DOSEN PEMBIMBING:
DISUSUN OLEH
1. Selfiana (A.18.10.056)
3. Sarmila (A.18.10.055)
4. Trisnawati (A.18.10.062)
PRODI S1 KEPERAWATAN
2020/2021
POST PARTUM
(Hanifa, 2002). Selain itu masa nifas / purperium adalah masa partus
1993).
mempunyai komplikasi.
B. ETIOLOGI
plasenta. Otot rahim terdiri dari tiga lapis otot membentuk anyaman
2011)
turun.
sirkulasi utero-plasenta.
C. FISIOLOGI
1. Involusi
menjadi 4, yaitu :
mekonium.
2) Hari ke 3 dan 5 Lochea sanguilolenta, terdiri atas
agak kuning.
2. Laktasi
laktasi, refleks yang terjadi pada ibu yaitu prolaktin dan let
a) Refleks prolaktin
33).
c. Pengeluaran lochea
pun dimulai.
penuh
dalam 2 hari, hpl sudah tidak terdeteksi lagi. Kadar estrogen dan
progesterone dalam serum turun dengan cepat dalam 3 hari
penglihatan
5. Pembengkakan di wajah/tangan
badan
sakit
bayinya/diri sendiri
infeksi. Bila ada laserasi jalan lahir atau luka episiotomi, lakukan
satu kamar. Pada hari seterusnya dapat duduk dan berjalan. Diet
rektum, mungkin akan terjadi febris. Bila hal ini terjadi dapat
dilakukan klisma atau diberi laksan per os. Bila pasien mengeluh
areola dicuci secara teratur agar tetap bersih dan lemas, setelah
Stambuk : Ruangan/RS :
:27tahun
2. Masalah kehamilan: -
Riwayat Persalinan
SC
Riwayat Ginekologi
1. Masalah ginekologi
2. Riwayat KB
...........Kg/cm
Tanda Vital
Suhu:36ºC
Pernapasan : 13x/mnt
Kepala Leher
Kepala : bentuk kepala simetris, tidak ada perdarahan, dan
Masalah Khusus :-
Dada
saat disusui
Abdomen
Involusi Uterus
Masalah Khusus :
maka di lakukan SC
Perineum : episiotomi
R : Kemerahan : ya/tidak
E : Edema : ya/tidak
E : Ekimosis : ya/tidak
D : Dischargeserum/pus/darah/tidak ada
A : Approximate : baik/tidak
Kebersihan :…….
Lokia :
Hemorrhoid :
anus
lokasi :
Ekstremitas
Ekstremitas Atas
Edema : tidak
Varises : ya
Ekstremitas Bawah
Edema : ya
Varises : ya
Eliminasi
Masalah Khusus : -
Sifat intensitas
Masalah khusus :
Masalah khusus :
Keadaan Mental
pergerakan berat
Masalah khusus :
Masalah :
Klien mengeluh nyeri pada bagian abdomen akibat sc post partum selain itu
Perencanaan Pulang :
DATA FOKUS
Nama Pasien : Ny. N
Ruangan/Kamar :-
Diagnosa Medis :-
Data Fokus
- tidur terganggu
- pernafasan 13x/menit
KLASIFIKASI DATA
Nama Pasien : Ny. N
Ruangan/Kamar :-
Diagnosa Medis :-
(90/70 mmHg)
menerus
susui
Eliminasi Bab tidak lancer
Aktivitas dan Istirahat Tidur terganggu, pola tidur
berubah
Neorosensori
Reprodukdi dan Seksualitas - terdapat edema
Psikologis Nyeri dan Kenyamanan - klien mngeluh nyeri
nyaman
ANALISA DATA
Ruangan/Kamar :-
Diagnosa Medis :-
N DATA ETIOLOGI MASALAH
O KEPERAWATAN
1. DS: Agen pencedera fisik Nyeri akut
Mengeluh nyeri
DO:
- tampak meringis
- sulit tidur
menerus
DS:
Ruangan/Kamar :-
Diagnosa Medis :-
bengkak
3.
