Anda di halaman 1dari 11

MANAGING SERVICE LEVEL: dibutuhkan sebuah diferensiasi dan menjadi critical point dalam

retailing.

Sevice level dalam perspektfif retail adlaah availability produk pada toko. Service level bisa
digunakan sebagai salah satu ukuran untuk mengukur baik-tidaknya sebuah sistem dalam
perspektif apapun (secara umum).
Tujuannya untuk menyenangkan pelanggan, kompleksitas yang tinggi akan mengakibatkan
kesulitan dalam pemenuhan tingkat ketersediaan, kompleksitas dapat berasal dari sisi
permintaan yaitu; permintaan yang tidak menentu, visibilitas yang rendah (pengetahuan
terhadap permintaan pelanggan yang rendah), dari sisi supply yaitu; supply yg tidak fleksibel
dan kapasitas, waktu tunggu yg panjang, sumber daya lain yg tidak fleksibel, tidak punya
barang substitusi, hal-hal tersebut menghambat pencapaian level of service. Kesulitan2 ini
yang perlu di manage dari sisi hulu (supply) dan sisi hilir (demand).

Ada beberapa PRINSIP didalam SC Services: prinsip-prinsip apa yang perlu miliki untuk
mengeola service chain.
1. Leaders serve: perusahaan2 yg dianggap best in class company cenderung memiliki
tingkat pelayanan yg tinggi. Oleh karena itu perusahaan2 tersebut biasnaya memiliki
kultur melayani, karena fokus yg dilakukan dalam SC adalah pada PELANGGAN,
CUSTOMER. Dalam prinsip SC services biasanya Pelanggan yg kecewa cenderung
menceritakan ketidakpuasaan dibandingkan kepuasaannya, sehingga hal tersebut
memiliki implikasi panjang.
2. Kekecewaan pelanggan akan berimplikasi panjang termasuk loss sales sebagai
konsekuensi.
3. Oleh karena itu perlu menyelesaikan maslah ketidakpuasaan pelanggan daripada
ketidak puasan tersebut menyebar.
4. Untuk menjaga tingkat layanan bisa saja kita tidak perlu mengiyakan jika dirasa tidak
mampu melayani, it’s okay.

Ketidak-konsistenan dalam pengiriman mengakibatkan ketidakpastian bagi pelanggan


(konsistensi pengiriman artinya pengiriman barang 2 kali sehari dst). Konsistensi artinya
kemampuan kita dalam menjaga waktu pengiriman dari waktu ke waktu. Tapi fleksibilitas
artinya kemampuan kita untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang tidak menentu.
Recovery adalah kemampuan kita untuk kembali setelah terjadi disruption (demo, bencana
alam, mogok kerja dll).

Order shipped complete saat ini lebih dikenal sebagai perfect order fullfilment.

stockout frequency: seberapa sering kehabisan stok


Fill rate: hanya pencatatan stockout (apakah minggu ke-1 stockout? Y/N quest)frequensi

Total demand dihitung berdasarkan keseluruhan total demand 4 minggu dalam percentage
SL = banyaknya periode yg terjadi kekurangan dibandingkan dgn total periode
FR = 1 - (berapa total kekurangan dari semua periode dibandingkan total kebutuhan dari
semua periode)
Kebutuhan persentase service level adalah bagian dari apa yang dikatakan dengan reorder
point.

Semakin keatas maka mulai berhitung dengan membandingkan cost dan benefit. Apakah
worth it menaikkan stockout tsb.
Makna SS: dalam SC dipengaruhi oleh
1. Ada korelasi langsung antara SS dgn SL, jika SS naik maka SL naik
2. Ketidakpastian (direduksi dengan transparansi informasi dr sisi demand
3. Lead time (bukan hanya proses fisik seperti transportasi, tetapi juga porses internal,
administratif dll)
Item kelas A adalah 20% dari barang yang berkontribusi 80% dalam revenue perusahaan
sehingga perlu di setting service level yg tinggi. Sehingga untuk barang B, C dst perlu setting
level yg berbeda. Hal ini yang diperlukan dalam management inventory, optimasi inventory
untuk perolehan revenue yg lebih besar.
Efek dari substitusi

Anda mungkin juga menyukai