Anda di halaman 1dari 15
PEDOMAN PENGOBATAN MALARIA (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 043/MENKES/SK/I/2007 tanggal 15 Januari 2007) MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, wlenimbang : a, bahwa pengobatan terhadap penderita malaria memeriykan indakan yang cepatdan penggunaan obat yang tepat agar dapat dicegah lamanya penyakit,timbulaya kompiikasi dan kematian; ». bahwa agar pefaksanaan pengobatan dan enggunaan obstternadap penderita malaria dapat berjalan efektif perlu adanya satu pedoman pengobatan yang ditetapkan dengan Keputusan Menten Kesehatan Mengingat : | Undang-Uindang Nomor 4 Tahun 1984 tentang ‘Wabah Penyakit Wenular (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3273); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintanan Daerah (Lemivaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 4, Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Tahun 1991 Nomar 3437, ‘Tambahan Lembaran Negara Nomor 3447}, 5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nornor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637}, Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewerangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Gtonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952): 7. Peraluran Pemerintan Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pédoman Organisasi Perang).at Daerah (Lembaran Negara Tanun 2003 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Nomar 4252); 8, Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengan Nasional Tahvn 2004 - 2009; 9. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Warta Perundang-undangan No,2677/Selasa, 19-06-2007 Nomor 94 Tahun 2008 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik indonesia, 10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 560/Menkes! Perivill/1989 tentang Jenis Penyakit Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah, Tata cara Penyampaian Laporannya dan Tata Cara Penanggulangan Seperlunya; 17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/ Menkes/PeriX!/2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan; MEMUTUSKAN : Menetapkan : Kesatu KEPUTUSAN MENTER| KESEHATAN TENTANG PEDOMAN PENGBATAN MALARIA, Pedoman Pengobatan Malaria dimaksué —Diktum —Kesatu sebagaimana tercantum dalam Lampiren Keputusan ini Pedoman sebagaimana dimaksud dalam Diktum Kedua agar digunakan sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam pengobatan penderita malaria, Pembinaan dan pengawasan pelaksariaan keputusan ini dilakukan oleb Dinas Kesehatan Provinsi dan Dias Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mengikut sertakan organisasi profesi terkait sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Keputusan ini mulat berlaky sejak tanggal ditetapkan Kedua Ketiga Keempat Kelima Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 15 Januari 2007 MENTERI KESEHATAN, ttd. Drdr$ITI FADILAH SUPARI,Sp.JP(K) vet Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan Nownar Tanggal Warta Perunda 043/MENKES/SK/2007 15 Januari 2007 PEDOMAN PENGOBATAN MALARIA PENDAHULUAN Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat adalah Komponen yang Utama dari strategi global pada pemberantasan malaria, Penggunaan yang tepat dari obat antimataria tidak hatiya mempersingkat lamanya penyakit malaria tetapi uga menurunkan insiden dari komplikssi dan kematian. Selgin itu persyaratan obat antimalaria yang ideal adalah 41) obat mempunyai efek terhadap semua jenis & stadia parasit, 2) cara pemakaian mudah, 3)hacga terjangkau & ketersediaan, 4) efek samping tingan & toksisitas rendah. Walanpun kelompok devirat artemisinin sudeh dianjurkan digunakan di