Ruangan/Kamar :-
Diagnosa Medis :-
Rencana Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Intervensi
No Diagnosa
Hasil
Keperawatan
1. Nyeri akut b/d agen Setelah dilakukan Definisi
membaik (5)
3. Identifikasi respons nyeri non verbal
- tekanan darah
4. Identifikasi faktor yang memperberat dan
membaik (5)
memperingan nyeri
tentang nyeri
respon nyeri
hidup
Terapeutik
kebisingan)
nyeri
Edukasi
nyeri
tepat
5. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
Kolaborasi
Pemberian analgesik
Definisi
Tindakan
Observasi
frekuensi, durasi )
Terapeutik
1. Diskusikan jenis analgesic yang
jika perlu
diinginkan
Edukasi
Kolaborasi
sesuai indikasi
Pemantauan nyeri
Definisi :
Tindakan :
Observasi
nyeri
2. Monitor kualitas nyeri (mis terasa
tajam, tumpul,dll)
nyeri
menggunkan skala
Terapeutik
Edukasi
pemantauan
perlu.
2. Menyusui tidak Setelah dilakukan Edukasi Menyusui
Terapeutik
pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
4. Dukungibu meningkatkan
Edukasi
dan bayi
Konseling Laktasi
Definisi
Tindakan
Observasi
menyusui
Terapeutik
permasalahan ibu)
yang benar
Edukasi
Ajarkan teknik menyusui yang tepat sesuai
kebutuhan ibu
3. Ketidaknyamanan Setelah dilakukan Manajemen nyeri
payudara dimana status kenyamanan sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
alveoli mulai terisi pasca partum kerusakan jaringan atau fungsional dengan
(5)
1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
4. Payudara
durasi frekuensi, kualitas, intensitas
bengkak menurun (5)
nyeri
5. Tekanan darah
2. Identifikasi skala nyeri
menurun (5)
3. Identifikasi respons nyeri non verbal
6. Frekuensi nadi
4. Identifikasi factor yang
menurun (5)
memperberat dan memperingan
nyeri
analgetik
Terapeutik
terapi bermain.
meredakan nyeri
Edukasi
pemicu nyeri
SURAT PERSETUJUAN
No. KTP :
TELAH BESEDIA
Terhadap:
Kab Bulukumba
Ruangan :
oleh dokter,
A. IDENTITAS KONSELI
Bulukumba, 15 Juni 2021
1. Nama Konseli : Narti
Yang bertanggungjawab
2. Umur : 26 Tahun
Setelah melakukan kunjungan ke rumah klien permasalahan yang di alami klian adalah
klien mengeluh nyeri, Nadi meningkat, Tekanan darah meningkat, Klien mengatakan
aktifitas menurun dan pergerakan fisik merasa lemah, gerakan terbatas, merasa nyeri
membengkak.
mampu menurunkan atau mengurangi rasa nyeri akibat SC terhadap klien dan
diharapkan dapat mengatasi nyeri secara mandiri setelah di berikan beberapa edukasi
yang telah diberikan oleh perawat dan mampu melakukan kegiatan atau menggerakkan
ekstremitas dengan tondakan yang telah di berikan, memberikan edukasi agar klien
Manajemen Nyeri
Pemberian Analgetik
Pemantauan Nyeri
Dukungan Ambulasi
Dukungan Mobilisasi
Terapi Relaksasi
Setelah di lakukan tindakan klien merasa nyeri nya berkurang ataupun menurun dan
klien mampu mengulang hal-hal atau informasi dengan benar dari edukasi yang di
berikan oleh perawat. Selain itu, klien juga merasa nyaman karena klien mampu
Bulukumba...........................
Preceptee preceptor
---------------------------- ----------------------------
meresponnya
6. Mengidentifikasi
maka dapat di
H: tidak ada
lakukan jika nyeri itu
pengatuh budaya
muncul kembali,jika
7. Mengidentifakasi tidak maka di
8. Memonitor tersebut
terapi nonfarmakologis
komplementer pasien
penggunaan nyerinya
11. Mengontrol
lingkungan yang
memperberat rasa
nyeri (mis. suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
H: terkontrol
12. Memfasilitasi
H:terfasilitasi
13. Mempertimbangk
an jenis dan
sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi
meredakan nyeri
H:
dipertimbangkan
Edukasi
14. Menjelaskan
penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri
H: sudah
dijelaskan ke
klien
15. Menjelaskan
strategi
meredakan nyeri
H: sudah
dijelaskan
16. Menganjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
H: termonitor
17. Menganjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
H: penggunaan
analgetik tepat
18. Mengajarkan
teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
H: menggunakan
teknik
nonfarmakologis
Kolaborasi
19. Mengkolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu
H: terkolaborasi
Pemberian
analgesik
Observasi
20. Mengidentifikasi
karakteristik nyeri
(mis. pencetus,
pereda, kualitas,
lokasi, intensitas,
frekuensi, durasi )
H: teriidentifikasi
21. Mengidentifikasi
riwayat alergi
obat
H: teriidentifikasi
22. Mengidentifikasi
kesesuaian jenis
analgesic (mis.
