OLEH:
PUTU NABILA EKA SHANTI DIAH PRAMESTI PUTRI
(P07120315078)
A. Definisi
Hiperbilirubin adalah peningkatan kadar bilirubin serum
(hiperbilirubinemia) yang disebabkan oleh kelainan bawaan, juga dapat
menimbulkan icterus (Suzanne C. Smeltzer, 2002). Hiperbilirubin adalah suatu
keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah melebihi batas atas nilai normal
bilirubin serum. Untuk bayi yang baru lahir cukup bulan batas aman kadar
bilirubinnya adalah 12,5 mg/dl, sedangkan bayi yang lahir kurang bulan, batas
aman kadar bilirubinnya adalah 10 mg/dl. Jika kemudian kadar bilirubin diketahui
melebihi angka-angka tersebut, maka ia dikategorikan hiperbilirubin.
B. Etiologi
Menurut buku Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (2017), penyebab
terjadinya hiperbilirubin:
1. Penurunan berat badan abnormal (>7-8% pada bayi baru lahir yang menyusui
ASI, >15% pada bayi cukup bulan)
2. Pola makan tidak tetapkan dengan baik
3. Kesulitan transisi ke kehidupan ekstra uterin
4. Usia kurang dari 7 hari
5. Keterlambatan pengeluaran feses (mekonium)
Hemoglobin
Globin Hema
Bilivirdin Feco
Ikterus pada sklera, leher, dan badan peningkatan bilirubin indirek > 12 mg/dl
Ikterik Neonatus
2. Pemeriksaan radiologi
Diperlukan untuk melihat adanya metastasis di paru atau peningkatan
diafragma kanan pada pembesaran hati, seperti abses hati atau hepatoma.
3. Ultrasonografi
Digunakan untuk membedakan antara kolestatis intra hepatic dengan ekstra
hepatik.
4. Biopsi hati
Digunakan untuk memastikan diagnosa terutama pada kasus yang sukar
seperti untuk membedakan obstruksi ekstra hepatik dengan intra hepatik selain itu
juga untuk memastikan keadaan seperti hepatitis, sirosis hati, hepatoma.
F. Penatalaksanaan Medis
Tindakan umum meliputi :
1. Memeriksa golongan darah ibu (Rh, ABO) pada waktu hamil, mencegah
trauma lahir, pemberian obat pada ibu hamil atau bayi baru lahir yang dapat
menimbulkan ikhterus, infeksi dan dehidrasi.
2. Pemberian makanan dini dengan jumlah cairan dan kalori yang sesuai dengan
kebutuhan bayi baru lahir.
3. Imunisasi yang cukup baik di tempat bayi dirawat.
Berdasarkan pada penyebabnya, maka manajemen bayi dengan
hiperbilirubinemia diarahkan untuk mencegah anemia dan membatasi efek dari
hiperbilirubinemia. Pengobatan mempunyai tujuan :
1. Menghilangkan Anemia
2. Menghilangkan Antibodi Maternal dan Eritrosit Tersensitisasi
3. Meningkatkan Badan Serum Albumin
4. Menurunkan Serum Bilirubin
Metode terapi pada hiperbilirubinemia meliputi: fototerapi, transfusi
pengganti, infus albumin, dan terapi obat.
1. Fototherapi
Fototherapi dapat digunakan sendiri atau dikombinasi dengan Transfusi
Pengganti untuk menurunkan Bilirubin. Memaparkan neonatus pada cahaya
dengan intensitas yang tinggi akan menurunkan Bilirubin dalam kulit. Fototherapi
menurunkan kadar Bilirubin dengan cara memfasilitasi eksresi Biliar Bilirubin tak
terkonjugasi. Hal ini terjadi jika cahaya yang diabsorsi jaringan mengubah
Bilirubin tak terkonjugasi menjadi dua isomer yang disebut Fotobilirubin.
Fotobilirubin bergerak dari jaringan ke pembuluh darah melalui mekanisme
difusi. Di dalam darah Fotobilirubin berikatan dengan Albumin dan dikirim ke
Hati. Fotobilirubin kemudian bergerak ke Empedu dan diekskresi ke dalam
Deodenum untuk dibuang bersama feses tanpa proses konjugasi oleh Hati (Avery
dan Taeusch, 1984).
