Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH DISKUSI ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PHYSCIATRI

INTENSIVE CARE UNIT

Oleh :

FAHRI AMRULLAH

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MATARAM


JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM ALIH JENJANG

T. A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Psychiatric Intensive
Care Unit (PICU)” yang di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Jiwa.

Makalah ini merupakan salah satu unsur pelengkap yang di dalamnya masih terdapat
banyak kesalahan. Oleh karena itu, kami memerlukan masukan – masukan untuk
menyempurnakan makalah ini, sehingga sesuai dengan yang diharapakan. Penulis juga berharap,
semoga isi yang ada di dalam makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Akhirnya, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua unsur yang telah
memberikan masukan dalam pembuatan makalah ini, sehingga dapat terselesaikan.

Takalar, 14 Juni 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................................
B. Tujuan..............................................................................................................
C. Rumusan Masalah...........................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Psikiatri.........................................................................................
B. Definisi Psychiatric Intensive Care Unit....................................................
C. Kriteria Kondisi Darurat Psikiatri...............................................................
D. Fase-fase Tindakan Intensif Bagi Pasien Psikiatri
E. Mengukur Tingkat Kedaruratan Pasien Dengan Skala...............................
GAF (General Adaptive Function)............................................................
F. Modifikasi Skor GAF ( General Adaptive Function).................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan............................................................................................
B. Saran......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Psychiatric Intensive Care Unit memiliki fungsi yang didefinisikan dalam hal
memenuhi kebutuhan jangka pendek individu yang hadir dengan gangguan perilaku dan
symptomology ekstrim yang dapat mengakibatkan merugikan diri atau resiko lain. Pada
tahun 2002 Departemen Kesehatan menerbitkan Kebijakan Pelaksanaan Bimbingan
berjudul "Standar nasional minimum untuk Dewasa Layanan Umum di Psychiatric
Intensive Care Unit (PICU) dan Lingkungan Aman Rendah".

Ini didefinisikan perawatan intensif psikiatri sebagai untuk pasien yang wajib
ditahan, biasanya dalam kondisi aman, yang berada dalam fase akut terganggu dari
gangguan mental yang serius. Ada kerugian yang terkait kapasitas untuk pengendalian
diri dengan peningkatan yang sesuai dalam risiko, yang tidak memungkinkan aman,
manajemen terapi dan pengobatan di bangsal akut umum terbuka.

Perawatan intensif Psychiatric disampaikan oleh staf yang berkualitas bekerja


sebagai tim multi-disiplin, menurut sebuah filosofi disepakati unit operasi didukung oleh
prinsip-prinsip penilaian risiko dan manajemen risiko yang positif.
Perawatan dan pengobatan yang ditawarkan harus berpusat pada pasien, multi-disiplin,
intensif, komprehensif, kolaboratif dan memiliki kedekatan dalam menanggapi situasi
kritis.

B. Tujuan

Ada pun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :


 Agar mahasiswa mengerti apa yang dimaksud dengan Psychiatric Intensive Care
Unit.
 Agar mahasiswa mengetahui apa saja kriteria pasien yang masuk PICU.
 Agar mahasiswa mengetahui fase-fase dalam tindakan intensif untuk pasen PICU.
 Agar mahasiswa mengerti cara pengukuran tingkat kedaruratan pasien dengan
menggunakan skala GAF (General Adaptive Function).
C. Rumusan Masalah

 Apa yang dimaksud dengan Psikiatri ?


 Apa yang dimaksud dengan Psychiatric Intensive Care Unit ?
 Apa saja kriteria pasien yang masuk PICU ?
 Apa saja fase-fase dalam tindakan intensif untuk pasien PICU ?
 Bagaimana cara mengukur tingkat kedaruratan pasien dengan menggunakan skala
GAF (General Adaptive Function) ?
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi Psikiatri

Psikiatri adalah spesialisasi medis yang ditujukan untuk mempelajari dan


pengobatan gangguan mental-yang meliputi gangguan afektif, perilaku, kognitif dan
berbagai persepsi. Istilah ini pertama kali dicetuskan oleh dokter Jerman Johann Christian
Reil tahun 1808. Secara harfiah berarti 'pengobatan pikiran' (psikologi-: pikiran;-iatry:
perawatan medis; dari iātrikos Yunani: medis, iāsthai: untuk menyembuhkan).

