Anda di halaman 1dari 3

Hari ini adalah hari pertamaku memasuki bangku perkuliahan.

Bohong kalau kukatakan


aku tidak cemas, tentunya aku sangat cemas. Bertemu teman baru, orang yang baru pula.
Aku memasuki ruangan kelas yang akan menjadi tempat belajar ku hari ini. Masih
kosong. Aku melihat sekitar, memperhatikan interior kelas yang serba putih dengan
banyak bangku berwarna coklat di dalamnya. Aku membiarkan pintu terbuka sementara
aku memainkan ponselku sembari menunggu teman sekelasku datang.
Tak berapa lama, datang seorang wanita yang sepertinya teman sekelasku disusul tiga
pria lainnya.
“Hai” wanita teman sekelasku itu menyapaku.
“Oh, hai juga” aku menjawab canggung, tidak terlalu terbiasa berkomunikasi dengan
orang baru
“Perkenalkan namaku Freskia. Siapa namamu?” Wanita itu mengulurkan tangannya
padaku, mengajak bersalaman
“Mayang” jawabku singkat
“Salam kenal ya Mayang” Freskia
“Salam kenal juga” aku tersenyum menanggapinya
“Kalau boleh tau, darimana asal sekolahmu?”
“Aku dari Perguruan Tamansiswa, dan kau?”
“Aku dari SMK yang ada di dekat rumahku, SMK 1”
“Oh, begitu ya. Apakah kau suka dengan pelajaran sastra makanya kau masuk ke prodi
ini?”
“Benar aku sangat menyukai sastra terutama puisi. Aku sering menulis puisi saat SMA
dulu. Bagaimana denganmu?”
“Kalau aku sih kurang menyukai puisi, aku lebih suka cerita pendek ataupun novel. Aku
juga sering membuat cerita, aku mempublikasikan nya di sebuah aplikasi.” Aku tertawa
pelan sejenak ketika mengatakan itu
“Oh ya? Sepertinya menarik, apakah di aplikasi itu kita bisa mempublikasikan puisi
juga?”
“Tentu saja bisa. Kita bisa menulis dan mempublikasikan apapun disana.”
“Kalau boleh tau, apa nama aplikasinya?”
“Nama aplikasinya adalah Wattpad, kau bisa mengunduhnya dan mempublikasikan
puisi-puisimu disana. Kalau kau beruntung bahkan mungkin saja karyamu akan dilirik
oleh penerbit dan diterbitkan”
“Terimakasih atas sarannya mungkin sepulang dari kampus aku akan langsung
mengunduhnya”
Aku tersenyum menanggapi. Dan sekitar 5 menit kemudian masuk seorang dosen pria
yang akan berkenalan dengan kami.

“Selamat pagi semuanya”


“Pagi pak” kami semua menjawab serempak
“Perkenalkan nama saya Marco, saya adalah Ka.Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, prodi yang kalian pilih ini. Sebelum saya menjelaskan lebih jauh tentang prodi
ini bisa kita perkenalan sejenak agar lebih saling mengenal. Bisa dimulai dari kamu”
Dosen itu menunjuk ku, aku segera berdiri
“Perkenalkan nama saya Mayang Andini, saya berasal dari sekolah SMA Swasta
Tamansiswa Pematangsiantar”
“Baik silahkan dilanjutkan” Pak Marco
“Nama saya Freskia Pardede, asal sekolah saya SMK 1”
Begitulah perkenalan kami berlanjut sampai ke murid terakhir
“Baik. Saya sudah mengenal semuanya. Jadi sekarang saya ingin sedikit menjelaskan
tentang prodi kita ini. Sesuai namanya, di prodi ini kalian akan mempelajari mata kuliah
tentang bahasa dan sastra Indonesia dan juga tentang pendidikan tentunya. Saya harap
kalian akan betah berkuliah disini sampai kalian wisuda nanti. Oh iya, kalau boleh saya
tau, bisa kalian berdua mengatakan alasan kalian memilih prodi ini?”
Dosen itu menunjuk ke arahku dan Freskia.
“Alasan saya yaitu karena saya sejak dulu menyukai pelajaran tentang bahasa dan ingin
mendalaminya” aku pertama berdiri dan berbicara
“Kalau alasan saya, saya juga menyukai pembahasan tentang sastra pak, terutama
mengenai karya-karya sastra seperti puisi” Freskia
“Wah, alasan kalian cukup bagus ternyata. Baik karena kalian mengatakan kalian suka
dengan pembelajaran tentang bahasa maupun sastra, saya kira sepertinya kalian akan
menikmati perkuliahan kalian kedepannya.” Pak Marco
“Saya sebenarnya agak sedih karena jumlah mahasiswa kita di prodi ini yang sedikit
jumlahnya, tapi kita harus membuktikan bahwa kita lebih mementingkan kualitas
daripada kuantitas. Setuju?”
“Setuju pak” kami semua menjawab bersamaan lagi
“Bagus. Saya yakin kalian pasti juga pernah mendengar omongan orang tentang ‘untuk
apa sih belajar bahasa Indonesia, kita kan setiap hari belajar bahasa Indonesia’, pasti
pernah kan. Jadi saya ingin tahu pendapat kalian jika kalian diberikan pendapat seperti
ini, apa yang akan kalian katakan.”
Aku mengangkat tangan
“Iya silahkan”
“Menurut saya orang-orang yang berpendapat seperti ini sangat berpikiran sempit pak.
Karena belum tentu mereka mengetahui bagaimana cara penulisan kalimat yang baik,
bagaimana berbicara dengan bahasa yang baik, dan sebagainya. Bahkan beberapa orang
yang berkomentar seperti ini di sosial media, mereka menuliskan komentarnya dengan
salah. Jadi saya rasa tidak masuk akal jika mereka berkomentar seperti itu.”
“Jawaban yang bagus sekali, saya juga berharap yang lainnya akan berpikir seperti itu
juga. Dan untuk kedepan nya, kalian juga harus membuktikan kepada mereka bahwa
prodi ini tidak seperti yang mereka bayangkan. Mereka tidak tahu apa-apa tentang kita,
jadi mereka tidak berhak berkomentar apapun kepada kita, saya harap kalian tidak akan
termakan oleh komentar negatif seperti itu, dan tetap meneguhkan hati kalian untuk
tetap berada di prodi ini. Ingat ini semua hanya awal, kalian sendirilah yang akan
menentukan nasib dan masa depan kalian kedepan nya. Jadi jangan pikirkan perkataan
orang lain, fokus pada tujuan kalian dan apa yang kalian impikan. Semoga itu dapat
memotivasi kalian untuk tetap semangat ya.”
Dosen itu melihat handphone nya sekilas dan mengatakan
“Baiklah, sudah satu jam kita berada disini, hari ini kita hanya perkenalan saja, jadi saya
tidak akan lama. Selanjutnya silahkan kalian ingin melakukan apa, kalian bisa berkeliling
sekitar kampus ini dan melihat-lihat atau langsung kembali kerumah masing-masing.
Selamat pagi semuanya”
“Pagi pak”

Aku memutuskan untuk langsung kembali kerumah begitupun dengan Freskia. Dan
dalam perjalanan pulang aku tetap memikirkan perkataan dosen itu. Benar, ini hanya
awal. Tidak perlu cemas memikirkan pendapat orang lain. Akulah yang menentukan
hidupku sendiri.

Anda mungkin juga menyukai