Anda di halaman 1dari 30

Bagian-2: Mengelola

Keseimbangan Antara
Pekerjaan Dan Kehidupan
Pribadi Pekerja
KODE UNIT KOMPETENSI: M.70SDM01.052.2
Apa Work-Life Balance?
Apa Pentingnya?
Kondisi seseorang yang
bisa memanajemen
waktunya sehingga
antara kewajiban bekerja
Kondisi seimbang antara dengan memenuhi segala
pekerjaan dengan kebutuhan pribadi
kehidupan pribadi. (seperti beristirahat dan
bersosialiasi di
lingkungan tempat
tinggal) memiliki porsi
yang sama.

Work-life
Seseorang yang memiliki
balance menjadi sebuah
keseimbangan antara
hal yang sangat ideal
kehidupan kerja dan
untuk dicapai. Mengapa?
pribadi cenderung
Banyak sekali kasus
memiliki produktivitas
pekerja yang terlalu
kerja yang lebih baik juga
fokus pada karier hingga
etos kerja yang lebih
mengorbankan
berkualitas.
kebutuhan pribadi.
Prosedur dan program kerja
guna menjaga keseimbangan
Prosedur dan program yang antara aktivitas kerja dan
mendorong keseimbangan kehidupan pribadi
antara pekerjaan dan kehidupan direkomendasikan untuk
pribadi dirumuskan mendapatkan persetujuan
otoritas organisasi yang
Big berwenang

Picture-2
Prosedur dan program untuk Prosedur dan program
membangun keseimbangan membangun keseimbangan
antara aktivitas kerja dan antara aktivitas kerja dan
kehidupan pribadi pekerja, kehidupan pribadi pekerja,
disosialisasikan kepada seluruh diterapkan bekerjasama dengan
pemangku kepentingan pihak-pihak terkait
Anda tidak dapat melakukan pekerjaan
dengan baik jika pekerjaan Anda adalah satu-
satunya hal yang Anda lakukan

Jangan pernah terlalu sibuk mencari nafkah


sehingga anda lupa untuk membuat
kehidupan
Definisi
Work Life Balance adalah cara
bekerja dengan tidak
mengabaikan semua aspek
kehidupan kerja, pribadi,
keluarga, spiritual, dan sosial.
Menurut Singh dan Khanna (2011), work-life balance adalah konsep
luas yang melibatkan penetapan prioritas yang tepat antara
pekerjaan (karir dan ambisi) pada satu sisi dan kehidupan
(kebahagiaan, waktu luang, keluarga dan pengembangan spiritual)
Beberapa di sisi lain.
Definisi Dan Menurut Handayani (2013), work-life Balance adalah suatu keadaan
Pengertian ketika seseorang mampu berbagi peran dan merasakan adanya
kepuasan dalam peran-peranya tersebut yang ditunjukkan dengan
rendahnya tingkat work family conflict dan tingginya tingkat work
Work-life family facilitation atau work family enrichment.

Balance Menurut Greenhaus (2003), work-life balance merupakan sejauh


mana individu merasa terikat dan puas terhadap kehidupan
pekerjaan dan kehidupan keluarganya serta mampu
menyeimbangkan tuntutan pekerjaan dan keluarga.
1. Time balance (Keseimbangan waktu):
o kesetaraan antara waktu yang diberikan
seseorang untuk karirnya dengan waktu yang
Aspek Work-life diberikan untuk keluarga atau aspek kehidupan
selain karir
Balance 2. Involvement balance (Keseimbangan

Hudson (2005) keterlibatan):


o Keseimbangan keterlibatan psikologis individu
dalam memenuhi tuntutan peran dalam
pekerjaan dan keluarga
3. Statisfaction balance (Keseimbangan kepuasan):
o Tingkat kepuasan dalam pekerjaan maupun di
luar pekerjaan
Dimensi Work-life
Balance
Menurut Fisher (2009)
Empat Dimensi Work-life Balance
1. Work
Interference o Dimensi ini mengacu pada sejauh mana
pekerjaan dapat mengganggu kehidupan
With Personal pribadi individu.
Life (WIPL) o Misalnya, bekerja dapat membuat seseorang
sulit mengatur waktu untuk kehidupan
pribadinya.
2. Personal Life
o Dimensi ini mengacu pada sejauh mana
Interference kehidupan pribadi individu mengganggu
With Work kehidupan pekerjaannya.

(PLIW) o Misalnya, apabila individu memiliki masalah


didalam kehidupan pribadinya, hal ini dapat
mengganggu kinerja individu pada saat
bekerja.
Personal Life o Dimensi ini mengacu pada sejauh mana
kehidupan pribadi seseorang dapat
Enhancement meningkatkan performa individu dalam
Of Work dunia kerja.

