Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

POSTNATAL CARE (PNC) PADA PASIEN Ny. N

DOSEN PEMBIMBING:

Fitriani Yusuf, S.Kep, Ns, M.Kep

DISUSUN OLEH

1. Selfiana (A.18.10.056)

2. NurWafiah Ramadhani Syahrir (A.18.10.044)

3. Sarmila (A.18.10.055)

4. Trisnawati (A.18.10.062)

5. Tasya Faradiba Zainal (A.18.10.061)

6. Khairul Mukrimin (A.18.10.038)

PRODI S1 KEPERAWATAN

STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA

2020/2021
POST PARTUM

A. Pengertian Post Partum

Post partum adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan

kembali sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil.

Lama masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu (Mochtar, 1998). Akan

tetapi seluruh alat genital akan kembali dalam waktu 3 bulan

(Hanifa, 2002). Selain itu masa nifas / purperium adalah masa partus

selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu (Mansjoer et.All.

1993).

Post portum / masa nifas dibagi dalam 3 periode (Mochtar, 1998) :

1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan

berdiri dan berjalan-jalan.

2. Purperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat

genetalia yang lamanya mencapainya 6 – 8 minggu.

3. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan

sehat sempurna terutama bila selama hamil / waktu persalinan

mempunyai komplikasi.

B. ETIOLOGI

Dalam masa nifas, alat-alat genitalia internal maupun

eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan

sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat genital ini dalam

keseluruhannya disebut involusi (winknjosastro,2006:237).


Setelah bayi lahir, uterus yang selama persalinan mengalami

kontraksi dan retraksi akan menjadi keras, sehingga dapat menutup

pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi

plasenta. Otot rahim terdiri dari tiga lapis otot membentuk anyaman

sehingga pembuluh darah dapat tertutup sempurna, dengan demikian

terhindari dari perdarahan post partum (Manuaba, 1998 : 190)

Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa

teori menghubungkandengan faktor hormonal,struktur rahim,

sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah,

2011)

1. Teori penurunan hormone1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi

penurunan hormone progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone

sebagai penenang otot –otot polos rahim dan akanmenyebabkan

kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone

turun.

2. Teori placenta menjadi tua Turunnya kadar hormone estrogen dan

progesterone menyebabkan kekejangan pembuluh darah yang

menimbulkan kontraksi rahim.

3. Teori distensi rahimRahim yang menjadi besar dan merenggang

menyebabkan iskemik otot-otot rahim sehingga mengganggu

sirkulasi utero-plasenta.

4. Teori iritasi mekanikDi belakang servik terlihat ganglion servikale

(fleksus franterrhauss). Bila ganglionini digeser dan di tekan

misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus


5. Induksi partusDapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria

yang dimasukan dalamkanalis servikalis dengan tujuan merangsang

pleksus frankenhauser, amniotomipem

C. FISIOLOGI

1. Involusi

Proses involusi mengurangi berat uterus dari 1000 gram

seminggu kemudian 500 gram, 2 minggu post partum 300 gram

dan setelah 6 minggu post partum berat uterus menjadi 40 – 60

gram (berat uterus normal : 30 gram). Involusi disebabkan oleh :

a) Kontraksi retraksi serabut otot uterus yang terjadi terus-

menerus sehingga mengakibatkan kompresi pembuluh darah

darah dan anemia setempat : Ishcemia.

b) Autolisis : sitoplasma sel yang berlebih akan tercerna sendiri

sehingga tertinggal jaringan fibroelastik dan jumlah remik

sebagai bukti kehamilan.

c) Atrofi : jaringan berfoliperasi dengan adanya estrogen

kemudian atrofi sebagai reaksi terhadap produksi estrogen

yang menyertai pelepasan plasenta. Selama involusi vagina

mengeluarkan sekret yang dinamakan lochea, yang dibagi

menjadi 4, yaitu :

1) Hari ke 1 dan ke 2 Lochea Rubra, terdiri atas darah

segar bercampur sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel

desidua, sisa-sisa vernix caseosa lanugo dan

mekonium.
2) Hari ke 3 dan 5 Lochea sanguilolenta, terdiri atas

darah bercampur lendir.

3) 1 minggu masa persalinan, lochea serosa berwarna

agak kuning.

4) Setelah 2 minggu (10-15) berwarna hanya cairan

putih atau kekuning-kuningan, warna itu disebabkan

karena banyak leukosit (Wiknjosastro, 2006 : 238).

2. Laktasi

Sejak kehamilan muda, sudah terdapat persiapan-persiapan

pada kelenjar-kelenjar mamae untuk menghadapi masa laktasi

setelah partus pengaruh menekan dari estrogen dan progesteron

terhadap hypofisis hilang.

Laktasi mempunyai 2 pengertian, yaitu :

a) Pembentukan / produksi air susu.

b) Pengeluaran air susu.

Ada beberapa refleks yang berpengaruh terhadap kelancaran

laktasi, refleks yang terjadi pada ibu yaitu prolaktin dan let

down. Kedua refleks ini bersumber dan perangsang puting

susu akibat isapan bayi meliputi :

a) Refleks prolaktin

Sewaktu bayi menyusu, ujung saraf peraba yang

terdapat pada puting susu terangsang. rangsangan

tersebut oleh serabut afferent dibawa ke hipotalamus

didasar otak. Lalu dilanjutkan ke bagian depan kelenjar


hipofise yang memacu pengeluaran hormon prolaktin ke

dalam darah melalui sirkulasi memacu sel kelenjar

memproduksi air susu.

b) Reflek Let Down

Rangsangan yang ditimbulkan bayi saat menyusu

diantar ke bagian belakang kelenjar hipofisis yang akan

dilepaskan hormon. Oksitosin masuk ke dalam darah dan

akan memacu otot-otot polos mengelilingi alveoli dan

duktuli dan sinus menuju puting susu (Huliana, 2003 :

33).

