Pendahuluan...................................................................................................................6
Bab 7 Penutup..........................................................................................................................49
2
7.2 Kesimpulan................................................................................................................49
Kata Pengantar
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyususn dapat menyelesaikan tugas ”Analisis Laporan
Keuangan PT Vale Indonesia Tbk” sebagai tugas mata kuliah Analisis Laporan Keuangan di
bawah bimbingan Puji Harto,S.E.,Akt.,M.Si.,Ph.D
Penyelesaian laporan dikumpulkan dari berbagai sumber informasi yang terkait Analisis
Laporan Keuangan dan mealakukan analisis secara teoritis berdasarkan laporan keuangan PT
Vale Indonesia Tbk tahun 2014 s.d 2018
Terima kasih kepada Bapak Puji yang telah memberikan bimbingan kepada penyususn dalam
memberikan pemahaman mengenai Analisis Laporan Keuangan. Terima kasih pula sebanyak-
banyanya kepada teman kelompok yang memberikan dukungan berupa data keuangan
perusahaan dan motivasi sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya
walaupun dalam prosesnya terkendala dengan tidak adanya tatap muka akibat Covid-19
Outbreak.
Harapan penyusun semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Dan semoga makalah
ini dapat dikembangkan dikoreksi setiap kesalahan yang ada.
Penyusun
3
Daftar Tabel
Tabel 12 ROCE.....................................................................................................................................31
4
Daftar Grafik
5
Bab 1 Pendahuluan
A.1.Sejarah berdirinya
PT. Vale Indonesia Tbk adalah salah satu perusahaan pertambangan yang ada di
Indonesia. PT Vale Indonesia Tbk, (“Perseroan”) didirikan pada tanggal 25 Juli
1968 dengan akta No. 49 tanggal 25 Juli 1968.
Sebelumnya nama perusahaan ini adalah PT. International Nickel Indonesia
tetapi, pada tanggal 27 September 2011, Perseroan menyelenggarakan RUPSLB
yang menyetujui perubahan Anggaran Dasar Perseroan untuk mengubah nama
Perseroan dari PT International Nickel Indonesia Tbk menjadi PT Vale
Indonesia Tbk. Selain dari persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
perubahan nama ini juga telah memperoleh persetujuan dari Kementerian Energi
dan Sumber Daya Mineral (“KESDM”), Direktorat Jenderal Mineral dan Nikel
sesuai dengan suratnya No. 3752/87/DJB/2011 tanggal 1 Nopember 2011 dan
persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal sesuai dengan suratnya
No.3022/A.8/2011 tanggal 1 Desember 2011. Perubahan nama ini sejalan
dengan evolusi perseroan untuk lebih selaras dengan aktivitas
Nama PT Vale Indonesia Tbk (Vale) di telinga masyarakat awam mungkin
masih terasa asing. Tetapi, kiprah perusahaan pertambangan yang berkantor
pusat di Brasil ini cukup dikenal di Industri pertambangan global.
Pada 17 Oktober 2014, dilakukan amendemen KK sebagai hasil kesepakatan
renegosiasi antara Perseroan dengan Pemerintah Indonesia. Berdasarkan
amandemen tersebut, kepemilikan saham publik sebesar 20,49% telah diakui
sebagai pemenuhan kewajiban divestasi tahap pertama. Renegosiasi
dilaksanakan sesuai amanat Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 Tentang
Pertambangan Mineral dan Nikel. Berdasarkan amandemen KK, Perseroan
melepas sebagian wilayah konsesi, sehingga luasnya berkurang dari semula
190.510 hektar menjadi 118.435 hektar.
6
Selanjutnya, pada bulan Maret 2017, Perseroan kembali melepaskan wilayah
konsesi seluas 418 hektar kepada pemerintah daerah. Area tersebut digunakan
sebagai kawasan terpadu mandiri. Dengan demikian per 31 Desember 2018, luas
wilayah operasi Perseroan menjadi 118.017 hektar yang meliputi Sorowako di
Sulawesi Selatan, Bahodopi di Sulawesi Tengah, serta Pomalaa dan Suasua di
Sulawesi Tenggara
Pada tahun buku 2018 Perseroan menjalankan kegiatan meliputi kegiatan operasi
pertambangan bijih nikel dan produksi nikel dalam matte dan penjualan nikel
matte.Operasi pertambangan bijih nikel dilakukan di Sorowako, Kabupaten Luwu
Timur, Sulawesi berdasarkan data eksplorasi dan geologi. Kegiatan operasi
pertambangan yang dijalankan Perseroan digolongkan sebagai penambangan
terbuka, dengan menggali lapisan tanah yang mengandung bijih nikel kadar tinggi
(saprolite) menggunakan ekskavator dan kemudian diolah di stasiun penyaring.
