Anda di halaman 1dari 6

STUDI PERANCANGAN SALURAN PENCATU UNTUK

ANTENA MIKROSTRIP ARRAY ELEMEN 2X2 DENGAN


PENCATUAN APERTURE COUPLED
Pindo Ahmad Alfadil(1), Ali Hanafiah Rambe(2)
Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro
Fakultas teknik Universitas Sumatera Utara (USU)
Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA
e-mail: pindo.ahmad@gmail.com

Abstrak

Wireless Local Area Network (WLAN) merupakan salah satu aplikasi pengembangan dari wireless yang
digunakan untuk komunikasi data. Salah satu perangkat yang dibutuhkan pada sistem WLAN adalah
antena. Ada berbagai jenis antena yang dapat digunakan pada WLAN diantaranya adalah antena mikrostrip.
Antena mikrostrip array elemen 2x2 banyak digunakan karena antena ini memiliki nilai gain yang lebih
baik dibandingkan dengan antena mikrostrip elemen tunggal. Terdapat beberapa teknik konfigurasi saluran
pencatu yang dapat digunakan sebagai sistem pencatuan antena mikrostrip array elemen 2x2. Pada
penulisan ini telah dirancang 4(empat) teknik konfigurasi yang dapat digunakan sebagai sistem pencatuan
untuk antena mikrostrip array elemen 2x2. Dari hasil perancangan diperoleh salah satu antena dengan nilai
VSWR 1.504 dan nilai gain sebesar 11.32 dB dengan pola radiasi directional.

Kata kunci: Antena Mikrostrip, Saluran Pencatu, Gain

1. Pendahuluan mikrostrip adalah dimensi antena, bandwith,


VSWR, pola radiasi, dan gain [1].
Antena mikrostrip adalah suatu konduktor Antena array adalah susunan dari beberapa
metal yang menempel di atas groundplane yang antena yang identik. Dalam antena mikrostrip
diantaranya terdapat bahan elektrik. Antena patch, yang disusun secara array adalah bagian
mikrostrip array adalah pengembangan dari patch.
antena mikrostrip yang merupakan Teknik pencatuan pada antena mikrostrip
penggabungan dari beberapa elemen peradiasi merupakan teknik untuk mentransmisikan energi
yang membentuk suatu jaringan. Antena elektromagnetik ke antena mikrostrip. Pada
mikrostrip array elemen 2x2 merupakan salah dasarnya saluran pencatu untuk antena
satu antena yang dapat digunakan pada sistem mikrostrip dibagi menjadi 2, yaitu pencatuan
WLAN. Antena ini dapat dirancang dengan secara langsung dan pencatuan secara tidak
mengubah dan memperhatikan titik-titik langsung. Teknik pencatuan aperture coupled
percabangan beserta impedansi dari sistem termasuk teknik pencatuan secara tidak
saluran pencatu. Adapun parameter yang dapat langsung[2].
diukur meliputi VSWR, gain, dan pola radiasi. Salah satu teknik yang dapat mendukung
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dapat impedance matching pada saluran transmisi
dilakukan dengan cara mengubah jarak antar khususnya untuk antena mikrostrip array adalah
elemen (patch) yang terdekat dan power divider. Dalam hal ini metoda Wilkinson
memperhatikan titik-titik percabangan dari merupakan teknik yang umum digunakan.
saluran pencatu. Perancangan dilakukan dengan Gambar 1 memperlihatkan power divider
menggunakan perangkat lunak AWR Microwave metoda Wilkinson[3].
Office 2004.

2. Antena Mikrostrip
Antena mikrostrip merupakan sebuah
antena yang tersusun atas 3 komponen
yaitu : groundplane, substrate, dan patch Gambar 1. N-Way Wilkinson Combiner.
peradiasi. Beberapa parameter utama dari antena

copyright DTE FT USU 19


2014
SINGUDA ENSIKOM VOL. 6 NO.1/Januari 2014

Pada metoda Wilkinson, nilai impedansi Z Dengan nilai Zo = 50 Ω; dan ɛr = 4.4, maka
diberikan dengan persaamaan berikut : lebar saluran pencatu 50 Ω adalah :
Z = Z0√ (1) ( )
dimana N adalah jumlah titik percabangan dan B= = 5.64

