Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

Model kurikulum Oliva bersifat sederhana, komprehensif, dan sistematik.


Langkah yang dikembangkan dalam kurikulum model ini terdiri atas 12
komponen yang satu sama lain saling berkaitan, seperti tampak pada desain model
Oliva berikut ini:
Desain Model Oliva

Menurut Oliva (Sri Rahayu Chandrawati, 2009) dalam membuat rencana


tentang perkembangan kurikulum terbagi menjadi tiga kriteria, yaitu sederhana,
komprehensif, sistematik. Meskipun model ini menggambarkan beberapa proses
yang berasumsi pada model sederhana. Model-model ini terdiri dari 12
komponen.Kedua belas komponen menggambarkan langkah demi langkah

1
pengembangan kurikulum yang komprehensif. Model tersebut digambarkan
dalam bentuk segi empat dan lingkaran. Segi empat menggambarkan tentang
proses perencanaan sedangkan lingkaran menggambarkan proses
operasional. Proses dimulai dengan komponen I, karena pada fase ini para
pengembang kurikulum menentukan tujuan dari pendidikan serta landasan filosofi
dan psikologi. Tujuan ini diyakini berasal dari kebutuhan masyarakatnyadan
kebutuhan hidup individu dimasyarakat. Komponen ini menggabungkan konsep
yang sama dengan tyler.
Komponen II membutuhkan sebuah analisis kebutuhan masyarakat dimana
suatu sekolah berada,kebutuhan siswa dilayani oleh masyarakat. Komponen III
dan IV disebut sebagai tujuan khusus kurikulum berdasarkan tujuan, keyakinan.
Tugas dari komponen V adalah untuk mengorganisir dan mengimplementasikan
kurikulum, membentuk dan membangun struktur dengan kurikulum yang akan
diorganisir.
Pada komponen VI dan VII melukiskan perincian lebih lanjut dalam
pelaksanaan lewat pengajaran yang mencakup tujuan instruksional umum dan
khusus. Komponen VIII menunjukkan strategi agar tujuan tercapai dikelas.
Sekaligus dalam fase ini pembina kurikulum secara pendahuluan mencari teknik
evaluasi (komponen IX) yang dilanjutkan dengan komponen X dimana
pembelajaran dilaksanakan.
Komponen XI adalah evaluasi sesungguhnya mengenai prestasi siswa,
keefektifan pengajaran.Komponen XII merupakan evaluasi kurikulum atau
keseluruhan program. Hal terpenting adalah umpan balik dari setiap evaluasi
untuk pengembangan lebih lanjut.Jadi inti dari semua komponen adalah
komponen I sampai IV dan VI sampai IX adalah tahap perencanaan, sementara X-
XII adalah tahap operasional. Komponen V merupakan perpaduan antara
perencanaan dan operasional.

2
BAB II
PEMBAHASAN

DESAIN PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN MODEL


OLIVA DI SDN PANDANLOR
KECAMATAN KLIRONG
1. Perumusan filosofis, sasaran, misi serta visi lembaga pendidikan, yang
kesemuanya bersumber dari analisis kebutuhan siswa, dan analisis
kebutuhan masyarakat.
a. Perumusan filosofis
Dalampengembangan kurikulum pendidikan di SDN Pandanlor
memerlukan landasan filsafat yang kuat supaya nilai kurikulum memiliki
nilai guna bagi peserta didik.Landasan filosofis yang digunakan adalah
filsafat aliran esensialisme. Aliran ini bertujuan supaya pendidikan fokus
pada mempertahankan peradaban manusia dengan mentransfernya
melalui pengembangan kemampuan intelektual, baik dalam proses
maupun dalam konten pendidikan, karena itu pendidikan harus uniform.
Esensialisme mendasarkan pikiran pada limautamayaitu:
1) Manusia adalah makhluk bernalar
2) Pikiran terdiri atas fakulti yang terpisah
3) Fakulti dapat diperkuat melalui latihan
4) Sekali fakulti itu diperkuat pengaruhnya akan terlihat pada perbuatan
yang bernalar
5) Hanya sedikit saja mata pelajaran yang bersifat universal dan paling
penting.
Oleh karena itu, kaum esensialis yakin bahwa disiplin ilmu
tersebut amat penting bagi pengembangan mental anak.Menurut
esensialisme, pendidikan merupakan pembelajaran essesnsial skill
seperti, membaca, menulis, dan berhitung serta keterampilan riset di
sekolah dasar.

