Anda di halaman 1dari 38

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam melakukan analisis terhadap permasalahan dan Sistem

Akuntansi dari Persediaan Material PT. PLN (Persero) Distribusi Bali,

diperlukan pemahaman-pemanahan terhadap sejumlah teori yang

mendukung terhadap aktivitas-aktivitas tersebut. Penulis mengkaji

sejumlah teori yang akan berguna untuk melakukan penelitian yang

dimana teori-teori tersebut merupakan kontribusi dari perkuliahan dan

hasil studi literatur.

2.1 Analisis

Dasar untuk dapat berpikir dan bernalar yang baik adalah dengan

menjalankan prinsip analisis atau pembagian. Analisis merupakan proses

menguraikan suatu masalah menjadi unsur yang lebih kecil dan terpisah

untuk memahami sifat, hubungan dan peranan masing-masing unsur.

Tujuan analisis diantaranya adalah untuk mendapatkan makna terbaru dari

hal atau konsep yang sama, yang selanjutnya dapat dikuasai konsep-

konsep atau pengertian-pengertiannya dan kemudian diungkapkan dalam

bentuk-bentuk term. Konsep dan term inilah yang sebenarnya digunakan

sebagai unsur dalam penalaran.

Secara umum, analisa atau analisis adalah kajian yang dilaksanakan

terhadap sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara

mendalam. Sedangkan pada kegiatan laboratorium, kata analisa atau

9
analisis dapat juga berarti kegiatan yang dapat dilakukan di laboratorium

untuk memeriksa kandungan suatu zat dalam cuplikan.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

kata analisis mengandung arti suatu kegiatan, tindakan dan proses yang

dilakukan seseorang atau lebih guna mencapai suatu informasi yang

diperlukan dari data yang tersedia dengan melakukan beberapa

pengamatan terhadap data tersebut, baik itu dengan cara mengamati,

membandingkan maupun menghubungkan data tersebut dengan data yang

lain. Sehingga dari analisis tersebut akan terciptalah suatu informasi

berupa kesimpulan.

2.2 Sistem

Sistem biasanya erat kaitannya pada suatu teknologi tertentu. Tetapi

dalam hal Siklus Kerja suatu organisasi, Sistem juga memiliki peranan

penting. Karena memang pada dasarnya, sistem merupakan hal yang saling

berkaitan satu sama lain dan memiliki hubungan timbal balik. Jika satu

dari komponen sistem tersebut rusak atau tidak berfungsi dengan baik

maka hal tersebut akan berdampak pula ke komponen sistem yang lainnya.

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah pengertian sistem menurut beberapa

ahli :

Menurut Jogianto (2005:2), “Sistem adalah kumpulan dari elemen-

elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini

menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata, seperti

tempat, benda dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi.”

10
Menurut Prajudi (2006), “Pengertian sistem merupakan suatu

jaringan daripada prosedur-prosedur yang berhubungan satu sama lain

menurut skema atau pola yang bulat untuk menggerakkan suatu fungsi

yang utama dari suatu usaha atau urusan.”

Pengertian Sistem Menurut Poerwadarminta (2006) “yaitu

sekelompok bagian-bagian (alat dan sebagainya), yang berkerja bersama-

sama untuk melakukan sesuatu maksud. Apabila salah satu bagian saja

rusak atau tidak dapat menjalankan tugasnya maka maksud yang hendak

dicapai tidak dapat menjalankan tugasnya maka maksud yang hendak

dicapai tidak akan terpenuhi atau setidak-tidaknya sistem yang sudah

terwujud akan mendapatkan gangguan.”

Jadi, berdasarkan pengertian dari beberapa ahli dapat disimpulkan

bahwa sistem adalah kesatuan yang utuh dari suatu rangkaian, yang

memiliki keterkaitan antara satu sama lain, baik antara bagian yang

memiliki peran besar maupun yang memiliki peranan kecil sehingga

rusaknya salah satu bagian akan mengganggu kestabilan sistem itu sendiri

secara keseluruhan dan akan menggangu proses kerja dari sistem tersebut.

2.3 Informasi

Informasi merupakan sesuatu yang sangat penting didalam suatu

organisasi. Suatu sistem yang kurang atau bahkan tidak mendapatkan

informasi akan menjadi sistem yang tidak dapat berfungsi dengan baik.

Sehingga informasi tersebut sangat memiliki peranan penting dalam

kehidupan suatu organisasi.

11
Adapun definisi Informasi menurut Al Fatta (2007: 07) adalah data

yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya

dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendatang.

2.3.1 Karakteristik Informasi

Kualitas Informasi tergantung dari tiga hal yaitu :

1) Akurat
Informasi harus Akurat, yaitu informasi harus bebas dari kesalahan-

kesalahan dan tidak boleh menyesatkan

2) Tepat Waktu
Informasi harus tepat waktu, yaitu informasi yang datang pada

penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan

mempunyai nilai lagi, karena informasi merupakan landasan dalam

mengambil keputusan. Bila Informasi terlambat maka dapat berakibat

fatal bagi pengambilan keputusan.

3) Relevan
Informasi harus relevan, maksudnya informasi yang diperoleh harus

mempunyai manfaat bagi penggunanya

2.3.2 Nilai Informasi

Nilai suatu informasi ditentukan dari 2 (dua) hal yaitu manfaat dan

biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai apabila

manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.

Selain itu, sebagian informasi tidak dapat persis ditaksir keuntungannya

dengan suatu nilai uang tetapi dapat ditaksir efektifitasnya. Jadi, informasi

yang bermanfaat itu akan dinilai dari biaya yang digunakan untuk

12
memperolehnya dan keefektifannya dalam mempengaruhi pengguna

informasi tersebut.

2.4 Sistem Informasi

Secara umum Sistem Informasi dapat didefinisikan sebagai suatu

sistem di dalam suatu organisasi yang merupakan kombinasi dari orang-

orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian

yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses

tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal kepada manajemen dan yang

lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal penting dan

menyediakan suatu dasar informasi untuk pengambilan keputusan.

Menurut Tata Sutabri, S.Kom., MM (2005) Sistem Informasi

adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan

kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi organisasi

yang bersifat manajerial dalam kegiatan strategi dari suatu organisasi

untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-

laporan yang diperlukan.

Dari beberapa penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

Sistem Informasi merupakan komponen-komponen yang saling berkaitan

dan secara bersamaan, bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses,

menyimpan dan menyebarkan informasi untuk mendukung pengambilan

keputusan, koordinasi, pengendalian, dan untuk memberikan gambaran

aktivitas didalam perusahaan.

