Anda di halaman 1dari 9

Bagian-2: Menyelesaikan

Mogok Kerja dan/atau


Lock-out
Kode Unit Kompetensi
M.70SDM01.054.2
Definisi

Mogok kerja adalah


tindakan pekerja/buruh
Penutupan perusahaan
yang direncanakan dan
(lock out) adalah tindakan
dilaksanakan secara
pengusaha untuk menolak
bersama-sama dan/atau
pekerja/buruh seluruhnya
oleh serikat
atau sebagian untuk
pekerja/serikat buruh
menjalankan pekerjaan.
untuk menghentikan atau
memperlambat pekerjaan
Penyebab mogok kerja dan Hasil identifikasi penyebab
atau pelaksanaan lock-out mogok kerja dan atau
pelaksanaan lock-out dianalisis
diidentifikasi apakah telah
apakah telah memenuhi dan
sesuai dengan ketentuan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang perundang-undangan yang
berlaku berlaku dalam pelaksanaannya

Big
Picture-2
Proses penanganan dan
Langkah-langkah
penyelesaian mogok kerja
penanganan penyelesaian
dan atau lock-out
mogok kerja dan atau
didokumentasikan sesuai
pelaksanaan lock-out
peraturan perundang-
dilakukan
undangan yang berlaku
Dasar Hukum
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan:

Pasal 137-145 tentang Mogok Pasal 146 – 149 tentang Lock-out


Kerja; dan atau Penutupan Perusahaan

Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor


Kep.232/Men/2003 tentang Akibat Hukum Mogok Kerja yang
Tidak Sah
Syarat dan Ketentuan Mogok Kerja

Mogok kerja merupakan hak dasar pekerja/buruh dan/atau serikat pekerja/serikat buruh yang
dilakukan secara sah, tertib dan damai sebagai akibat gagalnya perundingan.

bukan akibat gagalnya perundingan; dan/atau


tanpa pemberitahuan kepada pengusaha dan instansi yang bertanggung jawab
di bidang ketenagakerjaan ; dan/atau
Mogok kerja tidak sah apabila dilakukan : dengan pemberitahuan kurang dari 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan mogok
kerja; dan/atau
isi pemberitahuan tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 140 ayat (2) huruf a, b,
c, dan d Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Gagalnya perundingan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a adalah tidak tercapainya
kesepakatan penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang dapat disebabkan karena
pengusaha tidak mau melakukan perundingan atau perundingan-perundingan yang dilakukan
mengalami jalan buntu yang dinyatakan oleh para pihak dalam risalah perundingan
Syarat & Ketentuan Khusus Pada
Perusahaan Tertentu
(pasal 5)

Mogok kerja pada perusahaan yang melayani


kepentingan umum dan/atau perusahaan yang jenis
kegiatannya membahayakan keselamatan jiwa
manusia, yang dilakukan oleh pekerja/buruh yang
sedang bertugas dikualifikasikan sebagai mogok
kerja yang tidak sah.
• Pasal 6
• (1) Mogok kerja yang dilakukan secara tidak sah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dikualifikasikan

Konsekuensi sebagai mangkir.


• (2) Pemanggilan untuk kembali bekerja bagi pelaku mogok
Mogok Kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh
pengusaha 2 kali berturut-turut dalam tenggang waktu 7

Tidak Sah (tujuh) hari dalam bentuk pemanggilan secara patut dan
tertulis.
• (3) Pekerja/buruh yang tidak memenuhi panggilan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) maka dianggap
mengundurkan diri.
• Pasal 7
• (1) Mogok kerja yang dilakukan secara tidak sah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dikualifikasikan
sebagai mangkir.
• (2) Dalam hal mogok kerja yang dilakukan secara tidak sah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang mengakibatkan
hilangnya nyawa manusia yang berhubungan dengan
pekerjaannya dikualifikasikan sebagai kesalahan berat.
Pasal 146 Pasal 147 Pasal 148
(1) Penutupan perusahaan (lock Penutupan perusahaan (lock out) (1) Pengusaha wajib memberitahukan
out) merupakan hak dasar dilarang dilakukan pada secara tertulis kepada pekerja/buruh
pengusaha untuk menolak perusahaan-perusahaan yang dan/atau serikat pekerja/serikat buruh,
pekerja/buruh sebagian atau melayani kepentingan umum serta instansi yang bertanggung jawab di
Syarat dan seluruhnya untuk menjalankan dan/atau jenis kegiatan yang bidang ketenagakerjaan setempat
sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja
pekerjaan sebagai akibat gagalnya membahayakan keselamatan jiwa
Ketentuan perundingan. manusia, meliputi rumah sakit, sebelum penutupan perusahaan (lock out)
pelayanan jaringan air bersih, pusat dilaksanakan.
Lock-out (2) Pengusaha tidak dibenarkan
melakukan penutupan perusahaan pengendali telekomunikasi, pusat (2) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud
(lock out) sebagai Tindakan balasan penyedia tenaga listrik, pengolahan dalam ayat (1) sekurang-kurangnya memuat
sehubungan adanya tuntutan minyak dan gas bumi, serta kereta a. waktu (hari, tanggal, dan jam) dimulai
normatif dari pekerja/buruh api. dan diakhiri penutupan perusahaan (lock
dan/atau serikat pekerja/serikat out); dan
buruh. b. alasan dan sebab-sebab melakukan
penutupan perusahaan (lock out).
(3) Tindakan penutupan perusahaan
(3) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud
(lock out) harus dilakukan sesuai
dalam ayat (1) ditandatangani oleh
dengan ketentuan hukum yang
pengusaha dan/atau pimpinan perusahaan
berlaku.
yang bersangkutan.
• Kepmennaker 149 tahun 2020 tentang
SKKNI MSDM
• UU 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
Referensi • UU No. 11 tahun 2020 tentang Cipta
Kerja
• Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Nomor Kep.232/Men/2003
tentang Akibat Hukum Mogok Kerja yang
Tidak Sah

Anda mungkin juga menyukai