Tugas KMB III Kelompok 9 Osteoartritis Kelas L1 KEP. (Rezki)
Tugas KMB III Kelompok 9 Osteoartritis Kelas L1 KEP. (Rezki)
TENTANG
“Osteoartritis (OA)”
OLEH
KELOMPOK 9
2020
KONSEP MEDIS
A. Defenisi
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit degenerasi pada sendi yang melibatkan
kartilago, lapisan sendi, ligamen, dan tulang sehingga menyebabkan nyeri dan
kekakuan pada sendi (CDC, 2014).
Sjamsuhidajat, dkk (2011) mendefinisikan OA sebagai kelainan sendi kronik yang
disebabkan karena ketidakseimbangan sintesis dan degradasi pada sendi, matriks
ekstraseluler.
B. Etiologi
Berdasarkan etiopatogenesisnya OA dibagi menjadi dua, yaitu OA primer dan
OA sekunder. OA primer disebut juga OA idiopatik yang mana penyebabnya tidak
diketahui dan tidak ada hubunganya dengan penyakit sistemik, inflamasi ataupun
perubahan lokal pada sendi, sedangkan OA sekunder merupakan OA yang ditengarai
oleh faktor-faktor seperti penggunaan sendi yang berlebihan dalam aktifitas kerja,
olahraga berat, adanya cedera sebelumnya, penyakit sistemik, inflamasi. OA primer
lebih banyak ditemukan daripada OA sekunder (Davey, 2006).
C. Manifestasi klinis
1. Nyeri sendi
2. Hambatan gerak sendi
3. Nyeri bertambah dengan tifitas, mebaika dengan instrahat, terassa nyeri pada akhir
hari,
4. Kekakuan paling ringan pada pagi hari
5. Pebesaran sendi
6. Perubahan gaya berjalan
7. Tanda-tanda peradangan
D. patofisiologi
Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak meradang,
dan progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses penuaan, rawan sendi
mengalami kemunduran dan degenerasi disertai dengan pertumbuhan tulang baru
pada bagian tepi sendi.
Proses degenerasi ini disebabkan oleh proses pemecahan kondrosit yang merupakan
unsur penting rawan sendi. Kondrosit merupakan sel yang bertanggung jawab
terhadap pembentukan proteoglikan dan kolagen rawan sendi. Saat terjadi stress
biomekanik tertentu akan terjadi pengeluaran enzim lisosom dan menyebabkan
dipecahnya polisakarida protein yang membentuk matriks di sekeliling kondrosit
sehingga mengakibatkan kerusakan tulang rawan. Sintesis proteoglikan dan kolagen
akan meningkat tajam namun substansi ini juga dihancurkan dengan kecepatan tinggi,
sehingga pembentukan tidak seimbang dengan kebutuhan.
Terjadilah perubahan diameter dan orientasi serat kolagen yang mengubah
biomekanika kartilago. Rawan sendi kehilangan sifat kompresibilitasnya, menjadi
lebih lunak dan mempersempit rongga sendi dan menimbulkan rasa nyeri. Sendi yang
paling
sering terkena adalah sendi-sendi sinovial yang harus menanggung berat badan,
seperti panggul lutut dan kolumna vertebralis. Sendi interfalang distal dan proksimasi.
Perubahan-perubahan degeneratif yang disebabkan karena peristiwa-peristiwa tertentu
misalnya cedera sendi infeksi sendi deformitas congenital dan penyakit peradangan
sendi lainnya akan menyebabkan trauma pada kartilago yang bersifat intrinsik dan
ekstrinsik sehingga menyebabkan fraktur pada ligamen atau adanya perubahan
metabolisme sendi yang pada akhirnya mengakibatkan tulang rawan mengalami erosi
dan kehancuran, tulang menjadi tebal dan terjadi penyempitan rongga sendi yang
menyebabkan nyeri, kaki krepitasi, deformitas, adanya hipertropi atau nodulus. Saat
terjadi erosi kartilago, terjadi juga pembentukan tulang baru (osteofit) yang juga
menimbulkan perubahan kontur tulang dan pembesaran tulang (Kowalak,
Welsh&Mayer, 2012; Price&Wilson, 2013).