Z0 adalah impedansi masukkan awal.
( )
T-Junction merupakan sebuah teknik power W= { ( ) [ ( )
divider yang umum digunkan pada konfigurasi
antena array. Terdapat 2 jenis T-Junction 50 Ω ]} = 3 mm
yang dapat digunakan sebagai power divider
seperti ditunjukkan pada Gambar 2 [4]: Pencatuan dengan menggunakan aperture
coupled memiliki beberapa parameter yang
dapat mempengaruhi pengkopelan dari saluran
pencatu ke patch diantaranya bentuk slot, ukuran
slot, dan lokasi penempatannya. Untuk
menghitung panjang (La) dan lebar (Wa) dari
Gambar 2. T-Junction 50 Ohm
slot dapat menggunakan persamaan berikut [6] :
Panjang slot aperture (La) dapat diperoleh
3. Perancangan Patch Elemen Tunggal sekitar :
La ~ (0.2 – 0.3) λ0 (3)
Dalam perancangan antena mikrostrip bahan dan lebar slot aperture (Wa) :
substrat yang digunakan memilki spesifikasi Wa = 0.1La (4)
sebagai berikut : Dari persamaan dapat diketahui bahwa panjang
1. Bahan dielektrik : epoxy fiberglass-FR 4 (La) dan lebar (Wa) slot aperture masing-masing
2. Konstanta dielektrik (ɛr) = 4.4 adalah sebesar 25mm dan 3mm.
3. Ketebalan lapisan dileketrik (h) = 1.6 mm Dengan menggunakan data-data yang telah
ditentukan sebelumnya dapat mempermudah
4. Loss tangent = 0.02
perancangan antena pada perangkat lunak yang
5. Frekuensi kerja (fr) = 2.45 GHz digunakan.
Hasil simulasi antena mikrostrip elemen
Sebelum merancang konfigurasi saluran tunggal setelah optimasi dengan menggunakan
pencatu untuk antena mikrostrip array elemen perangkat lunak AWR microwave Office 2004
2x2, tentukan dahulu antena mikrostrip elemen seperti yang tampak pada Gambar 3 dan 4.
tunggal. Proses tersebut bertujuan sebagai dasar
dari data-data yang akan digunakan dalam
perancangan antena mikrostrip array elemen
2x2. Dari parameter yang telah ditentukan
sebelumnya dapat ditentukan dimensi patch
antena yang akan dirancang. Dari hasil
perhitungan dan iterasi diperoleh panjang (Lp)
dan lebar (Wp) masing-masing adalah 32 mm Gambar 3. Grafik VSWR Hasil Simulasi Elemen Tunggal
dan 37 mm.
Saluran pencatu yang digunakan dalam
perancangan sebaiknya mempunyai atau
mendekati impedansi masukkan sebesar 50 Ω.
Untuk mendapatkan nilai impedansi yang
diharapkan dilakukan pengaturan lebar (W) dari
saluran pencatu dengan persamaan berikut [5] :
Gambar 4. Nilai Gain dan Pola Radiasi hasil Simulasi Elemen
Tunggal
B= (2)

Dari Gambar 3 dapat diketahui besarnya
W= { ( ) [ ( ) ]}(3)
nilai VSWR yang diperoleh adalah 1.08. Nilai
dimana B adalah besarnya impedansi pada tersebut telah memenuhi syarat untuk merancang
saluran. antena yang baik. Karena pada umumnya nilai
VSWR yang dianggap baik yaitu 1≤VSWR≤2.
Dari Gambar 4 dapat diketahui nilai gain yang

copyright DTE FT USU 20


2014
SINGUDA ENSIKOM VOL. 6 NO.1/Januari 2014

diperoleh yaitu sebesar 6.139 dB. Sedangkan Setelah dilakukan perancangan maka hasil
pola radiasi yang dihasilkan adalah pola radiasi perancangan disimulasikan dengan perangkat
directional. lunak AWR Microwave Office 2004. Adapun
hasil simulasi Konfigurasi-1 saluran pencatu
4. Perancangan Konfigurasi Saluran
antena mikrostrip array 2x2 seperti yang tampak
Pencatu Antena Mikrostrip Array
pada Gambar 7 dan 8.
Elemen 2x2.

Proses perancangan ini akan menggunakan


data-data yang telah ditentukan dari perancangan
antena mikrostrip elemen tunggal. Pada proses
perancangan ini terdapat 4 patch yang memilki
data yang sama disusun secara planar (2x2).
Adapun bentuk antena mikrostrip array elemen Gambar 7. Grafik VSWR Hasil Perancangan Awal Konfigurasi-1
2x2 ditunjukkan pada Gambar 5.
12 mm 12 mm
61 mm
12 mm