Uraian lengkap operasi pertambangan disampaikan terpisah pada bagian lain
Laporan ini. Setiap tahun Perseroan membatasi luas area kegiatan operasi
pertambangan untuk meminimalkan dampak terhadap lingkungan.Kegiatan
operasi pertambangan didukung berbagai fasilitas, meliputi jalan tambang,
peralatan berat, pelabuhan, terminal bahan bakar, jaringan pipa bahan bakar dan
tangki penyimpanan bahan bakar.
Penjualan dilaksanakan berdasarkan kontrak jangka panjang dalam denominasi
AS$, dengan VCL dan SMM. Sesuai perjanjian penjualan, 80% produksi nikel
dalam matte pada setiap tahun dibeli VCL dan 20% lainnya oleh SMM,
berdasarkan harga London Metal Exchange (“LME”).
Anak Usaha
Sampai dengan akhir tahun 2018, Perseroan tidak memiliki anak perusahaan,
asosiasi maupun usaha patungan. Dengan demikian Laporan ini tidak menyertakan
informasi terkait entitas anak dan alamat entitas anak.
7
Namun sejalan dengan upaya membangun pabrik pengolahan di Bahodopi,
Sulawesi Tengah dan Pomalaa, Sulawesi Tenggara,Perseroan tengah menjajaki
pembentukan usaha patungan. Saat ini Perseroan tengah menyelesaikan pra-studi
kelayakan sebagai persiapan pembentukan usaha patungan.
Berikut ini adalah kepemilikan saham dan persentasenya per 31 Desember 2018
Pemegang saham mayoritas adalah Vale Canada Limited yaitu sebesar 58,73%
sehingga menempatkannya sebagai pengendali utama dari perusahaan. Pada
Agustus 2017, Vale S.A. menandatangani merger pemegang saham pengendali
sebelumnya, Valepar S.A. (“Valepar”) menjadi bagian dari Vale S.A. Dengan
8
demikian,pemegang saham Valepar menjadi pemegang saham langsung Vale S.A.
Modal perusahaan Vale S.A. saat ini terdiri dari 5.284.474.770 saham biasa dan
dua belas saham emas (golden shares) yang dimiliki Pemerintah Brazil.
Keduabelas saham emas tersebut berhak atas veto terhadap beberap hal, seperti
perubahan nama, lokasi kantor pusat, dan tujuan perusahaan terkait aktivitas
tambang. Tabel di bawah menjelaskan informasi terkait kepemilikan saham
terhadap Vale S.A. oleh pemegang saham pengendali Vale S.A. sebelumnya per
tanggal 31 Desember 2018.
9
Struktur jajaran direksi dan komisarie Pt vale Indonesia
B.2Risiko industri
Risiko tambang di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi politik yang diatur dan
ditentukan dalam perundangan dan kebijakan, seperti UUD 1945, visi
pembangunan nasional, nawacita, kedaulatan energi, pergantian pemerintahan,
hingga pergantian kementerian dan kebijakan-kebijakan lainnya.
Selain itu, sebagai negara yang ekonominya berbasis komoditas, Indonesia sangat
terpengaruh oleh perlambatan ekonomi di Cina.Karena itu, risiko kedua yang
harus diantisipasi adalah changing regulation atau berubahnya kebijakan.
11
Berapa regulasi yang berimplikasi pada bisnis tambang, adalah Domestic Market
Obligation (DMO) dan perubahan Royalty (fee).Pada awal tahun 2017, juga
dikeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) 1/2017 tentang pelaksanaan kegiatan usaha
pertambangan mineral dan Nikel serta peraturan turunannya termasuk untuk
melakukan divestasi saham hingga 51% secara bertahap.
Risiko ketiga adalah bisnis pertambangan Nikel sangat dipengaruhi oleh harga
Nikel. Mengingat Nikel adalah sebuah komoditas, nilainya sangat dipengaruhi
oleh harga global yang berfluktuasi karena dinamika volume penawaran dan
permintaan.
Financial risk menjadi risiko keempat yang harus diantisipasi. Dari sisi keuangan
atau financial risk, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi. Yaitu: risiko
mata uang, tingkat suku bunga, risiko default counterparty, risiko likuiditas dan
risiko yang terkait dengan pasar modal.
Risiko kelima adalah Operational Risk. Yaitu: pertambangan merupakan proyek
pengoperasian dengan keahlian yang tinggi. Karenanya, pengelolaannya
membutuhkan kemampuan untuk mengantisipasi risiko yang akan terjadi.
