Abstrak
Wireless Local Area Network (WLAN) merupakan salah satu aplikasi pengembangan dari wireless yang
digunakan untuk komunikasi data. Salah satu perangkat yang dibutuhkan pada sistem WLAN adalah
antena. Ada berbagai jenis antena yang dapat digunakan pada WLAN diantaranya adalah antena mikrostrip.
Antena mikrostrip array elemen 2x2 banyak digunakan karena antena ini memiliki nilai gain yang lebih
baik dibandingkan dengan antena mikrostrip elemen tunggal. Terdapat beberapa teknik konfigurasi saluran
pencatu yang dapat digunakan sebagai sistem pencatuan antena mikrostrip array elemen 2x2. Pada
penulisan ini telah dirancang 4(empat) teknik konfigurasi yang dapat digunakan sebagai sistem pencatuan
untuk antena mikrostrip array elemen 2x2. Dari hasil perancangan diperoleh salah satu antena dengan nilai
VSWR 1.504 dan nilai gain sebesar 11.32 dB dengan pola radiasi directional.
2. Antena Mikrostrip
Antena mikrostrip merupakan sebuah
antena yang tersusun atas 3 komponen
yaitu : groundplane, substrate, dan patch Gambar 1. N-Way Wilkinson Combiner.
peradiasi. Beberapa parameter utama dari antena
Pada metoda Wilkinson, nilai impedansi Z Dengan nilai Zo = 50 Ω; dan ɛr = 4.4, maka
diberikan dengan persaamaan berikut : lebar saluran pencatu 50 Ω adalah :
Z = Z0√ (1) ( )
dimana N adalah jumlah titik percabangan dan B= = 5.64
√
Z0 adalah impedansi masukkan awal.
( )
T-Junction merupakan sebuah teknik power W= { ( ) [ ( )
divider yang umum digunkan pada konfigurasi
antena array. Terdapat 2 jenis T-Junction 50 Ω ]} = 3 mm
yang dapat digunakan sebagai power divider
seperti ditunjukkan pada Gambar 2 [4]: Pencatuan dengan menggunakan aperture
coupled memiliki beberapa parameter yang
dapat mempengaruhi pengkopelan dari saluran
pencatu ke patch diantaranya bentuk slot, ukuran
slot, dan lokasi penempatannya. Untuk
menghitung panjang (La) dan lebar (Wa) dari
Gambar 2. T-Junction 50 Ohm
slot dapat menggunakan persamaan berikut [6] :
Panjang slot aperture (La) dapat diperoleh
3. Perancangan Patch Elemen Tunggal sekitar :
La ~ (0.2 – 0.3) λ0 (3)
Dalam perancangan antena mikrostrip bahan dan lebar slot aperture (Wa) :
substrat yang digunakan memilki spesifikasi Wa = 0.1La (4)
sebagai berikut : Dari persamaan dapat diketahui bahwa panjang
1. Bahan dielektrik : epoxy fiberglass-FR 4 (La) dan lebar (Wa) slot aperture masing-masing
2. Konstanta dielektrik (ɛr) = 4.4 adalah sebesar 25mm dan 3mm.
3. Ketebalan lapisan dileketrik (h) = 1.6 mm Dengan menggunakan data-data yang telah
ditentukan sebelumnya dapat mempermudah
4. Loss tangent = 0.02
perancangan antena pada perangkat lunak yang
5. Frekuensi kerja (fr) = 2.45 GHz digunakan.
Hasil simulasi antena mikrostrip elemen
Sebelum merancang konfigurasi saluran tunggal setelah optimasi dengan menggunakan
pencatu untuk antena mikrostrip array elemen perangkat lunak AWR microwave Office 2004
2x2, tentukan dahulu antena mikrostrip elemen seperti yang tampak pada Gambar 3 dan 4.
tunggal. Proses tersebut bertujuan sebagai dasar
dari data-data yang akan digunakan dalam
perancangan antena mikrostrip array elemen
2x2. Dari parameter yang telah ditentukan
sebelumnya dapat ditentukan dimensi patch
antena yang akan dirancang. Dari hasil
perhitungan dan iterasi diperoleh panjang (Lp)
dan lebar (Wp) masing-masing adalah 32 mm Gambar 3. Grafik VSWR Hasil Simulasi Elemen Tunggal
dan 37 mm.
Saluran pencatu yang digunakan dalam
perancangan sebaiknya mempunyai atau
mendekati impedansi masukkan sebesar 50 Ω.
Untuk mendapatkan nilai impedansi yang
diharapkan dilakukan pengaturan lebar (W) dari
saluran pencatu dengan persamaan berikut [5] :
Gambar 4. Nilai Gain dan Pola Radiasi hasil Simulasi Elemen
Tunggal
B= (2)
√
Dari Gambar 3 dapat diketahui besarnya
W= { ( ) [ ( ) ]}(3)
nilai VSWR yang diperoleh adalah 1.08. Nilai
dimana B adalah besarnya impedansi pada tersebut telah memenuhi syarat untuk merancang
saluran. antena yang baik. Karena pada umumnya nilai
VSWR yang dianggap baik yaitu 1≤VSWR≤2.