3
b. Sasaran
Sasaran kurikulum di SD Negeri Pandanlor, adalah siswa SD
Negeri Pandanlor dari kelas I (Satu) sampai dengan kelas VI (Enam).
c. Visi
Terwujudnya warga sekolah yang Bertakwa, Santun, Cerdas,
Inovatif, Terampil, dan Berprestasi.
d. Misi
1) Menyelenggarakan kegiatan keagamaan untuk mempersiapkan
siswamenjadi generasi penerus bangsa yang beriman dan takwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa
2) Menyelenggarakan kegiatan PAIKEM sebagai upaya mewujudkan
sekolah sebagai pusat keunggulandalam berprestasi
3) Menyelenggarakan kegiatan untuk mewujudkan siswayang
produktif, kreatif, inovatif, dan terampil melalui penguatan sikap,
pengetahuan dan keterampilan yang terintegrasi
4) Mengembangkan pengetahuan bidang iptek, bahasa, dan membina
prestasi olah raga, seni budaya sesuai bakat, minat, dan potensi siswa
5) Menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuleruntuk memupuk bakat,
dan kreativitas siswa
6) Memberikan keteladanan budi pekerti yang luhur, sikap yang santun
melalui pembiasaan sesuai budaya bangsa Indonesia.
2. Analisis kebutuhan masyarakat dimana sekolah itu berada, kebutuhan
siswa dan urgensi dari disiplin ilmu yang harus diberikan oleh sekolah.
Tingkat kesejahteraan di Indonesia masih relatif rendah, terutama di
daerah pedesaan seperti di Desa Pandanlor. Sebagian besar masyarakat
pedesaan dikatakan miskin karena memiliki ketidakberdayaan dalam
beberapa aspek. Secara umum, masyarakat desa memiliki sumber daya yang
sangat terbatas.Salah satu penyebabnya adalah rendahnya tingkat pendidikan.
Dengan pendidikan,siswa dan masyarakat tidak hanya mempunyai
bekal pengetahuan tetapi juga memiliki kemampuan untuk berpartisipasi aktif
dalam setiap kegiatan pembangunan masyarakat.Selain itu, masyarakat bisa

4
berfikir secara kreatif dan mampu mengikuti perubahanseperti penggunaan
inovasi baru, penerapan teknologi, dan pola pikiryang berorientasi pada
pembangunan.
a. Kebutuhan khusus siswa
1) Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia siswa
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar
pembentukan kepribadian siswa secara utuh.Kurikulum disusun yang
memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan
iman dan takwa serta akhlak mulia.
2) Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman
karakteristik lingkungan.Masing-masing daerah memerlukan
pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup
sehari-hari.Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman
tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan
pengembangan daerah.
3) Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan siswa
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan
martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri
(afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan
dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi,
tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional dan
sosial, spiritual, dan kinestetik siswa
4) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa
masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan
sebagai penggerak utama perubahan.Pendidikan harus terus-menerus
melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS
sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan.Oleh
karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan

5
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
b. Kebutuhan masyarakat
1) Agama
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan
iman dan taqwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara
toleransi dan kerukunan umat beragama.Oleh karena itu, muatan
kurikulum semua mata pelajaran harus ikut mendukung peningkatan
iman, taqwa dan akhlak mulia.
2) Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikankarakteristik
sosial budaya masyarakat setempat dan menunjangkelestarian
keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi padabudaya setempat
harus terlebih dahulu ditumbuhkan sebelummempelajari budaya dari
daerah dan bangsa lain.
3) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan
kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya
memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka
NKRI.Oleh karena itu, kurikulum harus mendorong berkembangnya
wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk
memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
4) Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan
yang otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan
mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan
wawasan nasional.Untuk itu, keduanya harus ditampung secara
berimbang dan saling mengisi.

