Anda di halaman 1dari 61

PANDUAN PROFESI NERS

KEPERAWATAN KOMUNITAS

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NAZHATUT THULLAB SAMPANG
2019

1
BIODATA MAHASISWA

Nama Mahasiswa :……………………………………………

NIM :……………………………………………
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga buku kompetensi keperawatan Komunitas ini dapat
diterbitkan.
Buku Panduan Praktek Profesi Keperawatan Komunitas ini menginformasikan
mengenai tujuan mahasiswa melakukan asuhan keperawatan di komunitas, kompetensi
yang harus dimiliki setelah mahasiswa melakukan asuhan keperawatan komunitas,
proses bimbingan selama mahasiswa melakukan asuhan keperawatan komunitas, proses
pelaksanaan praktikan asuhan keperawatan komunitas, instrumen dan format-format
evaluasi yang diprlukan didalam melihat kinerja mahasiswa selama melakukan asuhan
keperawatan komunitas.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut
membantu penyelesaian buku ini, semoga Buku Panduan Praktik Profesi keperawatan
komunitas ini dapat bermanfaat dan berguna bagi mahasiswa dan pembimbing dalam
melalui tahapan profesi untuk melakukan asuhan keperawatan komunitas. Harapan tim
penyusun, buku ini dapat digunakan sebaik-baiknya dalam pencapaian kemampuan
mahasiswa sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan buku ini dapat menjadi awal
pengembangan Buku Panduan praktikan berikutnya. Masukan dan pengguna sangat
diharapkan untuk tim penyusun

Sampang, ……………2019
Kaprodi,

Mei Lestari Ika, W. S. Kep., Ns. M. Kes


DAFTAR ISI
Halaman Judul
Biodata Mahasiswa
Kata Pengantar
Daftar Isi
Visi Misi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nazhatut Thullab Sampang
Visi Misi Prodi Pendidikan Profesi Ners
Bab 1 Pendahuluan
Bab 2 Kurikulum Program Pendidikan Profesi Ners
Bab 3 Prasyarat dan Pengaturan Profesi Keperawatan Komunitas
Bab 4 Kompetensi Profesi Keperawatan Komunitas
Catatan
Daftar Pustaka

2
VISI, MISI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NAZHATUT THULLAB SAMPANG

VISI
Menjadi institusi pendidikan Ilmu Kesehatan yang handal untuk menghasilkan lulusan yang
mandiri dan berazaskan nilai-nilai islami

MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan yang bermutu dengan menerapkan sistem
pembelajaran terbaru.
2. Menyelenggarakan kegiatan penelitian oleh tenaga pengajar maupun mahasiswa
sesuai dengan bidang keahliannya, serta digunakan sebagai dasar pengabdian kepada
masyarakat.
3. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat oleh tenaga pengajar maupun
mahasiswa sesuai dengan bidang keahliannya.
4. Memperluas jaringan kerjasama guna pengembangan dan penyebarluasan informasi
ilmu pengetahuan

3
VISI, MISI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NAZHATUT THULLAB SAMPANG

VISI
Menjadikan Program studi yang unggul, Profesional dan berbasis nilai-nilai islami pada tahun
2024

MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan profesi dengan menerapkan kurikulum berbasis KKNI
2. Melaksanakan penelitian dasar dan terapan dalam bidang kesehatan dan keperawatan
3. Melaksanakan pengabdian masyarakat dalam pengembangan keilmuan berbasis evidence
based practice
4. Meningkatkan peran institusi dalam kerjasama didalam dan diluar negeri untuk
tercapainya tri dharma yang bermutu.

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Program Pendidikan Tinggi keperawatan adalah suatu pendidikan yang
bertujuan untuk menghasilkan perawat yang professional. Proses pendidikan ini
dilaksanakan melalui dua tahap yaitu tahap akademik dan tahap profesi. Proses
pendidikan tahap profesi dikenal dengan pengajaran klinik dan lapangan (PBK &
PBL), yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menerapkan ilmu yang dipelajari dikelas (pada tahap akademik) ke tatanan nyata.
Program pendidikan profesi merupakan proses sisoalisasi peserta didik dalam
mendapatkan pengalaman yang nyata untuk mencapai kemampuan keterampilan
profesional : intelektual, interpersonal dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada
klien. Pendidikan Profesi Ners Keperawatan Komunitas menggunakan kurikulum
berbasis kompetensi (KBK) mengacu KKNI tahun 2014. Pada KBK Profesi Ners
Keperawatan Komunitas, para peserta didik menerapkan ilmu pengetahuan teori,
konsep dan keterampilan teknis yang telah dikuasai pada program akademik pada klien
langsung melalui program internship dimana peserta didik dibimbing oleh seorang
perawat sebagai preseptor.
Penerapan KBKP Profesi Ners Keperawatan Komunitas melibatkan seluruh
komponen profesi baik akademik maupun wahana praktik di berbagai kegiatan yang
dimulai dari tahap persiapan, pelaksanaan, sampai dengan evaluasi.

1
2

BAB II
RANCANGAN PEMBELAJARAN

2.1 Tujuan Pendidikan Profesi Ners


Tujuan tahap profesi adalah mempersiapkan mahasiswa melalui bentuk penyesuaian
profesional dalam pengalaman belajar klinik dan lapangan sehingga memiliki
kemampuan profesional, diantaranya :
1. Menerapkan konsep, teori dan prinsip dalam ilmu perilaku, ilmu sosial,
biomedik dan ilmu keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan
kepada individu, keluarga dan komunitas.
2. Melaksanakan asuhan keperawatan pada masalah sederhana hingga kompleks
melalui pengkajian, penetapan diagnose, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi yang bersifat promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative sesuai
dengan batas kewenangan, tanggung jawab dan kemampuan berlandaskan
etika profesi keperawatan
3. Mendokumentasikan seluruh proses keperawatan secara sistematis dan
memanfaatkan dalam meningkatkan kualitas asuhan keperawatan
4. Mengelola pelayanan keperawatan tingkat dasar secara bertanggung jaab
dengan menunjukkan sikap kepemimpinan.

2.2 Kompetensi Program Pendidikan Profesi Ners


Kompetensi Program Pendidikan Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nazhatut
Thullab Sampang mengacu pada kurikulum berbasis kompetensi (KBK) mengacu KKNI
tahun 2014.
2.3 Kurikulum Progaram Pendidikan Profesi Ners
Pengembangan kurikulum profesi pada prodi pendidikan profesi Ners di Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Nazhatut Thullab Sampang berdasarkan hasil surat keputusan No
056/SKep.01.01/STIKNT/IX/2019 tentang standar kebijakan pendidikan tinggi.
Pengembangan kurikulum profesi ners tersebut didasarkan pada ketentuan yang tertuang
pada AIPNI yaitu beban program profesi adalah sebanyak 29 SKS. Untuk kelengkapan
kurikulum institusi masing-masing prodi profesi ners masih harus menambah 7 SKS lagi
agar bisa memenuhi persyaratan minimal jumlah SKS pendidikan Ners tahap profesi
sebesar minimal 36 SKS. Adapun penjabaran beban program profesi Ners adalah sebagai
berikut :
DAFTAR MATA KULIAH
PROGRAM PROFESI NERS STIKES NAZHATUT THULLAB SAMPANG
TAHUN AKADEMIK: 2019/2020
               