32 mm
61 mm

32 mm
12 mm

37 mm 37 mm

Gambar 5. Antena Mikrostrip Array Elemen 2x2 Gambar 8. Grafik VSWR Hasil Simulasi Rancangan Konfigurasi-1
yang Optimal
4.1 Rancangan Konfigurasi-1
Adapun bentuk Konfigurasi-1 yang akan Dari Gambar 7 dapat diketahui besarnya
dirancang seperti yang tampak pada Gambar 6. nilai VSWR perancangan awal adalah 1.635
pada frekuensi 2.45 GHz. Hasil ini belum
optimal karena tititk puncak (balik) VSWR
Konfigurasi-1
berada pada frekuensi 2.4 GHz. Untuk
mendapatkan hasil yang optimal dapat dilakukan
dengan cara mengubah jarak antar elemen
terdekat. Gambar 8 menunjukkan nilai VSWR
Gambar 6. Konfigurasi-1 Antena Mikrostrip yang Akan Dirancang
setelah perubahan jarak yang optimal. Adapaun
Dari Gambar 6 dapat diketahui bahwa nilai optimum VSWR yang diperoleh adalah
impedansi masukkan yang digunakan adalah sebesar 1.062 pada frekuensi 2.45 GHz.
sebesar 50 Ω. Menurut metoda Wilkinson setiap Untuk nilai gain ditunjukkan pada
terdapat 2 titik percabangan maka T-Junction Gambar 9. Dari gambar tampak bahwa nilai gain
yang digunakan adalah 70.7 Ω. Lebar saluran yang diperoleh adalah sebesar 2.76 dB dan pola
pencatu mikrostrip 70.7 Ω dapat diperoleh radiasi yang terbentuk adalah directional.
dengan menggunakan Persamaan 2 dan 3.
Dari Persamaan 2 dan 3 dapat diperoleh
bahwa lebar saluran pencatu mikrostrip 70.7 Ω
adalah sebesar 1.6 mm. Melalui perangkat lunak
TxLine 2003 diperoleh panjangnya sebesar
17 mm. Sedangkan untuk saluran pencatu
mikrostrip 50 Ω mempunyai lebar sama seperti Gambar 9. Hasil Simulasi Gain dan Pola Radiasi Konfigurasi-1

yang telah diperoleh sebelumnya yaitu sebesar


4.2 Rancangan Konfigurasi-2
3 mm. Untuk panjangnya dapat berubah
Adapun bentuk Konfigurasi-2 yang akan
disesuaikan dengan jarak antar elemen yang
dirancang seperti yang tampak pada Gambar 10.
dirancang.

copyright DTE FT USU 21


2014
SINGUDA ENSIKOM VOL. 6 NO.1/Januari 2014

Konfigurasi-2

elemen terdekat. Gambar 12 menunjukkan nilai


VSWR setelah pemilihan jarak yang tepat.
Adapun nilai optimum VSWR yang diperoleh
adalah sebesar 1.37 pada frekuensi 2.45 GHz.
Untuk nilai gain ditunjukkan pada
Gambar 13. Dari gambar tampak bahwa nilai
Gambar 10. Konfigurasi-2 Antena Mikrostrip yang Akan
gain yang diperoleh adalah sebesar 11.02 dB
Dirancang
Dari Gambar 10 dapat diketahui bahwa dan pola radiasi yang terbentuk adalah
impedansi masukkan yang digunakan adalah directional.
sebesar 50 Ω. Sesuai metoda Wilkinson karena
memiliki 3 titik percabangan impedansi maka
T-Junction yang digunakan adalah 86.6 Ω. Lebar
saluran pencatu 86.6 Ω dapat diketahui dengan
menggunakan Persamaan 2 dan 3.
Dari Persamaan 2 dan 3 dapat diperoleh
bahwa lebar saluran pencatu mikrostrip 86.6 Ω Gambar 13. Hasil Simulasi Gain dan Pola Radiasi Konfigurasi-2

adalah sebesar 1mm. Dengan menggunakan


4.3 Rancangan Konfigurasi-3
TxLine maka diperoleh panjang saluran
Adapun bentuk Konfigurasi-3 yang akan
impedansinya sebesar 17 mm. Sedangkan
dirancang seperti yang tampak pada Gambar 14.
panjang dan lebar untuk T-Junction 70.7 Ω Konfigurasi-3

adalah 17 mm dan 1.6 mm.