13
2.5 Sistem Informasi Akuntansi

Organisasi tergantung pada sistem informasi untuk dapat berdaya

saing. Informasi juga merupakan sumber daya, sama seperti pabrik dan

peralatan. Produktivitas, sebagai faktor yang penting untuk

mempertahankan daya saing perusahaan, dapat ditingkatkan dengan sistem

informasi yang lebih baik. Akuntansi, sebagai suatu sistem informasi,

mengidentifikasi, mengumpulkan, memproses dan mengomunikasikan

informasi ekonomi mengenai suatu entitas ke berbagai kelompok orang.

Informasi merupakan suatu data yang diorganisasi yang dapat mendukung

ketepatan pengambilan keputusan. Sistem merupakan sekumpulan sumber

daya yang saling terkait untuk mencapai tujuan.

Sistem Informasi Akuntasi (George & Williaw, 3:2006) merupakan

kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang

untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi.

Informasi tersebut dikomunikasikan kepada para pembuat keputusan.

Sistem Informasi Akuntansi tersebut dapat diaplikasikan dengan cara

manual ataupun terkomputerisasi.

2.5.1 Penggunaan Teknik Sistem

Teknik Sistem merupakan alat yang digunakan dalam analisis,

desain dan dokumentasi sistem serta memahami kaitan antar-subsistem.

Teknik sistem ini biasanya berupa diagram. Teknik sistem penting bagi

pihak manajemen. Teknik ini juga tidak dapat dipisahkan dari personel

yang terlibat dalam pengembangan sistem informasi. Teknik sistem juga

digunakan oleh akuntan yang membuat sistem, entah membuat sistem

14
untuk perusahaannya sendiri atau untuk perusahaan lain, pada saat mereka

bertindak sebagai konsultan.

Seperti yang sudah dikatakan pada paragraph sebelumnya, Teknik

Sistem biasanya digunakan oleh pihak manajemen untuk melakukan

pengawasan terhadap sautu kegiatan perusahaan. Lazimnya, manajemen

dibagi menjadi dua komponen dasar. Komponen pertama disebut

Manajemen Interim. Manajemen Interm bertujuan untuk menaksir

seberapa jauh struktur pengendalian internal suatu organisasi dapat

diandalkan. Manajemen semacam ini biasanya memerlukan uji kepatuhan

(Complience Test). Tujuan pengujian ini adalah untuk memastikan

kesesuaian proses produksi perusahaan sesuai dengan pedoman/ aturan

tertentu, memastikan eksistensi, menilai efektivitas, dan mengecek

kelangsungan operasi pengendalian internal yang akan menjadi dasar

penilaian.

Komponen Manajemen yang kedua adalah Manajemen Laporan

Keuangan. Manajemen Laporan Keuangan melibatkan pengujian

substantif. Pengujian substantif sendiri merupakan verifikasi angka dalam

laporan keuangan secara langsung. Sebagai contoh : pengujian substantif

kas akan melibatkan konfirmasi saldo bank secara langsung. Pengujian

substantif piutang dagang akan melibatkan konfirmasi saldo piutang

dengan pelanggan. Adapun kegiatan-kegiatan yang secara garis besar

dilakukan oleh Manajemen dalam penggunaan teknik sistem adalah

sebagai berikut :

15
1) Evaluasi Pengendalian Internal

Sebagaimana disampaikan sebelumnya, pihak Manajemen sering terlibat

dalam proses evaluasi pengendalian internal. Dalam hal ini, pihak

manajemen biasanya berkepentingan dengan arus pemrosesan dokumen

dan distribusi dokumen dalam sistem aplikasi. Mengingat pemisahan tugas

merupakan satu aspek pengendalian internal yang penting, pihak

manajemen membutuhkan teknik yang memecah sistem untuk

mengevaluasi distribusi dokumen dan memecah tugas antarpersonel atau

departemen. Flowchart analitis, flowchart dokumen, dan diagram distibusi

formulir dapat digunakan oleh pihak manajemen untuk menganalisis

distribusi dokumen. Teknik sistem lain seperti kuisioner dan metode

matriks, juga digunakan untuk mengevaluasi pengendalian internal.

2) Pengujian Kepatuhan

Pihak manajemen menjalankan uji kepatuhan untuk mengkonfirmasi

eksistensi, menilai efektivitas, dan mengecek pelaksanaan pengendalian

internal. Jika pengendalian yang akan dievaluasi merupakan komponen

dari suatu sistem informasi organisasi, maka auditor perlu

mempertimbangkan teknologi yang digunakan dalam sistem informasi.

Oleh karena itu, Pihak manajemen perlu memahami teknik sistem yaang

biasanya digunakan untuk mendokumentasikan sistem informasi seperti

input proses output, diagram hierarki, flowchart program, diagram alur

data logika, tabel keputusan, dan metode matriks.

16
3) Kertas Kerja
Kertas Kerja merupakan catatan mengenai prosedur dan pengujian yang

dilakukan dalam proses manajemen, Informasi yang diperoleh dalam

pelaksanaan menajamen, dan simpulan yang ditarik dari hasil manajemen.

Pihak manajemen menggunakanan teknik sistem untuk

mendokumentasikan dan menganalisis isi dalam kertas kerja. Kuisioner

pengendalian internal, flowchart analitis, dan flowchart sistem sering

tampak dalam kertas kerja karena mereka merupakan alat yang lazim

digunakan oleh pihak manajemen untuk mengevaluasi pengendalian

internal.

2.5.2 Penggunaan Teknik Sistem dalam Pengembangan Sistem

Proyek pengembangan sistem biasanya terdiri dari tiga fase, yaitu :

analisis sistem, desain sistem, dan implementasi sistem. Berikut adalah

penjelasannya :

1) Analisis Sistem
Analisis Sistem adalah suatu pengamatan yang dilakukan untuk

menguraikan Sistem Informasi utuh yang dimiliki oleh suatu perusahaan

kedalam bagian-bagian komponen yang bertujuan untuk mengidentifikasi

dan mengevaluasi permasalahan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan

yang diperlukan sehingga diharapkan dapat diusulkan perbaikan-

perbaikannya. Adapun pembagian dari Analisis Sistem yang berkaitan

dengan persediaan adalah :

a) Analisis Unit

Analisis Unit adalah pengamatan yang dilakukan pada unit-unit yang

bergerak pada suatu perusahaan guna mengetahui unit-unit apa saja yang

17
terlibat dalam pengelolaan persediaan material dan untuk mengetahui apa

saja peranan unit tersebut dalam melaksanakan pengelolaan terhadap

persediaan material sehingga lebih mudah untuk melakukan analisis

sistem.

b) Analisis Dokumen

Analisis Dokumen merupakan uraian dokumen-dokumen apa saja yang

digunakan dalam suatu proses kerja yang berasal dari unit-unit tertentu.