D. PERUBAHAN FISIOLOGIS DALAM MASA NIFAS

Masa nifas merupakan masa kembalinya organ-organ

reproduksi seperti sedia kala sebelum hakil, sehingga pada masa

nifas banyak sekali perubahan-perubahan yang terjadi, diantaranya :

1. Perubahan dalam system reproduksi

a. Perubahan dalam uterus/rahim (involusi uterus)

b. Involusi tempat plasenta

c. Pengeluaran lochea

d. Perubahan pada perineum, vulva, dan vagina

2. Laktasi / pengeluaran Air Susu Ibu

Selama kehamilan horman estrogen dan progesterone

menginduksi perkembangan alveolus dan duktus lactiferas dari

dalam mamae dan juga merangsang kolostrum sesudah kelahiran

bayi ketika kadar hormone esdtrogen menurun memungkinkan


terjadinya kenaikan kadar hormone prolaktin dan produksi ASI

pun dimulai.

3. Perubahan system Pencernaan

Wanita mungkin menjadi lapar dan siap makan kembali

dalam 1 jam atau 2 jam setelah melahirkan. Konstipasi dapat

terjadi pada masa nifas awal dikarenakan kekurangan bahan

makanan selama persalinan dan pengendalian pada fase defekasi.

4. Perubahan system perkemihan

Pembentukan air seni oleh ginjal meningkat, namun ibu

sering mengalami kesukaran dalam buang air kecil, karena :

1. Perasaan untuk ingin BAK ibu kurang meskipun bledder

penuh

2. Uretra tersumbat karena perlukaan/udema pada dindingnya

akibat oleh kepala bayi

3. Ibu tidak biasa BAK dengan berbaring

5. Penebalan Sistem Muskuloskeletal

Adanya garis-garis abdomen yang tidak akan pernah

menghilang dengan sempurna. Dinding abdomen melunak setelah

melahirkan karena meregang setelah kehamilan. Perut

menggantung sering dijumpai pada multipara.

6. Perubahan Sistem Endokrin

Kadar hormone-hormon plasenta, hormone plasenta laktogen

(hpl) dan chorionia gonadotropin (HCG), turun dengan cepat

dalam 2 hari, hpl sudah tidak terdeteksi lagi. Kadar estrogen dan
progesterone dalam serum turun dengan cepat dalam 3 hari

pertama masa nifas. Diantara wanita menyusui, kadar prolaktin

meningkat setelah bayi disusui.

7. Perubahan Tanda-tanda Vital

Suhu badan wanita in partu tidak lebih dari 37,20C. Setelah

partus dapat naik 0,50C dari keadaan normal, tetapi tidak

melebihi 38,00C sesudah 12 jam pertama melahirkan. Bila

>38,00C mungkin ada infeksi. Nadi dapat terjadi bradikardi, bila

takikardi dan badan tidak panas dicurigai ada perdarahan

berlebih/ada vitrum korelis pada perdarahan. Pada beberapa

kasus ditemukan hipertensi dan akan menghilang dengan

sendirinya apabila tidak ada penyakit-penyakit lain dalam kira-

kira 2 bulan tanpa pengobatan.

8. Perubahan system kardiovaskuler

Sistem kardiovaskuler pulih kembali ke keadaan tidak hamil

dalam tempo 2 minngu pertama masa nifas. Dalam 10 hari

pertama setelah melahirkan peningkatan factor pembekuan yang

terjadi selama kehamilan masih menetap namun diimbangi oleh

peningkatan aktifitas fibrinolitik.

9. Perubahan Sistem Hematologik

Leukocytosis yang diangkat sel-sel darah putih berjumlah

15.000 selama persalinan, selanjutnya meningkat sampai 15.000

– 30.000 tanpa menjadi patologis jika wanita tidak mengalami


persalinan yang lama/panjang.Hb, HCT, dan eritrosit jumlahmya

berubah-ubah pada awal masa nifas.

10. Perubahan Psikologis Postpartum

Banyak wanita dalam minggu pertama setelah melahirkan

menunjukkan gejala-gejala depresi ringan sampai berat.

E. TANDA-TANDA BAHAYA POSTPARTUM

1. Perdarahan vagina yang hebat atau tiba-tiba bertambah banyak

2. Pengeluaran vagina yang baunya menusuk

3. Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung

4. Sakit kepala terus-menerus, nyeri ulu hati, atau masalah

penglihatan

5. Pembengkakan di wajah/tangan

6. Demam, muntah, rasa sakit waktu BAK, merasa tidak enak

badan

7. Payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan atau terasa

sakit

8. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang sama

9. Rasa sakit, merah, lunak, dan pembengkakan di kaki

10.Merasa sedih, merasa tidak mampu mengasuh sendiri

bayinya/diri sendiri

11.Merasa sangat letih/nafas terengah-engah


F. Perawatan Post Partum

Perawatan post partum dimulai sejak kala uri dengan

menghindarkan adanya kemungkinan perdarahan post partum dan

infeksi. Bila ada laserasi jalan lahir atau luka episiotomi, lakukan

penjahitan dan perawatan luka dengan baik. Penolong harus tetap

waspada sekurang-kurangnya 1 jam post partum, untuk mengatasi

kemungkinan terjadinya perdarahan post partum. Delapan jam post

partum harus tidur telentang untuk mencegah perdarahan post

partum. Sesudah 8 jam, pasien boleh miring ke kanan atau ke kiri

untuk mencegah trombhosis. Ibu dan bayi dapat ditempatkan dalam

satu kamar. Pada hari seterusnya dapat duduk dan berjalan. Diet

yang diberikan harus cukup kalori, protein, cairan serta banyak

buah-buahan. Miksi atau berkemih harus secepatnya dapat dilakukan

sendiri, bila pasien belum dapat berkemih sendiri sebaiknya

dilakukan kateterisasi. Defekasi harus ada dalam 3 hari post partum.

Bila ada obstipasi dan timbul komprestase hingga vekal tertimbun di

rektum, mungkin akan terjadi febris. Bila hal ini terjadi dapat

dilakukan klisma atau diberi laksan per os. Bila pasien mengeluh

adanya mules, dapat diberi analgetika atau sedatif agar dapat

istirahat. Perawatan mamae harus sudah dirawat selama kehamilan,

areola dicuci secara teratur agar tetap bersih dan lemas, setelah

bersih barulah bayi disusui.