NO KODE MATA AJAR SKS T P PL SEMESTER

1 MKNS0101 KEPERAWATAN DASAR PROFESI (KDP) 2 0 0 2

2 MKNS0102 KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 6 0 0 6


SEMESTER
3 MKNS0103 KEPERAWATAN ANAK 4 0 0 4 I
4 MKNS0104 KEPERAWATAN MATERNITAS 4 0 0 4

5 MKNS0105 KEPERAWATAN JIWA 4 0 0 4

    TOTAL 20 0 0 20  

1 MKNS0201 MANAJEMEN KEPERAWATAN 4 0 0 4

2 MKNS0202 KEPERAWATAN GADAR DAN KRITIS 4 0 0 4


SEMESTER
3 MKNS0203 KEPERAWATAN GERONTIK 2 0 0 2
II
4 MKNS0204 KEPERAWATAN KELUARGA DAN KOMUNITAS 5 0 0 5

5 MKINS0301 WOUND CARE 3 0 0 3

    TOTAL 18 0 0 18  

    TOTAL SKS SEMESTER I-II 38 0 0 38  


BAB III
TAHAP PELAKSANAAN

3.1 Persyaratan Program Profesi


1. Mahasiswa dinyatakan lulus program akademik
2. Menyelesaikan persyaratan administrasi program profesi
3.2 Peraturan Program Profesi
1. Kehadiran / presensi
a. Praktikum dimulai pada hari senin sampai jum’at kecuali pada mata jar manajemen
keperawatan dan mahasiswa yang sedang mengganti dinas. Ketentuan khusus akan
ditetapkan oleh bagian profesi Program studi Pendidikan Profesi Ners STIKES
Nazhatut Thullab Sampang.
b. Setiap mahasiswa diwajibkan hadir tepat waktu, sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan, yaitu :
 Pagi : pukul 07.00-15.00 WIB, istirahat selama 1 jam disesuaikan dengan
aktivitas ruangan
 Sore : pukul 14.00-20.30 WIB, istirahat selama 1 jam disesuaikan dengan
aktivitas ruangan
 Malam : pukul 21.00-07.00 WIB
c. Setiap mahasiswa wajib memenuhi kehadiran 100% termasuk libur nasional
d. Dalam 1 hari praktik berlaku 1 kali shiff/dinas
e. Tidak dibenarkan menukar/mengganti jadwal praktik yang telah ditentukan tanpa
sepengetahuan pembimbing
f. Mahasiswa tidak dibenarkan meninggalkan tempat praktik tanpa seijin pembimbing
g. Mahasiswa yang meninggalkan tempat praktik lebih dari 1 jam istirahat yang telah
ditentukan, wajib mengganti jam praktik sebanyak jam yang telah ditinggalkan.
h. Mahasiswa yang terlambat datang mengikuti kegiatan praktik profesi dengan alasan
apapun wajib memberitahukan kepada pembimbing pendidikan atau pembimbing
klinik rumah sakit dan diharuskan menambah jam praktik sesuai dengan banyaknya
waktu yang tertinggal dari jadwal yang telah ditentukan.
i. Mahasiswa yang tidak hadir pada kegiatan profesi wajib melaporkan secara lisan
atau tertulis terlebih dahulu kepada pembimbing pendidikan kemudian kepada
pembimbing klinik di rumah sakit/lapangan.
j. Ketidakhadiran dengan alasan sakit harus disertai dengan surat keterangan sakit dari
dokter dan diserahkan kepada pembimbing pendidikan atau pembimbing klinik
rumah sakit/lapangan.
k. Mahasiswa yang tidak mengikuti praktik dengan alasan ijin/sakit, harus mendapat
ijin dari pembimbing. Yang bersangkutan diwajibkan mengganti praktik sejumlah
hari yang ditinggalkan.
l. Ketidakhadiran tanpa sepengetahuan pembimbing diwajibkan mengganti sebanyak 2
kali lipat dari hari praktik yang ditinggalkan.
m. Mahasiswa yang tidak mengikuti praktik lebih dari 2 hari dengan alasan apapun dan
tanpa pemberitahuan kepada pembimbing klinik /rumah sakit wajib mengulang pada
praktik di ruangan tersebut.
n. Mahasiswa yang tidak mengikuti praktik selama lebih dari 5 hari dengan alasan
apaun pada satu bagian/departemen tertentu kecuali sakit dan alasan yang bisa
dipertanggungjawabkan, di nyatakan gugur pada bagian departemen tersebut.
o. Setiap mahasiswa yang mengganti hari praktik harus membawa surat pengantar dari
bagian Profesi Prodi Pendidikan Profesi Ners STIKES Nazhatut Thullab dan bila
tidak membawa surat pengantar dianggap tidak mengganti.
2. Seragam
a. Kegiatan Profesi :
 Dinas pagi dan sore : seragam yangdikenakan adalah atas dan bawah putih
sesuai dengan ketentuan pendidikan, tanda pengenal, skort lengkap dengan logo
dan bet Prodi Pendidikan Profesi Ners STIKES Nazhatut Thullab Sampang,
sepatu hitam tertutup, hak maksimal 3 cm dan tidak bersuara.
 Selama praktik mahasiswa tidak diperkenankan menggunakan perhiasan dalam
bentuk apapun
 Rambut rapi
b. Praktik lapangan :
 Atas kemeja putih dan bawah rok/celana panjang hitam, tanda pengenal dan jas
almamater, sepatu tertutup, tidak bersuara.
c. Mahasiswa yang tidak memenuhi ketentuan diatas tidak diperkenankan mengikuti
praktik dan dinyatakan tidak hadir
3. Peralatan Klinik
a. Setiap mahasiswa wajib membawa perlengkapan klinik yang menunjang pelaksanaan
praktik klinik meliputi : stetoskop, tensimeter, termometer, jam, penlight, reflek
hammer, gunting, pinset anatomi, pinset chirrugis, meteran kain, masker, gunting kuku.
b. Mahasiswa yang tidak membawa perlengkapan klinik saat praktik dengan seijin
pembimbing pendidikan atau pembimbing klinik diberikan waktu untuk mengambil
perlengkapan klinik yang diberikan.
c. Waktu yang dipergunakan untuk mengambil alat praktik, wajin diganti dengan
menambah pada akhir jam praktik.
4. Pelaksanaan program profesi
a. Mahasiswa wajib mengikuti program orientasi ruangan
b. Mahasiswa yang tidak membawa LP pada preconferent atau laporan tidak lengkap atau
tidak sesuai dengan topik yang telah ditentukan, tidak diperkenankan mengikuti praktik
dan dinyatakan tidak hadir.
c. Mahasiswa yang tidak hadir mengikuti preconferent dan post conferment dinyatakan
tidak hadir
d. Laporan kasus harus dibawa setiap hari
e. Mahasiswa yang tidak membawa laporan asuhan keperawatan pada saat post
conferment atau laporan tidak lengkap dengan ketentuan yang berlaku dinyatakan tidak
hadir.
f. Jika dalam 2 hari mahasiswa belum mendapatkan kasus sesuai dengan yang telah
ditentukan, maka dengan sepengetahuan pembimbing pendidikan dan klinik mahasiswa
diharuskan mengganti kasus dan mengikuti pre conferment susulan.
5. Ujian
a. Mahasiswa dinyatakan berhak mengikuti ujian setelah memenuhi ketentuan kehadiran
100% dimasing-masing bagian.
b. Ujian klinik /lapangan dilakukan pada minggu akhir pelaksanaan kegiatan profesi
disetiap bagian /departemen
c. Kasus yang akan diujikan ditentukan pada hari pelaksanaan ujian
d. Penguji sekurang-kurangnya terdiri dari 2 yang terdiri dari : 1 orang dari pendidikan, 1
oarang dari tempat praktik atau tempat ujian dilaksanakan.
e. Ketentuan ujian disesuaikan dengan ketentuan dari masing-masing bagian
f. Mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus ujian diberikan kesempatan untuk
memperbaiki /mengulang ujian pada hari berikutnya atau sesuai dengan kesepakatan
dengan penguji.
g. Mahasiswa yang tidak mengikuti ujian dengan alasan : sakit/ijin dan disertai dengan
surat keterangan yang dapat dipertanggung jawabkan, diberikan kesempatan untuk
mengikuti ujian susulan pada bagian yang bersangkutan.
h. Hal-hal yang menyangkut ujian susulan atau ujian perbaikan sepenuhnya menjadi
kewenangan PJMK yang bersangkutan, penguji pendidikan dan penguji tempat praktik.
6. Referensi
a. selama program profesi mahasiswa wajib membawa buku panduan profesi dan atau
buku panduan kompetensi
b. selama praktik mahasiswa diwajibkan membawa literatur sesuai dengan topik kasus
yang diambil
c. mahasiswa yang tidak membawa literatur yang sesuai dengan topik kasus yang diambil
dengan seijin pembimbing pendidikan atau pembimbing klinik /lapangan diberikan
waktu untuk membawa literatur yang sesuai.
d. Waktu yang digunakan untuk mengambil literatur, wajib diganti dan ditambahkan pada
akhir jam praktik.
3.3 Metode Evaluasi
1. Waktu
Evaluasi dilaksanakan terus-menerus disetiap putaran pada bagian-bagian yang telah
ditentukan dengan bobot penilaian yang ditentukan. Pada akhir putaran diadakan ujian lisan
secara komprehensif
2. Aspek yang dievaluasi
Pencapaian kompetensi tiap mata ajar (pengetahuan dan ketrampilan), aspek sikap
(kedisiplinan, tanggung jawab, tanggap, prinsip-prinsip etika)
3. Metoda
 Observasi : sikap, keterampilan (60-70%)
 Tertulis (laporan) : LP, LK, Ketrampilan (20%)
 Responsi : kemampuan mengemukakan pendapat atau alasan berdasarkan kasus
atau laporan yang telah dibuat (10-20%)
4. Syarat kelulusan
Minimal nilai B, bila tidak mencapai syarat kelulusan, mahasiswa harus terus mengikuti
putaran berikutnya, kemudian kembali lagi saat libur atau setelah selesai semua.
5. Kegiatan profesi dilaksanakan selama 8 minggu.
BAB IV
KOMPETENSI PROFESI KEPERAWATAN KOMUNITAS

Mata Ajar : Keperawatan Komunitas


Kode Mata Ajar : MKNS0204
Beban Studi Jalur Reguler : 5 SKS
Beban Studi Jalur Non Reguler : 5 SKS
Penempatan Jalur Reguler : Semester 9
Penempatan Jalur Non Reguler : Semester 1
Tempat Praktik : Puskesmas Wilayah Kerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Sampang
A. DESKRIPSI MATA AJAR
Mata kuliah ini merupakan penerapan konsep, prinsip, dan proses keperawatan
komunitas yang dipadukan dengan ilmu kesehatan masyarakat, yang meliputi
pengenalan dan identifikasi pelaksanaan program pokok Puskesmas asuhan
keperawatan pada komunitas dan kelompok khusus (sekolah dan okupasi).
Pengalaman belajar meliputi praktek lapangan, diskusi, dan presentasi
B. TUJUAN
Tujuan Mata Kuliah :
Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan Islami
dengan menggunakan pendekatan proses keperwatan bila merawat klien dengan
gangguan kebutuhan dasar. Setelah menyelesaikan program profesi ners ini,
mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menerapkan asuhan keperawatan komunitas dan kelompok khusus dalam
konteks pelayanan kesehatan utam yang meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, rencana keperawatan, implementasi, dan evaluasi keperawatan
komunitas.
2. Menerapkan model konseptual/teori keperawatan pada komunitas dan kelompok
khusus dalam konteks pelayanan kesehatan utama yang meliputi pengkajian,
diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, implementasi, dan evaluasi
keperawatan komunitas.
3. Mendemonstrasikan kemampuan manajerial dalam mengelola upaya kesehatan
berbasis masyarakat.
4. Melakukan upaya pemberdayaan komunitas melalui kegiatan lintas program dan
lintas sektoral pada asuhan keperawatan komunitas dan kelompok khusus yang
dilaksanakan bersama-sama masyarakat setempat.
5. Membentuk sistem pelayanan kesehatan masyarakat setempat dengan
memanfaatkan sumber daya masyarakat yang mampu terjangkau.
LINGKUP DAN TARGET PENCAPAIAN

A. LINGKUP KEGIATAN
1. Apabila mahasiswa praktikan di komunitas, mampu menerapkan kode etik sesuai
dengan kode etik PPNI (2000)
2. Apabila mahasiswa praktikan di komunitas, mempu membina hubungan
interpersonal dan komunitas teraupetik dengan target komunitas
3. Apabila mahasiswa praktikan di sekolah, mahasiswa mampu memberikan asuhan
keperawatan di sekolah dengan mengunakan konsep-konsep dasar keperawatan komunitas
dan sesuai dengan langkah-langkah proses keperawatan
4. Apabila mahasiswa praktikan di tempat industri (usaha kesehatan kerja), mahasiswa
mampu memberikan asuhan keperawatan bagi para pekerja industri dengan mengunakan
konsep-konsep dasar keperawatan komunitas dan sesuai dengan langkah-langkah proses
keperawatan.
5. Apabila mahasiswa menemukan kasus jiwa pada kelompok masyarakat, mahasiswa
mampu memberikan asuhan keperawatan dengan mengunakan konsep-konsep dasar
keperawatan komunitas dan sesuai dengan langkah-langkah proses keperawatan
6. Apabila mahasiswa menemukan kasus-kasus kelompok resiko tinggi atau masalah
kesehatan khusus di suatu daerah atau wilayah binaan (RW), mahasiswa mampu
memberikan asuhan keperawatan pada :
a. Kelompok ibu hamil
b. Kelompok balita
c. Kelompok usia sekolah
d. Kelompok remaja
e. Kelompok dewasa
f. Kelompok lanjut usia

Dengan mengunakan konsep-konsep dasar keperawatan komunitas dan sesuai dengan


langkah-langkah proses keperawatan
7. Apabila mahasiswa menemukan kasus kesehatan masyarakat di suatu wilayah
binaan (RW/RT), mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan dengan mengunakan
konsep-konsep dasar keperawatan komunitas dan sesuai dengan langkah-langkah proses
keperawatan
8. Apabila mahasiswa telah mengindentifikasi masalah keperawatan komunitas,
mahasiswa mampu melakukan terapi modalitas keperawatan komunitas dengan benar
9. Apabila mahasiswa dihadapkan pada masalah kesehatan komunitas yang
memerlukan rujukan mahasiswa mampu berkolaborasi dengan tenaga kesehatan yang di
wilayah tersebut.