Fototherapi mempunyai peranan dalam pencegahan peningkatan kadar
Bilirubin, tetapi tidak dapat mengubah penyebab kekuningan dan hemolisis dapat
menyebabkan Anemia.
Secara umum Fototherapi harus diberikan pada kadar Bilirubin Indirek 4 -5
mg / dl. Neonatus yang sakit dengan berat badan kurang dari 1000 gram harus di
Fototherapi dengan konsentrasi Bilirubin 5 mg/dl. Beberapa ilmuan mengarahkan
untuk memberikan Fototherapi Profilaksis pada 24 jam pertama pada bayi resiko
tinggi dan Berat Badan Lahir Rendah.
2. Tranfusi Pengganti / Tukar
Transfusi Pengganti atau Imediat diindikasikan adanya faktor-faktor:
a. Titer anti Rh lebih dari 1 : 16 pada ibu.
b. Penyakit Hemolisis berat pada bayi baru lahir.
c. Penyakit Hemolisis pada bayi saat lahir perdarahan atau 24 jam pertama.
d. Tes Coombs Positif.
e. Kadar Bilirubin Direk lebih besar 3,5 mg / dl pada minggu pertama.
f. Serum Bilirubin Indirek lebih dari 20 mg / dl pada 48 jam pertama.
g. Hemoglobin kurang dari 12 gr / dl.
h. Bayi dengan Hidrops saat lahir.
i. Bayi pada resiko terjadi Kern Ikterus.
Transfusi Pengganti digunakan untuk:
a. Mengatasi Anemia sel darah merah yang tidak Suseptible (rentan) terhadap
sel darah merah terhadap Antibodi Maternal.
b. Menghilangkan sel darah merah untuk yang Tersensitisasi (kepekaan)
c. Menghilangkan Serum Bilirubin
d. Meningkatkan Albumin bebas Bilirubin dan meningkatkan keterikatan
dengan Bilirubin
Pada Rh Inkomptabiliti diperlukan transfusi darah golongan O segera
(kurang dari 2 hari), Rh negatif whole blood. Darah yang dipilih tidak
mengandung antigen A dan antigen B yang pendek. setiap 4 - 8 jam kadar
Bilirubin harus dicek. Hemoglobin harus diperiksa setiap hari sampai stabil.
3. Terapi Obat
Phenobarbital dapat menstimulasi hati untuk menghasilkan enzim yang
meningkatkan konjugasi Bilirubin dan mengekresinya. Obat ini efektif baik
diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa minggu sebelum
melahirkan. Penggunaan penobarbital pada post-natal masih menjadi pertentangan
karena efek sampingnya (letargi). Colistrisin dapat mengurangi Bilirubin dengan
mengeluarkannya lewat urine sehingga menurunkan siklus Enterohepatika.
G. Pengkajian Keperawatan
1. Aktivitas/ istirahat: letargi, malas
2. Sirkulasi: mungkin pucat, menandakan anemia
3. Eliminasi: Bising usus hipoaktif, vasase meconium mungkin lambat, faeces
mungkin lunak atau coklat kehijauan selama pengeluaran billirubin. Urine
berwarna gelap.
4. Makanan cairan: Riwayat pelambatan/ makanan oral buruk.
5. Palpasi abdomen: dapat menunjukkan pembesaran limpa, hepar.
6. Neurosensori:
a. Chepalohaematoma besar mungkin terlihat pada satu atau kedua tulang
parietal yang berhubungan dengan trauma kelahiran.
b. Oedema umum, hepatosplenomegali atau hidrops fetalis, mungkin ada
dengan inkompathabilitas Rh.
c. Kehilangan refleks moro, mungkin terlihat.
d. Opistotonus, dengan kekakuan lengkung punggung, menangis lirih, aktifitas
kejang.
7. Pernafasan: krekels (oedema fleura)
8. Keamanan: Riwayat positif infeksi atau sepsis neonatus, akimosis berlebihan,
petekie, perdarahan intrakranial, dapat tampak ikterik pada awalnya pada
wajah dan berlanjut pada bagian distal tubuh.