narkotika, non-
narkotik, atau
NSAID) dengan
tingkat keparahan
nyeri
H: teriidentifikasi
tanda vital
sebelum dan
sesudah
pemberian
analgesic
H: pemeriksaan
sesudah
pemberian
analgetik
24. Memonitor
efektifitas
analgesic
H: termonitor
efektifitas
analgesic
Terapeutik
25. Mendiskusikan
jenis analgesic
yang disukai
untuk mencapai
analgesia optimal,
jika perlu
H: jenis
analgesic yang
disukai
26. Mempertimbangk
an penggunaan
infuse kontinu,
untuk
mempertahankan
kadar dalam
serum
H: sudah di
pertimbangkan
27. Menetapkan
target efektifitas
analgesic untuk
mengoptimalkan
respons pasien
H: target sudah
ditetapkan
28. Mendokumentasi
kan respons
terhadap efek
analgesic dan
diinginkan
H:
didokumentasika
Edukasi
samping obat
H: sudah di
jelaskan
Kolaborasi
30. Mengkolaborasi
pemberian dosis
dan jenis
analgesic, sesuai
indikasi
H:
dikolaborasikan
Pemantauan nyeri
Observasi
31. Mengidentifikasi
faktor pencetus
H: teriidentifikasi
32. Memonitor
kualitas nyeri
tumpul,dll)
H: kualitas nyeri
termonitor
dan penyebaran
nyeri
H: lokasi nyeri
berada pada
bagian SC
34. Memonitor
intensitas nyeri
dengan
menggunkan
skala
H: termonitor
dan frekuensi
nyeri
H: termonitor
Terapeutik
waktu
pemantauan
sesuai dengan
kondisi pasien
H: sudah diatur
37. Mendokumentasi
kan hasil
pemantauan
H: di
dokumentasikan
Edukasi
38. Menjelaskan
tujuan dan
prosedur
pemantauan
H: sudah
dijelaskan
39. Menginformasika
n hasil
pemantauan, jika
perlu.
H: sudah di
informasikan
Menyusui tidak dilakukan 1. Agar saat di S : Klien Pasien
4. Agar klien 75
42. Menyediakan
merasa dapat
materi dan media
bertukar fikiran
pendidikan
kesepakatan menyusui
kesempatan memiliki
H: sudah merawat
H: dijelaskan
49. Mengajarkan 4
posisi menyusui
dan perlekatan
benar
H: diajarkan
50. Mengajarkan
perawatan
payudara
antepartum
dengan
mengompres
dengan kapas
yang telah
diberikan minyak
kelapa
H: sudah
diajarkan
51. Mengajarkan
perawatan
payudara
postpartum (mis.
Memerah ASI,
pijat payudara,
pijat oksitosin)
H: diajarkan
Konseling Laktasi
Observasi
52. Mengidentifikasi
keadaan
emosional ibu
saatakan
dilakukan
konseling
menyesui
H: teriidentifikasi
53. Mengidentifikasi
keinginan dan
tujuan menyusui
H: sudah
diidentifikasi
54. Mengidentifikasi
permasalahan
selama proses
menyusui
H: teriidentifikasi
Terapeutik
55. Menggunakan
teknik
mendengarkan
sama tinggi,
dengarkan
permasalahan
ibu)
H: teknik
mendengarkan
aktif sudah
digunakan
56. Memberikan
pujian terhadap
benar
H: sudah
diberikan
Edukasi
57. Mengajarkan
teknik menyusui
kebutuhan ibu
H: sudah
diajarkan teknik
menyusui
Ketidaknyamanan Setelah dilakukan 1. Untuk S : klien
memperingan pasien
nyeri 5. Memberikan
H: adanya edukasi
8. Memberikan
64. Mengidentifikasi
DAFTAR PUSTAKA
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.1991. Pelatihan Gawat Darurat
Jakarta : DEPKES RI
Kedokteran, EGC.
Swara.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
SP.