B. KOMPETENSI
Setelah menyelesaikan praktikan keperawatan komunitas , mahasiswa memiliki kompetensi sebagai
berikut :
1. Melaksanakan praktikan yang professional dan berlandaskan pada etika
keperawatan sesuai dengan kode etik PPNI (2000).
a. Berkomunikasi secara profesional dengan masyarakat dan tenaga kesehatan
b. Melindungi masyarakat dari kelalaian tindakan
c. Memiliki komitmen terhadap tujuan praktikan keperawatan komunitas yang
ditujukan dengan memberikan pelayanan yang berkualitas pada individu, keluarga dan
komunitas
d. Mengaplikasikan program pemerintah di masyarakat
e. Melakukan kerjasama lintas program dan lintas sektoral
2. Menunjukkan kemampuan untuk berfikir kritis dan analisis
a. Mengembangkan diri secara profesional terus menerus
b. Melakukan praktik keperawatan yang didasari fakta
c. Menggunakan standar praktik dalam penerapan asuhan keperawatan
3. Memberikan asuhan keperawatan mengunakan pendekatan proses keperawatan
komunitas seperti:
a. Menyusun instrumen pengkajian bersama masyarakat sesuai masalah yang ditemukan
b. Merencanakan asuhan keperawatan yang merefleksikan prioritas, kesinambungan dan
alternatif tindakan untuk mencapai status kesehatan yang optimal
c. Memberikan asuhan keperawatan yang mencakup tindakan keperawatan atau terapi
modalitas, pendidikan kesehatan dan kolaborasi untuk memfasilitasi masyarakat memenuhi
kebutuhan kesehatannya
d. Mengimplementasikan dan mengevaluasi efektifitas asuhan keperawatan yang diberikan
mengunakan indikator yang telah dibakukan
e. Mendokumentasikan setiap tindakan keperawatan dan evaluasi yang dilakukan
4. Melakukan pengorganisasian dengan target kelompok dan bekerjasama dengan
kelompok masyarakat yang ada diwilayah tersebut
a. Membentuk atau berkerjasama dengan kelompok kerja kesehatan di komunitas
b. Melaksanakan pembinaan sekolah di wilayah
c. Melaksanakan pembinaan kesehatan kerja di wilayah
d. Melaksanakan pembinaan posyandu
e. Melakukan pembinaan kelompok-kelompok yang ada dimasyarakat

C. MATERI

1. KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS

Keperawatan komunitas (diadopsi dari pengertian community health nursing) pertama kali dikenal
sejak tahun 1970 yang merupakan kelanjutan dari sejarah keperawatan kesehatan publik (public
health nursing) terutama berkembang di daratan Eropa dan Amerika. Para perawat bekerja di
klinik-klinik berbasiskan masyarakat (community-based clinics), yang merupakan koordinasi dalam
menangani berbagai kasus-kasus kesehatan di masyarakat dengan melibatkan berbagai disiplin
keilmuan.

Di Indonesia dikenal dengan sebutan perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) yang dimulai
sejak permulaan konsep Puskesmas diperkenalkan sebagai institusi pelayanan kesehatan profesional
terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Namun sangat disayangkan
bahwa pengertian perkesmas menjadi lebih tersudutkan dan hanya merupakan bagian dari usaha
pokok Puskesmas, sehingga terkesan pelayanan kesehatan yang diterima oleh kesehatan masyarakat
menjadi sepotong-sepotong, tidak komprehensif, dan saling tumpang tindih ditambah lagi dengan
pelayanan kesehatan yang rendah, oleh karenanya perlu kiranya meluruskan kembali konsep
Keperawatan Komunitas secara benar.

Keperawatan Komunitas (Perkesmas) merupakan disiplin ilmu yang memadukan ilmu kesehatan
masyarakat dengan ilmu keperawatan. Keperawatan komunitas juga dikenal sebagai suatu
spesialisasi yang memiliki unit pelayanan yang berbasiskan pada masyarakat tertentu atau
sekumpulan orang dimana perawat mengambil tanggung jawab untuk menolong meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Tujuan dari keperawatan komunitas ini adalah meningkatkan status
kesehatan masyarakat, sehingga para perawat komunitas seharusnya memiliki keterampilan dasar
yang meliputi epidemiologi, penelitian, pengajaran, organisasi masyarakat dan hubungan
interpersonal
PUSKESMAS
Puskesmas

KIA KB TBC Gizi KIA

Gizi Kesling Puskesmas


TBC KB

Kesling

Dilihat dari karakteristik yang dimilikinya, maka keperawatan komunitas dapat dicirikan sebagai
berikut :
1. Berorientasikan kepada masyarakat, artinya segala kegiatan mulai dari pengkajian perencanaan,
implementasi dan evaluasi semua diarahkan dari dan oleh masyarakat itu sendiri.
2. Fokus pelayanannya ditujukan kepada populasi, artinya bahwa dalam pelayanan keperawatan
ditujukan kepada sekumpulan orang yang didalamnya terdapat unsur keterkaitan antar individu
dalam suatu masyarakat.
3. Pelayanan dasar yang bersifat relationship, artinya bahwa pelayanan yang diberikan meliputi
berbagai aspek, dan dibutuhkan kerjasama lintas program dan lintas sektoral,

Sesuai dengan karakteristik dari perkemas ini, makna dari keperawatan komunitas tidak hanya
dibatasi oleh istilah yang berorientasikan kepada tempat dimana perawat itu bekerja, karena
sesungguhnya pelayanan kesehatan merupakan satu kesatuan rangkaian dari rumah sakit ke
masyarakat. Artinya keperawatan komunitas merupakan kelanjutan pelayanan kesehatan dari rumah
sakit kepada pelayanan kesehatan di masyarakat.

Perawat komunitas dapat melaksanakan praktek keperawatan pada enam tingkatan klien, yaitu :
1. Individu 4. Bagian dari populasi
2. Komunitas 5. Populasi
3. Kelompok 6. Masyarakat
Melihat kepada beragamnya klien yang dapat dilayani oleh perawat puskesmas, maka tempat para
perawat puskesmas untuk melaksanakan praktek keperawatannya menyebar dari tingkatan rumah
sampai kepada kelompok-kelompok khusus yang ada di masyarakat. Secara rinci dapat dijabarkan
sebagai berikut :
1. Rumah, dimana pelayanan keperawatan merupakan kelanjutan dari rumah sakit ke rumah untuk
di lakukan follow up kesehatannya, misalnya perawatan luka, promosi kesehatan yang meliputi
perawatan komunitas, perawatan anak, kedisiplinan anak, diet makanan, pelatihan-pelatihan,
pertahanan dari stress, manajemen manula.
2. Pelayanan Kesehatan Ambulatory, seperti Pusat Kesehatan Masyarakat
3. Sekolah, meliputi kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah
4. Industri, baik formal (pabrik-pabrik) maupun informal (home industri)
5. Institusi pelayanan kebutuhan masyarakat seperti Tempat Penitipan Anak, dll
6. Institusi Kegamaan, seperti Pondok Pesantren, Panti Asuhan, dll.
2. AREA PRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS

Area keperawatan di komunitas menempatkan komunitas sebagai klien. Mahasiswa akan


ditempatkan pada satu wilayah kerja Puskesmas yang diharuskan membina masyarakat di
lingkungan Rukun Tetangga ( RT ) untuk setiap mahasiswa. Rentang waktu yang disediakan adalah
selama beberapa minggu.

Kemampuan yang diharapkan dari mahasiswa yang berpraktikum di komunitas adalah :


 Membina trust dengan masyarakat
 Mengelola kelengkapan administratif praktikum di masyarakat secara mandiri
 Melakukan pengkajian data masyarakat (data primer & data sekunder) melalui pendekatan :
 Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PMKD)
 Partisipatif dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM)
 Epidemiologis
 Mengorganisir masyarakat baik dalam bentuk wadah maupun kegiatan
 Membuat rancangan pembangunan masyarakat di bidang kesehatan (POA)
 Melaksanakan dan mengorganisir kegiatan bersama masyarakat sesuai rencana
 Melaksanakan evaluasi dan penilaian kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan bersama
masyarakat
 Menjalin kerja sama dengan instansi terkait melalui lintas program dan lintas sektoral

Sebagai kelengkapan penilaian maka setiap mahasiswa dibebankan untuk membuat laporan dari
hasil praktikum selama di komunitas, disamping dari hasil supervisi pembimbing ke lapangan.

3. PEDOMAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. PENDAHULUAN
Asuhan keperawatan komunitas dilakukan dengan pendekatan proses keperawatan. Penerapan dari
proses keperawatan ini bervariasi pada setiap situasi, tetapi dasar-dasar prosesnya memiliki
kesamaan. Elemen-elemen penting dalam penerapan proses keperawatan dalam asuhan
keperawatan komunitas adalah : kesungguhan (delibratif), (interactif), dan berorientasi kepada
kebutuhan komunitas (need-oriented). Secara singkat dapat digambarkan sebagai berikut :

B. PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


Pengkajian dalam asuhan keperawatan komunitas dapat dilihat dari 3 dimensi komunitas, yaitu
dimensi lokasi, dimensi populasi, dan dimensi sistem. Masing-masing dimensi ini mempunyai
berbagai variabel dimana antara satu dengan yang lainnya dapat saling melengkapi. Secara ringkas
dapat digambarkan sebagai berikut

I. DIMENSI LOKASI
A. Batasan komunitas
1. Batas wilayah
2. Karakteristik batasan wilayah (zona wilayah)
3. Peta wilayah
B. Lokasi pelayanan kesehatan
1. Tempat yankes
2. Jarak yankes
3. Cara mencapai lokasi yankes
C. Gambaran Geografis
1. Kesuburan
2. Peta topografi
3. Kemiringan tanah
4. Ketinggian tanah
D. Iklim
1. Curah hujan
2. Prakiraan musim hujan dan musim panas
3. Kelembaban
E. Flora dan Fauna
1. Jenis tanaman
2. Jenis hewan (ternak dan liar)
F. Lingkungan Buatan
1. Sarana olah raga
2. Sarana rekreasi
3. Lingkungan pemukiman