6
c. Kebutuhan disiplin ilmu
Kebutuhan disiplin ilmu di SDN Pandanlor mengacu pada
ketentuan yang diatur dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006, sebagai
berikut:

Alokasi Waktu Kurikulum


Komponen SD/ Kelas
I II III IV V VI
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam T T T 3 3 3
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
E E E
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Matematika M M M 6 6 6
5. Ilmu Pengetahuan Alam A A A 4 4 4
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 3 3 3
7. Seni Budaya dan Keterampilan T T T 4 4 4
I I I
8. Penjasokes 4 4 4
K K K
B. Muatan Lokal
1. Bahasa Jawa TEMATIK 2 2 2
2. Bahasa Inggris 2 2 2
C. Pengembangan Diri
1. Pramuka
2. Keagamaan
3. Olahraga/ Kesehatan
4. Kesenian
Jumlah 30 31 32 36 36 36

3. Tujuan Umum Kurikulum


Tujuan umumkurikulumdi Sekolah Dasar Negeri Pandanlor, mengacu
pada tujuan umum pendidikan dasar yaitu, meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta ketrampilan (life skill) untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
4. Tujuan Khusus Kurikulum

7
Tujuan khusus kurikulum di Sekolah Dasar Negeri Pandanlor
berdasarkan kebutuhan peserta didik dan masyarakat setempat adalah sebagai
berikut:
a) Meningkatkan keimanan, ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
serta taat terhadap peraturan keluarga, sekolah, dan masyarakat, melalui
peningkatan kegiatan keagamaan
b) Mewujudkan sekolah sebagai pusat keunggulan dan prestasi melalui
PAIKEM
c) Meningkatkan kegiatan untukmewujudkan siswayang aktif, kreatif,
inovatif, dan produktif
d) Mengembangkan pengetahuan bidang IPTEK dan olah raga
e) Meningkatkan bakat, minat, dan kreatifitas melalui kegiatan
ekstrakurikuler.
5. Organisasi dan Implementasi Kurikulum
a) Membentuk tim pengembang kurikulum
b) Mengadakan penilaian atau penelitian terhadap kurikulum yang ada yang
sedang digunakan studi penjajahan tentang kemungkinan penyusunan
kurikulum baru.
c) Merumuskan kriteria-kriteria bagi penentuan kurikulum baru
d) Penyusunan dan penulisan kurikulum baru
6. Tujuan Umum Pembelajaran
Tujuan umumpembelajaran di Sekolah Dasar Negeri Pandanlor, juga
mengacu pada tujuan umum pendidikan dasar yaitu, meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta ketrampilan (life
skill) untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
7. Tujuan Khusus Pembelajaran
Tujuan khusus pembelajaran yang harus dimiliki oleh peserta didik
setelah mengikuti proses belajar mengajar di kelas adalah sebagai berikut:
a. Peserta didik dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, memiliki akhlak yang mulia, serta tanggap
terhadap situasi lingkungan

8
b. Peserta didik memiliki budi pekerti yang baik
c. Peserta didik mempunyai sopan santun dan kedisiplinan yang baik
d. Peserta didik memiliki dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknolgi untuk
bekal menuju usia dewasa
e. Peserta didik mampu memecahkan segala pemasalahan dengan cara
befikir secara rasional
8. Strategi Pembelajaran
Berdasarkan landasan esensialisme manusia adalah makhluk yang
bernalar dan diperkuat melalui latihan, maka strategi pembelajaran yang
cocok diterapkan di SD Negeri Pandanlor adalah strategi pembelajaran
inkuiri. Strategi pembelajaran inkuiri menekankan pada proses bepikir secara
kritis dan analitis untuk mencari dan menemkan sendiri jawaban yang sudah
pasti dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses bepikir itu sendiri
biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.Strategi ini
menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai
fasilitator dan motivator belajar siswa.
Tujuan dari penggunaan pembelajaan ini adalah mengembangkan
kemampuan berpikir secara sitematis, logis dan kritis atau mengembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian,
siswa tidak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi
bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Siswa yang
hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan
berfikir secara optimal, namun sebaliknya siswa akan dapat mengembangkan
kemampuan befikirnya manakala dapat menguasai materi pelajaran.
9. Menyeleksi dan menyempurnakan teknik penilaian yang akan
digunakan
Berikut ini teknik penilaian yang akan digunakan:
a. Tes
Tes adalah teknik penilaian yang biasa digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa dalam pencapaian sautu kompetensi tertentu, melalui
pengolahan secara kuantitatif yang hasilnya berbentuk