Beberapa risiko terkait operasional yang paling bisa diidentifikasi adalah: Mining
Engineering, Health, Safety, Environment, Proses dan probem produksi, Kualitas
Produk, Kontraktor, Rencana Operasi, Ketersediaan lahan, Manajemen Proyek,
Kegagalan untuk menemukan sumber daya baru/mempertahankan dan
mengembangkan operasi baru (ketidakpastian memperkirakan sumber daya baru),
pola cuaca yang tidak normal dan tidak mengikuti musim, pasokan bahan bakar,
pergerakan harga Nikel, kemampuan untuk mendapatkan alat berat, hubungan
masyarakat, terkena peningkatan litigasi, biaya kepatuhan, biaya rehabilitasi
lingkungan yang tak terduga, bencana alam, klaim pihak ketiga dapat melebihi
polis asuransi yang ada.
Risiko berikutnya adalah Capital Project. Bahwa, proyek pertambangan
merupakan proyek dengan investasi modal yang besar. Ada banyak prosedur dan
tahapan yang harus dilakukan baik sebelum produksi maupun saat produksi.
12
Karenanya, risiko awal sudah pada pendanaan, sudah terjadi pada saat sebelum
melakukan produksi (pre-produksi).
Jadi, selain membutuhkan modal yang besar, proyek tambang pada umumnya juga
proyek dengan jangka panjang. Membutuhkan waktu yang lama untuk
pengembalian modal. Bilamana tidak dilakukan manajemen proyek yang baik,
maka dapat terjadi kebangkrutan.
B.3Kinerja saham
13
Tabel 2 Harga Saham
14
BAB 2 Analisis Common Size dan Analisi Trend
LAPORAN KEUANGAN
Keterangan 2014 2015 2016 2017 2018
Berdasarkan tabel tersbut kemudian disusun grafik sehingga memudahkan untuk meihat
pergerakaannya.
15
Grafik 2 Laporan keaunagan Pt vale
Berdasarkan grafik tersebut antara pendapatan,laba,dan operasi terjadi pola yang sama yaitu
menurun tajam dimulai dari 2014 hingga 2015 sehingga bisa dikatakan laba mencerminkan
kegiatan operasi dari perusahaan.Aktivitas opersi yang menurun memungkinkan arus kas
opersi mengalami penurunan juga demikian juga laba yang didapat.Ketiga garis tersebut
ternyata sejalan juga dengan arus kas total yang berarti akus kas kegiatan opersi mendominasi
arus kas perusahaan.
Kesimpulannya pada rentang 2014-2016 perusahaan sedang mengalami penurunan dan pada
rentang 2017-2018 perusahaan mengalami pertumbuhan walaupun tidak sebaik pada tahun
2014
16
Grafik 3 Perbandingan Aset Liabilitas dan Ekuitas
jika dilhat dari grafik tersebut maka sebagian besar aset ditopang oleh ekutas .Jumlah
aset cenderung mengalami penurunan sedangan ekutas mengalam kenaikan sedangan
liabilitasnya mengalami penurunan ini berarti sedang ada pelepasan aset untuk
mengurangi liabilitas perusahan dan lebih memfokuskan ke sumber pendanaan lain
yaitu dari ekuitas.Ini dilakukan mungkin untuk mengembalikan kesehatan keuangan
perusahaan di tengah merosotnya laba perusahaan
Tahun
Akun
2018 2017 2016 2015 2014
Aset lancar 5,68% -0,35% -0,13% -3,46% 0%
Aset tetap -1,01% -2,39% -3,72% -1,38% 0%
Liabilitas Lancar 35,61% -2,04% - - 0%
17
11,12% 28,74%
- -
Liabilitas tidak lancar 39,22% -8,89% 15,58% -9,91% 0%
Ekuitas 3,54% -0,83% 0,03% 2,72% 0%
2014 2015 2016 2017 2018
Penjualan dan pendapatan usaha 0% -24% -26% 8% 23%
Beban pokok penjualan dan pendapatan 0% -8% -18% 13% 8%
Jumlah laba bruto 0% -61% -71% -81% 1487%
Beban penjualan 0% -20% 5% -7% 2%