seluruh dunia, namun tidak dapat membunuh semua sta- dium parasit (parasitdalam hati atau hipnozoit dan gametosit matang). Resistensi obat antimalaria sudah menyebar lebih dari 15-20 tahun terutara ci Afrika, Asia Tenggara termasuk Indonesia, penggunaan cbat tunggai (moncterapi) dalam pro- gram malaria sudah mulai ditinggalkan. Hal tersebut dapat diperkecil dengan menggunakan komibinasi beberapa obat Pedoman ini akan member informasi lebih detail spektrum akiifitas ovat-obat antirnataria yang pernah dan masih digunakan dalam program ma~ laria yang juga memfasilitasi pedoman lain yang telah ada yaitu "Tata Laksana Pengobatan Malaria 2006” Disamping tu obat antimalaria akan digotongkan menurut susunan Kimia & stadia parasit. Hal ini penting agar kombinasi obat antimalaria rasienal PENGELOLAAN OBAT ANTIMALARIA A. Obat anti malaria menurut susunan kimia 1. Aryl amingalkohol (termasuk kuinolon inetanoi Kinina & metlokuin dan phenanten metanol halofantrin), 2. 4-aminokuinolon (klorokuin dan. amodiakuin) 3. Sulfanes (di aminophenil sulfone) dan suilfortamide (sulfadoksin, sulfalene dan Kontrimoksascl) 4, Biguanida (proguanilfkiorguanide den kKlon.;oguani) ndangan No.2677/Selasa, 19-06-2007 5 8-amonokuinolon (primakuin), 6. Antibiotik: (tetrasiktin, doksisikiin, clindamisin) 7 Obat antimalaria peroxide (artemisin 3 gr manyebabkan timbulnya intoksikasi akut, didahului dengan gejala depresi susunan saraf usat dan kejang hingga kematian. Gejala lain hipotensi, cardiac arrest (gagal_ jantung), dan gangguan penglihatan sampai kebutaan v8 Pada pemakaian dosis harian 600-1.500 ‘mg kadang-kadang timbul gejala sebagai berikut a. Sindrom Cinchonism: tintusitelinga berdenging, gangguan pendengaran, vertigo/pusing, Gejala ini biasanya timbul pada hari ke-2, walaupun demikian pengobatan tetap dltanjutkan, b. Gangguan pada jantung dan peredaran derah, gastrointestinal dan sistem saraf pusat ekibat akumulesi bat per oral atau pemberian per infus yang berlebitian. Hipotensi berat terjadi bila pasien diijeksi teriafo cepat Hipoglixemia tesiadi pada infus kina, hat ini disebabkan obat menstimuli sekresi insulin dari sel B pancreas terutama pada Tou ham, Penanganan Tidak ada zat penangkal terhadap kina ‘sehingga penanganan diigkukan secara simptomatis, ‘Kontra indikas! Idiosinkrasi, rivayat Black Water Fever Interaksi obat Kina tidak boleh dierikan bersama obat antiaritmia seperti amiodarane, flecainide, Resiko aritmia ventrkuler meningkat bila dibei bersama dengan antinistamin seperti terfenadin, antipsikotix seperti pimozide, thioridazine. Kina akan menghambat metabolisme kina, Rifamoi- cin akan menurunkan konsentrasi plasma kina sehingga akan meningkatkan angka kegagalan pengobatan. Formuiasi obat a. Tablet berlapis gula, 222 mg kina sulfat. b. Injeksi : 1 ampul 2 cc kina dinidroklorida 26% setara dengan 500mg. Contoh Kinina Sulfat Heptahidrat 2 mg/tab- let salut Kemasan ; tube 10 tablet; dos 12 tablet; botol 1000 tablet Warta Perundang-undangan No.2677/Selasa, 19-06-2007 G Klorokuin enemy ‘CH on NUS EN—CH, CH CNC ome Klorokuin merupakan obat anti malaria golongan 4 aminokuinolin yang memiliki 4. Spektrurn aktifitas kiorokuin adatan a. Skizontosida darah Klorokuin saat ini sudah tidak efektit terhadap Pialciparum, dan sucah berkurang efektifitasnya untuk Pvivax, tetapi masih efektif untuk Povale dan Pmalariae b Gametositosida Klorokuin membunuh stadium gametosit P vivax, Povale dan Prmatariae, 2. Penggunaan Saatiniklorokuin masih digunakan untuk pengobatan terhadap Pvivax, Povale dan Pmmalariae, Dosis total untuk dewasa dan anak adalah 25 mg klorokuin basa dalam 3 hari. Regi- men dibagi menjadi 10 mg basa/kg3B pada haripertama dan