E. Pemeriksaan penunjang
Untuk menentukan diagnostik OA selain melalui pemeriksaan fisik juga
diperlukan pemeriksaan penunjang seperti radiologis dan pemeriksaan laboratorium.
Foto polos dapat digunakan untuk membantu penegakan diagnosis OA walaupun
sensivitasnya rendah terutama pada OA tahap awal. USG juga menjadi pilihan untuk
menegakkan diagnosis OA karena selain murah, mudah diakses serta lebih aman
dibanding sinar-X, CT-scan atau MRI (Amoako dan Pujalte, 2014).
F. Penatalaksaan
Tujuan penatalaksanaan pada OA untuk mengurangi tanda dan gejala OA,
meningkatkan kualitas hidup, meningkatkan kebebasan dalam pergerakan sendi, serta
memperlambat progresi osteoartritis. Spektrum terapi yang diberikan meliputi
fisioterapi, pertolongan ortopedi, farmakoterapi, pembedahan, rehabilitasi.
1. Terapi konservatif
Terapi konservatif yang bisa dilakukan meliputi edukasi kepada pasien,
pengaturan gaya hidup, apabila pasien termasuk obesitas harus mengurangi berat
badan, jika memungkinkan tetap berolah raga (pilihan olah raga yang ringan
seperti bersepeda, berenang).
2. Fisioterapi
Fisioterapi untuk pasien OA termasuk traksi, stretching, akupuntur, transverse
friction (tehnik pemijatan khusus untuk penderita OA), latihan stimulasi otot,
elektroterapi.
3. Pertolongan ortopedi
Pertolongan ortopedi kadang-kadang penting dilakukan seperti sepatu yang bagian
dalam dan luar didesain khusus pasien OA, ortosis juga digunakan untuk
mengurangi nyeri dan meningkatkan fungsi sendi (Michael et. al, 2010).
4. Farmakoterapi
Analgesik / anti-inflammatory agents.
5. Pembedahan
G. Klasifikasi
Menurut Kellgren dan Lawrence osteoartritis dalam pemeriksaan radiologis
diklasifikasikan sebagai berikut:
Grade 0: Normal, Tidak tampak adanya tanda-tanda OA pada radiologis.
Grade 1: Ragu-ragu, tanpa osteofit.
Grade 2: Ringan, osteofit yang pasti, tidak terdapat ruang antar sendi.
Grade 3: Sedang, osteofit sedang, terdapat ruang antar sendi yang cukup besar.
Grade 4: Berat atau parah, osteofit besar, terdapat ruang antar sendi yang lebar
dengan sklerosis pada tulang subkondral
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
Tanggal masuk rs :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Keluhan utama masuk rumah sakit :
2. Status kesehatan
Status Kesehatan Saat Ini
Keluhan utama :
Riwayat penyakit terdahulu :
Riwayat penyakit keluarga :
3. Pemeriksaan fisik
B. Diagnosa
1. Nyeri akut b.d penurunan fungsi tulang
2. Hambatan mobilitas fisik b.d kekakuan sendi , kerusakan integritas struktur
tulang
3. Resiko cedera b.d penurunan fungsi tulang
C. Intervensi
Jong, De dan Sjamsuhidajat. 2011. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-3. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran.
Davey Patrick. 2006. At a Glance Medicine. Alih bahasa : Anissa Racmalia.
Jakarta : Erlangga
Kowalak JP, Welsh W, Mayer B. 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Alihbahasa oleh
Andry Hartono. Jakarta: EGC.
Amoako A. O., Pujalte G. G. A., 2014. Osteoarthritis in Young, Active, and
Athletic Individuals. Clinical Medicine Insights: Arthritis and
Musculoskeletal Disorders: 7 27–32
Michael, J., Schlüter-Brust, K., Eysel, P. 2010. The Epidemiology, Etiology,
Diagnosis, and Treatment of Osteoarthritis of thee Knee. Deutsches Ärzteblatt Internati
.