II. DIMENSI POPULASI


A. Ukuran
1. Jumlah penduduk
2. Jumlah kepala komunitas
3. Jumlah pasangan usia subur

B. Kepadatan
1. Perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah keseluruhan
2. Perbandingan jumlah penduduk dgn luas pemukiman

C. Komposisi penduduk
1. Berdasarkan kelompok umur
 Bayi
 Batita
 Balita
 Usia sekolah
 Usia remaja
 Usia produktif
 Usia lanjut
2. Berdasarkan jenis kelamin
3. Berdasarkan status marital
D. Pertumbuhan penduduk
1. Total Fertility Rate
2. Cude Birth Rate
3. Total Mortality Rate
4. Infant Mortality Rate
5. Maternal Mortality Rate

E. Budaya penduduk
1. Latar belakang budaya / etnik penduduk
2. Sejarah budaya penduduk

F. Kelas sosial penduduk


1. Kesejahteraan:
 Komunitas Pra-Sejahtera
 Komunitas Sejahtera I
 Komunitas Sejahtera II
 Komunitas Sejahtera III
2. Kemampuan baca tulis
3. Pendidikan penduduk
4. Pekerjaan penduduk

G. Mobilitas penduduk
1. Jenis kependudukan
 Penduduk menetap
 Penduduk sementara
2. Pemanfaatan waktu oleh penduduk
 Berdasarkan struktur komunitas
 Berdasarkan jenis pekerjaan

III. DIMENSI SISTEM SOSIAL


A. Sistem kesehatan
1. Jenis pelayanan kesehatan yang tersedia
2. Jumlah pelayanan kesehatan
3. Jenis penyakit 10 besar
4. Jumlah kader kesehatan
5. Jenis pembiayaan kesehatan
6. Kondisi kesehatan penduduk
 Bayi
 Balita
 Ibu hamil
 Ibu menyusui
 Lansia
 Kelompok anak sekolah
 Kelompok pekerja
7. Pelayanan Komunitas Berencana
8. Riwayat Kejadian Luar Biasa (KLB)
9. Kondisi kesehatan lingkungan
 Pemukiman
 Saluran air
 Sampah
B. Sistem Pendidikan
1. Jenis pendidikan
 Formal
 Nonformal
 Informal
2. Program pemberantasan buta huruf
C. Sistem komunitas
1. Tipe komunitas
2. Pola hidup sehat komunitas
D. Sistem Kesejahteraan
1. Program pengentasan kemiskinan
2. Kegiatan gotong royong
E. Sistem Ekonomi
1. Mata pencaharian
2. Sumber daya alam
3. Industri rumah tangga (home industri)
F. Sistem Politik
1. Cara pemilihan tokoh masyarakat formal (RT,RW)
2. Cara pemilihan tokoh masyarakat informal
3. Cara penetapan peraturan
4. Struktur pemerintahan
G. Sistem Rekreasi
1. Kebiasaan rekreasi
2. Sarana rekreasi
H. Sistem Komunikasi
1. Hirarki komunikasi penduduk
2. Alat / media komunikasi
I. Sistem Keagamaan
1. Aktifitas kegiatan kagamaan penduduk
2. Organisasi keagamaan
J. Sistem Legal
1. Peraturan / ketentuan
 Kependudukan
 Keamanan

Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data melalui :


1. Klasifikasi data
Proses klasifikasi dimaksudkan untuk mengelompokkan data secara keseluruhan sehingga
dapat memberikan informasi yang bermanfaat tentang gambaran yang ada di
komunitas.Pengklasifikasian data mengacu kepada :
a. Tujuan yang ingin dicapai
b. Merujuk kepada Program Nasional
c. Isu yang akan dimunculkan

Penyajian data hasil pengklasifikasi ini dapat berupa tabel atau diagram yang
menginformasikan tentang distribusi dan frekuensi.

Klasifikasi Distribusi Frekuensi (%)

2. Interpretasi data
Data yang telah diklasifikasikan akan menghasilkan informasi tentang gambaran nyata yang
terjadi di komunitas. Interpretasi data dipakai untuk melihat kecenderungan kondisi-kondisi
yang terjadi di komunitas.

C. ANALISA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS


Analisa data merupakan proses menentukan masalah kesehatan dengan mengkaitkan
berbagai data yang mendukung terhadap timbulnya suatu permasalahan kesehatan di komunitas.
Hasil analisa data adalah kesimpulan berupa rumusan diagnosis keperawatan komunitas baik aktual,
risiko, maupun potensial. Analisa data akan lebih mudah dilakukan dengan membuat matrik di
bawah ini :

Data Kemungkinan Masalah Kesehatan


Etiologi
Diagnosa keperawatan komunitas merupakan gambaran kebutuhan atau respon komunitas
terhadap masalah keshatan yang dihadapinya. Dengan mengacu kepada upaya pelayanan kesehatan
promotif dan preventif, maka dalam rumusan diagnosa keperawatan: komunitas harus
merefleksikan pendekatan promotif dan preventif. Menurut Mucke, rumusannya berisi hal-hal
sebagai berikut:
1. Resiko terjadinya …(kebutuhan respon terhadap masalah kesehatan)
2. Pada masyarakat….(target / sasaran)
3. Sehubungan dengan ….(data primer dan sekunder)

D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


1. Penentuan Prioritas Masalah
Setelah ditemukan masalah keperawatan, maka langkah selanjutnya adalah menyusun
prioritas masalah. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan, salah satunya
adalah sebagai berikut:
Hal lain yang terpenting dalam memprioritaskan masalah kesehatan ini adalah
rasionalitas/justifikasi dari pembobotan dari setiap item masalah :
Masalah Kesehatan

Kesadaran masyarakat akan adanya masalah

Motivasi masyarakat dalam menyelesaikan masalah

Kemampuan perawat untuk mempengaruhi dalam penyelesaian

Ketersediaan keahlian yang relevan

Konsekuensi jika masalah tak terselesaikan

PRIORITAS
Percepatan penyelesaian masalah yang dapat dicapai

Jumlah Nilai
masalah

Kriteria : Kriteria : Kriteria : Kriteria : Kriteria : Kriteria :


Tinggi (3) Tinggi (3) Tinggi (3) Tinggi (3) Tinggi (3) Tinggi (3)
Sedang (2) Sedang (2) Sedang Sedang Sedang (2) Sedang (2)
Rendah (1) Rendah (1) (2) (2) Rendah (1) Rendah (1)
Rendah Rendah
(1) (1)
Bobot 5 Bobot 10 Bobot 5 Bobot 7 Bobot 8 Bobot 8
1
2
3
4

2. Menetapkan Tujuan dan Sasaran

Sebagai tenaga profesional, maka perencanaan dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas
merupakan hal yang teramat penting disusun oleh perawat. Rencana keperawatan komunitas
disusun dengan memperhatikan banyak faktor, terutama sekali faktor masyarakat itu sendiri, karena
pada hakekatnya masyarakatlah yang memiliki rencana tersebut. Sebaliknya, perawat hanyalah
sebagai fasilitator dan motivator dalam menggerakkan dinamika masyarakat untuk dapat menolong
dirinya sendiri.

Pada fase perencanaan, pertama-tama perlu ditetapkan tujuan dan sasaran intervensi. Tujuan
intervensi dibuat untuk menentukan target keberhasilan suatu program di komunitas. Tujuan ini
terdiri dari beberapa tujuan jangka pendek ( selama praktik di komunitas ) untuk mencapai tujuan
jangka panjang yang menunjukkan sejauh mana permasalahan dapat diatasi

3. Menentukan Strategi Intervensi

Sebagai tenaga keperawatan profesional, tentunya ners dituntut tidak hanya sekedar menyusun
rencana asuhan keperawatan saja, tetapi harus mampu pula memastikan bahwa rencana tersebut
merupakan upaya yang paling maksimum, artinya ners tidak saja dituntut untuk berperan di level
pelaksanaan di masyarakat saja (grassrooot), namun pula harus merambah kepada level pengambil
keputusan (decision maker), dengan aktif melakukan lobi, negosiasi, serta advokasi terhadap apa
yang telah direncanakan untuk dapat diwujudkan. Hal ini akan memaksa ners untuk mampu bekerja
sama dengan berbagai pihak, baik dari kalangan birokrat pemerintahan, lembaga swadaya
masyarakat, maupun kalangan bisnis. Oleh karenanya penting dilakukan pendekatan strategi yang
mantap dengan memanfaatkan berbagai data primer, sekunder dan tersier sebagai bukti (evidence-
base).

Strategi intervensi dalam keperawatan komunitas meliputi :


a. Proses kelompok
b. Health Education
c. Partnership/kemitraan
d. Kolaborasi

Untuk lebih memudahkan dalam membuat perencanaan (POA), dapat dilihat dalam format seperti
di bawah ini :

E. IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Implementasi sering dikatakan sebagai fase aksi dari proses keperawatan. Di dalam asuhan
keperawatan, implementasi bukan hanya merupakan tindakan keperawatan, tetapi merupakan
tindakan kolaborasi bersama klien maupun profesi lain. Hal yang harus diingat dalam implementasi
asuhan keperawatan komunitas adalah tujuan utama, yaitu menolong masyarakat untuk dapat
menolong dirinya sendiri mencapai level sehat yang optimum. Dalam melaksanakan implementasi
ini dapat dibagi dalam 2 kegiatan, yaitu fase persiapan dan fase tindakan.

Ketika dalam fase persiapan, ners harus yakin terhadap : what, who, when, where dan how. Pada
fase persiapan ini dapat digunakan ners untuk mengklarifikasi rencana asuhan keperawatan dan
berbagai fasilitas yang diperlukannya. Hal yang penting untuk diingat bahwa implementasi
keperawatan ini meminta fleksibilitas dan penyesuaian terhadap hal-hal yang tidak dapat
diantisipasi sebelumnya.

Fase tindakan merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan oleh ners untuk :
1. Mengaplikasikan teori yang tepat ke dalam tindakan yang dilaksanakannya.
2. Menolong memfasilitasi dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk
pengimplementasian rencana asuhan keperawatan.
3. Mempersiapkan masyarakat untuk menerima pelayanan kesehatan.
4. Memonitor dan mendokumentasikan perkembangan dari implementasi.

F. EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


Evaluasi merujuk kepada pengukuran dan penetapan dari efektifitas dalam pencapaian tujuan
yang ditetapkan. Evaluasi merupakan tindakan penyelidikan yang mengaitkannya dengan
standar dan kriteria keberhasilan. Dalam asuhan keperawatan komunitas, evaluasi juga
dilakukan untuk mengukur mutu pelayanan (quality of services), program, dan penampilan ners.
Program ini sering disebut sebagai Total Quality Management (TQM), karena hal ini
merefleksikan peningkatan perhatian dengan mengukur dan peningkatan kualitas asuhan
keperawatan yang diberikan kepada masyarakat. Makna dari managemen qualitas berarti :

1. Pengorganisasian yang dihasilkan dari pengkajian yang berkualitas


2. Penetapan standar atau kriteria :
PanjangTujuan Jangka

Tujuan Jangka Pendek

Keterangan
p. Jawab
Masalah

kegiatan
Strategi

Tempat
Waktu

Biaya

I
II

3. Pengumpulan informasi yang terus menerus sebagai kegiatan rutin


4. Jaminan bahwa informasi didasarkan pada total populasi atau sample yang representatif
5. Suatu proses menyajikan hasil dari review pada klien

Untuk memudahkan pendokumentasian implementasi dan evaluasi keperawatan dapat dibuat


seperti format berikut ini:
Dx.kep.

Modifikas
Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
i

Efektifitas dari praktek asuhan keperawatan komunitas sangat tergantung pada seberapa baik proses
keperawatan diterapkan sebagai suatu alat untuk meningkatkan status kesehatan komunitas.
Penggunaan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan komunitas tidak akan lengkap tanpa
melihat pada peran yang dimainkan oleh ners komunitas sebagai katalis dalam pembangunan
masyarakat. Peran sebagai katalisator indapat dailihat dari diagram dibawah ini yang pada akhirnya
akan menghasilkan partisipasi masyarakat.
Citizen control
Delegated power
Partnership
Palacation
Consultation
Informiting
Therapy
Manipulation
----------------------- // -------------------------- // -----------------------

Non-participation Degrees of involvement Degrees of citizen power


G. AREA PRAKTEK KEPERAWATAN ANAK SEKOLAH

Area keperawatan di sekolah merupakan bagian kegiatan yang terintgrasi dengan program pokok
Puskesmas dengan sasaran anak-anak Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar (SD), Pesantren,
Sekolah Menengah Pertama (SMP), atau Panti Asuhan Anak. Mahasiswa diberikan kesempatan
untuk melaksanakan kegiatan UKS ini pada salah satu sekolah yang kerjasama dengan mahasiswa
lainnya. Untuk tidak terjadi tumpang tindih kegiatan dan laporan, maka diharapkan setiap
mahasiswa mengajukan permasalahan kesehatan anak sekolah yang berbeda satu sama lainnya.
Rentang waktu yang disediakan adalah selama 2 minggu yang terintegrasi dengan waktu praktikum
di komunitas.
Kemampuan yang diharapkan dari mahasiswa yang berpraktikum di UKS ini adalah :
 Mengkaji dan menganalisa kondisi kesehatan siswa dan lingkungan sekolah
 Membuat rancangan program kesehatan anak sekolah
 Melakukan intervensi keperawatan
 Mengevaluasi kegiatan

PROGRAM PEMBINAAN ANAK SEKOLAH


Program ini diarahkan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan meningkatkan derajat
kesehatan anak sekolah dengan menanamkan pola hidup bersih dan sehat sedini mungkin melalui
pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat (Trias UKS)

I. PENDIDIKAN KESEHATAN
Pendidikan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan agar anak sekolah tersebut memiliki :
a. Pengetahuan tentang ilmu kesehatan, termasuk cara hidup bersih dan sehat
b. Nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup bersih dan sehat
c. Keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan,
pertolongan, dan perawatan
d. Kebiasaan hidup sehari-hari yang sesuai dengan cara hidup bersih dan sehat
e. Kemampuan dalam menalarkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-
hari

Untuk mencapai tujan tersebut program pendidikan kesehatan dapat diberikan melalui kegiatan
intra-kurikuler dan ekstra-kurikuler.

II. PELAYANAN KESEHATAN


Tujuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan adalah agar anak usia sekolah memiliki
a. Keterampilan dan kemampuan untuk menjalankan tindakan hidup
bersih dan sehat, dan terdorong untuk melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat.
b. Daya tahan serat tercegahnya kelainan/kekacauan
c. Kemampuan untuk pulih dari sakit dan tercegahnya komplikasi
penyakit

III. PEMBINAAN LINGKUNGAN KEHIDUPAN SEKOLAH SEHAT


Tujuan pembinaan lingkungan sekolah sehat adalah agar anak usia sekolah memiliki:
a. Kebiasaan sehat dalam membina lingkungan fisik
b. Sikap kekomunitasan yang akrab dan erat antar sesama warga sekolah

Sebagai kelengkapan penilaian, maka setiap mahasiswa dibebankan untuk membuat laporan
dari hasil praktikum selama di UKS secara individu, disamping dari hasil supervisi
pembimbing ke lapangan

Pada setiap kegiatan dalam masa praktikum dilaksanakan penilaian yang telah ditetapkan oleh
bagian keperawatan komunitas Prodi Pendidikan Profesi Ners STIKES Nazhatut Thullab
Sampang seperti yang terlampir di bawah ini

H. AREA PRAKTEK KEPERAWATAN OKUPASI


Area keperawatan okupasi di industri dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu :
a. Industri formal
b. Industri non formal
Untuk industri formal, mahasiswa akan diarahkan pada industri barang/jasa yang dalam hal ini
adalah institusi/kantor/perusahaan yang berada di sekitar Kabupaten Tangerang (yang terdekat
dengan kampus) dengan rentang waktu yang telah ditetapkan (lihat jadwal).

Demikian pula halnya untuk industri non-formal, akan dilaksanakan bersamaan dengan praktikum
di komunitas pada home-industry di wilayah praktikum secara terintegrasi. Mahasiswa dapat
memilih untuk mengambil salah satu jenis dari keperawatan okupasi ini.

Kemampuan yang diharapkan dari mahasiswa yang berpraktikum di industri ini adalah :
 Mengkaji dan menganalisa kondisi kesehatan pekerja dan lingkungan kerja
 Membuat rancangan program kesehatan dan keselamatan kerja
 Melakukan intervensi keperawatan
 Mengevaluasi kegiatan

Sebagai kelengkapan penilaian, maka setiap mahasiswa dibebankan untuk membuat laporan dari
hasil praktikum selama di industri, disamping dari hasil supervisi pembimbing ke lapangan.

Pada setiap kegiatan dalam masa praktikum dilaksanakan penilaian yang dilaksanakan oleh
pembimbing dengan menggunakan format penilaian yang telah ditetapkan oleh bagian keperawatan
komunitas Prodi Pendidikan Profesi Ners STIKES Nazhatut Thullab Sampng seperti yang terlampir
di bawah ini.
BAB V
PROSES BIMBINGAN

A. METODA

Proses bimbingan praktikan profesi Keperawatan Komunitas melalui tahap pra intraksi, introduksi/orentasi, kerja,
terminasi proses dan terminasi akhir sesuai pada tabel dibawah ini :
Tahap Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan
Kegiatan Pembimbing Klinik
Pra intraksi  Setiap hari  Membuat laporan  Menyiapkan/memb
sebelum pendahuluan erikan informasi
melaksanakan kegiatan tentang komunitas
praktikan  Memahami laporan yang akan dibina
 Pre conference pendahuluan sesuai  Mengevaluasi
dengan tingkat usia pemahaman
mahasiswa tentang
laporan pendahuluan
Introduksi/ore  Hari pertama  Memperkenalkan  Mengobservasi
ntasi praktikan diri dan kegiatan
 Pada awal menyampaikan mahasiswa
pertemuan tujuan  Mengobservasi dan
setiap hari  Orentasi yang terdiri memberikan
praktikan : umpan balik
a.
keadaan keluarga
binaan
b.
yang lalu (topic,
tujuan, waktu, hasil
yang diharapkan)
Kerja Setiap hari praktik  Melakukan  Membimbing dan
pengkajian memvalidasi
 Merumuskan kegiatan
masalah/memvalidas mahasiswa
i diagnosa  Membimbing,
keperawatan memvalidasi
komunitas binaan kegiatan
 Melakukan evaluasi mahasiswa
proses (tergantung
pada tahap proses
keperawatan)
Terminasi  Pada akhir  Mengevaluasi hasil  Memvalidasi
proses pertemuan  Membuat modifikasi hasil kegiatan
setiap hari tindakan mahasiswa
praktikan  Membuat kontrak
 Post untuk pertemuan
conference selanjutnya (topic,
waktu, persiapan)
 Mengevaluasi hasil
praktikan
Terminasi  Pada akhir  Secara keseluruhan
akhir praktikan yang telah dicapai
individu, komunitas
dan kelompok
 Presentasi hasil
kegiatan individu

1. Pre-post Conference : melaksanakan diskusi mengenai kasus


dan kegiatan yang akan dilakukan mahasiswa, mengecek kesiapan mahasiswa,
mengevaluasi kegiatan mahasiswa dan kelompok.
2. Supervisi: Membimbing/mengawasi kegiatan mahasiswa saat
melakukan asuhan keperawatan yang sesuai dengan kebutuhan klien
3. Self evaluasi: memberikan masukan kepeda mahasiswa dan
meminta mahasiswa atau peer group memberikan evaluasi satu sama lainnya

B. TATA TERTIB
1. Selama proses pembelajaran dan bimbingan Keperawatan Komunitas setiap mahasiswa
harus mematuhi semua tata tertib yang berlaku, tata tertib tersebut merujuk kepada tata
tertib kehidupan kampus STIKES Nazhatut Thullab Sampang yang terdiri dari :
a. Kehadiran praktek 100%, apabila mahasiswa terlambat, mereka harus melakukan
kompensasi 2 kali waktu terlambatnya. Bila ada ketidakhadiran dengan alasan
yang tidak dipertanggungjawabkan, mahasiswa harus mengganti praktek di hari
lain dan diketahui oleh pembimbing dan koordinator profesi.
b. Mahasiswa harus mengisi daftar harian dan ditandatangani oleh pembimbing diruang
praktik.
c. Mahasiswa berpakaian sopan dan mengunakan jas almamater, dan mengumpulkan
laporan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati (laporan (laporan pendahuluan atau
laporan kasus komunitas binaan lengkap)
d. Mahasiswa wajib berperilaku jujur, sopan, dan memperlihatkan norma-norma moral
dan kesusilaan.
e. Plagiat adalah sesuatu perilaku akademik yang terlarang. Apabila mahasiswa
terindentifikasi melakukan tindakan tersebut, maka mahasiswa akan dikenakan saksi
sesuai dengan aturan yang berlaku.

C. GAMBARAN LAHAN PRAKTIKAN

Lahan praktek yang digunakan adalah wilayah sub urban rural, kondisi ini memerlukan kemampuan
mahasiswa menrapkan keterampilan komunikasi dan pendekatan transkultural sesuai dengan
kondisi masyarakat.
Umumnya masyarakat telah mengenal budaya modern namun belum meninggalkan budaya daerah.
Mahasiswa sangat penting mengetahui cara yang tepat sesuai dengan budaya yang ada di
masyarakat tersebut dan dengan pendekatan yang mudah diterima oleh masyarakat sehingga dapat
melaksanakan praktikan yang diharapkan dalam waktu yang terbatas.