Ilmu psikiatri tidaklah berdiri sendiri, melainkan selalu berkolaborasi dan segala
aspeknya selalu berkaitan dengan cabang-cabang ilmu kedokteran lainnya, misalnya
dengan cabang ilmu saraf (Neurologi) dan ilmu penyakit dalam (Internal Medicine).

Ilmu psikiatri dibangun atas 4 fondasi dasar, yaitu:


1. Dimensi Organo-biologis yaitu aspek pengetahuan tentang organ-organ tubuh serta
fungsi fisiologis tubuh manusia khususnya yang berkaitan langsung dengan aspek
kesehatan jiwa (seperti Sistem Susunan Saraf Pusat)
2. Dimensi Psiko-edukatif yaitu aspek pengetahuan tentang perkembangan psikologis
manusia serta pengaruh pendidikan-pengajaran terhadap seorang manusia sejak lahir
hingga lanjut usia.
3. Dimensi Sosial-Lingkungan yaitu aspek pengetahuan tentang pengaruh kondisi
sosial-budaya serta kondisi lingkungan kehidupan terhadap derajat kesehatan jiwa
manusia.
4. Dimensi Spiritual-Religius yaitu aspek pengetahuan tentang pengaruh taraf
penghayatan dan pengamalan nilai-nilai spiritual-religius terhadap derajat kesehatan
jiwa manusia.

B. Definisi Psychiatric Intensive Care Unit (PICU) atau UPIP (UNIT PERAWATAN
INTENSIF PSIKIATRI)

Psychiatric Intensive Care Unit (PICU) merupakan pelayanan yang ditujukan


untuk klien gangguan jiwa dalam kondisi krisis psikiatri (Keliat, dkk, 2009).
Psychiatric Intensive Care Unit (PICU) merupakan gabungan pelayanan gawat
darurat psikiatri dan pelayanan intensif, yang dapat diselenggarakan di rumah sakit jiwa
atau unit psikiatri rumah sakit umum (Keliat, dkk, 2009).

Psychiatric Intensive Care Unit (PICU) adalah suatu unit yang memberikan
perawatan khusus kepada klien-klien psikiatri yang berada dalam kondisi membutuhkan
pengawasan ketat (Maryree, 2010).

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa PICU adalah
suatu unit gabungan pelayanan gawat darurat psikiatri dan pelayanan intensif, yang
ditujukan untuk klien gangguan jiwa yang dalam kondisi krisis psikiatri dan berada dalam
kondisi yang membutuhkan pengawasan ketat, dimana dapat diselenggarakan di rumah
sakit jiwa atau psikiatri rumah sakit umum.

Unit perawatan intensif psikiatri (UPIP) adalah suatu unit yang memberikan perawatan
khusus kepada pasien-pasien psikiatri yang berada dalam kondisi membutuhkan
pengawasan ketat. Di beberapa negara unit ini diterjemahkan sebagai unit kedaruratan
ataupun unit akut yang pada prinsipnya memiliki tujuan yang sama yaitu merawat pasien-
pasien yang berada dalam kondisi membutuhkan intervensi segera. Pasien dengan kondisi
ini adalah pasien-pasien dalam kondisi dapat membahayakan diri sendiri, orang lain dan
lingkungan, seperti pasien dengan usaha bunuh diri, halusinasi, perilaku kekerasan,
NAPZA, dan waham.

Kedaruratan Psikiatrik adalah Keadaan gangguan dalam proses fikir, alam perasaan dan
perbuatan yang memerlukan tindakan pertolongan segera. Kasus kedaruratan psikiatrik
yang sering ditemukan adalah percobaan bunuh diri dan keadaan gaduh gelisah.
Kedaruratan dapat terjadi dimanapun dan membutuhkan penanganan segera.
Kecepatan menangani kondisi kedaruratan akan meminimalkan gejala sisa maupun
kecacatan yang akan dialami pasien. Oleh karena itu tenaga kesehatan umumnya dan
tenaga keperawatan khususnya perlu memperlengkapi diri dengan kemampuan
menangani masalah-masalah kedaruratan. Disamping itu fasilitas ruangan yang memadai
juga dibutuhkan untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan yang
terbaik.