Analisis ini dilakukan guna mengetahui apakah terdapat ketelitian oleh

perusahaan dalam melaksanakan proses/ sistem kerjanya. Contohnya

seperti mengetahui rangkap berapa dokumen yang diperlukan dalam suatu

proses kerja.

c) Analisis Metode Pencatatan

Pada sistem persediaan, terdapat Metode Pencatatan untuk mengetahui

menentukan nilai persediaan pada akhir periode. Pada analisis ini akan

dijelaskan mengenai metode pencatatan seperti apa yang digunakan oleh

perusahaan dan akan diidentifikasi apakah ada kelebihan atau kekurangan

dari metode pencatatan yang diterapkan.

d) Analisis Flowchart pada Sistem

Flowchart merupakan gambaran/ bagan alir yang menggambarkan arus

pekerjaan dari sistem persediaan secara keseluruhan, menjelaskan urutan-

urutan prosedur yang dijalankan, Unit-unit yang terlibat yang dimana

diungkapkan dengan menggunakan simbol-simbol tertentu. Dalam analisis

ini akan dilakukan pengamatan terhadap sistem yang sudah diterapkan

pada suatu perusahaan dan bilamana terdapat permasalahan, hambatan dan

18
kekurangan yang dirasa mengganggu keefisienan kinerja maka akan

diberikan evaluasi terhadap sistem persediaan material yang sudah

berjalan.

2) Desain Sistem
Desain sistem melibatkan penyusunan cetak biru sistem secara lengkap

dan utuh. Yang dimana dalam hal ini adalah berupa perencanaan secara

menyeluruh mengenai kegiatan yang akan dilakukan. Sebagaimana

seniman membutuhkan alat khusus untuk dapat menggambar, desainer

juga membutuhkan alat untuk membantu mendesain proses. Alat tersebut

juga dapat berupa matriks input/ output, flowchart sistem, dan diagram

alur data.

3) Implementasi Sistem
Implementasi Sistem merupakan penerapan desain yang telah dibuat.

Aktivitas yang biasanya tercakup dalam implementasi adalah pemilihan

dan pelatihan personel, pemasangan peralatan komputer dan infrastruktur,

desain sistem secara detail, penulisan dan pengujian program komputer,

pengujian sistem, pembuatan standar, dokumentasi dan konversi file dari

sistem lama ke sistem baru. Yang dimana, diantara semua aktivitas

tersebut, Dokumentasi merupakan bagian terpenting dalam implementasi

sistem. Karena teknik sistem seperti flowchart program dan tabel

keputusan, juga berfungsi sebagai alat dokumentasi, sekaligus alat analisis

bagi programer. Dokumentasi yang baik, sebagai akibat dari penggunanan

teknik sistem dalam proses analisis dan desain sistem informasi, sangat

membantu pelaksanaan pelatihan karyawan dan berguna untuk

memastikan bahwa spesifikasi desain dapat terpenuhi.

19
2.5.3 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi
Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup

pemberian nilai, atribut, apresiasi dan pengenalan permasalahan serta

pemberian-pemberian solusi atas permasalahan yang ditemukan (Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, 2002, p3)

Selain pengertian diatas, Evaluasi dapat diartikan juga sebagai suatu

kegiatan terencana untuk menilai suatu permasalahan yang terjadi dengan

menggunakan metode tertentu dan unsur-unsur yang terdapat pada

permasalahan tersebut sehingga nantinya akan diperoleh suatu kesimpulan

dan solusi mengenai cara mengatasai permasalahan yang dinilai.

Jika melihat pengertian Sistem yang sudah dijelaskan sebelumnya,

maka dapat disimpulkan pengertian dari Evaluasi Sistem adalah suatu

kegiatan terencana yang bertujuan untuk memeriksa dan menilai suatu

proses kerja, Sumber Daya, maupun unsur-unsur yang terletak pada proses

kerja suatu perusahaan atau organisasi untuk mendapatkan hasil yang

nantinya dapat dibandingkan dengan tolok ukur seperti peraturan atau

pedoman tertentu untuk memperoleh informasi mengenai apa yang perlu

diperbaiki dan bagaimana kinerja sumber daya organisasi tersebut.

2.5.4 Flowchart Analitik


Flowchart Analitik merupakan Flowchart yang paling sering

digunakan untuk menjelaskan sistem kerja suatu perusahaan. Hal ini

dikarenakan Flowchart Analitik memiliki kelebihan-kelebihan tertentu

dalam penggunaannya, seperti lebih terperinci, lebih terstruktur, lebih

mudah dipahami, dan lebih mudah dalam melakukan evaluasi bila

diperlukan. Flowchart Analitik serupa dengan dengan flowchart sistem,

20
baik dalam hal detail rincian maupun teknik pembuatan. Terlihat pada

contoh Flowchart Analitik pada Gambar 2.5, Alur proses ditandai dengan

penggunaan simbol yang dihubungkan dengan garis. Flowchart Analitik

mengidentifikasi semua proses signifikan pada sebuah aplikasi, dengan

penekanan pada pemrosesan tugas. Pada Flowchart Analitik juga

ditekankan mengenai pemisahan peran perkelompok yang terlibat dalam

sistem kerja tersebut. Berikut adalah contoh dari Flowchart Analitik :

Gambar 2.1 Flowchart Analitik


Pembelian Pemasok

21
Daftar Vendor Memilih
Disahkan Vendor

Mempersiapkan
permintaan untuk Permintaan
komenttar Untuk
Komentar

Permintaan
Untuk
Komentar
Komentar

Komentar

Memlih Mempersiap
Penawaran kan Order
Pembelian

Order Order
Pembelian Pembelian

Sumber : George H. Bodnar & Wiliam S. Hopwood (2006:51)


Dalam pembuatan flowchart, khususnya flowchart analitik terdapat

beberapa tahapan yang harus diperhatikan dalam proses pembuatannya.

Proses pembuatan flowchart ini dibagi menjadi beberapa tahapan memiliki

tujuan agar nantinya dapat mempermudah proses pembuatan flowchart

analitik tersebut. Adapun tahapan-tahapan yang harus diperhatikan yaitu :

1) Merencanakan Flowchart

22
Pertama, kita harus mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan. Jika

flowchart dibuat dengan menggunakan bantuan komputer, dibutuhkan

aplikasi perangkat lunak yang tepat. Jika flowchart akan digambar diatas

kertas, maka dibutuhkan template flowchart dan alat tulis yang sesuai.

Berikutnya perlu ditentukan jenis flowchart apa yang akan dibuat.

Pemilihan jenis ini biasanya didasarkan pada tujuan membuat flowchart.