Untuk itu mahasiswa perlu melakukan penjajakan ke wilayah sebelum bekerja bersama kelompok,
keluarga dan komunitas atau masyarakat dan mempelajari kondisi masyarakat berdasarkan
informasi pemerintah daerah setempat dan informasi dari puskesmas dan sumber lain.

BAB VI
PROSES PELAKSANAN PRAKTIK

A. PROSES KEGIATAN MAHASISWA


1. Mahasiswa secara umum akan
diberikan penjelasan program mata kuliah oleh koordinator/pembimbing
2. Mahasiswa diharapkan meninjau
lapangan/lahan praktek yang daerahnya telah ditentukan oleh Bagian Keperawatan
Komunitas. Mahasiswa diharuskan mengambil wilayah praktikum setingkat Rukun
Tetangga (RT)
3. Mahasiswa melaporkan tentang wilayah
yang dijadikan tempat praktikum kepada koordinator/pembimbing
4. Koordinator mata kuliah
mendistribusikan mahasiswa kepada masing-masing pembimbing sesuai wilayah praktikum
5. Mahasiswa mengurus kelengkapan
administrasi yang diperlukan untuk melaksanakan praktikum di wilayah praktikumnya
kepada pembimbing masing-masing dengan mengajukan :
a. Jadwal Kegiatan
b. Kontrak Praktikum
6. Koordinator mengusahakan ijin
praktikum dari Kaprodi, dan menyerahkan hasilnya kepada mahasiswa untuk ditindak
lanjuti kepada :
a. Dinas Kesehatan Kabupaten
b. Kantor Kesatuan Bangsa Kabupaten
c. Kantor Kecamatan wilayah praktikum
d. Puskesmas wilayah praktikum
e. Kepala Desa
7. Sebanyak 10-15 orang mahasiswa
ditempatkan di wilayah RW secara berkelompok
8. Mahasiswa pada minggu pertama
melakukan orentasi wilayah praktik dengan melakukan identifikasi masalah melalui struktur
yang ada di masyarakat, tokoh masyarakat, tokoh agama dan lingkungan. Selanjutnya
mahasiswa melakukan persiapan pertemuan dengan masyarakat untuk mengindentifikasi
masalah dan melakukan pengorganisasian masyarakat, selanjutnya diikuti dengan
penyusunan instrumen.
9. Minggu kedua mahasiswa melakukan
orientasi program puskesmas di pelayanan kesehatan setempat. Program tersebut merupakan
program prioritas dan dilanjutkan dengan presentasi mengenai hasil yang telah di telaah
program tersebut.
10. Setelah instrumen siap, maka
mahasiswa bersama masyarakat menyusun rencana berdasarkan data yang diperoleh dan
diakhiri dengan penyusunan POA (Plan of Action) awal.
11. Minggu selanjutnya mahasiswa dapat
melakukan implementasi sesuai dengan POA terkait kebutuhan dan masalah yang
ditemukan
12. Kegiatan Usaha kesehatan sekolah,
Posyandu dan kesehatan industri dapat dilakukan secara mandiri tanpa perlu menunggu data
pengkajian masyarakat, cukup dengan data dari sekolah, posyandu dan kesehatan kerja di
kelompok tersebut.
13. Seluruh implementasi yang
dilaksanakan dilakukan evaluasi dengan menyusun rencana tindak lanjut kegiatan yang
disepakati.
14. Setiap kegiatan dilakukan dinilai.
Setiap mahasiswa memiliki nilai yang berbeda sesuai dengan kemampuan yang ditampilkan
dalam kegiatan yang dilakukan. Oleh karena itu, setiap anggota mahasiswa dikelompok
harus mengambil kesempatan untuk setiap kegiatan dengan tugas yang berbeda agar
mendapatkan hasil yang optimal.
15. setiap kegiatan yang didahului dengan
konsultasi laporan pendahuluan (format lampiran), konsultasikan minimal 2 hari sebelum
kegiatan dilaksanakan oleh karena itu perencanaan sudah dilakukan jauh hari sebelumnya,
sehingga tidak terjadi pembatalan kegiatan karena rencana yang dibuat mendadak atau
belum dikonsultasikan
16. Mahasiswa akan disupervisi disetiap
kegiatan. Supervisi ini dinilai sebagai bentuk kinerja profesional individu (format terlampir).
Supervisi terdiri dari kerja interpersonal, knowledge, sklill dan etik dan legal.
BAB VII
EVALUASI

Proses evaluasi yang dilakukan dalam praktik profesi keperawatan keluarga berjalan sesuai dengan
progam yang telah direncanakan. Setiap kegiatan harian ataupun kegiatan terencana bersama
keluarga binaan termasuk dalam proses evaluasi dan dihitung sebagai bagian dari ujian. Komponen
yang dinilai adalah kinerja profesional, evaluasi pre dan post conference, evaluasi proyek
komunitas (terdiri dari persiapan dan pengorganisasisan, perencanaan, implementasi, evaluasi).
Penilaian kegiatan posyandu dan UKS dan atau UKK. Penilaian presentasi program puskesmas 1
kali dilaksanakan per kelompok disertai dengan penilaian laporannya, laporan proses dikumpul
pada akhir pembelajaran, sehingga setiap kelompok harus konsultasi dengan penanggung jawab
kelompok selama proses praktik berjalan. Penjilidan diberikan kesempatan 1 minggu setelah
penilaian dilakukan di akhir masa praktik.

JENIS LAPORAN
1. Individu
Laporan individu berisi tentang data hasil pengkajian individu dimasing-masing RT, analisis
data, POA RT.
2. Laporan kelompok (RW)
Laporan kelompok bersisi data rekapitulasi RW (gabungan RT), analisis data RW, POA RW,
implementasi dan evaluasi RW.
3. Laporan kelompok (Desa)
Laporan kelompok desa berisi data rekapitulasi dari satu desa tempat mahasiswa praktik
(gabungan RW), analisis data desa, POA Desa, implementasi, dan evaluasi tingkat desa.
EVALUASI PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN

1. Keperawatan Komunitas bobot : 60% terdiri dari: Supervisi kegiatan: 15 %, Laporan Kegiatan:
25%, Sosiometrik: 10% dan Responsi: 10%

2. Keperawatan Kesehatan Kerja bobot : 20%


a. Supervisi kegiatan : 10%
b. Laporan dan responsi :10%

3. Keperawatan Kesehatan Sekolah bobot : 20%


a. Supervisi kegiatan : 10%
b. Laporan dan responsi : 10 %

FORMAT PENILAIAN
PRAKTIKUM KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI KOMUNITAS
Nama Mahasiswa : ____________________________________
NPM : __________________
Wilayah Binaan :Rt ______ Rw ______ Dusun ______________
Desa ___________________________________
Kecamatan ______________________________
NILAI
Score
KEGIATAN INDIKATOR MEAN
1 2 3 4
 Menggunakan data primer
Analisa data Pengumpula

 Menggunakan data sekunder


n data

 Mengikutsertakan masyarakat
Pengkajian

 Mengorganisir proses pengumpulan data


 Mengikutsertakan masyarakat
 Mengorganisir proses analisa data
 Menggunakan metode pendekatan yang tepat
 Melakukan pengecekan data silang
 Mencerminkan pendekatan preventif
 Menceminkan target sasaran yang tepat
 Mencerminkan masalah & etiologi
 Merefleksikan data yang mendukung
KeperawatanDiagnosa masalah

Rumusan Diagnosa

 Spesifik
Rumusan Tujuan

 Dapat diukur
 Dapat dicapai
 Waktu yang rasional
Rencana Keperawatan

 Mencerminkan fungsi independen perawat


Tindakan

 Melibatkan peran serta masyarakat


Rencana

 Kerjasama lintas program / lintas sektoral


 Sesuai dengan masalah dan kondisi
masyarakat
 Standar yang rasional
Kriteria Hasil

 Indikator yang jelas


 Sesuai dengan kondisi masyarakat

 Sesuai dengan sumber daya

 Melaksanakan tindakan sesuai dengan


rencana

 Melaksanakan proses dokumentasi yang


TindakanEfektivitas

tepat

 Melibatkan seluruh potensi masyarakat


Intervensi Keperawatan

 Melakukan upaya rujukan yang tepat dan


benar

 Antusias dalam menggali pengetahuan


Kepemimpinan

 Kreatif dan kooperatif dalam membina


masyarakat

 Berupaya meningkatkan mutu pelayanan di


masyarakat.
 Mempertimbangkan berbagai aspek dalam
implementasi

 Jujur dalam melaksanakan praktikum

 Menghargai hak otonomi masyarakat


EtikAlasan

 Bertanggung jawab terhadap semua tindakan

 Berupaya melakukan upaya rujukan


 Menggunakan metoda yang sesuai
Kemampuan Mengevaluasi

 Melibatkan peran serta masyarakat

 Melaksanakan evaluasi secara


Evaluasi

berkesinambungan

 Melaksanakan umpan balik terhadap hasil


evaluasi

NILAI = Jumlah Nilai : 10 Nilai =

Catatan : Mutu
A A- B+ B B- C+ C C- D E NBL :70
85- 80- 75- 70- 65- 60- 55- 50- 45- <44 NILAI :
100 84 79 74 69 64 59 54 49

Sampang,…………………. 20..
Mahasiswa Pembimbing,

…………………… ……………………
FORMAT PENILAIAN PRESENTASI KASUS

Uraian Nilai Nilai Keterangan


Standar Mahasiswa
A. Sistematika isi 10
B. Penggunaan bahasa 5
C. Kemampuan analisis dalam
1. Jaras kritikal 25
2. Data-data 15
3. Kriteria hasil 15
4. Rencana Asuhan Keperawatan 20
D. Sikap dalam penyampaian 5
Materi

E. Kejelasan Penyajian 5
TOTAL

KETERANGAN :
A A- B+ B B- C+ C C- D E
85- 80- 75- 70- 65- 60- 55- 50- 45- <44 NBL : 70
100 84 79 74 69 64 59 54 49 NILAI :
DINYATAKAN : LULUS/TDK LULUS

Sampang, ……………………………..
PENGUJI,

______________________

FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN KOMUNITAS RT …… / ……
DESA : …………………………………