Setelah dilakukan perancangan maka hasil
perancangan disimulasikan dengan perangkat
lunak AWR Microwave Office 2004. Adapun
hasil simulasi Konfigurasi-2 saluran pencatu
antena mikrostrip array 2x2 seperti yang tampak
Gambar 14. Konfigurasi-3 Antena Mikrostrip yang Akan
pada Gambar 11 dan 12. Dirancang
Dari Gambar 14 dapat diketahui bahwa
impedansi masukkan yang digunakan adalah
sebesar 50 Ω. T-Junction awal yang digunakan
adalah 35.35 Ω. Lebar saluran pencatu 35.35 Ω
dapat diperoleh dengan menggunakan
Gambar 11. Grafik VSWR Hasil Perancangan Awal Konfigurasi-2
Persamaan 2 dan 3.
Dari Persamaan 2 dan 3 dapat diperoleh
bahwa lebar saluran pencatu 35.35 Ω adalah
sebesar 5 mm. Dengan menggunakan TxLine
maka diperoleh panjang saluran impedansinya
sebesar 16 mm. Untuk T-Junction 70.7 Ω
Gambar 12. Grafik VSWR Hasil Simulasi Rancangan
mempunyai lebar dan panjang masing-masing
Konfigurasi-2 yang Optimal sebesar 1.6 mm dan 17 mm. Untuk saluran
impedansi 50 Ω mempunyai lebar 3 mm
Dari Gambar 11 dapat diketahui besarnya sedangkan untuk panjangnya dapat berubah
nilai VSWR perancangan awal adalah 1.717 sesuai dengan jarak patch yang dirancang.
pada frekuensi 2.45 GHz. Hasil ini sudah Setelah dilakukan perancangan maka hasil
termasuk kriteria yang bisa digunakan, akan perancangan disimulasikan dengan perangkat
tetapi nilai yang diperoleh belum optimal. Untuk lunak AWR Microwave Office 2004. Adapun
mendapatkan hasil yang lebih optimal dapat hasil simulasi Konfigurasi-3 saluran pencatu
dilakukan dengan cara mengubah jarak antar

copyright DTE FT USU 22


2014
SINGUDA ENSIKOM VOL. 6 NO.1/Januari 2014

antena mikrostrip array 2x2 seperti yang tampak Dari Gambar 18 dapat diketahui bahwa
pada Gambar 15 dan 16. impedansi masukan yang digunakan adalah
sebesar 50 Ω. Sesuai dengan metoda Wilkinson,
apabila terdapat 2 titik percabangan maka dapat
menggunakan T-Junction 70.7 Ω. Adapun
panjang dan lebar dari T-Junction 70.7 Ω
masing-masing sebesar 17 mm dan 1.6 mm.
Gambar 15. Grafik VSWR Hasil Perancangan Awal Konfigurasi-3
Untuk saluran impedansi 50 Ω tiap-tiap saluran
memiliki lebar sebesar 3 mm. Sedangkan untuk
panjang saluran impedansi 50 Ω dapat berubah
sesuai dengan jarak antar elemen (patch) yang
dirancang.
Setelah dilakukan perancangan maka hasil
perancangan disimulasikan dengan perangkat
Gambar 16. Grafik VSWR Hasil Simulasi Rancangan lunak AWR Microwave Office 2004. Adapun
Konfigurasi-3 yang Optimal
hasil simulasi Konfigurasi-3 saluran pencatu
Dari Gambar 15 dapat diketahui besarnya
antena mikrostrip array 2x2 seperti yang tampak
nilai VSWR perancangan awal adalah 1.573
pada Gambar 19 dan 20.
pada frekuensi 2.45 GHz. Hasil ini belum
optimal karena tititk puncak (balik) VSWR
berada pada frekuensi 2.4 GHz. Untuk
mendapatkan hasil yang optimal dapat dilakukan
dengan cara mengubah jarak antar elemen
terdekat. Gambar 13. menunjukkan nilai VSWR
Gambar 19. Grafik VSWR Hasil Perancangan Awal Konfigurasi-4
setelah pemilihan jarak antar elemen yang tepat.
Adapaun nilai optimum VSWR yang diperoleh
adalah sebesar 1.3176 pada frekuensi 2.45 GHz.
Untuk nilai gain ditunjukkan pada
Gambar 17. Dari gambar tampak bahwa nilai
gain yang diperoleh adalah sebesar 2.03 dB dan
pola radiasi yang terbentuk adalah directional.
Gambar 20. Grafik VSWR Hasil Simulasi Rancangan
Konfigurasi-4 yang Optimal

Dari Gambar 19 dapat diketahui besarnya


nilai VSWR perancangan awal adalah 3.087
pada frekuensi 2.45 GHz. Untuk mendapatkan
Gambar 17. Hasil Simulasi Gain dan Pola Radiasi Konfigurasi-3 hasil yang lebih optimal dapat dilakukan dengan
cara mengubah jarak antar elemen terdekat.
4.4 Rancangan Konfigurasi-4 Gambar 20 menunjukkan nilai VSWR setelah
Adapun bentuk Konfigurasi-4 yang akan pemilihan jarak antar elemen yang tepat.
dirancang seperti yang tampak pada Gambar 18. Adapaun nilai optimum VSWR yang diperoleh
Konfigurasi-4

adalah sebesar 1.504 pada frekuensi 2.45 GHz.