Dalam Laporan ini Penulis mengambil Flowchart Analitik sebagai

pembahasan utama.

2) Memilih Simbol

Setelah menentukan jenis flowchart yang dibutuhkan, penting untuk

memilih simbol yang akan digunakan untuk menggambar flowchart.

Simbol standar ANSI X3.5, Sebagaimana telah dibahas, disarankan untuk

dipakai, tetapi dalam beberapa kasus, perusahaan memiliki simbol

tersendiri.

Gambar 2.2 Simbol untuk Prosedur Manual Membuat Flowchart

23
Input/ Output Dokumentasi

Proses Terminal

Garis Arus
Konektor
Anotasi, Komentar

Proses Manual Konektor Off-Page

Penyimpanan Offline
A = Alpabetik
N = Berdasarkan Angka
D = Berdasarkan Tanggal
Sumber : George H. Bodnar & Wiliam S. Hopwood (2006:54)
3) Analisis Sistem

Ketika menyiapkan berbagai tipe flowchart, penting untuk meninjau data

yang akan digambar untuk mendapat pemahaman yang baik mengenai

diskripsi sebuah sistem. Ketika mempersiapkan pembuatan flowchart

analitik, perlu untuk menentukan entitas apa yang akan digambarkan

sebagai kolom yang terpisah. Biasanya hanya entitas yang aktivitas

pengolahan datanya akan digambarkan secaara rinci. Tahap selanjutnya

dalam analisis adalah mengidentifikasi dokumen yang akan terlibat dalam

proses pengolahan. Yaitu menjabarkan kembali dokumen-dokumen apa

yang digunakan dalam Kegiatan Operasi tersebut, contohnya seperti :

Surat Pemberitahuan dari Pelanggan, Slip Setoran, Batch Control, Buku

Piutang dagang, dll.

24
4) Menggambar Flowchart

Pada tahapan ini mulailah untuk menggambar flowchart sesuai dengan

Alur pada Sistem Operasi tertentu.

5) Peraturan Sandwich

Dalam pembuatan Flowchart ada satu peraturan yang harus diperhatikan,

yaitu Peraturan Sandwich, yang dimana peraturan Sandwich ini adalah

suatu peraturan yang mengharuskan setiap simbol proses harus memiliki

input dan output yang jelas, jadi setiap simbol proses harus diapit simbol

Input dan simbol output.

Gambar 2.3 Contoh Penerapan Peraturan Sandwich

Pembayaran Bukti
Tunai Pembayaran

Mempersiapk
an Batch
Control Total

Pembayaran Bukti Batch Control


Tunai Pembayaran Total

Sumber : George H. Bodnar & Wiliam S. Hopwood (2006:55)


6) Penggunaan Simbol Konektor

Penggunaan simbol konektor adakalanya menimbulkan pertanyaan

mengenai kejelasan flowchart. Satu manfaat penting dalam penggunaan

simbol konektor adalah simbol ini memberi fleksibilitas untuk membuat

modul-modul flowchart dan pembuatan garis yang panjang dan melintang

antarkolom yanng saling berjauhan dapat dihindarkan. Penambahan kolom

25
dan pemindahan kolom dapat dilakukan tanpa harus menghapus garis dan

menggambar ulang garis. Karakteristik ini bermanfaat, khususnya pada

saat kita sedang memperbaiki flowchart yang sudah ada.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ada banyak

pilihan yang harus dibuat pada saat mempersiapkan sebuah flowchart.

Flowchart yang dihasilkan harus dapat menggambarkan fungsi sebuah

sistem dengan jelas. Adapun lima panduan umum ketika menggambar

flowchart jika dijabarkan secara singkat adalah :

- Analisis Sistem untuk mengidentifikasi entitas dan dokumen, sebagaimana

telah dijelaskan dalam penjelasan tersebut

- Pilih simbol yang akan digunakan sesuai dengan panduan umum yang

sudah dijelaskan pada paragraph diatas

- Buatlah sketsa kasar flowchart sistem untuk menentukan letak kolom

entitas dan alur dokumen

- Review sketsa tersebut untuk memastikan tidak ada aktivitas yang

terlewatkan ataupun tidak ada kesalahan

- Akhirnya, pastikan flowchart tersebut telah menggambarkan sistem

dengan jelas, jika diperlukan, tambahkan komentar.

2.6 Persediaan

Persediaan, merupakan bagian dari Asset yang dimiliki oleh

perusahaan. Masing-masing jenis perusahaan memiliki persediaan yang

berbeda-beda. Contohnya seperti : perusahaan dagang memiliki persediaan

barang dagang yang dibeli dari pihak suplier/ pemasok dan kemudian

dijual kembali, yang kedua ada perusahaan manufaktur yang memiliki

26
beberapa jenis persediaan yaitu ada persediaan supplies pabrik yang

digunakan untuk membantu proses produksi, ada persediaan bahan baku,

persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi yang dimana

memang merupakan kegiatan utama dari perusahaan manufaktur itu

sendiri yaitu mengolah bahan baku (bahan mentah) sehingga menjadi

barang dalam proses dan kemudian pada akhirnya menjadi barang jadi,

yang terakhir adalah Perusahaan Jasa Kelistrikan seperti PT. PLN

(Persero) Distribusi Bali yang dimana memiliki persediaan Material yang

digunakan untuk membantu proses produksi.

Dalam hal ini Ikatan Akuntansi Indonesia (2007:14.3)

mengemukakan bahwa persediaan adalah Aset :

- Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal

- Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan ; atau,

- Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (suplies) untuk digunakan dalam

proses produksi atau pemberi jasa

Sedangkan menurut pendapat Kieso, Weygandt, Warfield

(2002:443) mengatakan bahwa “Persediaan (Inventory) adalah pos-pos

aktiva yang dimiliki untuk dijual dalam operasi bisnis normal atau barang

yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam mmproduksi barang yang

akan dijual”.

Jadi berdasarkan penjelasan diatas, persediaan yang dimaksud

disini memiliki arti suatu aset/ harta yang dimiliki oleh suatu entitas/

perusahaan tertentu yang memiliki peran dan fungsi sebagai penghasil

profit atau penunjang dalam kegiatan operasi suatu perusahaan, yang

27
dimana fungsi dari persediaan disini akan tergantung oleh jenis perusahaan

yang memiliki persediaan tersebut.

2.6.1 Jenis Persediaan

1) Persediaan Barang Dagangan

Yaitu Persediaan yang dimiliki oleh Perusahaan Dagang. Pada Perusahaan

Dagang, persediaan barang dagang memiliki arti barang-barang yang

dibeli oleh perusahaan dan kemudian dijual kembali tanpa merubah bentuk

dan kualitas barang, atau bisa diartikan tidak ada proses produksi sejak

barang dibeli sampai dijual kembali oleh perusahaan.