Puskesmas Tanggal  Penduduk Jenis Bangunan


Dukuh  Komunitas Tembok unit
Kecamatan  RT ½ Tembok unit
Kabupaten Provinsi  RW / RK Kayu unit
Luas Wilayah Jarak ke Puskesmas :  Dukuh Bilik Unit
Km
Waktu tempuh ke Puskesmas :
Kemarau = …………… jam dengan ……………………… Lain-lain unit
Hujan = ………….. jam dengan …………………………….
DISTRIBUSI KELOMPOK DISTRIBUSI TINGKAT
UMUR PENDIDIKAN
No Kelp. Umur    % No Pendidikan  %
1 0 – 11 bln 1 Tak pernah sekolah
2 1 – 4 thn 2 Tak tamat SD
3 5 – 14 thn 3 Tamat SD
4 15 – 18 thn 4 Tamat SLTP
5 19 – 49 thn 5 Tamat SLTA
6 50 – 59 thn 6 Perguruan Tinggi
7 > 60 thn
JUMLAH JUMLAH
DATA KESEHATAN SASARAN YANKES MATA PENCAHARIAN
PENDUDUK
 Kematian umum  ibu hamil No Mata Pencaharian  %
 Kematian bayi  ibu menyusui 1 Petani
 Kematian  PUS 2 Buruh Kasar
maternal
 Kelahiran hidup  WUS 3 Pengrajin
 Kelahiran BBLR  akseptor aktif 4 Pedagang
 Balita < gizi  bayi 5 PNS / TNI / Polisi
5 PENYAKIT  balita 6 Karyawan Swasta
TERBANYAK
1  anak SD kls 1 7 Pensiunan
2  anak SD kls 6 8 Lain-lain
3  usia > 60 JUMLAH
tahun
4 PELAYANAN LEMBAGA KEMASRT. Tak Ada
KESEHATAN Ada
5  ibu hamil % LKMD
DATA SUMBER DAYA  ibu menyusui % Pokja
Sarana Pendidikan  akseptor KB % PKK
Formal
 TK  bayi %
Tradisional
 SD / Sederajat  balita %
Klp. Kesenian
 SLTP /  Diare + Oralit %
Kelompok
Sederajat Arisan
 SLTA / Imunisasi Kelompok Keagamaan
Sederajat Bayi / Balita
Sarana Ibadah  BCG % Kelompok
Pengajian
 Masjid  DPT % Persekutuan
Doa
 Gereja  Polio 3 % ……………
 Pura / Wihara  Campak % Kelompok
Akseptor
Sarana Kesehatan  Hepatitis B3 % Kelompencapir
 Posyandu Dasa Wisma
 Pos Obat Kesehatan Wanita Kejar Paket A
 Pos KB  K1 DT Lengkap % Kepemudaan
 Kader Kesehatan  Wanita K1 – % Pramuka /
TT1 Gugus
 Klpk Dana Sehat  Wanita K1 – % Karang Taruna
TT2
 Anggota  Bumil TT lkp % Org. Olah Raga
Sarana Air Tak SUMBER
Sehat
Bersih & PLP Sehat DANA ………………
 SPT Pemerintah ………………
 Sumur Gali Non Catatan Lain :
Pemerintah
 Mata Air  Swadaya
 Air Hujan  Bantuan
 Jamban
Komunitas
 SPAL

……………………, …………………… 20……


Petugas Pengumpul Data,

_____________________

CATATAN ANEKDOT *)
PRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS
PROGRAM PROFESI NERS
STIKES NAZHATUT THULLAB SAMPANG

JENIS HASIL PARAF


WAKT KETERANGA
AKTIVIT
U M TM N Mhs Pemb
AS
Keterangan :
*) Hanya diisi oleh pembimbing saat dilakukan supervisi
M = Memuaskan
TM = Tidak Memuaskan

SUPERVISI PENAMPILAN
PRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS
TANGGAL :
FASE PENILAIAN : (pilih salah satu)
1. Membina hubungan 4. Implementasi
2. Pengkajian 5. Evaluasi
3. perencanaan 6. Terminasi
SCORE KETERANGA
KRITERIA
1 2 3 4 N
FASE PERKENALAN
1. Memberi salam & penghargaan
2. Mengklarifikasi tujuan yg telah disepakati
bersama
3. Perhatian thd masalah sekarang & saat ini
4. Melakukan modifikasi rencana bila diperlukan
TEKNIK KOMUNIKASI
1. Berbicara dengan sikap menghargai
2. Mendengarkan secara aktif
3. Memfasilitasi respon masyarakat
4. Menggunakan kalimat sederhana
PENDEKATAN INTERVENSI
1. Mengikutsertakan masyarakat pd setiap tahap
askes
2. Mendorong diskusi yg menjadi kebutuhan
masyarakat
3. Menghargai kemampuan masyarakat dalam
diskusi
FASE TERMINASI
1. Klarifikasi hal yang telah didiskusikan
2. Membuat kontrak lebih lanjut
Nilai Akhir :
TOTAL NILAI
……: 13= …….

Keterangan : Score 1 : Sebagian kecil kriteria ditampilkan


Score 2 : beberapa kriteria ditampilkan, tetapi belum
adekuat
Score 3 : Sebagian besar kriteria ditampilkan adekuat
Score 4 : Semua kriteria ditampilkan adekuat

Mahasiswa, Pembimbing,

…………………… ……………………

FORMAT
RENCANA KEPERAWATAN KOMUNITAS

ANALISA Disajikan hasil pengumpulan data dalam bentuk narasi, tabel /


I
SITUASI grafik / gambar dan deskripsi serta interpretasi data
Seluruh permasalahan yang ada dikomunitas, terdiri dari :
 Masalah komunitas
II PERMASALAHAN
 Masalah kesehatan kerja
 Masalah anak usia sekolah
Tujuan ini dibuat mengacu kepada setiap permasalahan yang
III TUJUAN muncul dari setiap aspek.
Harus dibuat tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek
Rencana kegiatan ini harus mengacu kepada setiap
RENCANA
IV permasalahan yang ada.
KEGIATAN
Setiap rencana kegatan ini harus dibuatkan Pre-Planning
Sasaran dapat berupa individu-individu / kelompok dari
V SASARAN
masyarakat dari masing-masing permasalahan tersebut
Tolok ukur dari setiap kegiatan yang direncanakan, yang terdiri
VI INDIKATOR
dari kriteria dan standar penilaian dari setiap rencana kegiatan

FORMAT
RENCANA KEGIATAN KEPERAWATAN KOMUNITAS (KELOMPOK)
(PRE-PLANNING)
Alasan-alasan ilmiah dilakukannya kegiatan ini
yang berisikan paparan seluruh data permasalahan
(gunakan tabel/gambar) yang melatarbelakangi
I LATAR BELAKANG
perlunya kegiatan ini, serta potensi yang dimiliki
masyarakat dalam menunjang pelaksanaan kegiatan
ini.

Jelaskan pengertian kegiatan dimaksud, serta


II NAMA KEGIATAN jelaskan pula rincian kegiatan-kegiatan persiapan,
pelaksanaan, dan upaya tindak lanjutnya

Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini yang


III TUJUAN KEGIATAN terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus

Merupakan rangkaian seluruh kegiatan secara rinci


STRATEGI
IV meliputi cara pendekatan, waktu, tempat,
KEGIATAN
penyandang dana, penanggung jawab, dll.

Tolok ukur dari keberhasilan kegiatan yang ini,


yang terdiri dari Kriteria dan Standar penilaian
V EVALUASI
dari setiap rencana kegiatan, baik dalam persiapan,
proses pelaksanaan, dan hasilnya

Setiap pre-planning yang terlaksana, harus dibuatkan laporan kegiatannya

FORMAT LAPORAN KEGIATAN KELOMPOK


(IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KOMUNITAS)

Bandingkan antara rancangan rencana persiapan


LAPORAN PERSIAPAN
I dengan pelaksanaan kegiatan persiapan,
KEGIATAN
termasuk hambatan-hambatan yang ditemui
LAPORAN Bandingkan antara rancangan rencana kegiatan
II PELAKSANAAN dengan pelaksanaan kegiatan, termasuk
KEGIATAN hambatan-hambatan yang ditemui
Bandingkan antara rancangan kriteria dan
LAPORAN HASIL
III standar dengan hasil dari kegiatan ini. Jika
KEGIATAN
tidak/kurang berhasil, apa sebabnya ?
Rencanakan kegiatan tambahan ataupun
kegiatan tindak lanjut dari hasil kegiatan ini
(termasuk untuk memenuhi kekurangan dari
IV UPAYA TINDAK LANJUT
pencapaian hasil kegiatan ). Ataupun
Modifikasi kegiatan untuk mencapai hasil yang
diinginkan
Lampirkan Pre-Planning kegiatan ini, absensi,
V LAMPIRAN
photo kegiatan, serta hasil-hasilnya

FORMAT LAPORAN AKHIR KELOMPOK (RW)


PRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS

LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

BAB II LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN


A. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Pengkajian
2. Analisa data dan Diagnosa Keperawatan
3. Perencanaan (POA RW)
4. Implementasi
5. Evaluasi
B. ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN SEKOLAH
1. Pengkajian
2. Analisa data dan Diagnosa Keperawatan
3. Perencanaan
4. Implementasi
5. Evaluasi
C. ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN KERJA
1. Pengkajian
2. Analisa data dan Diagnosa Keperawatan
3. Perencanaan
4. Implementasi
5. Evaluasi

BAB III PEMBAHASAN

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

LAMPIRAN-LAMPIRAN
REFERENSI

FORMAT LAPORAN AKHIR KELOMPOK (DESA)


PRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS

LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN :

BAB II LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN


A. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Pengkajian
2. Analisa data dan Diagnosa Keperawatan
3. Perencanaan (POA DESA)
4. Implementasi
a. Komunitas
b. Kesehatan Sekolah
c. Kesehatan Kerja
5. Evaluasi

BAB III PEMBAHASAN

BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

LAMPIRAN-LAMPIRAN
REFERENSI

FORMAT PENILAIAN SOSIOMETRIK


PRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS

TANGGAL :
ASPEK YANG DINILAI NAMA KETERANGAN
1 2 3 4
1. Kemampuan dalam memotivasi
masyarakat
2. Kemampuan dalam berkomunikasi
dengan masyarakat

3. Memiliki inisiatif dalam kerja kelompok

4. Mampu bekerjasama dalam kelompok

5. Tanggung jawab dalam melaksanakan


kegiatan
6. Kemampuan dalam mengelola kegiatan
kelompok
TOTAL NILAI

Keterangan : Score 1 : sebagian kecil kriteria ditampilkan


Score 2 : beberapa kriteria ditampilkan, tapi belum adekuat
Score 3 : sebagian besar kriteria ditampilkan adekuat
Score 4 : semua kriteria ditampilkan adekuat

Nama Mahasiswa :
1. …………………………………
2. …………………………………
3. …………………………………
4. …………………………………