PENGKAJIAN POST PARTUM

Nama Mahasiswa : Tanggal Pengkajian :

Stambuk : Ruangan/RS :

DATA UMUM KLIEN

1. Inisial klien : Ny. N Inisial Suami : Tn. L

2. Usia : 26 tahun Usia

:27tahun

3. Status perkawinan : kawin Status perkawinan : kawin

4. Pekerjaan : IRT Pekerjaan : driver

5. Pendidikan terakhir : SMA Pendidikan terakhir: SMA

Riwayat Kehamilan dan Persalinan Yang Lalu

Tipe BB Keadaan bayi Masalah


No. Tahun Penolong JK
Persalinan lahir waktu lahir kehamilan
1. 2003 Pervagina Bidan P - Normal Tidak ada
2. 2021 Sc Dokter P 3,2 g Normal Tidak ada

Pengalaman menyusui eksklusif: ya berapa lama : ±1 tahun

Riwayat Kehamilan saat ini


1. Berapa kali periksa kehamilan: sering melakukan pemeriksaan

kehamilan tetapi tidak pernah melakukan USG

2. Masalah kehamilan: -

Riwayat Persalinan

1. Jenis persalinan : spontan (letkep/letsu)/Tindakan (EV,EF)

SC: langsung Tgl/jam : 5 juni 2021

2. Jenis kelamin bayi : P BB/PB : 3,2 gram/ 51 cm,

3. Pengeluaran darah per vaginam: pengeluaran darah banyak sebelum

SC

4. Masalah dalam persalinan: perdarahan

Riwayat Ginekologi

1. Masalah ginekologi

2. Riwayat KB

DATA UMUM KESEHATAN SAAT INI

Status obstetrik : P 2 A 0 H 2 G 2 Bayi Rawat Gabung : Ya

Keadaan umum :..................... Kesadaran :..........................BB/TB

...........Kg/cm

Tanda Vital

Tekanan Darah: 90/70 mmHg; Nadi: 124 x/m

Suhu:36ºC

Pernapasan : 13x/mnt

Kepala Leher
 Kepala : bentuk kepala simetris, tidak ada perdarahan, dan

juga tidak ada pembengkakan (edema)

 Mata : tidak ada pembengkakan ataupun luka lecet

 Hidung : simetris, tidak ada perdarahan

 Mulut : mulut dan gigi tampak bersih

 Telinga : Simetris, tidak ada peradangan, tidak terjadi

gangguan pendengaran, bersih, tidak keluar cairan

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar

Masalah Khusus :-

Dada

 Jantung : jantung normal

 Paru : paru-paru normal

 Payudara : payudara bengkak

 Puting susu : puting susu terasa keras dan sakit

 Pengeluaran ASI : pengeluaran ASI bagus/ normal,bayi menangis

saat disusui

Masalah Khusus : ketidaknyamanan pasca partum

Abdomen

Abdomen : terdapat luka sc pada abdomen yang menyebabkan rasa nyei

pada klien,klien tampak meringis, klien bersikap

protektif pada bagian abdoemn yang di lakukan sc

Involusi Uterus

Fundus Uteri : kontraksi : Posisi :


Kandung kemih

Diastasis rektus abdominis ......................x......................cm

Fungsi pencernaan : pencernaan baik klien mampu mengomsumsi

makanan dengan baik

Masalah Khusus :

Perineum dan Genital

Vagina : terdapat luka episiotomi Karena pada awalnya klien akan di

lakukan persalinan pervagina tetapi karena tidak adanya pembukaan

maka di lakukan SC

Perineum : episiotomi

R : Kemerahan : ya/tidak

E : Edema : ya/tidak

E : Ekimosis : ya/tidak

D : Dischargeserum/pus/darah/tidak ada

A : Approximate : baik/tidak

Kebersihan :…….

Lokia :

Jumlah : banyak Jenis/warna : merah kehitaman Konsistensi :

kental Bau : Amis

Hemorrhoid :

Derajat : Derajat 1 tidak ada benjolan yang keluar dari lubang

anus

lokasi :

Berapa lama : nyeri : ya


Masalah khusus :

Ekstremitas

Ekstremitas Atas

Edema : tidak

Varises : ya

Ekstremitas Bawah

Edema : ya

Varises : ya

Tanda Homan : +/-

Masalah khusus : nyeri akut

Eliminasi

Urin : kebiasaan BAK, normal diamana warna, bau normal

BAK saat ini, normal

Fekal : kebiasaan BAB, tidak teratur/tidak lancar

BAB saat ini, mengeluh dikarenakan cemas atau takut

ketika mengedam, konstipasi padat

Masalah Khusus : -

Istirahat dan Kenyamanan

Pola tidur : kebiasaan tidur terganggu, lama ±2 jam, frekuensi

tidur saat ini berubah, pola tidurnya berubah-ubah

Keluhan ketidaknyamanan : ya, lokasi di daerah yang di SC

Sifat intensitas

Mobilisasi dan Latihan


Tingkat mobilisasi :

Latihan/senam : tidak melakukan latihan. senam

Masalah khusus :

Nutrisi dan Cairan

Asupan nutrisi : normal nafsu makan : kurang

Asupan cairan : normal

Masalah khusus :

Keadaan Mental

Adaptasi psikologis : klien mampu beradaptasi dengan keadaannya namun

klien belum bisa beradaptasi untuk tidak melakukan

pergerakan berat

Penerimaan terhadap bayi: klien menerima bayinya dengan senang hati

Masalah khusus :

Kemampuan menyusui: mampu menyusui

Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini : pil ikan gabus

Hasil pemeriksaan penunjang :


RANGKUMAN HASIL PENGKAJIAN

Masalah :

Klien mengeluh nyeri pada bagian abdomen akibat sc post partum selain itu

klien juga merasa tidak nyaman setelah partum

Perencanaan Pulang :

DATA FOKUS
Nama Pasien : Ny. N

Umur/J. Kelamin : 26 tahun/ perempuan

Ruangan/Kamar :-

Diagnosa Medis :-

Data Fokus

- klien mngeluh nyeri

- payudara klien bengkak

- klien mengeluh tidak nyaman

- klien tampak meringis

- tekanan darah menurun (90/70 mmHg)