kedua, dianjutxan 5 mg basa/kg BB pada hari ketiga, 3. Farmakokinetk Penyerapan melalui usus cepat dan sempurna, Kemudian tertimbun dalam jaringan hati, sebagian kecil pada organ yang mengandung metanin seperti kul dan mata, juga dalam eritrosit yang mengandung parasit, Kensentrasi puncak di dalam plasma dicapai melalui pemakaian per oral dalam 3 jam (antara 2-42 jam) Klorokuin di metabolisme tambatoleh de- etilation menjadi monodesetil dan bisdesektiklorokuin, di ikut de-alklation Aktiftas sebagai antimalaria dan profil farmakokinetik dari desetilklorokuin serupa dengan senyawa utamanya Klorokuin di eliminasi lambat, senyawa vg tama dan metabolitnya dapat terdeteksi dalam darah paca 86 hari dengan eliminasi waktu paruh sekitar 10 hari Klorokuin dikeluarkan melalui urin tanpa mengalami perubanan “Toksisitas dan efek samping Keracunan akut klorokuin sangat berbahaya dan menyebabkan kematian dalam beberapa jam. Keracunsn terjad setelah menelan obat (dewasa) kira-kir 1,52 gf. Gejala yang timbul sepert!sakit kepala, mual, diate, pusing, kelemahan otot dan pandangan kabur. Gangguan pada kardiovaskuler seperti nipotensi, gangguan irama jantung, gaga?jantung, gagal nafas dan akhimnya mengakibatkan keratian Penanganan harus secepatnya yailu dimuntahkan ate bilas lambung Kemudian diianjutkan penanganan agjali- ‘gejala akibat keracunan tersebut Penggunaan klorokuin dalam dosis pengabatan untuk malaria menimbulkan efek samping Seperti gejala gastro intes- tinal yaitu: mual, muntah, sekit perut dan diare terutama bila obat diminum dajam keadaan perut kosong, Gejala lain yang Jarang terjadi adalah pandangan kabur, sakit kepaia. pusing (vertigo) dan gangguan pentengaran yang akan hilang bila obat ainentikan Untuk mencegah efek samping maka klorokuin harus di minum dalam jangka ‘jam setelah maken. Formulas obat Tiap tablet mengancung 250 mg difostat setara dengan 160 mg klorokuin biaga Contoh a. Resochin® is kiokin difosfat 250mg -setara klotokin basa 10 mg/ tablet emasan : dos 50 x 4 tablet b. Malarex® isi klorokina difosfat 250 majtablet Kemasan : kaleng 1000 tablet Kontra ingikasi Riwayat alergi klorokuin, Interaks! oat Menurunnya absorsi bila diberi bersama antasida, menurunnya metabolisme Warta Perundang-undangan No.2677/Selasa, 19-06-2007 dengan simer 3, meningkauiya ak t distonia de: metronidazole menurunnye © availablity denger ampisiln praziquantel, menurunnya efek pengobatan dengan tiroksin, efek antagonis dengan karbamazepin, sodium valproate dan meningkatkan korsentrasi plasma siklosporin TRASIALIN WOH i Tetracyaiing ‘-roethylamino-14,4a,5.58.6. 11, 12a-oetahydro-3,6,10,12, 12a pentahydroxy-S-methyl,11-i- x0-2-naphihacenecarboxamiae Tetrasiklin adalah antibiotk broad spectrum yang poten dan mempunyai efek antimeiaria 1. Spektrum aktiftas obat Tetrasiklin memilki aktifitas sebagai berikut a Skizontosida darah Tetrasiklin mempunyal kemampuan sebagai skizontosida darah terhadap semua spesies plasmodium walauoun bekerja lambat. b. Skizontosida jaringan ‘Tetrasiklin efektif terhadan stadium intra, hepatik primer P alejparum, tetapi tkiak dapat digunrakari sebaga! profilaks 2. Penggunaan Tetrasiklin biasanya digunakan dalam kambinasi untuk pengobatan maiaria falciparum cesisten klarokuin Tetrasikn dibenkan 4 x250 mg perharidengan kina 3 x 10mg garam/kgBBMhari selama 7? untuk malaria falciparum tanpa kornplikasi 3. Faxmakokinetik Sekitar 30-80 % diserap dalam saurancerna terutama di fambung dan usus halus bagian atas v0 Penyerapan dihambat oleh adanya makanen, dalam lambung, PH yang terlalu tinggi dan pembentukan kelat (Kompleks tetrasikin dan zat lain yang sukar diserap:seperti Antasida dan zat besi). Oleh sebad itu sebaiknya