Beban umum dan administrasi 0%
Pendapatan keuangan 0% 65%
Beban keuangan 0% -21% -8% -15% -13%
Keuntungan (kerugian) selisih kurs mata
uang asing
Bagian atas laba (rugi) entitas asosiasi
yang dicatat dengan menggunakan metode
ekuitas
Bagian atas laba (rugi) entitas ventura
bersama yang dicatat menggunakan
metode ekuitas
Keuntungan (kerugian) atas instrumen
keuangan derivatif
Pendapatan lainnya 0% 49% 247% -92% 1498%
Beban lainnya 0% -35% -56% 9% -2%
Keuntungan (kerugian) lainnya 0%
Jumlah laba (rugi) sebelum pajak
penghasilan 0% -71% -93% -546% -459%
Pendapatan (beban) pajak 0% -70% -83% -338% -385%
Jumlah laba (rugi) dari operasi yang
dilanjutkan 0% -71% -96% -901%
-496%
Laba (rugi) dari operasi yang dihentikan 0%
Jumlah laba (rugi) 0% -71% -96% -901% -496%
Jumlah pendapatan komprehensif
lainnya, sebelum pajak 0% 69% -33% -104% 7794%
Pajak atas pendapatan komprehensif
lainnya 0% 69% -33% -104% 7919%
Jumlah pendapatan komprehensif lainnya,
setelah pajak 0% 69% -33% -104% 7753%
Jumlah laba rugi komprehensif 0% 69% -114% -2509% 523%
Laba (rugi) yang dapat diatribusikan
18
Laba (rugi) yang dapat diatribusikan ke
entitas induk 0% -73% -96% -901% 496%
Laba (rugi) yang dapat diatribusikan ke
kepentingan non-pengendali
Laba rugi komprehensif yang dapat
diatribusikan
Laba rugi komprehensif yang dapat
diatribusikan ke entitas induk 0% -73% -99% -2509% -523%
Operasi 0% -43% -77% 147% 138%
Investasi 0% 156% -110% -475% 12%
Pendanaan 0% -70% -1% -3% -3%
Revenue 0% -24% -26% 8% 23%
Net Perusahaanme 0% -73% -99% -2509% 523%
19
Grafik 4Pergerakan Laporan posisi keuangan
Dalam kurun lima tahun perusahaan aset lancar perusahaan hanya naik tipis kisaran
5% saja pertumbuhan aset lancar yang kecil ini juga diikuti dengan penurunan aset
tetap per tahun di kisaran 1%-2% hai ini merupakan indikasi adanya kesulitan
likuiditas perusahaan sehingga perusahaan .Pernatan ini didukung dengan adanya
libilitas lancar yang turun di tahun 2015 yang sampai kisaran 30%.Bisa jadi
perusahaan tengah melakukan pelunasan liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka
panjang dengan mengeluarkan aset tetap .Hal tersebut menandakan bahwa perusahaan
sedang dalam tahapan kontraksi finansial.
20
Grafik 5 Pergerakan Laba Rugi Vale
Pendapatan selama 5 tahun mengalami stagnasi ditandai dengan penurunan 23% dan 8% dan
diikuti dengan kenaikan kisaran 24% menandakan bahwa tidak adanya perubahan berarti
selama 5 tahun.Keadaan tersebut diperburuk dengan beban pokok yang naik sehingga
menggerus laba perushaan.Ditahun 2017-2018 terjadi perubahan signifikan yaituadanya
kenaikan laba bruto yang signifikan yang disebabkan adanya kenaikan pendapatan sebesar 23
% dari athun sebelumnya yang masih dalam posisi minus.
21
Grafik 6Pergerakan Arus kas vale
Dari segi aktivitas perusahaan aktivitas operasi pada 3 awal tahun mengalami penurunan
.Untuk mengumbangi penurunan tersebut perusahaan mendapatkan pendapatan invesatasi
secara masif di tahun 2015.tahun 2016 mnjadi Turning point bagi perusahaan Net income
menjadi turun drastis diakibatkan adanya penuruann pendapaan investasi
perusahaansedangkan untuk aktifitas operasi meningkat seara signifikan di tahun 2017.