- nadi meningkat (124x/m)

- klien bersikap protektif

- tidur terganggu

- pernafasan 13x/menit

- Bab tidak lancer

- Pola tidur berubah

- Frekuensi tidur berubah

- Nafsu makan menurun

- Bayi menghisap tidak terus menerus

- Bayi menangis saat di susui

KLASIFIKASI DATA
Nama Pasien : Ny. N

Umur/J. Kelamin : 26 tahun/perempuan

Ruangan/Kamar :-

Diagnosa Medis :-

Karegori dan Subkategori Data Subjektif dan Objektif


Fisiologis Respirasi Nafas 13x/menit
Sirkulasi - tekanan darah menurun

(90/70 mmHg)

- nadi meningkat (124x/m)


Nutrisi dan Cairan - Nafsu makan menurun

- Bayi menghisap terus

menerus

- Bayi enangis saat di

susui
Eliminasi Bab tidak lancer
Aktivitas dan Istirahat Tidur terganggu, pola tidur

berubah, frekuensi tidur

berubah
Neorosensori
Reprodukdi dan Seksualitas - terdapat edema
Psikologis Nyeri dan Kenyamanan - klien mngeluh nyeri

- klien mengeluh tidak

nyaman

- klien tampak meringis

- payudara klien bengkak


Integritas Ego
Pertumbuhan dan Perkembangan
Perilaku Kebersihan Diri
Penyuluhan dan Pembelajaran
Relasional Interaksi Sosial
Lingkungan Keamanan dan Proteksi - klien bersikap protektif

ANALISA DATA

Nama Pasien : Ny.N

Umur/J. Kelamin : 26 tahun/perempuan

Ruangan/Kamar :-

Diagnosa Medis :-
N DATA ETIOLOGI MASALAH

O KEPERAWATAN
1. DS: Agen pencedera fisik Nyeri akut

Mengeluh nyeri

DO:

- tampak meringis

- bersikap protektif (mis. Waspada

posisi menghindari nyeri)

- frekuensi nadi meningkat

- sulit tidur

- tekanan darah meningkat

2. DO: Payudara bengkak Menyusui tidak efektif

- nyeri setelah minggu kedua

- bayi menghisap tidak terus

menerus

- bayi menangis saat di susui

DS:

- mengeluh tidak nyaman

3. DO: Pembengkakan Ketidaknyamanan pasca

- tampak meringis payudara dimana partum

- payudara bengkak alveoli mulai terisi

- tekanan darah meningkat ASI

- frekuensi nadi meningkat


DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. N

Umur/J. Kelamin : 26 tahun/ perempuan

Ruangan/Kamar :-

Diagnosa Medis :-

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TGL DITEMUKAN TGL TERATASI


1. Nyeri akut b/d agen pencedera fisik 15 Juni 2021
2. Menyusui tidak efektif Bd payudara 15 Juni 2021

bengkak

3.

Ketidaknyamanan pasca partum b/d 15 Juni 2021

Pembengkakan payudara dimana

alveoli mulai terisi ASI

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. N

Umur/J. Kelamin : 26 tahun/perempuan

Ruangan/Kamar :-

Diagnosa Medis :-

Rencana Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Intervensi
No Diagnosa
Hasil
Keperawatan
1. Nyeri akut b/d agen Setelah dilakukan Definisi

pencedera fisik intervensi keperawatan


Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman
selama 1x24 jam, maka
sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
tingkat nyeri Menurun,
kerusakan jaringan atau fungsional dengan
dengan criteria hasil:
onset mendadak atau lambat dan berintensitas
- keluhan nyeri
ringan hingga berat dan konstan.
menurun (5)
Tindakan
- sikap protektif
Observasi
menurun (5)

- kesulitan tidur 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,

menurun (5) frekuensi, kualitas, intensitas nyeri

- frekuensi nadi 2. Identifikasi skala nyeri

membaik (5)
3. Identifikasi respons nyeri non verbal
- tekanan darah
4. Identifikasi faktor yang memperberat dan
membaik (5)
memperingan nyeri

5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan

tentang nyeri

6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap

respon nyeri

7. Identifakasi pengaruh nyeri pada kualitas

hidup

8. Monitor keberhasilan terapi komplementer

yang sudah diberikan


9. Monitor efek samping penggunaan analgetik

Terapeutik

1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk

mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,

hypnosis, akupresur, terapi music,

biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,

teknik imajinasi terbimbing, kompres

hangat/dingin, terapi bermain )

2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa

nyeri (mis. suhu ruangan, pencahayaan,

kebisingan)

3. Fasilitasi istirahat dan tidur

4. Pertimbangkan jenis dan sumber

nyeri dalam pemilihan strategi meredakan

nyeri

Edukasi

1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu

nyeri

2. Jelaskan strategi meredakan nyeri

3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

4. Anjurkan menggunakan analgetik secara

tepat
5. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk

mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi

Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

Pemberian analgesik

Definisi

Menyiapkan dan memberikan agen

farmakologis untuk mengurangi atau

menghilangkan rasa sakit

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi karakteristik nyeri (mis.

pencetus, pereda, kualitas, lokasi, intensitas,

frekuensi, durasi )

2. Identifikasi riwayat alergi obat

3. Identifikasi kesesuaian jenis

analgesic (mis. narkotika, non-narkotik, atau

NSAID) dengan tingkat keparahan nyeri

4. Monitor tanda-tanda vital sebelum

dan sesudah pemberian analgesic

5. Monitor efektifitas analgesic

Terapeutik
1. Diskusikan jenis analgesic yang

disukai untuk mencapai analgesia optimal,

jika perlu

2. Pertimbangkan penggunaan infuse

kontinu, atau bolus opioid untuk

mempertahankan kadar dalam serum

3. Tetapkan target efektifitas analgesic

untuk mengoptimalkan respons pasien

4. Dokumentasikan respons terhadap

efek analgesic dan efek yang tidak

diinginkan

Edukasi

Jelaskan efek terapi dan efek samping obat

Kolaborasi

Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesic,

sesuai indikasi

Pemantauan nyeri

Definisi :