Tetrasiklin diberikan sebelum maken atau 2 jam sesudah makan, Di dalam plasma tetrasikiin tenkat oleh pro- tein plasma dalam jumlah yang bervariasi Pemiberian orai 250 mg tetrasiklintiag 6 jam menghasikan kadar 2,0 -2,5 megim Dalam cairan cerebrospinal kadar tetrasikiin hanya 10-20% kadar dalam serum. Penetrasi ke cairan tubuh lain ¢an jznngan tubuh cukup baik. Obat ini ditimbun dalam sistim retikuliendotelial di hati, impa dan sumsum tulang, serta di dentin dan email dari gigi yang belum bererupsi. Tetrasiklin juga dapat menembus plasenta, dan terdapat dalam air usu ibu dalam kadar yang relat tinggi Tetrasiklin diekresi melalui urin dengan fitrasi glomerulus dan meialui empedu. Pada pemberian peroral kira-kira 20 - 85% di ‘ekskresi metatui urn, Tetrasikiin yang diekskresi oleh hati ke dalam ‘empedu mencapai kadar 10 x kadar dalam serum, Sebagian besar obat yang diekskresi melalui lumen usus mengalami sirkulasi enterohepatik, Obat ini masin terdapatdaiam dareh untuk waktu lama setelah terapi dinentikan, Toksisites dan efek samping Reaksi taksik dapat berupa diare yang sering kali timoul akibat irtasi. Terapi dalam waktu lama dapat menimbulkan kelainan darah tepi seperti leukositosis,limfositatipik, granulast toksik pada granulosit dan trombositopenia. Reaksi fototoksk paling jarang timbul dengan manifestasi Derupa fotosensitiftas, Kadang- kadang disertai demam, eosinofiia, pigmen- tasi kuku dan onikolisis (lepasnya kuku dari dasarnya). Hepatotoksik dapat terjadi pada pemberian tetrasiklin dosis tinggi ©-Zar/hr) Tetrasikiin berakumulasi dalam tubuh, oleh sebad itu tidak dapat diberikan pada gagal ginjal Efek samping dapat terjadi gangguan gastro intestinal yaitu ganguar !ambung, rasa tidak Warta Perundang-undangan No.267/Selasa, 19-08-2007 \ Ve enak pada perut, mual, muntah, diare. Pemakeian lama akan menimbulkan perubahen, flora usus, pertumbuhan jamur candida yang beriebihan dan bakter lain pada usus dan var gina. Gangguan osiffkasi, depresi sumsum ‘uleng (tidak menetap), perubahan warna gigi dan displasia enamel yang permanen pada anak, Reaksi fototoksik akan meningkatkan kepekaan kulit terhadap sinar matahari Gangguan lain seperti urtikaria, dermatitis eksfoliatif, glossits, chelosis dan vaginitis, 5. Kontra indikasi Hipersensitfterhadap tetrasiklin, gangguan fungsi hati, anak < 8 tahun, ibu hamil dan menyusui 6. Interaksi obat Tetrasiklin tidak boleh diberi bersama obat yang mengandung Al, Bi,Ca, Fe, Zinc, Mg dan makanan/minuman seperti susu. Tetrasiklin ‘akan meningkatkan konsentrasi plasma digoksin, lithium, teofiin, dan menurunkan efektifitas obat KB oral 7. Formulasi obat Kapsul dan tablet 250 mg tetrahidrokiorid ekivaien dengan 231 mg tetrasiklin basa, Contoh a. Dumocycline® isi : tetrasiklin HC] 250 ma/kapsul Kemasan : dos 500 kapsul b, Scantetra® isi: tetrasiklin HCL 250 mal kapsul, 500 mg/kapsul, Kemasan : blister isi 10 kapsul. Doksisiktin Doxycycline 4-cimethylamino+t.4.49,8 596, 18 Aaoetanydro-3,5,10,12,12 pentanydroxy-G-methyt,t1-ai 0x0-2-naphtnecenecarsoxamice vat Doksisiklin adalah derivat dari oksitetra 1. Spektrum aktifitas obat Doksisisklin mermiliki aktiftas yeng sama dengan tetrasikin a Skizontosida darah Doksisiklin mempunyai kemampuan sebagai skizontosida dafah terhadap semua spesies plasmodium walaupun bekerja lambat. b. Skizontosidajaringan Doksisiklin efektitterhadap stadium intra hepatik primer Psiciparum, sehingga Gapat digunakan seragai profiaksis. ; 2. Penggunaan i Doksisiklin biasanya digunakan dalam kombinasi untuk pengobatan malaria falciparain resisten Kiorokuin Doksisiklin dibandingkan dengan tetrasikin lebin menguntungkan, karena pemberian hanya 1 x sehari (tetrasikiin 4 x sehari) Doksisixin dierikan 2.x 100 mg garam parhari dengan kina 3 x 10mg garamikgBBihari sselama 7 hari untuk malaria faleifarum tanpa komplikasi Pengobatan profilaksis diberikan dengan dosisi 2mg/kgBB/hari setiap hari maksimal selama 4-8 minggu. 