2) Persediaan Manufaktur

Yaitu Persediaan yang dimiliki oleh Perusahaan Manufaktur. Adapun yang

dimaksud dengan persediaan manufaktur adalah persediaan yang

digunakan oleh jenis perusahaan manufaktur untuk memproduksi suatu

barang sehingga menjadi produk yang siap dipasarkan. Persediaan

manufaktur dibagi menjadi 3 jenis yaitu :

- Persediaan Bahan Baku dan Bahan Penolong, bahan baku adalah

bahan-bahan yang menjadi komponen utama/ komponen dasar pada

produk jadi tertentu yang dengan mudah dapat diikuti biayanya.

Sedangkan bahan penolong adalah bahan-bahan yang juga menjadi bagian

dari produk jadi tetapi hanya sebagai pelengkap dari sutu produk tertentu

dan jumlahnya relatif kecil. Misalnya dalam perusahaan garment, bahan

bakunya adalah kain, sedangkan bahan pembantunya adalah kancing, dll.

28
- Barang Dalam Proses, adalah barang-barang yang sedang dikerjakan

(diproses) tetapi pada tanggal neraca barang-barang tersebut belum selesai

dikerjakan. Untuk dapat dijual masih diperlukan pengerjaan lebih lanjut.

- Barang Jadi, yaitu barang-barang yang sudah selesai dikerjakan dalam

proses produksi dan akan dijual atau didistribusikan pada saat tertentu.

3) Persediaan Rupa-Rupa

Yaitu persediaan yang dimiliki oleh Perusahaan Dagang maupun

perusahaan Manufaktur yang berupa alat-alat untuk membantu proses

kerja pada suatu perusahaan, seperti perlengkapan kantor yang biasanya

akan bisa habis pada periode kurang dari 1 tahun.

2.6.2 Metode Pencatatan Persediaan

1) Metode Perpetual

Dalam metode perpetual, fungsi akuntansi selalu mengkinikan nilai

persediaan setiap ada persediaan yang masuk maupun keluar. Pencatatan

selalu dilakukan ketika ada transaksi yang berkaitan dengan persediaan.

Metode ini digunakan untuk jenis persediaan yang berkaitan dengan

kegiatan operasional perusahaan dan membutuhkan pengendalian yang

kuat. Dalam metode perpetual, pengukuran pemakaian persediaan dihitung

berdasarkan catatan jumlah unit yang dipakai dikalikan dengan nilai

perunit sesuai metode penilaian yang digunakan.

Dalam metode perpetual, setiap jenis persediaan dibuatkan buku rekening

tersendiri yang disebut dengan Buku Pembantu Persediaan. Rincian dalam

buku pembantu bisa diawasi dari rekening kontrol persediaan barang

dalam buku besar. Rekening yang digunakan untuk mencatat persediaan

29
ini terdiri dari beberapa kolom yang dapat dipakai untuk mencatat

pembelian, penjualan dan saldo persediaan. Setiap perubahan dalam

persediaan diikuti dengan pencatatan dalam rekening persediaan sehingga

jumlah pesediaan sewaktu-waktu dapat diketahui dengan melihat kolom

saldo dalam rekening persediaan dan masing-masing kolom dirinci lagi

untuk kuantitas dan harga perolehannya. Dalam manfaat penggunaannya,

metode pencatatan perpetual akan mempermudah penyusunan neraca dan

laporan laba rugi jangka pendek, karena tidak perlu lagi mengadakan

perhitungan fisik untuk mengetahui jumlah persediaan akhir.

2) Metode Periodik/ Fisik

Dalam metode periodik, fungsi akuntansi tidak langsung mengkinikan

nilai persediaan ketika terjadi pemakaian. Jumlah persediaan akhir

diketahui dengan melakukan perhitungan fisik (stock opname) pada akhir

periode. Pada akhir periode inilah dibuat jurnal penyesuaian untuk

mengkinikan nilai persediaan. Metode ini dapat digunakan untuk

persediaan yang sifatnya sebagai pendukung kegiatan SKPD, contohnya

adalah persediaan barang dagangan. Dalam metode ini, pengukuran

pemakaian persediaan dihitung berdasarkan inventarisasi fisik, yaitu

dengan cara saldo awal persediaan ditambah pembelian atau perolehan

persediaan dikurangi dengan saldo akhir persediaan dikalikan nilai per unit

sesuai dengan metode penilaian yang digunakan.

Penggunaan metode fisik mengharuskan adanya perhitungan barang yang

masih ada pada tanggal penyusunan laporan keuangan. Dalam metode ini

mutasi persediaan barang tidak diikuti dalam buku-buku, setiap pembelian

30
barang dicatat dalam rekening pembelian dan karena tidak ada catatan

mutasi persediaan barang maka harga pokok penjualan juga tidak dapat

diketahui sewaktu-waktu. Harga pokok penjualan baru dapat dihitung

apabila persediaan akhir sudah dihitung.

Perhitungan harga pokok penjualan dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Persediaan Barang (Awal) Rp xxx

Pembelian Rp xxx ( + )

Barang yang Tersedia untuk Dijual Rp xxx

Persediaan Barang (Akhir) Rp xxx ( - )

Harga Pokok Penjualan Rp xxx

Dalam penggunaannya, Metode fisik menimbulkan beberepa

permasalahan. Yaitu jika diinginkan menyusun laporan keuangan jangka

pendek (interim) misalnya bulanan, maka harus dilakukan perhitungan

fisik atas persediaan barang. Jika barang yang dimiliki memiliki jenis dan

jumlah yang banyak, maka perhitungan fisik akan memakan waktu yang

lama dan akibatnya laporan keuangan yang diperlukan juga akan

terlambat. Tidak diikutinya mutasi persediaan dalam buku menjadikan

metode ini sangat sederhana baik pada saat pencatatan pembelian maupun

pada waktu melakukan pencatatan penjualan. Tetapi dilain hal, metode

pencatatan persediaan secara fisik juga bukan merupakan metode

pencatatan yang tepat jika suatu perusahaan menginginkan pencatatan

persediaan yang lebih terperinci.

