Anda di halaman 1dari 5

BIODATA PESERTA LOMBA BERCERITA

SD NEGERI PANDANLOR

A. IDENTITAS
1. Nama : SOFIATURROKHMAH
2. Tempat, Tanggal Lahir : Kebumen, 11 September 2007
3. NIS/NISN : 1850 / 0072535909
4. Kelas : V (Lima)
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Agama : Islam
7. Nama Orang Tua
a. Ayah : Rasikun
b. Ibu : Masiyah
8. Pekerjaan Orang Tua
a. Ayah : Tani
b. Ibu : Tani
9. Alamat Siswa : Pandanlor RT 06 RW 03, Kecamatan Klirong,
Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah

B. BUKU YANG DIBACA


Judul Buku : “Sarang Burung Walet Karangbolong Pusaka Kebumen”
Karangan : Roso Daras
Penerbit : Bagian Humas dan Protokol Sekretariat Daerah Kabupaten
Kebumen Jl. Veteran No. 2 Kebumen 54311 Telp. (0827)
381144
LOMBA BERCERITA

“ASAL
USUL
SARAN
G
BURUN
G
WALET
KARAN
GBOLO
NG
KEBUM
EN”
Oleh :

SOFIATURROKHMAH

SD NEGERI PANDANLOR
2019

Assalamu’alaikum wr wb….

Yang terhormat seluruh dewan juri.


Yang saya hormati Bapak / Ibu guru pendamping, dan tidak lupa kepada teman-teman
peserta lomba bercerita yang saya sayangi.
Disini saya akan bercerita tentang “ASAL USUL SARANG BURUNG WALET”
Teman-teman sudah pernah mendengar belum ? Kalau belum dengarkan ya…!!
Dahulu kala di Jawa Tengah, terdapat sebuah Kasunanan bernama Kartasura. Pada suatu
hari Kasunanan dilanda kesedihan yang sangat mendalam, karena permaisuri tercintanya
yaitu Kanjeng Ratu Kencana sakit keras. Padahal Sang Raja Amangkurat IV sudah
berkali-kali memanggil seorang tabib, namun tidak seorang tabib pun yang mampu
menyembuhkan penyakit sang permaisuri .
Raja beserta rakyat Kartasurapun dilanda kecemasan, sehingga kepemerintahan tidak
berjalan dengan lancer. Akhirnya raja pun menceritakan kepada penasihat.
Raja : “ Paman penasihat, apa yang harus aku lakukan ?
Semua usaha telah aku coba, namun hasilnya tetap saja nihil.”
Penasihat : “ Baginda…hanya ada satu cara yang bisa dilakukan.
Baginda harus banyak berdoa kepada Sang Maha Agung demi
kesembuhan permaisuri.“
Setelah mendengar nasihat dari paman penasihat pergilah Raja Amangkurat IV untuk
bertapa.Godaan demi godaan ia hadapi selama bertapa. Hingga pada suatu malam,Raja
mendengar suara gaib.
“Hentikanlah semedimu! Ambilah bunga karang di Pantai Selatan. Dengan bunga
karang itulah permaisurimu akan sembuh.“
Setelah mendengar suara gaib, Raja pun segera kembali ke Kartasura untuk
membicarakan petunjuk yang diterimanya selama bertapa.
Penasihat : “Baginda…Pantai Selatan sangatlah luas. Karang-karang disana
banyak, kalau menurut hamba, karang yang dimaksud adalah Karang Bolong. Disana
terdapat banyak gua yang biasa ditumbuhi bunga karang.“
Kemudian Raja Amangkurat IV menugaskan Adipati Surti ditemani dua pengiring
setianya yang bernama Sanglar dan Sanglur untuk mengambil bunga karang yang
dimaksud di Karang Bolong. Setelah Adipati Surti sampai di goa Karang Bolong
kemudian bertapa di dalam gua itu.
Setelah bertapa Adipati Surti mendengar suara gaib seorang wanita.
Suara gaib : “ Hentikan semedimu, aku akan mengabulkan permintaanmu.
Tapi…ada satu syarat yang harus kau penuhi! “
Adipati Surti : “ Syarat apa yang harus aku penuhi .”
Suara gaib : “ Kau harus bersedia menetap di pantai ini bersamaku .”
Ketika Adipati Surti membuka mata benar saja dihadapannya ada seorang wanita cantik
seperti bidadari dari khayangan, wanita itu bernama Suryawati. Ia adalah abdi Ratu Laut
Selatan Nyi Loro Kidul. Akhirnya Adipati Surti pun menyetujui syarat yang diajukan
Suryawati.
Suryawati : “ Mari ikutlah denganku, itulah bunga karang yang kau cari.
(sambil menunjuk kearah sarang burung walet).
Jika diolah akan menjadi obat yang sangat berkhasiat “
Adipati Surti pun akhirnya mengambil sarang burung walet dengan hati-hati. Setelah
mengambil sarang burung walet secukupnya Adipati Surti dan kedua pengikutnya
kembali ke Kartasura.
Adipati Surti : “ Baginda…inilah bunga karang yang baginda inginkan.
Bunga karang yang dimaksud itu ternyata adalah sarang burung walet.”
Raja : “Terima kasih Paman Adipati…Kau telah menyelamatkan nyawa
permaisuriku.”
Adipati Surti : “Sudah menjadi tugas saya untuk mengabdi kepada keluarga
Kasunanan.”
Raja : “Hadiah apa yang kau inginkan untuk membalas kebaikanmu itu
paman.”
Adipati Surti : “ Ampuni saya baginda…saya tidak menginginkan hadiah.
Saya hanya ingin baginda mengijinkan saya untuk kembali
ke Pantai Karangbolong untuk memenuhi janji saya.”
Kemudian sarang walet itu pun diserahkan kepada tabib istana untuk diolah. Setelah
meminum olahan sarang burung walet itu, keadaan permaisuri semakin membaik.
Raja Kartasura sangat berbahagia melihat perkembangan yang terjadi pada
permaisurinya. Rakyat dan keluarga Kasunanan Kartasura menyambut bahagia.
Akhirnya, pemerintah kembali berjalan seperti sediakala.
Demikian dari cerita ini kita dapat mengambil pesan moral apabila kita berusaha harus
disertai dengan doa dan jika kita berjanji maka harus menepati janji yang kita ucapkan.

Sekian dan terimakasih

Anda mungkin juga menyukai