3. Farmakokinetik Doksisixin merupakan bentuk generasikedua aritetrasikiin, Oleh sebab itu farmakokinetik ‘doksisikiin menyerupai tetrasikin Doksisiklin diserap lebih banyak yaitu > 90 {% dalam saluran cern, Masa paruh doksisiklin tidak berubah pada insufisiensi ginjal sehingga dapat ciberikan penderita dengan gagal ginal Dibandingkan dengan tetrasixlin penetrasi doksisikiin ke jaringan lebin batk 4. Toksisitas dan efek samping Reaksi toksik dapat berupa diare yang sering kali timbul akibat irtasi, Terapi dalam waktu lama dapat menimbutkan kelainan darah tepi seperti ieukositosis, imfosit atipik, granulasi toksik pada granulostt can trombositopenia Raksi fototoxsik paling jarang timoul dengan manifestasi berupa fotosensttiftas, kadang- Werta Perundang.ndangan No.2677/Selasa, 19-06-2007 kadang disertai demam dan eosingivia pigmentas!kuku dan onikolisis yaitu lepasnya kuku dari dasamya. Hepatotoksisitas dapat terjadi pada pemberian doksisiklin dosis tinggi Etek samping dapat berupa, Irtasi saluran pencernaan, reaksi fototoksik, depresi sumsum tulang yang reversibel, perubahan warna gigi dan hipoplasia enamel yang permanen Gangguan pada ginjal kurang daripada tetrasiklin 5 Kontra indikas) Riwayat hipersensitf terhadap tetrasiklin, anak < 8 tahun, iby hamil dan menyusui, pasien dengan disfungsi ginjal 6. Kontra indikasi Anak dibawah 8 tahun dan ibu hamil, menyusui, 7. Interaksi obat Ainitas lebih rendah bila berikatan dengan Ca divanding tetrasiklin sehingga bisa diberi bersama makanan/minuman yang mengandung susu. Pemberian dengan antasida akan menurunkan absorpsi Metabolisme dipercepat bila diberi bersama bat yang merangsang enim hepatik seperti katbamazepin, fenitoin, fenobarbital sitampisin, 8. Formula ovat Kapsul dan tablet mengandung 100 mg doksisikiin garam setara hidroklorid Contoh obat 2 Dumoxin® isi : Doksisiklina HCI setara doksisikiina 100 m9, Kemasan : dos 50 tablet, fb, Dotur® ei; Doksistklina HCI setara doksisiklina 100 mg Kemasan ; blister 10 tablet, Sulfadoksin-Pirimotarnin Sulfadoksin-piimetamin merupakan obatanti me laria golongan anti-folat. Sulfadoksin merupakan golongan yang terdiri dari sulfonamid, sedangkan pirimetamin golongan diamoni-pirimidin. Obat Kombinasi ini memiiki vere ‘Spektrum aktiftas obat 2. Skizontosida jaringan Pirimetamin diduga mempunyai efek dan bbekeda pada stadium eksoeritrositer di hati b. Skizontosida darah Sulfadoksin-pirinnetamin efektifterhadap parasit malaria terutama PFatciparum, Penagunaan, Kombinasi sulfadoksin-pirimetamin masih digunekan untuk malaria falciparum di daereh yang belum tersedia abt kombinasi artesunat dan amodiekuin Kombinasi obat ini diberikan dengan dosis ‘unagal berdasarkan desis sulfadoksin 25mg! kgBB atau pirimetamin 1,25mg/kgBB (dosis maksimal dewasa 3 tablet) Farmakoksnetk Lihat uraian masing-masing komponen obat di bawah. Dalam kombinasi sebagai sulfedoksin-pirimetamin, diduga obat ini dapat menembus plasenta da: Jikeluarkan melalul asi ‘Toksisitas dan efek samping Keracunan akut Gapat terjati pada anak-anak karena kecelakaan, Gejala yang timbul dapat berupa sakit perut, muntah-muntah, kejang- kejang, hilang kesadaran sampaikoiaps den kematian karena lumpuhnya otot pernafasan Keracunan ini dapat diatasi dengan kuras lambung dan terapi simptomatik Keracunan kronis biasanya timbul karena ‘pemakaian dengan dosis tinggi (primetamin, 25-80 mg perhari) untuk waktu yang lama,

Anda mungkin juga menyukai