Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan yang
diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta
memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah
mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan. Bidan adalah tenaga
professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra
perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil,
masa persalinan dan masa nifas, memfasilitasi dan memimpin persalinan atas
tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi.
Bidan merupakan salah satu jenis tenaga kesehatan yang diakui negara. Hal ini
tercantum dalam Pasal 11 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan dimana profesi bidan dicantumkan sebagai salah satu dari 12 jenis tenaga
kesehatan yang diuraikan dalam undang-undang. Pengertian bidan menurut Pasal 1
butir 3 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan : “Bidan adalah
seorang perempuan yang telah menyelesaikan program pendidikan kebidanan baik di
dalam negeri maupun di luar negeri yang diakui secara sah oleh Pemerintah Pusat dan
telah memenuhi persyaratan untuk melakukan praktik Kebidanan”.
Pasal 1 Undang-Undang RI Nomor 4 Tahun 2014 09 tentang kebidanan,
selanjutnya di sebut Undang-Undang Kebidanan menyatakan, bahwa Kebidanan
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan bidan dalam memberikan pelayanan
kebidanan, kepada perempuan selama masa sebelum hamil, masa kehamilan,
persalinan, pasca persalinan, masa nifas, bayi baru lahir, bayi, balita, dan anak pra
sekolah, termasuk kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana sesuai
dengan tugas dan wewenangnya.
Pasal 61 huruf a Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan
yang mengatakan “Bidan dalam menjalankan praktik Kebidanan berkewajiban
memberikan Pelayanan Kebidanan sesuai dengan kompetensi, kewenangan, dan
mematuhi kode etik, standar profesi, standar pelayanan profesi, standar prosedur
operasional”.
Kewenangan profesi bidan kemudian lebih lanjut diatur dalam Pasal 18
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan yang meliputi pelayanan kesehatan ibu, pelayanan
kesehatan anak, pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369 Tahun 2007 tentang Standar Profesi Bidan,
menjelaskan pula tentang ruang lingkup pelayanan kebidanan, yaitu : “Pelayanan
Kebidanan berfokus pada upaya pencegahan, promosi kesehatan, pertolongan
persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak, melaksanakan tindakan
asuhan sesuai dengan kewenangan atau bantuan lain jika diperlukan, serta
melaksanakan tindakan kegawatdaruratan”. Isi dari pasal-pasal di tersebut, dijelaskan
bahwa ada pengaturan yang dilakukan oleh negara mengenai batasan kewenangan dan
ruang lingkup pelayanan profesi bidan dalam melakukan praktik kebidanan (asuhan
kebidanan) di tengah-tengah masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi dari Pelayanan Kebidanan ?
2. Apa saja Peran dan Fungsi Bidan (Pelaksana, Pengelola, Pendidik, dan Peneliti) ?
3. Apa saja Tugas dan Wewenang bidan sesuai dengan UU No. 4 Tahun 2019 ?
4. Apa saja Standar Mutu Pelayanan Kebidanan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi Pelayanan Kebidanan.
2. Untuk mengetahui tentang Peran dan Fungsi Bidan (Pelaksana, Pengelola,
Pendidik, dan Peneliti).
3. Untuk mengetahui tentang Tugas dan Wewenang bidan sesuai dengan UU No. 4
Tahun 2019.
4. Untuk mengetahui tentang Standar Mutu Pelayanan Kebidanan.

Ikatan Bidan Indonesia, 2016. Defenisi Bidan. Diakses melalui


https://ibi.or.id/id/article_view/a20150112004/definisi.html
Juniarso Ridwan dan Achmad Sodik Sudrajat, 2012, Hukum Administrasi Negara dan
Kebijakan Pelayanan Publik, Bandung: Nuansa.

Anda mungkin juga menyukai