Mengumpulkan dan menganalisis data nyeri

Tindakan :

Observasi

1. Mengidentifikasi faktor pencetus dan pereda

nyeri
2. Monitor kualitas nyeri (mis terasa

tajam, tumpul,dll)

3. Monitor lokasi dan penyebaran

nyeri

4. Monitor intensitas nyeri dengan

menggunkan skala

5. Monitor durasi dan frekuensi nyeri

Terapeutik

1. Atur interval waktu pemantauan

sesuai dengan kondisi pasien

2. Dokumentasikan hasil pemantauan

Edukasi

1. Jelaskan tujuan dan prosedur

pemantauan

2. Informasikan hasil pemantauan, jika

perlu.
2. Menyusui tidak Setelah dilakukan Edukasi Menyusui

efektif intervensi keperawatan


Definisi
selama 1x24 jam, selama
memberikan informasi dan saran tentang
maka statusmenyusui
menyusui yang dimulai dari antepartum,
membaik dengan criteria
intrapartum, dan postpartum
hasil:
Tindakan
- Payudara ibu

meningkat (5) Observasi


- Hisapan bayi 1. Identifikasi kesiapan dan
meningkat (5) kemampuan menerima informasi
- Bayi menangis setelah 2. Identifikasi tujuan atau keinginan
menyusu menurun (5) menyusui

Terapeutik

1. Sediakan materi dan media

pendidikan kesehatan

2. Jadwalkan pendidikan kesehatan

sesuai kesepakatan

3. Berikan kesempatan untuk bertanya

4. Dukungibu meningkatkan

kepercayaan diri dalam menyusui

5. Libatkan sistem pendukung: suami,

keluarga, tenaga kesehatan dan masyarakat

Edukasi

1. Berikan konseling menyusui

2. Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu

dan bayi

3. Ajarkan 4 posisi menyusui dan

perlekatan (latch on) dengan benar

4. Ajarkan perawatan payudara

antepartum dengan mengompres dengan

kapas yang telah diberikan minyak kelapa


5. Ajarkan perawatan payudara

postpartum (mis. Memerah ASI, pijat

payudara, pijat oksitosin)

Konseling Laktasi

Definisi

Memberikan bimbinganteknik menyusui yang

tepat dalam pemberian makanan bayi

Tindakan

Observasi

1. Identifikasi keadaan emosional ibu saatakan

dilakukan konseling menyesui

2. Identifikasi keinginan dan tujuan

menyusui

3. Identifikasi permasalahan yang ibu

alami selama proses menyusui

Terapeutik

1. Gunakan teknik mendengarkan aktif

(mis. Duduk sama tinggi, dengarkan

permasalahan ibu)

2. Berikan pujian terhadapperilaku ibu

yang benar

Edukasi
Ajarkan teknik menyusui yang tepat sesuai

kebutuhan ibu
3. Ketidaknyamanan Setelah dilakukan Manajemen nyeri

pasca partum b/d intervensi keperawatan Definisi :

Pembengkakan selama 1x24 jam, maka mengidentifikasi dan mengelola pengalaman

payudara dimana status kenyamanan sensorik atau emosional yang berkaitan dengan

alveoli mulai terisi pasca partum kerusakan jaringan atau fungsional dengan

ASI meningkat, dengan onset mendadak atau lambat dan berinteraksi

criteria hasil: dengan hingga berat dengan konstan.


3. Keluhan tidak Tindakan:

nyaman meningkat Observasi

(5)
1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
4. Payudara
durasi frekuensi, kualitas, intensitas
bengkak menurun (5)
nyeri
5. Tekanan darah
2. Identifikasi skala nyeri
menurun (5)
3. Identifikasi respons nyeri non verbal
6. Frekuensi nadi
4. Identifikasi factor yang
menurun (5)
memperberat dan memperingan

nyeri

5. Identifikasi pengetahuam dan

keyakinan tentang nyeri

6. Identifikasi pengaruh budaya

terhadap respon nyeri

7. Identifikasi pengaruh nyeri pada


kualitas hidup

8. Monitor keberhasilan terapi

komplementer yang sudah diberika

9. Monitor efek samping penggunaan

analgetik

Terapeutik

1. Berikan teknik non farmakologis

untuk mengurangi rasa nyeri

( mis.TENS, hypnosis, akupresur,

terapi music, biofeedback, terapi

pijat, aromaterapi, teknik imajinasi

terbimbing, kompres hangat/dingin,

terapi bermain.

2. Kontrol lingkungan yang

memperberat rasa nyeri (mis, suhu

rungan, pencahayaan kebisingan)

3. Fasilitas istirahat dan tidur

4. Pertimbangan jenis dan sumber

nyeri dalam pemilihan strategi

meredakan nyeri

Edukasi

1. jelaskan penyebab, priode, dan

pemicu nyeri

2. jelaskan strategi meredahkan nyeri

3. Anjur memonitor nyeri secara


Lampiran (Format Inform Consent) untuk perawatan home care

SURAT PERSETUJUAN

Yang bertanda-tangan di bawah ini


Nama : Lukman

Umur / jenis kelamin : 27 tahun, Laki-Laki

No. KTP :

Alamat : Dusun kirasa,Desa Palambarae, Kec

Gantarang, Kab Bulukumba

Dengan ini menyatakan sesungguhnya :

TELAH BESEDIA

Untuk diteruskan : Perawatan Home care

Untuk dilakukan : Tindakan Medik Berupa

Terhadap:

Diri sendiri Istri Suami

Lainya Orang Tua Anak

Nama pasien : Narti

Umur / jenis kelamin : 26 Thun / Perempuan

Alamat : Dusun kirasa,Desa Palambarae, Kec Gantarang,

Kab Bulukumba

Ruangan :

Rekam Medis No. :

Saya juga telah menyatakan sesunguhnya bahwa saya :

a) Telah diberikan penjelasan serta peringatan akan bahaya, risiko,

serta kemungkinan – kemungkinan yang timbul, apabila :

- tidak dilakukan perawatan dan pengobatan home care,

- dihentikan rawat home care

- tidak dilakukan tindakan medik berupa....


b) Telah saya pahami sepenuhnya segala penjelasan yang diberikan

oleh dokter,

c) Atas tanggung jawab dan risiko saya sendiri saya TETAP

MENOLAK anjuran dari dokter tersebut.

LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH (HOME VISIT)

A. IDENTITAS KONSELI
Bulukumba, 15 Juni 2021
1. Nama Konseli : Narti
Yang bertanggungjawab
2. Umur : 26 Tahun

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Alamat : Dusun kirasa,Desa Palambarae, Kec

Gantarang, Kab Bulukumba

5. Nama suami : Lukman

B. PERMASALAHAN KONSELI (Bobot =10)

Setelah melakukan kunjungan ke rumah klien permasalahan yang di alami klian adalah

klien mengeluh nyeri, Nadi meningkat, Tekanan darah meningkat, Klien mengatakan

aktifitas menurun dan pergerakan fisik merasa lemah, gerakan terbatas, merasa nyeri

saat bergerak, mengeluh tidak nyaman setelah di SC, mengeluh payudara

membengkak.

C. TUJUAN HOME VISIT (bobot=5)


Tujuan home visite dari tindakan dan edukasi yang di berikan kepada klien, agar

mampu menurunkan atau mengurangi rasa nyeri akibat SC terhadap klien dan

diharapkan dapat mengatasi nyeri secara mandiri setelah di berikan beberapa edukasi

yang telah diberikan oleh perawat dan mampu melakukan kegiatan atau menggerakkan

ekstremitas dengan tondakan yang telah di berikan, memberikan edukasi agar klien

mampu merasa nyaman pasca partum dengan me massase mammae.


D. PELAKSANAAN KUNJUNGAN RUMAH (minimal 3 x

kunjungan rumah) (Bobot=30)

1. Tanggal Pelaksanaan : 15 juni 2021

2. Yang di temui : Pasien

3. Tindakan yang dilakukan :

 Manajemen Nyeri

 Pemberian Analgetik

 Pemantauan Nyeri

 Dukungan Ambulasi

 Dukungan Mobilisasi

 Terapi Relaksasi

 Perawatan Pasca Persalinan

E. HASIL HOME VISIT (bobot=25)

Setelah di lakukan tindakan klien merasa nyeri nya berkurang ataupun menurun dan

klien mampu mengulang hal-hal atau informasi dengan benar dari edukasi yang di

berikan oleh perawat. Selain itu, klien juga merasa nyaman karena klien mampu

melakukan massase secara mandiri setelah di arahkan oleh perawat.


F. MASALAH YANG DITEMUKAN (bobot=15)

 Nyeri akut Bd Agen Pencedera Fisik

 Ketidaknyamanan Pasca Partum Bd Pembengkakan Payudara Dimana Aelveoli

Mulai Terisi ASI


G. TINDAK LANJUT (bobot=15)
 Gangguan Mobilitas Fisik Bd Nyeri
Pemberian analgesik, pemantauan nyeri, dan terapi relaksasi

Bulukumba...........................

Preceptee preceptor

---------------------------- ----------------------------

LOGBOOK KEPERAWATAN HOME CARE

N Kegiatan Tujuan kegiatan Rasionalisasi kegiatan Evaluasi sasaran


o keperawatan
Nyeri Akut Setelah dilakukan 1. untuk mengetahui S : klien Pasien

Manajemen nyeri intervensi kualitas nyeri dan mengatakan

1 keperawatan intervensi yang tepat nyeri mulai


Observasi
selama 1x24 jam, di lakukan sesuai menurun
1. Mengidentifikasi
maka tingkat dengan kualitas atau O : klien
lokasi,
nyeri Menurun, letak nyerinya masih
karakteristik,
dengan criteria
durasi, frekuensi, 2. untuk mengetahui Nampak
hasil:
kualitas, bagaimana rasa berat meringis
- keluhan nyeri
intensitas nyeri nyeri yang di rasakan A : nyeri
menurun (5)
oleh klien akut Bd
H: lokasi nyeri,
- sikap protektif
dan intensitas 3. untuk mengetahui Agen
menurun (5)
nyeri sudah tingkat kekuatan pencedera
- kesulitan tidur
teridentifikasi verbal klien fisik
menurun (5)

2. Mengidentifikasi 4. untuk menghindari P : intervensi


- frekuensi nadi

skala nyeri yang memperberat masih di


membaik (5)
nyeri sehingga di lanjutkan
H: skala nyeri 7 tekanan darah
jelaskan kepada 10,15,16,17,
3. Mengidentifikasi membaik (5)
klien untuk
18,19,20,21,
respons nyeri non
menghindarinya
22,23,24,25,
verbal
5. untuk megetahu 26,27,28,29,
H: respon nyeri
bagaimana 30
non verbal ada
tanggapan klien
4. Mengidentifikasi
terhadap nyeri agar
faktor yang proses penyembuhan

memperberat dan lebih mudah

memperingan 6. untuk mengetahui


nyeri apakah budaya klien

H: adanya mempengaruhi nyeri

lukaakibat SC sehingga tidak hanya

yang di selesaikan dari

memperberat segi medis tetapi

nyeri juga di selesaikan

5. Mengidentifikasi dengan kebudayaan

pengetahuan dan yang di jelaskan

keyakinan tentang kepada klien

nyeri 7. agar klien tidak

H: meyakini menetap pada

bahwa nyeri klien budaya saja untuk

bisa sembuh menurunkan rasa

bgitu saja nyeri atau

meresponnya
6. Mengidentifikasi

pengaruh budaya 8. agar kita mengetahui

terhadap respon apakah terapi itu

nyeri berhasil jika berhasil

maka dapat di
H: tidak ada
lakukan jika nyeri itu
pengatuh budaya
muncul kembali,jika
7. Mengidentifakasi tidak maka di

pengaruh nyeri gantikan dengan

pada kualitas terapi nyeri yang lain

hidup 9. agar tidak terjadi hal

H: nyeri yang di yang tidak di inginka

rasakan klien akibat dari efek

sedang sampig analgetik

8. Memonitor tersebut

keberhasilan 10. karena denganterapi

terapi nonfarmakologis

komplementer tidak memiliki

yang sudah efeksamping berat

diberikan dan mudah di

H: terapi terapkan terhadap

komplementer pasien

sudah diberikan 11. agar klien tidak

9. Memonitor efek merasa lingkungan

samping nya memperberat

penggunaan nyerinya

analgetik 12. agar klien mampu

H: efek samping mendapatkan

penggunaan istirahat dan tidur

analgetik yang cukup sehingga


termonitor tidak menyebabkan

Terapeutik gangguan yang lain

10. Memberikan 13. agar nyeri dapat di

teknik turunkan dengan

nonfarmakologis strategi yang beanr

untuk mengurangi dan tepat

rasa nyeri (mis.