Analisis ini dilakukan dengan mengambil data dari perusahaan lain sejenis dalam
industri pertambangan perusahaan tersebut antara lain :Pt.Bumi Recources Tbk,Pt
Bukit Asam Tbk,PT Adaro Tbk
22
Investasi -Rp3.081.600 Rp55.304.873 Rp66.132.448 -Rp31.577.288 Rp113.439.074
Pendanaan -Rp3.081.600 -Rp21.669.897 -Rp18.748.125 Rp188.844.944 Rp43.549.804
Revenue Rp61.928.455 Rp40.506.538 Rp23.372.429 Rp17.366.667 Rp1.111.820.412
Net
Perusahaanm - -
e Rp452.219.195 Rp2.186.386.830 Rp117.752.192 Rp239.373.703 Rp58.777.315
Tabel 53 laporan bumi recources
23
e
Tabel 2.4 Bukit asamTabel 6 Laporan Keuangan Bukit Asam
24
Tabel 7 Arus kas Rata rata Industri
25
Bab 3 Analisis profitabilitas
26
Receivable turnover = Penjualan/rata rata piutang
Dari segi ROA,Perusahaan pad awalnya memiliki ROA yang cukup tinggi yaitu di 14,6%
namun selama 3 tahun berturut turut mengalami penurunan hingga menyentuh ke posisis tipis
di bawah 0% yang menandakan adanya penurunan profitabilitas dari investasi aset
perusahaan.Pada tahun 2017 Perusahaan melakukan investasi keuangan yang mendapatkan
return sebesar 106%.Adanya investasi itu tampaknya tidak mendukung kondisi finansial
perusahaan jika ditruskan.Investasi hanya dilakukan di tahun 2015.Berlanjut tahun berikutnya
ROE,ROCE ,dan Profit margin mengalami penurunan sejalan dengan ROA hal ini disebabkan
27
tidak lain karena menurnnya laba yang diakibatkan oleh turunnya penjualan.Perubahan terjadi
ditahun 2018 dengan indikator yang berbalik positif menunjukkan adanya kinerja yang
meningkat.Laba perusahaan juga ikut meningkat.Tahun 2018 merupakan momentum titik
balik perusahaan untuk tumbuh.
Dari segi turnover,turnover aset relatif mengalami stagnasi walaupun memiliki pola perubahan
yang sama dengan turnover persediaan,dan turnover piutang.Pada tahun 2014 perusahaan
memiliki tingkat turnover yang paling tinggi di antara 5 tahun data yaitu di tingkat mendekati
20 point.Adanya tren penurunan turnover disebabkan adanya penjualan yang turun yang
mengakibatkan profitabilitasnya turun pula.
28
Grafik 12 Laba Perusahaan
Grafik tersebut menunjukkan tingkat laba perusahaan dari tahun 2014 hingga 2018.Tren
penurunan laba perusahaan terjadi antara 2014-2016.Tahun 2017 merupakan kondisi paling
rendah selama lima tahun dengat tingkat profitabilitas yang rendah.Kondisi berbalik ketika
tahun2018 dimana laba meningkat namun laba tersebut tidak sebesar pada tahun 2014.Dapat
disimpulkan bahwa kondisi perusahaan selama lima tahun terakhir tengah mengalami
kontraksi dan penurunan secara umum.
PT Bumi Recources
29
PT Buu recources selama lima tahun terakhir mengalami stagnansi dan kondisi terburuk
perusahaan dalam segi laba terjadi di tahun 2015
30
Working Capital to Total Assets x 1,2 )+ (Retained Earnings To Total
Assets x 1,4) + (Earnings Before Interest and Taxes To Total Assets x 3,3) + (Market Value of
Equity to Book Value of Total Liabilities x 0,6) + (Sales to Total Assets x 1)
Dapat disimpulkan bahwa nilai altman z score Pt vale breada di kisaran 2 s.d 2,39 selama 5
tahun.Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki risiko kebangkrutan yang rendah akan
tetapi nilainya mendekati 1,83 yang berarti risiko kebangkrutan Pt Vale cukup mendekati nilai
yang tinggi.
Dibandingkan dengan industri sejenis maka dapat dilihat dari tabel berikut :
PT Adaro
Rata Rata 10,6 10,6 4,1 2,6 2,2
Kategori Low Low Low Low Low
Perusahaan pertambangan lain seperti Pt Bumi Recources memiliki risiko yang sangat rendah
namun medekati tahun 2018 risiko mulai meninggi dan mendakati 1,83.
31
Rata
Pt Vale 2,9% 0,8% 0,0% 2,5% 9,5% 3,2%
PT Bukkit asam 24,5% 20,2% 17,8% 28,0% 39,3% 26,0%
Pt Bumi
Recources 48,3% 145,6% -12,0% 116,1% 56,5% 70,9%
PT Adaro 12,9% 13,6% 9,3% 5,1% 5,0% 9,2%
Rata rata 22,1% 45,1% 3,8% 37,9% 27,6% 27,3%
Tabel 12 ROCE
Dari tabel tersebut,Pt Vale Indonesia dapat disimpulkan kurang dapat mengelola modal
kerjanya laba yang dihasilkan dari modal kerja yang ada masih jauh dari cukup mengingat
ROCE-nya hanya berkisar antara 0%-10%.