C. Kriteria Kondisi Darurat Psikiatri

Secara umum pasien yang dirawat di PICU adalah pasien dengan kriteria:
1. Risiko bunuh diri yang berhubungan dengan kejadian akut dan atau suatu perubahan
alam perasaan atau perilaku yang menetap
2. Penyalahgunaan NAPZA atau kedaruratan yang berhubungan yang berlangsung
relatif singkat
3. Kondisi lain yang akan mengalami peningkatan yang bermakna dalam waktu singkat
dan pasien tampak mampu kembali ke komunitas segera bila peningkatan tersebut
terjadi.
Sedangkan berdasarkan masalah keperawatan maka pasien yang perlu dirawat di unit
perawatan intensif psikiatri adalah pasien dengan masalah keperawatan sebagai berikut:
1. Perilaku Kekerasan
2. Perilaku Bunuh diri
a. Perubahan sensori persepsi: halusinasi (fase IV)
b. Perubahan proses pikir: waham curiga
c. Masalah-masalah keperawatan yang berkaitan dengan kondisi pasien putus zat
dan over dosis:
1) Perubahan kenyamanan: nyeri
2) Gangguan pola tidur
3) Gangguan pemenuhan nutrisi
4) Gangguan eliminasi bowel
5) Defisit perawatan diri

D. Pola Penanganan di Psychiatric Intensive Care Unit

Pola penanganan di PICU menggunakan pendekatan MPKP yang terdiri dari empat pilar
yaitu :
1. Pendekatan manajemen
2. Compensatory reward
3. Hubungan profesional
4. Manajemen asuhan keperawatan
Pada ruangan PICU keempat pilar ini dilebur menjadi 2 pilar sebagai berikut:
1. Manajemen pelayanan keperawatan (pilar I-III)
2. Manajemen asuhan keperawatan (pilar IV)

E. Alur Penerimaan Pasien di PICU

Pasien baru yang masuk di UPIP dilakukan triase dengan mengkaji keluhan utama
pasien dengan menggunakan skor RUFA (1-30) dan tanda vital. Adapun kategori
pasien menurut skor RUFA adalah:
1. Skor 1-10 masuk ruang intensif I
2. Skor 11-20 masuk ruang intensif II
3. Skor 21-30 masuk ruang intensif III

F. Triase

Pada fase ini hal pertama yang harus dilakukan adalah rapid
assessment/screening assessment yang dilakukan berdasarkan protap yang telah
disepakati. Pengkajian ini harus meliputi nama pasien, tanggal lahir, nomor tanda
pengenal (KTP/SIM/Paspor), alamat, nomor telepon, serta nama dan nomor telepon
orang  terdekat pasien yang dapat dihubungi, tanda vital  dan keluhan utama dengan skor
RUFA untuk menentukan perlu tidaknya dirawat di unit UPIP dan bila dirawat untuk
menentukan level/fase intensif pasien. Sedangkan pihak medis melakukan pengkajian
dengan menggunakan skala GAF.

G. Fase-fase Tindakan Intensif Bagi Pasien Psikiatri

Secara umum ada tiga fase tindakan intensif bagi pasien yaitu :
fase intensif I, II, III.
 Fase intensif I (24 jam pertama)
Prinsip tindakan : life saving, Mencegah cedera pada pasien, orang lain dan
lingkungan
Indikasi: Pasien dengan skor 1-10 RUFA
Intervensi: observasi ketat, KDM (Kebutuhan Dasar Manusia), Terapi modalitas :
terapi musik.
 Fase intensif II (24-72 jam pertama)
Prinsip tindakan: observasi lanjutan dari fase krisis (intensif I), mempertahankan
pencegahan cedera pada pasien, orang lain dan lingkungan
Indikasi : Pasien dengan skor 11-20 RUFA
Intervensi: observasi frekuensi dan intensitas yang lebih rendah dari fase intensif I,
terapi modalitas : terapi music dan olah raga
 Fase intensif III (72 jam-10 hari)
Prinsip tindakan: observasi lanjutan dari fase akut (intensif II), memfasilitasi
perawatan mandiri pasien
Indikasi: Pasien dengan skor 21-30 RUFA
Intervensi: observasi dilakukan secara minimal, pasien lebih banyak melakukan
aktivitas secara mandiri, terapi modalitas : terapi music, terapi olah raga, life skill
therapy.
H. Ketenagaan di PICU

Menurut Rollesby (2009), adapun ketenagaan yang terlibat di ruang PICU adalah sebagai
berikut:
a. Psikiater konsultan
b. Perawat terampil
c. Pekerja sosial
d. Occupation terapist
e. Instruktur teknis
f. Psikolog

I. Mengukur Tingkat Kedaruratan Pasien Dengan Skala GAF (General Adaptive


Function)