Dari Gambar 4 dapat diketahui nilai gain yang
diperoleh yaitu sebesar 6.139 dB. Sedangkan Setelah dilakukan perancangan maka hasil
pola radiasi yang dihasilkan adalah pola radiasi perancangan disimulasikan dengan perangkat
directional. lunak AWR Microwave Office 2004. Adapun
hasil simulasi Konfigurasi-1 saluran pencatu
4. Perancangan Konfigurasi Saluran
antena mikrostrip array 2x2 seperti yang tampak
Pencatu Antena Mikrostrip Array
pada Gambar 7 dan 8.
Elemen 2x2.
32 mm
61 mm
32 mm
12 mm
37 mm 37 mm
Gambar 5. Antena Mikrostrip Array Elemen 2x2 Gambar 8. Grafik VSWR Hasil Simulasi Rancangan Konfigurasi-1
yang Optimal
4.1 Rancangan Konfigurasi-1
Adapun bentuk Konfigurasi-1 yang akan Dari Gambar 7 dapat diketahui besarnya
dirancang seperti yang tampak pada Gambar 6. nilai VSWR perancangan awal adalah 1.635
pada frekuensi 2.45 GHz. Hasil ini belum
optimal karena tititk puncak (balik) VSWR
Konfigurasi-1
berada pada frekuensi 2.4 GHz. Untuk
mendapatkan hasil yang optimal dapat dilakukan
dengan cara mengubah jarak antar elemen
terdekat. Gambar 8 menunjukkan nilai VSWR
Gambar 6. Konfigurasi-1 Antena Mikrostrip yang Akan Dirancang
setelah perubahan jarak yang optimal. Adapaun
Dari Gambar 6 dapat diketahui bahwa nilai optimum VSWR yang diperoleh adalah
impedansi masukkan yang digunakan adalah sebesar 1.062 pada frekuensi 2.45 GHz.
sebesar 50 Ω. Menurut metoda Wilkinson setiap Untuk nilai gain ditunjukkan pada
terdapat 2 titik percabangan maka T-Junction Gambar 9. Dari gambar tampak bahwa nilai gain
yang digunakan adalah 70.7 Ω. Lebar saluran yang diperoleh adalah sebesar 2.76 dB dan pola
pencatu mikrostrip 70.7 Ω dapat diperoleh radiasi yang terbentuk adalah directional.
dengan menggunakan Persamaan 2 dan 3.
Dari Persamaan 2 dan 3 dapat diperoleh
bahwa lebar saluran pencatu mikrostrip 70.7 Ω
adalah sebesar 1.6 mm. Melalui perangkat lunak
TxLine 2003 diperoleh panjangnya sebesar
17 mm. Sedangkan untuk saluran pencatu
mikrostrip 50 Ω mempunyai lebar sama seperti Gambar 9. Hasil Simulasi Gain dan Pola Radiasi Konfigurasi-1
Konfigurasi-2
antena mikrostrip array 2x2 seperti yang tampak Dari Gambar 18 dapat diketahui bahwa
pada Gambar 15 dan 16. impedansi masukan yang digunakan adalah
sebesar 50 Ω. Sesuai dengan metoda Wilkinson,
apabila terdapat 2 titik percabangan maka dapat
menggunakan T-Junction 70.7 Ω. Adapun
panjang dan lebar dari T-Junction 70.7 Ω
masing-masing sebesar 17 mm dan 1.6 mm.
Gambar 15. Grafik VSWR Hasil Perancangan Awal Konfigurasi-3
Untuk saluran impedansi 50 Ω tiap-tiap saluran
memiliki lebar sebesar 3 mm. Sedangkan untuk
panjang saluran impedansi 50 Ω dapat berubah
sesuai dengan jarak antar elemen (patch) yang
dirancang.
Setelah dilakukan perancangan maka hasil
perancangan disimulasikan dengan perangkat
Gambar 16. Grafik VSWR Hasil Simulasi Rancangan lunak AWR Microwave Office 2004. Adapun
Konfigurasi-3 yang Optimal
hasil simulasi Konfigurasi-3 saluran pencatu
Dari Gambar 15 dapat diketahui besarnya
antena mikrostrip array 2x2 seperti yang tampak
nilai VSWR perancangan awal adalah 1.573
pada Gambar 19 dan 20.
pada frekuensi 2.45 GHz. Hasil ini belum
optimal karena tititk puncak (balik) VSWR
berada pada frekuensi 2.4 GHz. Untuk
mendapatkan hasil yang optimal dapat dilakukan
dengan cara mengubah jarak antar elemen
terdekat. Gambar 13. menunjukkan nilai VSWR
Gambar 19. Grafik VSWR Hasil Perancangan Awal Konfigurasi-4
setelah pemilihan jarak antar elemen yang tepat.
Adapaun nilai optimum VSWR yang diperoleh
adalah sebesar 1.3176 pada frekuensi 2.45 GHz.
Untuk nilai gain ditunjukkan pada
Gambar 17. Dari gambar tampak bahwa nilai
gain yang diperoleh adalah sebesar 2.03 dB dan
pola radiasi yang terbentuk adalah directional.
Gambar 20. Grafik VSWR Hasil Simulasi Rancangan
Konfigurasi-4 yang Optimal