Untuk nilai gain ditunjukkan pada
Gambar 21. Dari gambar tampak bahwa nilai
gain yang diperoleh adalah sebesar 11.32 dB
dan pola radiasi yang terbentuk adalah
directional.
Gambar 18. Konfigurasi-4 Antena Mikrostrip yang Akan
Dirancang

copyright DTE FT USU 23


2014
SINGUDA ENSIKOM VOL. 6 NO.1/Januari 2014

memiliki arah aliran arus yang sama


(searah) maka gain yang dihasilkan akan
besar. Akan tetapi apabila saluran
pencatu memiliki arah aliran arus yang
berlawanan maka gain yang dihasilkan
akan kecil.
Gambar 21. Hasil Simulasi Gain dan Pola Radiasi Konfigurasi-4
4. Dari 4 jenis konfigurasi yang telah
5. Analisis Hasil Simulasi dirancang, diperoleh bahwa jenis
Tabel 1. menunjukkan perbandingan nilai Konfigurasi-4 memiliki nilai gain yang
VSWR gain, dan dimensi antena dari tiap-tiap paling baik yaitu sebesar 11.32 dB
konfigurasi yang telah dirancang dan 5. Konfigurasi-4 adalah konfigurasi terbaik
disimulasikan. yang dapat digunakan sebagai sistem
pencatu antena mikrostrip array elemen
Tabel 1. Perbandingan Hasil Simulasi 2x2. Hal ini dikarenakan dengan
menggunakan konfigurasi tersebut
Jenis Dimensi antena memiliki nilai gain yang paling
Gain
Antena/Saluran VSWR Antena baik yaitu sebesar 11.32 dB dan memilki
(dB)
Pencatu (mm) nilai VSWR sebesar 1.504.
Elemen Tunggal 1.08 6.139 61x56
Konfigurasi-1 1.062 2.76 119x124 7. Daftar Pustaka
Konfigurasi-2 1.37 11.02 139x128 [1] Surjati, Indra. 2010. Antena Mikrostrip :
Konfigurasi-3 1.3176 2.03 121x126 Konsep dan Aplikasinya. Jakarta :
Konfigurasi-4 1.504 11.32 128x128 Universitas Trisakti.
Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa [2] Young, Daniel. 2008. UHF Microstrip
konfigurasi terbaik yang dapat digunakan untuk Antena Design and Simulation. First
antena mikrostrip array elemen 2x2 adalah Edition, Sim University Press.
Konfigurasi-4. Hal ini dikarenakan pada [3] Julio A. Navarro dan Kai Chang. 1996.
Konfigurasi-4 antena memiliki nilai gain yang Integrated Active Antennas and Spatial
terbaik yaitu sebesar 11.32 dB dan nilai VSWR Power Combining. USA : John Willey
sebesar 1.504. [4] Adel Bedair Abdel Mooty Abdel-Rahman,
2005. Design and Development of High
6. Kesimpulan Gain Wideband Microstrip Antenna and
Dari analisa yang telah dilakukan, maka DGS Filters Using Numerical
diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Experimentation Approach. Disertasy,
University Magdeburg
1. Jarak antar elemen pada antena [5] fahrazal, Muhammad. 2008. Rancang
mikrostrip array elemen 2x2 dapat Bangun Antena Mikrostrip Triple-Band
mempengaruhi nilai VSWR. Pemilihan Linier Array 4 Elemen Untuk Aplikasi
jarak antar elemen yang tepat, akan WIMAX.
menghasilkan nilai VSWR yang [6] Zarreen Aijaz dan S.C.Shivastava. Double
maksimal. Slot Coupled Microstrip Antenna,
2. Dari 4 jenis konfigurasi yang telah International Journal of Engineering
dirancang, diperoleh bahwa jenis Research and Aplication (IJERA), ISSN :
Konfigurasi-1 memiliki nilai VSWR 2248-9622, vol. 1, hal : 219-225.
yang paling baik yaitu sebesar 1.062.
3. Bentuk konfigurasi saluran pencatu
akan mempengaruhi nilai gain yang
dihasilkan. Apabila saluran pencatu

copyright DTE FT USU 24


2014

Anda mungkin juga menyukai