14. agar setelah di
TENS, hypnosis,
jelaskan klien dapat
akupresur, terapi
melakukan secara
music,
mandiri
biofeedback,
15. agar klien mampu
terapi pijat,
mengenali dan
aromaterapi,
,mengetahui apa
teknik imajinasi
yang harus di hindari
terbimbing,
agar tidak merasakan
kompres

hangat/dingin, nyeri hebat

terapi bermain ) 16. agar tidak terjadi

H: sudah efek samping yang

diberikan tidak di inginkan

11. Mengontrol

lingkungan yang

memperberat rasa
nyeri (mis. suhu

ruangan,

pencahayaan,

kebisingan)

H: terkontrol

12. Memfasilitasi

istirahat dan tidur

H:terfasilitasi

13. Mempertimbangk

an jenis dan

sumber nyeri

dalam pemilihan

strategi

meredakan nyeri

H:

dipertimbangkan

Edukasi

14. Menjelaskan

penyebab,

periode, dan

pemicu nyeri

H: sudah

dijelaskan ke
klien

15. Menjelaskan

strategi

meredakan nyeri

H: sudah

dijelaskan

16. Menganjurkan

memonitor nyeri

secara mandiri

H: termonitor

17. Menganjurkan

menggunakan

analgetik secara

tepat

H: penggunaan

analgetik tepat

18. Mengajarkan

teknik

nonfarmakologis

untuk mengurangi

rasa nyeri

H: menggunakan

teknik
nonfarmakologis

Kolaborasi

19. Mengkolaborasi

pemberian

analgetik, jika

perlu

H: terkolaborasi

Pemberian

analgesik

Observasi

20. Mengidentifikasi

karakteristik nyeri

(mis. pencetus,

pereda, kualitas,

lokasi, intensitas,

frekuensi, durasi )

H: teriidentifikasi

21. Mengidentifikasi

riwayat alergi

obat

H: teriidentifikasi

22. Mengidentifikasi
kesesuaian jenis

analgesic (mis.

narkotika, non-

narkotik, atau

NSAID) dengan

tingkat keparahan

nyeri

H: teriidentifikasi

23. Memonitor tanda-

tanda vital

sebelum dan

sesudah

pemberian

analgesic

H: pemeriksaan

TTV sebelum dan

sesudah

pemberian

analgetik

24. Memonitor

efektifitas

analgesic

H: termonitor
efektifitas

analgesic

Terapeutik

25. Mendiskusikan

jenis analgesic

yang disukai

untuk mencapai

analgesia optimal,

jika perlu

H: jenis

analgesic yang

disukai

26. Mempertimbangk

an penggunaan

infuse kontinu,

atau bolus opioid

untuk

mempertahankan

kadar dalam

serum

H: sudah di

pertimbangkan

27. Menetapkan
target efektifitas

analgesic untuk

mengoptimalkan

respons pasien

H: target sudah

ditetapkan

28. Mendokumentasi

kan respons

terhadap efek

analgesic dan

efek yang tidak

diinginkan

H:

didokumentasika

Edukasi

29. Menjelaskan efek

terapi dan efek

samping obat

H: sudah di

jelaskan

Kolaborasi

30. Mengkolaborasi
pemberian dosis

dan jenis

analgesic, sesuai

indikasi

H:

dikolaborasikan

Pemantauan nyeri

Observasi

31. Mengidentifikasi

faktor pencetus

dan pereda nyeri

H: teriidentifikasi

32. Memonitor

kualitas nyeri

(mis terasa tajam,

tumpul,dll)

H: kualitas nyeri

termonitor

33. Memonitor lokasi

dan penyebaran

nyeri

H: lokasi nyeri

berada pada

bagian SC
34. Memonitor

intensitas nyeri

dengan

menggunkan

skala

H: termonitor

35. Memonitor durasi

dan frekuensi

nyeri

H: termonitor

Terapeutik

36. Mengatur interval

waktu

pemantauan

sesuai dengan

kondisi pasien

H: sudah diatur

37. Mendokumentasi

kan hasil

pemantauan

H: di

dokumentasikan

Edukasi

38. Menjelaskan
tujuan dan

prosedur

pemantauan

H: sudah

dijelaskan

39. Menginformasika

n hasil

pemantauan, jika

perlu.

H: sudah di

informasikan
Menyusui tidak dilakukan 1. Agar saat di S : Klien Pasien

2 efektif intervensi Setelah berikan informasi masih

keperawatan ibu lebih muda mengeluh


40. Mengidentifikasi
selama 1x24 jam, faham dan tidak
kesiapan dan
maka status
kemampuan menerima nyaman
menyusui
menerima 2. Agar kita O :payudara
membaik dengan
informasi mengetahui klien masih
criteria hasil:
H: klien apakah ibu ingin membengka
- Payudara ibu
menerima menyusui dengan k
meningkat (5)
indormasi esklusif atau A :menyusui
- Hisapan bayi
41. Mengidentifikasi tidak,jika tidak tidak efektif
meningkat (5)
tujuan atau apa masalahnya Bd nyeri
- Bayi menangis
keinginan
3. Agar klien lebih P :intervensi
setelah
menyusui menyusu tau mengenai di lanjutkan