Adapun skala yang digunakan untuk mengukur tingkat kedaruratan pasien adalah
skala GAF (General Adaptive Function) dengan rentang skor 1 – 30 skala GAF.
Kondisi klien dikaji setiap shift dengan menggunakan skor GAF. Katagori klien yang
berada dalam rentang skor 1-30 GAF adalah:
a. Skor 21 – 30 : perilaku dipengaruhi oleh waham atau halusinasi atau gangguan serius
pada komunikasi atau pertimbangan (misalnya kadang-kadang inkoheren, tindakan
jelas tidak sesuai preokupasi bunuh diri) atau ketidakmampuan untuk berfungsi
hampir pada semua bidang (misalnya tinggal ditempat tidur) sepanjang hari, tidak
memiliki pekerjaan.
b. Skor 11 – 20 : terdapat bahaya melukai diri sendiri atau orang lain (misalnya usaha
bunuh diri tanpa harapan yang jelas akan kematian, sering melakukan kekerasan,
kegembiraan manik) atau kadang-kadang gagal untuk mempertahankan perawatan
diri yang minimal (misalnya mengusap feses) atau gangguan yang jelas dalam
komunikasi (sebagian besar inkoheren atau membisu)
c. Skor 1 – 10 : Bahaya melukai diri sendiri atau orang lain persisten dan parah
(misalnya kekerasan rekuren) atau ketidakmampuan persisten untuk
mempertahankan hiegene pribadi yang minimal atau tindakan bunuh diri yang serius
tanpa harapan bunuh diri yang jelas.

J. Modifikasi Skor GAF ( General Adaptive Function).

Pada keperawatan kategori pasien dibuat dengan skor RUFA (Respons Umum
Fungsi Adaptif)/ GAFR (General Adaptive Function Response)  yang merupakan
modifikasi dari skor GAF karena keperawatan menggunakan pendekatan respons
manusia dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan fungsi respons yang
adaptif. Keperawatan meyakini bahwa kondisi manusia selalu bergerak pada rentang
adaptif dan maladaptif.

Ada saat individu tersebut berada pada titik yang paling adaptif , namun di saat
lain individu yang sama dapat berada pada titik yang paling maladaptif. Kondisi   adaptif
dan maladaptif ini dapat dilihat atau diukur dari respons yang ditampilkan. Dari respons
ini kemudian dirumuskan diagnosa Skor RUFA  dibuat berdasarkan diagnosa
keperawatan yang ditemukan pada pasien. Sehingga setiap diagnosa keperawatan
memiliki kriteria skor RUFA  tersendiri (lihat tabel dibawah ini).

N Diagnosa Skor RUFA 1-10 Skor RUFA 11- Skor RUFA 21-
o Keperawata 20 30
n (Intensif I)
(Intensif II) (Intensif III)

1 Gangguan 1. Setiap saat 1. Sering mengalami 1. Halusinasi


persepsi mengalami halusinasi sesekali muncul
sensori: halusinasi 2. Seringkali tidak 2. Perilaku masih
2. Halusinasi tidak bisa bisa dikendalikan
halusinasi
terkendali mengendalikan 3. Isi halusinasi tidak
3. Perilaku halusinasi mengancam
dikendalikan oleh 3. Halusinasi 4. Perilaku kadang
isi halusinasi mengancam tetapi kacau
4. Halusinasi berisi masih bisa
ancaman terhadap dikendalikan
diri atau orang lain 4. Perilaku sering
5. Risiko tinggi kacau
bunuh diri atau
membunuh orang
lain
2 Perilaku 1. Perilaku kacau 1. Perilaku 1. Perilaku
kekerasan 2. Sedang kadang kacau kadang kacau
melakukan 2. Sedang 2. Ada riwayat
tindak melakukan melakukan
kekerasan kekerasan tindakan
fisik dan verbal kekerasan
verbal 3. Risiko sedang 3. Sesekali
3. Berisiko tinggi mencederai melakukan
mencederai diri dan orang tindakan
orang lain dan lain kekerasan
diri sendiri verbal, tidak
fisik