Analsis Liquiditas
Dalam analisis ini dilakukan dengan mengggunakan risiko yang diformulasikan sebagai
berikut :
Operating
Cash Flow
Short-term liquidity risk Current ratio Quick Ratio to Current
Liabilities
Ratio
PT VALE 2014 2,98 1,90 1,7
32
2015 4,04 2,45 1,4
2016 4,54 2,52 0,4
2017 4,62 3,00 0,9
2018 3,60 2,43 1,6
Rata rata 3,96 2,46 1,2
2014 0,15 0,15 -0,040
2015 0,10 0,10 -0,010
PT Bumi 2016 0,69 0,69 -0,070
Recources 2017 0,57 0,55 -0,100
2018 0,40 0,36 -0,090
Rata rata 0,38 0,37 -0,06
2014 2,075 1,79 1,40
2015 1,54
1,29 1,80
PT Bukit asam 1,66
2016 1,44 1,81
2017 2,46 2,21 1,43
2018 2,64 2,32 0,76
Rata rata
2014 1,64 1,33 1,52
2015 2,40 1,98 1,88
2016 2,47 1,68 1,45
PT Adaro
2017 2,56 1,56 1,87
2018 1,96 1,59 1,54
Rata rata
2014 1,71 1,29 1,15
2015 2,02 1,45 1,25
2016 2,34 1,58 0,89
Industri 2017 2,55 1,83 1,03
2018 2,15 1,68 0,95
Rata rata
kurun 5 th 2,16 1,57 1,05
Berdasarkan Current ratio ,perusahaan ,masih dalam keaadaan wajar dengan rasio melebihi 2
point.Dari tahun 2014 s.d 2018 perusahaan mengalami kenaikan yang bertahap menandkan adnya
penambahan aset bukan dari hasil utang lancar.Dari segi quick ratio,perusahaan mengalami hal yang
serupa dengan kenaikan ynag bertahap sejalan dengan current ratio.Tahun 2017 menjadi tahun yang
33
paling tinggi untuk dua inikator tersebut.Dari sisi Operating Cash Flow to Current Liabilities Ratio
menunjukkan hal yang berkebalikan.Tahun 2016 merupakan tahun dengan terendah diantara tahun
tersebut yaitu sebesar 0,4.
Secara umum rasio antara aset dan liabilitas masih dalam koridor aman karena jumlah aset
setara dua kali lipat dari liabilitasnya.Secara keseluruhan jumlah liabilitas baik lancar maupun
tidak lancar memiliki jumlah sedikit sehingga dari indikator inidikator yang meilibatkan
liabilitas membutnya menjadi cenderung kecil.
34
Grafik 15 Operating Cashflow to Current Liabilities Ratio
Dari sisi industri Current ratio dan quick ratio meningkat selama emapt tahun berturut turut
hingga berpuncak pada tahun2017 lalu di thaun 2018 menurun tipis hal tersebut mirip dengan
yang terjadi di PT Vale.Secara industrial hampir semua industri mengalami hal yang sama.Hal
yang sama terjadi juga dalam Operating csah flow to current liabilitiesnya juga paling tinggi
di tahun 2015 kemudian turun di 2016 dan nai lagi di tahun 2017 dan 2018.
35
Rasio libilitas per aset perusahaan mngeami tendensi menurun dari 0,24 hingga mneyentuh
0,14 di akhir 2018 yang berarti bahwa porsi aset yang didapat dari berhutang semakin sedikit
dan aset yang dapat digunakan untuk menutup hutnag saja sudah mencukupi.Pergerakan
tersebut dinilai semakin menuju ke stabilitas finansial perusahaan. Hal tersebut diperkuat
dengan menurunnya Long-Term Debt to Long-Term Capital Ratio dan Long-Term Debt to
Shareholders’ Equity Ratio yang menurun juga dari tahun 2104 hingga 2018.