9. Seksualitas: mungkin praterm, bayi kecil usia untuk gestasi (SGA), bayi
dengan letardasio pertumbuhan intra uterus (IUGR), bayi besar untuk usia
gestasi (LGA) seperti bayi dengan ibu diabetes. Terjadi lebih sering pada bayi
pria daripada bayi wanita.
H. Diagnosis Keperawatan
1. Ikterik neonatus berhubungan dengan pola makan tidak tetapkan dengan baik,
kesulitan transisi ke kehidupan ekstra uterin, usia kurang dari 7 hari.
2. Risiko hipovolemia dibuktikan dengan kegagalan mekanisme regulasi,
evaporasi, kekurangan intake cairan.
3. Hipertermia berhubungan dengan dehidrasi, terpapar lingkungan panas:
fototerapi, penggunaan incubator
4. Risiko gangguan integritas kulit/jaringan dibuktikan dengan suhu lingkungan
yang ekstrem, terapi radiasi: fototerapi
I. Rencana Keperawatan
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
Ikterik neonatus Setelah dilakukan tindakan Intervensi Utama
keperawatan Fototerapi Neonatus
Definisi …x… jam, maka diharapkan Observasi :
Kulit dan membran mukosa integritas kulit dan jaringan Monitor ikterik pada sklera
neonatus menguning setelah meningkat dan adaptasi dan kulit bayi
24 jam kelahiran akibat neonatus membaik dengan Identifikasi kebutuhan cairan
bilirubin tidak terkonjugasi kriteria hasil : sesuai usia dengan usia
masuk kedalam sirkulasi Luaran Utama genetasi dan berat badan
Integritas Kulit dan Monitor suhu dan tanda vital
Penyebab Jaringan setiap 4 jam sekali
Penurunan berat badan Elastisitas meningkat Monitor efek samping
abnormal (>7-8% pada Hidrasi meningkat fototerapi (mis. Hipertermi,
bayi baru lahir yang Perfusi jaringan diare, rush pada kulit,
menyusui ASI, >15% meningkat penurunan berat badan lebih
pada bayi cukup bulan) Kerusakan jaringan dari 8-10%)
Pola makan tidak menurun Terapiutik
tetapkan dengan baik Kerusakan lapisan kulit Siapkan lampu fototerapi
Kesulitan transisi ke menurun dan inkubator atau kotak
kehidupan ekstra uterin Nyeri menurun bayi
Usia kurang dari 7 hari Perdarahan menurun Lepaskan pakaian bayi
Keterlambatan Kemerahan menurun kecuali popok
pengeluaran feses Hematoma menurun Berikan penutup mata (eye
(mekonium) Pigmentasi abnormal protector/biliband) pada
menurun bayi
Gejala & Tanda Mayor Jaringan parut menurun Ukur jarak lampu dan
Subjektif (tidak tersedia) Nekrosis menurun permukaan kulit bayi (30cm
Objektif atau tergantung spesifikasi
Abrasi kornea menurun
Profil darah abnormal lampu fototerapi)
Suhu kulit membaik
(hemolisis, bilirubin Biarkan tubuh bayi terpapar
Sensasi membaik
serum total >2 mg/dL, sinar fototerapi secara
Tekstur membaik
bilirubin serum total pada berkelanjutan
Pertumbuhan rambut
rentang risiko tinggi Ganti segera alas/popok bayi
membaik
menurut usia pada jika BAB/BAK
Adaptasi Neonatus
normogram spesifik Gunakan linen berwarna
Berat badan meningkat
waktu) putih agar memantulkan
Membran mukosa kuning Membran mukosa kuning
cahaya sebanyak mungkin
menurun
Kulit kuning Edukasi
Kulit kuning menurun
Sklera kuning Anjurkan ibu menyusui
Sklera kuning menurun sekitar 20-30 menit
Gejala & Tanda Minor Prematuritas menurun Anjurkan ibu menyusui
Subjektif (tidak tersedia) Keterlambatan sesering mungkin
Objektif (tidak tersedia) pengeluaran feses Kolaborasi
menurun Kolaborasi pemeriksaan
Kondisi Klinis Terkait Aktifitas ekstremitas darah vena bilirubin direk
a. Neonatus membaik dan indirek
b. Bayi prematur Respon terhadap stimulus
sensorik membaik
Pembimbing Akademik/CT