9
angka.Berdasarkan angka itulah selanjutnya ditafsirkan tingkat
penguasaan kompetensi siswa.Proses pelaksanaan tes dilakukan setelah
berakhir pembahasan satu pokok bahasan atau setelah selesai satu
semester.
Jenis-jenis tes yang digunakan, antara lain:
1) Tes tulisan
Tes tulisan atau yang sering disebut juga tes tertulis, yaitu tes yang
dilakukan dengan cara siswa menjawab sejumlah item soal dengan
cara tertulis.Bentuk tes ini ada dua macam, yaitu tes esai dan tes
objektif. Tes esai adalah bentuk tes dengan cara siswa diminta untuk
menjawab pertanyaan secara terbuka yaitu menjelaskan atau
menguraikan melalui kalimat yang disusunnya sendiri. Sedangkan
tes objektif adalah bentuk tes yang mengharapkan siswa memilih
jawaban yang sudah ditentukan.Misalnya bentuk tes benar salah, tes
pilihan ganda, menjodohkan, dan bentuk melengkapi.
2) Tes lisan
Tes lisan adalah bentuk tes yang menggunakan bahasa secara
lisan.Tes ini bagus untuk menilai kemampuan nalar siswa. Melalui
bahasa secara verbal, penilai dapat mengetahui secara mendalam
pemahaman siswa tentang sesatu yang dievaluasi, yang bukan hanya
pemahaman tentang konsep, akan tetapi bagaimana aplikasinya serta
hubungannya dengan konsep yang lain, bahkan penilai juga dapat
mengungkap informasi tentang pendapat dan pandangan mereka
tentang sesuatu yang dievaluasi.
3) Tes perbuatan
Tes perbuatan adalah tes dalam bentuk peragaan.Tes ini cocok untuk
mengetahui kemampuan dan keterampilan siswa mengenai sesuatu
materi.Contohnya memperagakan gerakan-gerakan mengoperasikan
sesatu alat, dan sebagainya.
b. Non Tes

10
Non tes adalah alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk
menilai aspek tingkah laku termasuk sikap, minat dan motivasi.Jenis non
tes yang dapat digunakan, yaitu observasi. Observasi merupakan teknik
penilaian dengan cara mengamati tingkah laku pada suatu situasi tertentu.
10. Mengimplementasikan strategi pembelajaran
Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan strategi
pembelajaran inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
a) Orientasi
Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan
prosespembelajaran. Selain itu, guru merangsang dan mengajak siswa
untuk bepikir memecahkan masalah.Langkah orientasi adalah langkah
yang sangat penting.
b) Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada satu
persoalan yang mengandung teka-teki. Proses mencari jawaban itulah
yang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh sebab melalui proses
tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat berharga
sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berfikir.
c) Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari sebuah permasalahan yang
sedang dikaji.Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji
kebenarannya.Potensi berfikir itu, dimulai dari kemampuan setiap
individu untuk menebak atau mengira-ngira dari satu permasalahan.
Apabila siswa dapat membuktikan tebakannya, maka ia akan sampai
pada posisi yang dapat mendorong untuk befikir lebih lanjut.
d) Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Proses
mengumpulkan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam
belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan
menggunakan potensi berfikirnya. Oleh sebabitu, tugasdan peran guru