3 Gangguan 1. Perilaku kacau 1. Perilaku 1. Perilaku


proses pikir: 2. Waham terjadi sering kacau cukup
waham setiap saat 2. Waham terorganisir
3. Komunikasi sering terjadi 2. Waham
sangat kacau 3. Komunikasi jarang terjadi
kadang kacau 3. Komunikasi
kacau jika
terjadi waham
4 Risiko bunuh 1. Aktif mencoba 1. Aktif memikirkan 1. Mungkin
diri bunuh diri rencana bunuh sudah memiliki
engan cara: diri, namun tidak ide untuk
a. gantung diri mengakhiri
disertai dengan
b. minum racun hidupnya, namun
c. memotong percobaan bunuh tidak disertai
urat nadi diri dengan ancaman
d. menjatuhkan dan percobaan
diri dari 2. Meng bunuh diri
tempat yang atakan ingin 2. Mengungkapk
tinggi bunuh diri namun an perasaan seperti
2. Mengalami tanpa rencana rasa bersalah /
tanda-tanda yang spesifik sedih / marah /
depresi 3. Menar putus asa / tidak
3. Mempunyai ik diri dari berdaya
rencana bunuh pergaulan sosial 3. Mengungkapk
diri yang an hal-hal negatif
spesifik tentang diri sendiri
4. Menyiapkan yang
alat untuk menggambarkan
bunuh diri harga diri rendah
(pistol, pisau, 4. Mengatakan:
silet, dll) “Tolong jaga
anak-anak karena
saya akan pergi
jauh!” atau
“Segala sesuatu
akan lebih baik
tanpa saya”.

5 Panik 1. Perilaku kacau 1. Perilaku agak


2. Persepsi kacau
sangat sempit 2. Persepsi
3. Tidak mampu hanya yang
menerima nyata
informasi 3. Mampu
4. Tidak sadar berkomunikas
lingkungan i terbatas
4. Sadar
lingkungan
terbatas
6 Defisit 1. Sama sekali 1. Mampu 1. Mau
perawatan diri tidak mau dan melakukan berinisiatif
mampu kebersihan melakukan
melakukan diri tetapi perawatan diri
perawatan diri tidak mau hanya dengan
2. Perilaku kacau 2. Perilaku bimbingan
3. Tidak mampu masih bisa 2. Perilaku
mengikuti diarahkan masih bisa
perintah 3. Praktek diarahkan
kebersihan 3. Kadang-
diri hanya kadang tidak
jika melakukan
diingatkan kebersihan
diri dengan
rutin
7 Isolasi sosial 1. Kontak sosial 1. Kontak sosial 1. Kontak verbal
sangat kurang sangat masih sangat
2. Katatonia terbatas, terbatas
3. Sama sekali hanya dengan 2. Sudah mau
atau kurang orang yang berinteraksi
sekali dalam sangat dekat walaupun
kontak verbal 2. Komunikasi sangat
verbal sangat terbatas
terbatas 3. Aktifitas fisik
3. Aktivitas fisik sudah makin
hanya terbatas sering
untuk dilakukan
kebutuhan
dasar fisik

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa PICU adalah
suatu unit gabungan pelayanan gawat darurat psikiatri dan pelayanan intensif, yang
ditujukan untuk klien gangguan jiwa yang dalam kondisi krisis psikiatri dan berada dalam
kondisi yang membutuhkan pengawasan ketat, dimana dapat diselenggarakan di rumah sakit
jiwa atau psikiatri rumah sakit umum. Di beberapa negara unit ini diterjemahkan sebagai
unit kedaruratan ataupun unit akut yang pada prinsipnya memiliki tujuan yang sama yaitu
merawat pasien-pasien yang berada dalam kondisi membutuhkan intervensi segera. Pasien
dengan kondisi ini adalah pasien-pasien dalam kondisi dapat membahayakan diri sendiri,
orang lain dan lingkungan, seperti pasien dengan usaha bunuh diri, halusinasi, perilaku
kekerasan, NAPZA, dan waham.

B. Saran

Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Selain
itu kami selaku penulis berharap agar kita sebagai mahasiswa keperawatan dapat
menerapkan ilmu-ilmu tentang kejiwaan yang telah dibahas dalam makalah ini untuk
diterapkan ke dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

http://dwiners.blogspot.com/2010/11/psychiatric-intensive-care-unit.html

http://ikatanperawatkesehatanjiwaprovriau.blogspot.com/2011/10/mengenal-unit-perawatan-
intensif.html

http://lovelylive.wordpress.com/2010/11/27/konsep-kep-psikiatri/

http://en.wikipedia.org/wiki/Psychiatric_intensive-care_unit

http://wikansusanti.blogspot.com/2011/03/psikiatri.html

http://wir-nursing.blogspot.com/2011/09/psychiatric-intensive-care-unit-picu.html

Anda mungkin juga menyukai