Mahasiswa, Pembimbing,

…………………… ……………………

FORMAT PENGKAJIAN
KELOMPOK ANAK SEKOLAH DI KOMUNITAS
Pusekesmas : Tanggal: JARAK PELAYANAN KESEHATAN
YANG TERDEKAT
Nama Sekolah : Puskesmas …… Cara
m/km Mencapainya :
Alamat : Puskesmas 1.Jalan kaki
Pembantu …… 2.Sepeda
m/km 3.Motor
Fasilitas Ruangan : Poliklinik : ada/tidak Posyandu …… 4.Mobil
m/km 5.Perahu
Jumlah anggota kelompok : …… orang ………… …………
…… …
DISTRIBUSI UMUR BIOLOGIS KELOMPOK

No Umur   1. Keadaan Kesehatan : 2. Kebersihan perorangan :


1
2 3. Penyakit yg banyak 4. Penyakit Kronis / Menular :
3 diderita :
4 5. Pola Makan : 6. Pola tidur :
5
6 7. Kecacatan :
JUMLAH
DISTRIBUSI KELAS PSIKOLOGIS KELOMPOK
Kls   Jumla 1. Keadaan Emosi : 2. Kebiasaan Buruk :
h

3. Pengambil Keputusan : 4. Ketergantungan Obat/Bahan :

5. Mencari Pelayanan 6. Rekreasi :


Kesehatan:

DISTRIBUSI AGAMA KEGIATAN SOSIAL KELOMPOK


1 Islam Orang % 1. Keadaan ekonomi 2. Hubungan di luar Kelompok
2 K. Orang % (rata-rata)
Protestan
3 K. Katolik Orang %
4 Hindu Orang % 3. Kegiatan Organisasi 4. Hubungan antar anggota
5 Budha Orang % Sosial kelompok
6 Lain-lain Orang %
SPIRITUAL KELOMPOK KULTURAL
1. Ketaatan Beribadah 2. Keyakinan ttg 1. Adat yg mempenga- 2. Tabu-tabu
kesehatan ruhi kesehatan

KEADAAN LINGKUNGAN KEADAAN LINGKUNGAN LUAR


DALAM
1. Penerangan 2. Kebersihan & 1. Pemanfaatan 2. Pembuangan Air
kerapihan Halaman Kotor
3. Sirkulasi Udara 4. Dapur 3. Pembuangan Sampah 4. Sanitasi
5. Jamban 6. Sumber Air Minum 5. Sumber Pencemaran 6. Lain-lain

……………………, ………………… 20……


Petugas Pengumpul Data,

…………………………
CATATAN ANEKDOT *)
PRAKTEK KEPERAWATAN ANAK SEKOLAH
PROGRAM PROFESI NERS
STIKES NAZHATUT THULLAB SAMPANG

JENIS HASIL KETERANGA PARAF


WAKTU
AKTIVITAS M TM N Mhs Pemb

Keterangan :
*)
Hanya diisi oleh pembimbing saat dilakukan supervisi
M = Memuaskan
TM = Tidak Memuaskan

FORMAT PENILAIAN KEGIATAN


USAHA KESEHATAN SEKOLAH
PRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS

PENILAIAN KETERANGA
KEGIATAN
1 2 3 4 N

PENDIDIKAN KESEHATAN
a. Kegiatan penyuluhan kesehatan
b. Latihan keterampilan pelayanan kesehatan

c. Pendidikan perawat kecil (Percil)


d. Lomba / Kegiatan kesehatan bersama

PELAYANAN KESEHATAN
a. Pemeriksaan kesehatan
b. Pelaksanaan penjaringan
c. Pengobatan sederhana
d. Imunisasi
e. Pemberantasan sumber infeksi

PEMBINAAN LINGKUNGAN SEKOLAH


SEHAT
a. Sumber air bersih
b. Lomba kebersihan
c. Pemeliharaan kamar mandi / WC
d. Kebersihan & pemeliharaan warung sekolah /
kantin
e. Penyediaan & pemeliharaan tempat pembuangan
sampah

Total Nilai Nilai akhir :


………:14……

Mahasiswa, Pembimbing,

…………………… ……………………

FORMAT LAPORAN AKHIR


USAHA KESEHATAN SEKOLAH
PRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS
(Kelompok)

ABSTRAK
KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN :
A. Latar belakang permasalahan
B. Tujuan penulisan
C. Metode penulisan
D. Sistematika penulisan

BAB II TINJAUAN TEORITIS :


B. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat bagi anak sekolah
C. Peran perawat pada program UKS

BAB III TINJAUAN LAPANGAN (pelaksanaan “trias UKS”) :


A. Pelaksanaan pendidikan kesehatan
B. Pelaksanaan pelayanan kesehatan
C. Pelaksanana pembinaan lingkungan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN

BAB VI REKOMENDASI

REFERENSI

FORMAT PENGKAJIAN :
KELOMPOK ANAK SEKOLAH DI KOMUNITAS
Hari Tanggal JARAK PELAYANAN KESEHATAN YANG
TERDEKAT
Nama Kelompok / Puskesmas ……… Cara men-
Perusahaan : (m/km) capainya :
1. Jalan kaki
Alamat : Puskesmas Pembantu ……… 2. Sepeda
(m/km) 3. Motor
Fasilitas Petugas Posyandu ……… 4. Mobil
Yankes : Kesehatan : (m/km) 5. Perahu
Jumlah pekerja : ……... ……………… ………
orang (m/km)
DISTRIBUSI UMUR BIOLOGIS KELOMPOK
N Umur   1. Keadaan Kesehatan : 2. Kebersihan
o perorangan :
1 Anak
2 Remaja 3. Penyakit yg banyak 4. Penyakit Kronis /
3 Produktif diderita: Menular:
4 Lansia 5. Pola Makan : 6. Pola tidur :
5 7. Kecacatan :
DISTRIBUSI PSIKOLOGIS KELOMPOK
PENDIDIKAN
Tak tamat Orang % 1. Keadaan Emosi : 2. Kebiasaan Buruk :
SD
2 SD Orang % 3. Pengambil Keputusan : 4. Ketergantungan
3 SLTP Orang % Obat/Bahan :
4 SLTA Orang % 5. Mencari Pelayanan 6. Rekreasi :
5 PT Orang % Kesehatan:
DISTRIBUSI KEGIATAN SOSIAL KELOMPOK
AGAMA
1 Islam Orang % 1. Keadaan ekonomi (rata- 2. Hubungan di luar
2 K. Orang % rata) Kelompok
Protestan
3 K. Katolik Orang %
4 Hindu Orang % 3. Kegiatan Organisasi 4. Hubungan antar
5 Budha Orang % Sosial anggota kelompok
6 Lain-lain Orang %
SPIRITUAL KELOMPOK KULTURAL
1. Ketaatan 2. Keyakinan ttg 1. Adat yg 2. Tabu-tabu
Beribadah kes. mempenga-ruhi
kesehatan
KEADAAN LINGKUNGAN KEADAAN LINGKUNGAN LUAR
DALAM
1. Penerangan 2. Kebersihan & 1. Pemanfaatan 2. Pembuangan Air
kerapihan Halaman Kotor
3. Sirkulasi 4. Dapur 3. Pembuangan 4. Sanitasi
Udara Sampah
5. Jamban 6. Sumber Air 5. Sumber 6. Lain-lain
Minum Pencemaran
……………………, …………………… 20……
Petugas Pengumpul Data
……………………

CATATAN ANEKDOT *)
PRAKTEK KEPERAWATAN ANAK SEKOLAH
PROGRAM PROFESI NERS
STIKES NAZHATUT THULLAB SAMPANG

JENIS HASIL KETERANGA PARAF


WAKTU
AKTIVITAS M TM N Mhs Pemb

Keterangan :
*)
Hanya diisi oleh pembimbing saat dilakukan supervisi
M = Memuaskan
TM = Tidak Memuaskan
FORMAT PENILAIAN KEGIATAN
USAHA KESEHATAN SEKOLAH
PRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS

PENILAIAN KETERANGA
KEGIATAN
1 2 3 4 N

Mengkaji dan menganalisa kondisi pekerja dan


lingkungan kerja

Membuat rancangan program kesehatan dan


keselamatan kerja

Melakukan intervensi keperawatan dan rujukan

Mengevaluasi kegiatan dan memberikan


rekomendasi

Nilai akhir :
Total Nilai ………:14……

Mahasiswa, Pembimbing,

…………………… ……………………
FORMAT LAPORAN AKHIR
KEPERAWATAN OKUPASI
PRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS
(Kelompok)

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN :
A. Latar belakang permasalahan
B. Tujuan penulisan
C. Metode penulisan
D. Sistematika penulisan

BAB II TINJAUAN TEORITIS :


A. Manajemen Keperawatan Okupasi
B. Peran perawat pada program Kesehatan Kerja

BAB III TINJAUAN LAPANGAN (pelaksanaan “K3”) :


A. Program Keselamatan Kerja
B. Program Kesehatan Kerja

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN

BAB VI REKOMENDASI

REFERENSI
FORMAT DOKUMENTASI AKTIVITAS HARIAN
PRAKTEK PROFESI NERS
MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKES NAZHATUT THULLAB
SAMPANG TA………..
Nama mahasiswa : …………….
Ruangan : …………….
Hari / Tanggal : …………….

No Jenis Kegiatan Indikasi Tujuan Teknik pelaksanaan


        M A O
             
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
         
           
Ket :
Sampang,
Berikan Check List pada kolom ini ………..
M : kegiatan dilakukan mandiri C.I / pembimbing Klinik
A : kegiatan dilakukan asistensi
O : kegiatan dilakukan
observasi
(………………………)
Daftar Pustaka
Kepustakaan yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam memberikan asuhan

keperawatan pada pasien diuraikan dalam daftar berikut ini.

1. Allender, J.A. and Spradley, B.W. (2001). Community Health Nursing : Concepts and
Practice. Fifth Edition. Philadelphia: Lippincott.
2. Anderson, E.T. and Mc Farlen, J.M. (1988). Community as a Client. Philadelphia : JB
Lippincott Co.
3. Clark, M.J. (1992). Nursing in the Community. Connecticut: Appleton and Lange.
4. Depkes RI. Buku Pedoman Kerja Puskesmas.
5. Freeman, R., and Heinrich, J. (1981). Community Nursing Practice. Philadelphia : WB.
Saunders Co..
6. Logan, B.B. and Dawkins, C.E. (1987). Family Centered Nursing in the Community.
California : Addison Wesley Pub.
7. Stanhope, M., and Lancaster, J. (1996). Community Health Nursing. 4th Ed. S. Louis :
Mosby.
8. Jurnal elektronik.

Anda mungkin juga menyukai