11
dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
mendorong siswa untuk befikir mencari informasi yang dibutuhkan.
e) Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap
diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan
pengmpulan data.Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah
mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan.Disamping
itu, menguji hipotesis juga berati mengembangkan kemampuan berfikir
rasional. Artinya kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya
berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang
ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
f) Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan
kesimpulan merupakan gongnya dalam proses pembelajaran. Untuk
mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan
pada siswa data mana yang relevan.
11. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran merupakan kegiatan integral dalam sautu
proses pembelajaran. Kegiatan evaluasi ditempatkan sebagai kegiatan yang
tidak terpisahkan dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan, karena
evaluasi bukan hanya berorientasipada hasil akantetapi juga padaproses
pembelajaran, sebagai upaya memantau perkembangan mental dan kejiwaan.
Evaluasi bukan hanya tanggungjawab guru, akan tetapi juga menjadi
tanggungjawab siswa. Artinya, dalam proses evaluasi siswa dilibatkan oleh
guru, sehingga mereka memiliki kesadaran pentingnya evaluasi untuk
memantau keberhasilannya sendiri dalam proses pembelajaran (self
evaluation). Dengan demikian, siswa tidak lagi menganggap bahwa evaluasi
adalah suatu beban yangkadang-kadang mengganggu sikap mentalnya.
Melalui self evaluation siswa akan menganggap bahwa evaluasi adalah
sesuatuyang wajaryang harus dilaksanakan.

12
Evaluasi pembelajaran dilakkan secara terus menerus, bisa dilakukan
per KD atauapun per materi pembelajaran dalam setiap kegiatan
pembelajaran yang dilakukan siswa baik di dalam maupun di luar kelas,
ketika siswa sedang melakukan proses pembelajaran. Dengan demikian
kegiatan evaluasi bukan merupakan kegiatan yang terpisah dari proses
pembelajaran.
Evaluasi pembelajaran merupakan proses pengumpulan informasi
yang menyeluruh, artinya guru dapat mengembangkan berbagai jenis
evaluasi, baik evaluasi yang berkaitan dengan pengujian dan pengukuran
tingkat kognitif siswa seperti menggunakan tes, maupun evaluasi terhadap
perkembangan proses mental melalui penilaian tentang sikap, dan evaluasi
terhadap produk atau karya siswa.
Hasil pengumpulan informasi dimanfaatkan untuk menetapkan tingkat
penguasaan kompetensi baik standar kompetensi, kompetensi dasar, dan
indikator hasil belajar.Selain itu, juga digunakan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa melalui penilaian berbasis kelas, guru secara terus menerus
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran agar lebih efektif dan efisien.
12. Evaluasi Kurikulum
Kurikulum memiliki beberapa komponen pokok, yaitu tujuan yang
ingin dicapai, isi atau materi kurikulum, strategi pembelajaran yang
direncanakan, serta rencana evaluasi keberhasilan.
a. Evaluasi tujuan pendidikan
Dalam evaluasi kurikulum seperti ini maka pokok yang akan
dinilai adalah aspek tujuan atau kompetensi yang diharapkan dalam
dokumen kurikulum, yaitu mencakup:
1. Apakah kompetensi yang harus dicapai oleh setiap anak didik sesuai
dengan misi dan visi sekolah
2. Apakah tujuan dan kompetensi itu mudah dipahami oleh setiap guru.
Sebagai suatu dokumen, kuriulum tidak akan memiliki makna apa-apa
tanpa diimplementasikan oleh guru. Maka guru perlu memahami
mengenai kompetensi yang diharapkan oleh lembaga pendidikan