31
Tabel 2.1 Perbandingan Ayat Jurnal Perpetual dengan Periodik

Sumber : Kieso, Donald E, dkk (2007:60)

32
2.7 Penilaian Persediaan

2.7.1 Penilaian Persediaan Dengan Sistem Fisik ( Periodik)

Untuk menentukan nilai persediaan barang pada akhir periode

menurut sistem fisik adalah sebagai berikut :

1) Metode Tanda Pengenal Khusus

Dalam metode tanda pengenal khusus ( specific identification ) setiap

barang yang dibeli atau yang masuk diberi kode / tanda pengenal yang

menunjukkan harga per satuan sesuai faktur yang diterima. Pada metode

ini sudah jelas harga per satuannya. Dengan demikian untuk mengetahui

jumlah atau nilai persediaan pada akhir periode tinggal mengalikan jumlah

barang yang masih ada dengan harga yang tercantum dalam etiket barang

tersebut.

2) Metode Rata-Rata

a. Metode Rata-Rata Sederhana

Dalam metode ini harga barang ditentukan dengan cara membagi

jumlah harga beli per satuan setiap transaksi pembelian dan

persediaan awal dengan frekwensi pembelian dan persediaan awal

periode.

b. Metode Rata-Rata Tertimbang

Dalam metode ini harga barang ditentukan dengan cara membagi

jumlah harga barang yang tersedia untuk dijual yakni jumlah

persediaan awal ditambah jumlah pembelian dengan kuantitas

barang tersebut.

33
3) Metode MPKP ( FIFO )

Dalam metode ini, barang yang lebih dulu masuk diaggap lebih dulu

keluar atau dijual sehingga nilai persediaan akhir terdiri atas persediaan

barang yang dibeli atau yang masuk belakangan. Jadi harga pokok barang

yang keluar (dijual) dihitung berdasarkan harga barang yang dibeli lebih

dahulu, sesuai dengan jumlah pembeliannya. Atau dengan kata lain nilai

persediaan akhir barang didasarkan pada harga barang yang dibeli terakhir,

sesuai dengan jumlah unitnya.

4) Metode MTKP ( LIFO )

Dalam metode ini, barang yang terakhir masuk diaggap lebih dulu keluar

atau dijual sehingga nilai persediaan akhir terdiri atas persediaan barang

yang dibeli atau yang masuk lebih awal. Sehingga harga pokok barang

yang terjual dihitung berdasarkan pada harga barang yang dibeli terakhir

sesuai dengan jumlah unitnya, atau nilai persediaan barnag didasarkan

pada harga barang yang dibeli pada awal, sesuai dengan jumlah unitnya.

5) Metode Persediaan Dasar ( Basic Stock )

Yaitu persediaan minimum yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk

menjaga likuiditas perusahaannya. Dalam metode Ini keterlambatan

masuknya barang yang disebabkan adanya kemacetan atau sebab-sebab

lain tidak mengganggu persediaan sehingga perusahaan masih dapat

melayani pelanggan atau pembeli.

Dalam metode ini persediaan akhir dihitung berdasarkan harga pokok yang

ditetapkan. Adapun selisih antara persediaan barang yang ada dengan

34
persediaan dasar dinilai dengan harga menurut metode yang dikehendaki (

Metode ratarata, MPKP, MTKP, harga pasar dll ).

2.7.2 Penilaian Persediaan Dengan Sistem Perpetual

Dalam sistem perpetual setiap terjadi mutasi persediaan dicatat

dalam akun persediaan. Metode penilaian persediaan digunakan pada saat

terjadi transaksi penjualan, dengan membuat Kartu Persediaan Barang

secara lengkap yang memuat kuantitas, harga satuan, jumlah harga baik

untuk lajur masuk, keluar, maupun sisa. Kartu persediaan tersebut sebagai

buku pembantu untuk tiap macam barang digunakan atau yang dijual.

Sehingga apabila perusahaan memiliki 15 jenis barang, maka harus

membuat Kartu Persediaan barang sebanyak 15.

Metode penilaian persediaan dalam pencatatan secara perpetual

sebagai berikut :

1) Metode Rata-Rata Bergerak ( Moving Average )

Dalam metode ini, harga beli rata-rata dihitung setiap terjadi transaksi

pembelian. Harga pokok penjualan per satuan didasarkan pada harga rata-

rata pada saat terjadi transaksi penjualan.

2) Metode FIFO

Pada Metode FIFO dengan sistem perpetual harga pokok barang yang

dijual dihitung dengan beranggapan bahwa barang yang pertama kali

masuk, dijual/ dikeluarkan terlebih dahulu dan jika terjadi kekurangan

maka kekurangan akan diambil dari persediaan yang masuk berikutnya.

Perbedaannya dengan sistem periodik adalah dalam metode perpetual

perhitungan harga pokok dilakukan pada saat terjadi penjualan.

35
3) Metode LIFO

Pada metode ini barang yang terakhir dibeli dianggap dijual lebih dahulu.

Harga pokok dihitung pada saat terjadi penjualan.

2.8 Sistem Informasi Akuntansi Persediaan

Sistem Informasi Akuntansi persediaan bertujuan untuk mencatat

mutasi tiap jenis persediaan yang disimpan di gudang. Sistem ini

berkaitan erat dengan sistem penjualan, sistem retur penjualan, sistem

pembelian, sistem retur pembelian, dan sistem akuntansi biaya produksi.

Selain itu, ada juga 3 tujuan dari sistem informasi akuntansi Persediaan,

yaitu :

1. Memberikan informasi mengenai persediaan mulai dari pengakuan

sampai proses penerimaannya dengan prosedur yang baku.

2. Memberikan informasi mengenai alur persediaan yang ada sehingga

pemerintah daerah dapat memperhitungkan tingkat pengendalian yang

diperlukan.

3. Pengendalian persediaan sehingga persediaan dapat diperhitungkan

secara ekonomis keberadaannya.

Sistem dan prosedur yang bersangkutan dengan Sistem Akuntansi

Persediaan Material adalah:

1) Prosedur Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang

a. Deskripsi Prosedur

Prosedur ini merupakan salah satu prosedur yang membentuk sistem

akuntansi biaya produksi. Dalam prosedur ini dicatat harga pokok

36
persediaan bahan baku, bahan penolong, bahan habis pakai pabrik,

dan suku cadang yang dipakai dalam kegiatan produksi dan kegiatan

non produksi.

b. Dokumen

Bukti Permintaan dan Pengeluaran Barang digunakan oleh Bagian

Gudang untuk mencatat pengurangan persediaan karena pemakaian

intern.Bukti ini digunakan oleh Bagian Kartu Persediaan untuk

mencatat berkurangnya kuantitas dan harga pokok persediaan karena

pemakaian intern. Bukti ini juga digunakan sebagai dokumen sumber

dalam pencatatan pemakaian persediaan ke dalam jurnal pemakaian

bahan baku atau jurnal umum.