H: sudah menurun (5) pentingnya 55,56,57,58,

diidentifikasi menyusui 59,60,61,62,

Terapeutik esklusif 63,64,68,69,

4. Agar klien 75
42. Menyediakan
merasa dapat
materi dan media
bertukar fikiran
pendidikan

kesehatan atau embagi

H: tersedia cerita dengan

43. Menjadwalkan perawat

pendidikan 5. Agar ibu merasa

kesehatan sesuai lebih nyaman saat

kesepakatan menyusui

H: terjadwal 6. Agar ibu tidak

44. Memberikan merasa sendiri

kesempatan memiliki

untuk bertanya dukungan dari


H: sudah keluarga
diberikan
7. Agar ibu lebih
45. Mendukung ibu
mengerti tentang
meningkatkan
cara dan
kepercayaan diri
bagaimana
dalam menyusui
pentingnya
H: terdukung
46. Melibatkan menyusui

sistem 8. Agar ibu tau jika

pendukung: menyusui juga

suami, keluarga, memiliki manfaat

tenaga kesehatan bagi ibu dan

dan masyarakat anaknya

H: suami dan 9. Agar ibu nyaman

keluarga terlibat dengan posisi

Edukasi menyusi sehingga

47. Memberikan perlekatan bayi

konseling akan baik

menyusui 10. Agar ibu mampu

H: sudah merawat

diberikan payudara secara

48. Menjelaskan mandiri meski

manfaat tidak ada petugas

menyusui bagi kesehatan


ibu dan bayi

H: dijelaskan

49. Mengajarkan 4

posisi menyusui

dan perlekatan

(latch on) dengan

benar
H: diajarkan

50. Mengajarkan

perawatan

payudara

antepartum

dengan

mengompres

dengan kapas

yang telah

diberikan minyak

kelapa

H: sudah

diajarkan

51. Mengajarkan

perawatan

payudara

postpartum (mis.

Memerah ASI,

pijat payudara,

pijat oksitosin)

H: diajarkan

Konseling Laktasi

Observasi

52. Mengidentifikasi
keadaan

emosional ibu

saatakan

dilakukan

konseling

menyesui

H: teriidentifikasi

53. Mengidentifikasi

keinginan dan

tujuan menyusui

H: sudah

diidentifikasi

54. Mengidentifikasi

permasalahan

yang ibu alami

selama proses

menyusui

H: teriidentifikasi

Terapeutik

55. Menggunakan

teknik

mendengarkan

aktif (mis. Duduk

sama tinggi,
dengarkan

permasalahan

ibu)

H: teknik

mendengarkan

aktif sudah

digunakan

56. Memberikan

pujian terhadap

perilaku ibu yang

benar

H: sudah

diberikan

Edukasi

57. Mengajarkan

teknik menyusui

yang tepat sesuai

kebutuhan ibu

H: sudah

diajarkan teknik

menyusui
Ketidaknyamanan Setelah dilakukan 1. Untuk S : klien

3 pasca partum intervensi mengetahui mengeluh

Manajemen nyeri keperawatan penyebab klien nyeri saat


selama 1x24 jam, tidak merasa bergerak
Observasi
maka status
58. Mengidentifikasi nyaman setelah O : klien
kenyamanan
lokasi, partum nampak
pasca partum
karakteristik, 2. Agar jika klien lemah
meningkat,
durasi frekuensi, merasa tidak bias A :
dengan criteria
kualitas, merawat bayi ketidaknyam
hasil:
intensitas nyeri secara mandiri anan pasca
1. Keluhan tidak
H: lokasi nyeri, maka di partum Bd
nyaman
dan intensitas beritahukan pembengkak
meningkat (5)
nyeri sudah kepada an payudara
2. Payuda
teridentifikasi keluarganya P : intervensi
ra bengkak
59. Mengidentifikasi 3. Untuk di lanjutkan
menurun (5)
skala nyeri mengetahui 77,78,79,80,
3. Tekana
lokhia yang 83,84,85,87,
H: skala nyeri 7 n darah
keluar sehingga 89,90
60. Mengidentifikasi menurun (5)
jika ada masalah
respons nyeri non 4. Frekue

nsi nadi dapat di ketahui


verbal

menurun (5) 4. Untuk


H: respon nyeri
mengetahui
non verbal ada
robekan
61. Mengidentifikasi
factor yang perineum tersebut

memperberat dan todak menganggu

memperingan pasien

nyeri 5. Memberikan

H: adanya edukasi

lukaakibat SC perawatan bayi

yang agar klien mampu

memperberat mengetahui hal

nyeri penting dalam

62. Mengidentifikasi perawatan bayi

pengetahuam dan 6. Ambulasi dini

keyakinan tentang agar ibu mampu

nyeri lebih cepat

H: meyakini bergerak secara

bahwa nyeri klien mandiri untuk

bisa sembuh mengeringkan

bgitu saja lukanya

63. Mengidentifikasi 7. Memberikan

pengaruh budaya konseling

terhadap respon perawatan masa

nyeri nifas agar ibu

H: tidak ada dapat melakukan

pengatuh budaya secara mandiri

8. Memberikan
64. Mengidentifikasi
DAFTAR PUSTAKA
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.1991. Pelatihan Gawat Darurat

Prenatal. Semarang : CV. Grafika Karya.

Carpenito, L. J. 1997. Hand Book of Nursing Diagnosis. Edisi VI. Jakarta :

Penerbit Buku Kedokteran, EGC.

DEPKES RI Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Jakarta. 1995.

Pencegahan dan Penanganan Perdarahan Pasca Persalinan.

Jakarta : DEPKES RI

Doenges, M. E. 1999. Nursing Care Plans, Guidelines for Planning and

Documentating Patient Care. Edisi III. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran, EGC.

Huliana, Mellyana. 2003. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Jakarta : Puspa

Swara.

Long, Barbara. C. 1996. Essential of Medical Surgical Nursing. Cetakan I.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan

Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.

Penerbit CV. Mosby Company, St. Louis, USA

Sastrawinata, Sulaiman. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung : EGC.

Wiknjosastro Hanifa. 2006. Ilmu Kebidanan, Edisi Ketiga. Jakarta : YBP-

SP.

Anda mungkin juga menyukai