13
3. Apakah tujuan dan kompetensi dirumuskan dalam kurikulum sesuai
dengan tingkat perkembangan siswa.
b. Evaluasi terhadap pengalaman belajar yang direncanakan.
Kriteria yang dijadikan patokan dalam tahap ini yaitu menguji
pengalaman belajar diantaranya:
1. Apakah pengalaman belajar yang ada dalam kurikulum sesuai atau
dapat mendukung pencapaian visi dan misi lembaga pendidikan?
2. Apakah pengalaman belajar yang direncanakan itu sesuai dengan
minat siswa?
3. Apakah pengalaman belajar yang direncanakan sesuai dengan
karakteristik lingkungan di mana anak tinggal?
4. Apakah pengalaman belajar yang ditetapkan dalam kurikulum sesuai
dengan jumlah waktu yang tersedia?
c. Evaluasi terhadap strategi pembelajaran
Sebagai suatu pedoman bagi guru, kurikulum juga seharusnya
memuat petunjuk sehingga bagamana cara pelaksanaan atau cara
mengimplementasikan kurikulum di dalam kelas. Sejumlah kriteria yang
dapat diajukan untuk menilai pedoman strategi belajar mengajar,
diantaranya:
1. Apakah strategi pembelajaran dirumuskan sesuai dan dapat
mendukung untuk keberhasilan pencapaian kompetensi pendidikan?
2. Apakah strategi pembelajaran yang diusulkan dapat mendorong
aktivitas dan minat siswa untuk belajar?
3. Bagaimanakah keterbacaan guru terhadap pedoman pelaksanaan
strategi pembelajaran yang disusulkan?
4. Apakah strategi pembeljaran sesuai dengan tingkat perkembangan
siswa?
5. Apakah strategi pembelajaran yang dirumuskan sesuai dengan alokasi
waktu.
d. Evaluasi terhadap progam penilaian

14
Kompoenen berikutnya adalah komponen yang harus dijadikan
sasaran penilai terhadap kurikulum sebagai suatu program adalah
evaluasi terhadap program penilaian. Beberapa kriteria yang dapat
dijadikan acuan yaitu:
1. Apakah program evaluasi relevan dengan tujuan atau kompetensi yang
ingin dicapai?
2. Apakah evaluasi diprogramkan untuk mencapai fungsi evaluasi baik
sebagai formatif maupun sumatif
3. Apakah program evaluasi kurikulum yang direncanakan dapat mudah
dibaca dan dipahami oleh guru?
4. Apakah program evaluasi bersifat realistis, dalam arti mungkin dapat
dilaksanakan oleh guru?
e. Evaluasi terhadap implementasi kurikulum
Sisi kedua dari kurikulum adalah pelaksanaan atau implementasi
kurikulum sebagai program. Beberapa kriteria yang dapat dijadikan
pedoman sebagai berikut:
1. Apakah implementasi kurikulum yang dilaksanakan oleh guru sesuai
dengan program yang direncanakan?
2. Apakah setiap program yang direncanakan dapat dilaksanakan oleh
guru?
3. Sejauhmana siswa dapat berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai?
4. Apakah secara keseluruhan implementasi kurikulum dianggap efektif
dan efesien?

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

15
Model kurikulum Oliva bersifat sederhana, komprehensif, dan
sistematik. Langkah yang dikembangkan dalam kurikulum model ini terdiri
atas 12 komponen yang satu sama lain saling berkaitan, yaitu:
1) Menuliskan pernyataan filosofis, sasaran, visi, serta misi lembaga
pendidikan
2) Merinci kebutuhan-kebutuhan peserta didik secara umum, kebutuhan-
kebutuhan masyarakat, dan urgensi disiplin ilmu yang harus diberikan
oleh sekolah
3) Merinci Tujuan Institusional
4) Merinci Tujuan Kurikuler
5) Mengorganisasi dan mengimplementasikan kurikulum
6) Merinci Tujuan Pembelajaran Umum
7) Merinci Tujuan Pembelajaran Khusus
8) Memilih strategi-strategi pembelajaran
9) Melaksanakan strategi-strategi pembelajaran
10) Melakukan seleksi terakhir atas strategi-strategi evaluasi
11) Mengevaluasi dan memodifikasi komponen-komponen pembelajaran
12) Mengevaluasi dan memodifikasi komponen-komponen kurikulum
B. Saran
Dalam pengembangan kurikulum siklus itu harus berulang dalam
jangka waktu tertentu, sesuai kebutuhan, minimal untuk evaluasi dan
sekaligus perencanaan pengembangan kurikulum sesuai perkembangan
zaman.

16

Anda mungkin juga menyukai