Long- Long-
Liabiliti Operating
Term Term
Liabilitie es to Cash
Debt to Debt to Interest
Long-Term Solvency s to Shareh Flow to
Long- Sharehold Coverage
Risk Assets olders’ Total
Term ers’ Ratios
Ratio Equity Liabilities
Capital Equity
Ratio Ratio
Ratio Ratio
2014 0,24 0,31 0,19 19 0,64
0,16
2015 0,20 0,25 0,17 7 0,44
0,14
2016 0,18 0,21 0,14 1 0,12
PT Vale 0,12
2017 0,17 0,20 0,13 -3 0,32
0,11
2018 0,14 0,17 0,08 12 0,87
0,07
Rata rata 0,18 0,23 0,12 0,14 7,15 0,48
2014 1,16 0,13
0,95
19,77 0,53 -0,07
PT Bukit
2015 0,45 0,65 0,23 0,23 1,62 0,39
asam
2016 0,43 0,46 0,17 0,17 2,42 0,38
36
2017 0,37 0,44 0,20 0,20 2,16 0,54
2018 0,34 0,39 0,18 0,18 3,73 1,91
Rata rata 0,40 0,49 0,20 0,20 2,38 0,75
2014 0,49 0,25 0,12 19 0,09
0,15
2015 0,44 0,60 0,42 -38 0,10
0,45
2016 0,42 0,23 0,32 84 0,12
PT Adaro 0,67
2017 0,40 0,54 0,50 41 0,16
0,42
2018 0,39 0,80 0,43 48 0,16
0,55
Rata rata 0,43 0,48 0,45 0,36 30,80 0,13
2014 0,58 0,30 0,37 5,07 10,11 0,31
2015 0,69 0,42 0,45 5,84 -6,12 0,23
2016 0,73 0,23 8,15 0,19 21,63 0,15
Industri 2017 0,46 0,36 1,78 1,17 9,76 0,25
2018 0,44 0,35 16,82 0,18 15,72 0,73
Rata rata
kurun 5 0,58 0,33 5,51 2,49 10,22 0,33
th
37
Secara industrial Liabilities to Assets Ratio,Liabilities to Shareholders’ Equity Ratio, sama
sama mengalami tren penurunan dari tahun 2016 hingga 2018. Operating Cash Flow to Total
Liabilities Ratio dan Interest Coverage Ratios mengalami fluktuasi yang tinggi namun ada
tren kenakian.
38
Bab 5 Analisis Pendanaan
Tahun
Operasional Finansial Acuan PSAK Terbit Repurchase Opsi Stock Split Dividen
Apakah perusahaan
memiliki utang Tidak
obligasi? 40
Dalam kurun lima tahun Pt Vale tidak melakukan kegiatan pendanaan yang berarti hanya ada kegiatan pembagian dividen di tahun
2014.Kondisi keuangan perusahaan yang tengah lesu selama 5 tahun terakhir menjadi salah satu indikator penguatnya.
PT Bukit Asam melakukan Repurchase pada tahun 2016,stock split pada tahun 2018 dan membagikan deviden dari tahun 2014-
2018,PT Bumi Recoues
41
42
Bab 6 Analsis Kualitas Akuntansi
Konsistensi
2014 2015 2016 2017 2018 Keterangan Restatement
Laporan Posisi keungan
Kas dan setara kas v v v v v Sejauh ini tidak
Hanya melakukan ada restatement
inestasi jk pendek dalam
Investasi jangka pendek v pada tahun pelaporan
2014,sisianya tidak keuangan
ada pelaporannya
Dana yang dibatasi penggunaannya lancar v v v v v
Perusahaan mulai
melakukan
Aset keuangan lancar lainnya v v v
pencatatann mulai
2016
Piutang usaha pihak berelasi v v v v v
Persediaan lancar lainnya v v v v v
Biaya dibayar dimuka lancar v v v v v
Pajak dibayar dimuka lancar v v v v v
Aset non-keuangan lancar lainnya v v Pada tahun 2016
perusahaan
melakukan
divestasi aset
lancar non
43
keunagan
2014-2015
perusahahaan tidak
Dana yang dibatasi penggunaannya tidak lancar v v v melakukan
kebijakan
pencadangan
Tahun 2014-2015
tidak tercatat
Piutang dari pihak berelasi v v v
adanya piutang
pihak berelasi
mulai 2016 adanya
pelunasan,2017
Piutang tidak lancar lainnya pihak berelasi v v
dan seterusnya
tidak tercatat
Perusahaan mulai
melakukan
Aset keuangan tidak lancar lainnya v v v
pencatatann mulai
2016
Pajak dibayar dimuka tidak lancar v v v v v
Aset tetap v v v v v
2016-2018 tidak
ada aset tidak
Aset tidak lancar non-keuangan lainnya v v
lancar lainnya
yang tercatat
Utang usaha pihak ketiga v v v v v
44
Utang usaha pihak berelasi v v v v v
Liabilitas keuangan jangka pendek lainnya v v v v v
Beban akrual jangka pendek v v v v v
Liabilitas imbalan pasca kerja jangka pendek v v v v v
Utang pajak v v v v v
utang cukai v v v v v
Liabilitas pembayaran berbasis saham v v v v v
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam
satu tahun atas utang bank v v v v v
Liabilitas pembayaran berbasis saham v v v v v
Liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam
satu tahun atas utang bank v v v v v