(PLEW) o Misalnya, apabila individu merasa senang


dikarenakan kehidupan pribadinya
menyenangkan maka hal ini dapat membuat
suasana hati individu pada saat bekerja
menjadi menyenangkan.
Work o Dimensi ini mengacu pada sejauh mana
Enhancement pekerjaan dapat meningkatkan kualitas
kehidupan pribadi individu.
Of Personal Life o Misalnya keterampilan yang diperoleh
(WEPL) individu pada saat bekerja, memungkinkan
individu untuk memanfaatkan keterampilan
tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Empat Dimensi Work-life Balance

KEHIDUPAN
PEKERJAAN
PRIBADI
WAKTU LIFE PERILAKU

WORK LIFE
KETEGANGAN ENERGI
o Waktu. Perbandingan antara waktu yang
dihabiskan untuk bekerja dan waktu yang
Aspek-aspek digunakan untuk aktivitas lain.
Work-life o Perilaku. Perbandingan antara perilaku individu
dalam bekerja dan dalam aspek kehidupan yang
Balance lain.
o Ketegangan. Ketegangan yang dialami baik
Fisher (2009) dalam pekerjaan maupun aspek kehidupan yang
lain dapat menimbulkan konflik peran dalam diri
individu.
o Energi. Perbandingan antara energi yang
digunakan individu untuk menyelesaikan
pekerjaannya dan energi yang digunakan dalam
aspek kehidupan selain karir.
1. Karakteristik kepribadian
Misalnya ambisius, perfectionist, kecemasan
Faktor yang 2. Karakteristik keluarga
Mempengaruhi Misalnya konflik peran dan ambiguitas
peran dalam keluarga
Work-life 3. Karakteristik pekerjaan
Balance Meliputi pola kerja, beban kerja dan jumlah
waktu yang digunakan untuk bekerja dapat
memicu adanya konflik
4. Sikap
Pengetahuan, perasaan-perasaan dan
kecenderungan untuk bertindak
9 Strategi
Menciptakan
Work-life Balance
Singh dan Khanna (2011)
1. Jam kerja yang fleksibel, menyediakan penyusunan
waktu yang fleksibel dan dapat dikonsultasikan untuk
seluruh karyawan
2. Kerja paruh waktu, menyediakan lebih banyak kerja
paruh waktu dengan jam atau shift yang lebih sedikit
atau penyusunan pembagian kerja untuk seluruh
karyawan
3. Jam kerja yang masuk akal, mengurangi lama waktu
kerja yang berlebihan
4. Akses untuk penanganan anak, meningkatkan akses
untuk penanganan anak dengan fasilitas penanganan
anak di kantor bagi yang membutuhkan fasilitas
tersebut.
5. Penyusunan pekerjaan yang fleksibel, menyediakan
fleksibilitas yang lebih baik dalam penyusunan pekerjaan
untuk menyesuaikan kondisi personal karyawan,
termasuk menyediakan waktu penuh untuk anggota
keluarga.
6. Cuti harian, mengizinkan karyawan untuk
meminta dan mengambil cuti dalam waktu harian.
7. Mobilitas pekerjaan, menyediakan mobilitas yang
lebih baik untuk karyawan dapat berpindah dari
rumah sakit, tempat kerja dan layanan kesehatan
untuk menemukan penyusunan pekerjaan yang
lebih sesuai.
8. Keamanan dan kesejahteraan, meningkatkan
keamanan, kesejahteraan dan rasa hormat untuk
seluruh karyawan di tempat kerja.
9. Akses telepon, memastikan seluruh karyawan
dapat menerima telepon atau pesan mendesak
dari keluarga mereka di tempat kerja, dan
mendapat akses telepon untuk tetap dapat
menghubungi keluarga mereka selama jam kerja.
Regulasi Ketenagakerjaan
( UU 13 / 2003 )
Dan Work-life Balance
Kita Mulai Dengan
Menata Ulang
Company Values
Beberapa Contoh Company Values Dengan
Unsur Work And Life Balance
• be THE BEST with us ...

TRUST
Dapat dipercaya oleh para stakeholder

HONEST
Jujur dan ikhlas dalam bekerja

EMPATHY http://www.morena.co.id/
Peduli terhadap sesama karyawan dan lingkungan

BALANCE
Seimbang dalam pekerjaan, keluarga dan ibadah

EXCELLENT
Selalu mencapai yang terbaik

SWIFT
Bekerja dengan cepat, taktis, dan terarah

TEAMWORK
Saling mendukung untuk mencapai tujuan perusahaan
Referensi
o Keputusan Mennaker RI No. 149 th. 2020 tentang SKKNI MSDM
o UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
o Dale Carnegie Training Indonesia, Employee Engagement Training Module
o https://blog.hubspot.com/marketing/employee-satisfaction-survey
o https://jobhun.id/panduan-mencapai-work-life-balance-yang-bisa-kamu-coba/
o https://www.kajianpustaka.com/2017/12/keseimbangan-kehidupan-kerja-work-life-balance.html
o Singh, Preeti dan Khanna, Parul. 2011. Work-Life Balance a Tool for Increased Employee Productivity and Retention. Lachoo Management Journal.
o Hartog, Mary dan Frame, Philip. 2003. From Rhetoric to Reality Into The Swapof Ethical Practice: Implementing Work-Life Balance. USA: Blackwell
Publishing Ltd.
o Parkes dan Langford. 2008. Work-Life Balance or Work-Life Alignment? Atest of the Importance of Work-Life Balance for Employee Engagement and
Intention to Stay in Organizations. Journal of Management dand Organization.
o Handayani, Arri dkk. 2015. Studi Eksplorasi Makna Keseimbangan Kerja Keluarga pada Ibu Bekerja. Semarang: Seminar Psikologi & Kemanusiaan.
o Greenhaus, Collins dan Shaw. 2003. The Relation Between Work-Family Balances and Quality Of Life. Journal of Vocational Behaviour.
o Hudson. 2005. The case for work-life balance. Australia: Hudson Highland Group.
o Fisher, Bulger dan Smith. 2009. Beyond work and family: a measure of work/nonwork interference and enhancement. Journal of Occupational Health
Psychology.
o Schabracq, Winnubst dan Cooper. 2003. The handbook of work and health psychology. England: John Wiley & Sons.

Anda mungkin juga menyukai