2) Prosedur Pengembalian Barang Gudang

a. Deskripsi Prosedur

Transaksi pengembalian barang gudang mengurangi biaya dan

menambah persediaan barang di gudang. Jurnal yang dibuat untuk

mencatat transaksi tersebut dalam jurnal umum adalah :

Persediaan Bahan Baku xxx

Persediaan Bahan Penolong xxx

Persediaan Bahan Habis Pakai Pabrik xxx

Persediaan Suku Cadang xxx

Barang Dalam Proses xxx

Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya xxx

Biaya Administrasi dan Umum xxx

Biaya Pemasaran xxx

37
b. Dokumen

Bukti Pengembalian Barang Gudang digunakan oleh Bagian Gudang

untuk mencatat tambahan kuantitas persediaan ke dalam kartu

gudang. Dokumen ini juga dipakai oleh Bagian Kartu Persediaan

untuk mencatat tambahan kuantitas dan harga pokok persediaan ke

dalam kartu persediaan, untuk mencatat berkurangnya biaya ke

dalam kartu biaya, dan untuk mencatat pengembalian barang gudang

tersebut ke dalam jurnal umum.

3) Sistem Penghitungan Fisik Persediaan

a. Deskripsi Kegiatan

Dalam sistem akuntansi persediaan dengan metode mutasi

persediaan (perpectual inventory), di Bagian Kartu Persediaan

diselenggarakan catatan akuntansi berupa kartu persediaan

(inventory ledger) yang digunakan untuk mencatat mutasi tiap jenis

persediaan yang disimpan di Bagian Gudang, Bagian Kartu

Persediaan bertanggung jawab atas terselenggaranya catatan

akuntansi yang dapat diandalkan (reliable) mengenai persediaan

yang disimpan di Bagian Gudang, sedangkan Bagian Gudang

bertanggung jawab atas penyimpanan fisik persediaan di gudang.

Karena kondisi barang yang kemungkinan terjadinya pencurian

terhadap barang yang disimpan di gudang, maka secara periodik

catatan persediaan yang secara fisik ada di gudang.

Sistem penghitungan fisik persediaan umumnya digunakan oleh

perusahaan untuk menghitung secara fisik persediaan yang disimpan

38
di gudang, yang hasilnya digunakan untuk meminta

pertanggungjawaban Bagian Gudang mengenai pelaksanaan fungsi

penyimpanan, dan pertanggungjawaban Bagian kartu Persediaan

mengenai keandalan catatan persediaan yang diselenggarakannya,

serta untuk melakukan penyesuaian (adjustment) terhadap catatan

persediaan di Bagian Kartu Persediaan. Dalam bagian ini diuraikan

sistem penghitungan fisik persediaan yang merupakan salah satu

unsur pengendalian intern melekat terhadap persediaan.

b. Dokumen

(1). Kartu Penghitungan Fisik (Inventory Tag) digunakan untuk

merekam hasil penghitungan fisik persediaan. Dalam penghitungan

fisik persediaan, setiap jenis persediaan dihitung dua kali secara

independen oleh penghitung (counter) dan pengecek (checker).

Kartu penghitungan fisik dibagi menjadi tiga bagian, bagian ke-3

kartu penghitungan fisik disediakan untuk merekam data hasil

penghitungan oleh penghitung pertama. Bagian ke-2 digunakan

untuk merekam hasil penghitunganyang dilakukan oleh penghitung

kedua (pengecek) kemudian dicatat ke dalam daftar hasil

penghitungan fisik setelah diperiksa kecocokannya dengan data yang

tercatat dalam bagian ke-3. Bagian ke-1 digunakan untuk memberi

tanda jenis persediaan yang telah dihitung dengan cara

menggantungkan bagian kartu tersebut pada tempat penyimpanan

barang yang bersangkutan.

39
(2). Daftar Hasil Penghitungan Fisik (Inventory Summary Sheet)

digunakan untuk meringkas data yang telah direkam dalam bagian

ke-2 kartu penghitungan fisik. Data yang disalin adalah: nomor kartu

penghitungan fisik, nomor kode persediaan, nama persediaan,

kuantitas, dan satuan. Dokumen ini diisi dengan harga pokok per

satuan dan harga pokok total tiap jenis persediaan oleh Bagian Kartu

Persediaan berdasarkan data yang dicatat dalam kartu persediaan.

Daftar hasil penghitungan fisik persediaan yang telah selesai

diproses kemudian ditandatangani oleh Ketua Panitia Penghitungan

Fisik dan diotorisasi oleh Direktur Utama. Daftar ini kemudian

digunakan untuk meminta pertanggungjawaban dari Bagian Gudang

mengenai pelaksanaan fungsi penyimpanan barang gudang dan

pertanggungjawaban catatan akuntansi persediaan. Berdasarkan

informasi yang tercantum dalam kolom harga pokok total pada daftar

hasil penghitungan fisik dilakukan adjustment terhadap data

kuantitas dan saldo harga pokok yang dicatat dalam kartu persediaan

yang bersangkutan.

(3). Bukti Memorial digunakan untuk melakukan adjustment rekening

persediaan sebagai akibat dari hasil penghitungan memorial ini

adalah selisih jumlah kolom harga pokok total dalam daftar hasil

penghitungan fisik dengan saldo harga pokok persediaan yang

bersangkutan menurut kartu persediaan.

40
c. Catatan Akuntansi

(1). Kartu Persediaan digunakan untuk mencatat adjustment tarhadap

data persediaan (kuantitas dan harga pokok total) yang tercantum

dalam kartu persediaan oleh Bagian Kartu Persediaan, berdasarkan

hasil penghitungan fisik persediaan.

(2). Kartu Gudang digunakan untuk mencatat adjustment terhadap data

persediaan (kuantitas) yang tercantum dalam kartu gudang yang

diselenggarakan oleh Bagian Gudang, berdasarkan hasil perhitungan

fisik persediaan.

(3). Jurnal Umum digunakan untuk mencatat jurnal adjustment

rekening persediaan karena adanya perbedaan antara saldo yang

dicatat dalam rekening persediaan dengan saldo menurut

penghitungan fisik.

d. Fungsi yang Terkait

Fungsi yang terkait dalam sistem penghitungan fisik persediaan

adalah:

(1). Panitia Penghitungan Fisik Persediaan berfungsi untuk

melaksanakan penghitungan fisik persediaan dan menyerahkan hasil

penghitungan tersebut kepada Bagian Kartu Persediaan untuk

digunakan sebagai dasar adjustment terhadap catatan persediaan

dalam kartu persediaan. Panitia penghitungan fisik persediaan terdiri

dari pemegang kartu penghitungan fisik, penghitung, dan pengecek.