Jumlah liabilitas jangka pendek v v v v v
Liabilitas pajak tangguhan v v v v v
Liabilitas jangka panjang atas utang bank v v v v v
Provisi biaya pembongkaran aset tetap jangka
panjang v v v v v
Kewajiban imbalan pasca kerja jangka panjang v v v v v
Liabilitas non-keuangan jangka panjang v v v v v
Saham biasa v v v v v
Tambahan modal disetor v v v v v
Saldo laba yang telah ditentukan penggunaannya v v v v v
Saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya
v v v v v
Laporan Laba Rugi
Penjualan dan pendapatan usaha v v v v v
Beban pokok penjualan dan pendapatan v v v v v
Jumlah laba bruto v v v v v
Beban penjualan v v v v v
45
Pendapatan keuangan Selama tahun 2014
s.d 2016
perusahaan tidak
melakukan
investasi dalam
instrumen
v v keuangan
Beban keuangan v v v v v
Pendapatan lainnya v v v v v
Beban lainnya v v v v v
Jumlah laba (rugi) sebelum pajak penghasilan v v v v v
Pendapatan (beban) pajak v v v v v
Jumlah laba (rugi) dari operasi yang dilanjutkan v v v v v
Jumlah laba (rugi) v v v v v
Pajak atas pendapatan komprehensif lainnya v v v v v
Laba (rugi) yang dapat diatribusikan ke entitas induk v v v v v
Laba rugi komprehensif yang dapat diatribusikan ke entitas induk
v v v v v
Secara umum akun akun tidak ada restatement dari tahun2014 s.d 2018 ini menandakan bahwa perusahaan telah memenuhi
konsisitensi pelaporan keuangan.Konsistensi pelaporan keuangan dinilai sebagai cerminan pelaksanaan good governance.Ada atau
tidaknya akun di laporan posisi keuangan dan laba rugi lebih dipengaruhi oleh ada atau tidaknya kegiatan yang berkeitan dengan
laporan keuangan tersebut.
Di tingkat Industri Pt Bukit Asam,dan Pt Adaro tidak melakukan revisi dan konsisitensi pelaporan juga dilakukan secara konsisiten.
,Pt Bumi recourcs mengalami perubahan disebabkan ada atau tidaknya transaksi yang berhubungan dnegan kaun tersebut.
46
47
Bab 7 Penutup
Sekretaris Perusahaan Vale Indonesia ,Cut Fika Lutfi mengungkapkan bahwa pandemi
COVID-19 bisa berpengaruh terhadap kinerja Perusahaan antara lain :
COVID-19 telah membuat tekanan dan pelambatan perekonomian regional
dan global yang berdampak terhadap harga komoditas dunia, termasuk
nikel.formula penjualan produk nikel matte PERUSAHAAN didasarkan pada
referensi harga nikel di London Metal Exhange (LME).
COVID-19 belum mengganggu pasokan bahan baku sehingga kegiatan
operasional perusahaan masih berjalan normal dan melakukan antisipasi untuk
mengurangi dampak menyebarnya COVID-19 terhadap kegiatan operasional.
Perusahaan telah menerapkan kebijakan Work From Home bagi karyawan
pendukung kegiatan usaha dengan memanfaatkan teknologi daring yang
tersedia.
Bagi karyawan yang tidak dapat meninggalkan tempat kerjanya,terutama di
departemen pertambangan dan fasilitas pengolahan,diberikan bantuan logistik
dan keuangan, pemeriksaan suhu tubuh, penerapan social distancing, serta
penyediaan hand sanitizer dan alat pelindung diri yang memadai.
Perusahaan juga telah menyiapkan business continuity plan untuk
mengantisipasi dampak yang lebih serius dari penyebaran Covid-19 terhadap
kegiatan operasional dikembangkan berdasarkan tingkat penyebaran,
ketersediaan tenaga kerja dan juga faktor-faktor non-teknis lainnya.
penurunan harga minyak dunia sejak awal tahun berperan dalam penurunan
biaya produksi sekitar 30% kontribusi biaya operasi berasal dari biaya bahan
bakar minyak.
7.2 Kesimpulan
Setelah Menganalisis dari berbagai aspek perusahaan penyusun menyimpulkan bahwa dari
segi common size perusahaan masih dalam range aman.Dari segi Profitbilitas perusahaan
48
mengalami kondisi yang kurang baik dalam 5 tahun belakang.Dari segi risiko perusahaan
memiliki risiko yang bervarian.Dari sudut pandang corporate action perusahaan tergolong
kurang melakukan tindakan financing yang tinggi.Dalam menyajikan laporan keungannya
perusahaan telah memenuhi pedoman umum akuntansi.
49
50
51