Pemegang kartu penghitungan fisik bertugas untuk menyimpan dan

mendistribusikan kartu penghitungan fisik kepada para penghitung,

41
melakukan pembandingan hasil penghitungan fisik persediaan yang

telah dilaksanakan oleh penghitung dengan pengecek, dan mencatat

hasil penghitungan fisik persediaan dalam daftar hasil penghitungan

fisik. Penghitung bertugas melakukan penghitungan pertama

terhadap persediaan, dan mencatat hasil penghitungan tersebut ke

dalam bagian ke-3 kartu penghitungan fisik, serta menyobek bagian

kartu tersebut untuk diserahkan kepada pemegang kartu

penghitungan fisik. Pengecek bertugas melakukan penghitungan

kedua terhadap persediaan yang telah dihitung oleh penghitung dan

mencatat hasil penghitungannya ke dalam bagian ke-2 kartu

penghitungan fisik serta menyobek bagian kartu tersebut untuk

diserahkan kepada pemegang kartu penghitungan fisik.

(2). Fungsi Akuntansi bertanggung jawab untuk: (a) mencantumkan

harga pokok satuan persediaan yang dihitung ke dalam daftar hasil

penghitungan fisik, (b) mangalihkan kuantitas dan harga pokok per

satuan yang tercantum dalam daftar hasil penghitungan fisik, (c)

mencantumkan harga pokok total dalam daftar hasil penghitungan

fisik, (d) melakukan adjustment terhadap kartu persediaan berdasar

data hasil penghitungan fisik persediaan, (e) membuat bukti

memorial untuk mencatat adjustment data persediaan dalam jurnal

umum berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan.

(3). Fungsi Gudang bertanggung jawab untuk melakukan adjustment

data kuantitas persediaan yang diacatat dalam kartu gudang

berdasarkan hasil penghitungan fisik persediaan.

42
e. Bagan Alir Dokumen Sistem Penghitungan Fisik Persediaan

Gambar 2.4 Sistem Penghitungan Fisik Persediaan

Pemegang Kartu Penghitungan Fisik Penghitung (Counter)

Mulai 2 5 1

KPF
KPF KPF
Bagian1 Bagian
Membagikan 2
KPF kepada
penghitung

Melakukan
penghitungan fisik
persediaan
Membandingkan
KPF bagian 1
KPF KPF bagian 2

Ya
Mengisi KPF
1 Tidak bagian 3 dan
Cocok menyobek KPF
bagian 3 tsb

Menghitung
kembali
Mencatat KPF
bagian 2 ke
dalam DHPF KPF bagian 3
KPF KPF bagian 2

KPF bagian 1

N
2
DHPF 1

N
2
Catatan :
KPF : Kartu Penghitungan Fisik
DHPF : Daftar hasil Penghitungan Fisik
4

Sumber : Mulyadi (2008)

43
Gambar 2.5 Sistem Penghitungan Fisik Persediaan (Lanjutan)

Pengecek Bagian Kartu Bagian Jurnal Bagian Gudang


(Checker) Persediaan

2 4 5 6

KPF bagian 2 Bukti DHPF 2

1 Memorial
KPF bagian 1
2 DHPF

Prosedur
penentuan
harga pokok
Melakukan Mengisi harga (pricing
penghitungan pokok per procedure)
fisik unit&menghitung
harga pokok total
Jurnal
Umum

N
Meminta
otorisasi atas
Mengisi data hasil
DHPF
penghitungan
pd.kartu
penghitungan fisik
bag.ke 2

Membuat bukti
memorial

KPF bagian
1
KPF bagian
2
2

Digunakan pd. DHPF 1


tempat
penyimpanan brg. T
gudang sebagai
Bukti
tanda barang telah Memorial
dihitung

Prosedur
Diterima dari
bagian produksi
Adjustment

5 Kartu Selesai
Kartu 6 Gudang
persediaan T
3

Sumber : Mulyadi (2008)

44
Jadi, pada intinya sistem akuntansi persediaan adalah formulir-

formulir, catatan-catatan prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan

untuk mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dalam

mengelola perssediaan dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik

dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk

mengawasi usahanya, dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan

seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk

menilai hasil operasi.

Dalam sistem akuntansi persediaan secara manual, diselenggarakan

dua catatan akuntansi, di fungsi gudang dan di fungsi akuntansi. Dibagian

gudang diselenggarakan kartu gudang untuk mencatat kuantitas persediaan

danmutasi tiap jenis barang yang disimpan di gudang. Biasanya kartu

gudang tidak berisi data harga pokok tiap jenis barang, namun hanya berisi

informasi kuantitas tiap jenis barang yang disimpan di gudang. Kartu

gudang ini disimpan dalam arsip di kantor gudang untuk mencatat mutasi

kuantitas fisik barang di gudang. Di samping kartu gudang, bagian gudang

juga menyeleggarakan kartu barang yang ditempelkan pada tempat

penyimpanan barang.

Kartu gudang ini berfungi sebagai identitas barang yang disimpan,

untuk memudahkan pencarian barang dan sekaligus untuk mencatat mutasi

kuantitas barang. Dibagian kartu persediaan (fungsi akuntansi)

diselenggarakan kartu persediaan yang digunakan untuk mencatat

kuantitas dan harga pokok barang yang di simpan di gudang. Kartu

persediaan ini berfungsi sebagai alat kontrol catatan kuantitas barang yang

45
diselenggarakan oleh bagian gudang. Di samping itu, kartu gudang

persediaan ini merupakan rincian rekening kontrol persediaan yang

bersangkutan dalam buku besar.

2.9 Persediaan Material

Persediaan Material adalah persediaan yang dimiliki oleh

perusahaan jasa pelayanan listrik seperti PT PLN yang digunakan untuk

membantu kegiatan operasi, baik itu dalam hal pengembangan atau

perluasan bagi kepentingan pelanggan dan pelaksanaan pekerjaan proyek

(investasi) pemasangan sambungan baru atau penambahan daya listrik.

Contoh persediaan material yaitu seperti : Kabel, trafo, alat pengukur, dll.

2.9.1 Penerimaan Material

Persediaan material bisa diperoleh/ atau diterima dari Gudang Unit

Administrasi lain, dari pesanan kepada supplier/ rekanan, maupun dari sisa

proyek/ pekerjaan sebelumnya. Setelah diterima, Persediaan material akan

disimpan di gudang untuk digunakan pada proyek yang sudah

direncanakan.

2.9.2 Pengeluaran Material

Pengeluaran material adalah proses keluarnya persediaaan dari

gudang penyimpanan. Pengeluaran material dapat disebabkan oleh

peemintaan dari gudang unit administrasi lain, dari unit internal dalam

rangka pelaksanaan pekerjaan yang bersifat investasi maupun operasional.

46

Anda mungkin juga menyukai