PENDAHULUAN
1
lainya, sehingga tekanan kunyah akan dipikul oleh satu atau sebagian saja.
Setelah memakai protesa, terjadi perbaikan karena tekanan kunyah dpat
disalurkan lebih merata keselurhan bagian jaringan pendukung (Siagian 2016).
Setiap protesa yang dipasang dalam rongga mulut memiliki resiko
merusak kesehatan gigi dan jaringan pendukung, kerusakan ini dapat diperkecil
dengan membuat desain yang tepat dan dengan menginstruksikan pada pasien
tentang cara menjaga kebersihan mulut dan gigi tiruannya. Oleh sebab itu,
rencana pembuatan desain merupakan salah satu tahap penting dan merupakan
salah satu faktor penentu keberhasilan sebuah gigi tiruan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Gambar 2.1 GTSL Resin Akrilik
Beberapa kelebihan bahan akrilik, yaitu warna menyerupai gingiva, mudah
dipreparasi bila patah tanpa mengalami distorsi, mudah dibersihkan, mudah
dimanipulasi, kekuatannya baik harganya terjangkau dan tahan lam. Selain itu,
adapun kekurangan bahan akrilik, yaitu mudah fraktur, menimbulkan porositas,
dapat mengalami perubahan bentuk, toleransi terhadap jaringan kurang baik, dan
menimbulkan alergi (Thressia 2019).
2. GTSL Bahan Logam
Logam adalah bahan yang tahan terhadap abrasi, sehingga permukaannya
tetap licin dan mengkilap, serta tidak menyerap cairan mulut, sehingga sisa makan
sulit melekat dan gigi mudah untuk dibersihkan. Logam yang digunakan adalah
campuran logam khusus yang memerlukan manipulasi lebih rumit sehingga gigi
tiruan ini lebih mahal dari gigi tiruan akrilik (Thressia 2019). GTSL dengan
kerangka logam memiliki kualitas mekanik sangat baik dan memberikan
kemungkinan desain denture yang mempertimbangkan kesehatan jaringan
periodonsium gigi abutment, estetis dan kenyamanan pasien (Rachman 2007).
4
Beberapa keuntungan bahan logam, yaitu dapat mencegah bau tak sedap
pada rongga mulut, karena gigi tiruan jenis ini tidak tidak memiliki mikroporus
yang dapat menjadi tempat melekatnya plak dan bakteri yang menghasilkan bau
mulut, lebih nyaman dipakai, cukup kaku walaupun tipis dan sempit, semua
bagian gigi tiruan merupakan satu kestauan dan homogen, desain bagian gigi
tiruan dapat dibuat ideal, gaya-gaya yang timbul akibat pengunyahan dapat
disalurkan lebih baik, ginggival sulcus lebih sehat, dan menyalurkan panas lebih
cepat. Sedangkan kekurangan bahan logam, yaitu kekurangan estetik bila logam
terlihat dan biaya pembuatan lebih tinggi (Thressia 2019).
2.1.2 Indikasi GTSL
Indikasi pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan (Bakar 2012):
a. Hilangnya satu gigi atau lebih
b. Gigi yang masih tertinggal dalam keadaan baik dan memenuhi syarat
sebagai alat abutment
c. Keadaan processus alveolaris masih baik
d. Oral hygiene pasien baik
e. Pasien mau dibuatkan gigi tiruan sebagian lepasan
2.1.3 Kontra indikasi GTSL
Kontra indikasi pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan (Bakar 2012):
a. Oral hygiene pasien buruk
b. Pasien belum siap secara fisik dan mental
c. Pasien alergi terhadap material gigi tiruan sebagian lepasan
d. Pasien tidak tertarik mengganti gigi yang hilang
e. Usia lanjut
2.1.4 Komponen
Adapun komponen dari gigi tiruan sebagian lepasan (Gunadi dkk. 2012;
Nallaswamy dkk. 2003) :
a. Retainer
Retainer merupakan bagian GTSL yang berfungsi memberikan retensi
dan menahan protesa tetap pada tempatnya.
b. Rest (Sandaran)
5
Rest atau sandaran merupajan bagian GTSL yang bersandar pada
permukaan gigi penyangga, memiliki fungsi untuk memberikan
dukungan vertikal. Sandaran ditempatkan permukaan gigi yang
dipreparasi sebagai dudukan sandaran (rest seat or recess).
c. Konektor
Konektor dapat dibagi menjadi konektor mayor dan konektor minor.
Konektor mayor merupakan komponen GTSL yang menghubungkan
bagian protesa ygn terletak pada satu sisi rahan dengan satu sisi
rahang lainnya sedangkan konektor minor merupakan komponen
GTSL yang menghubungkan antara konektor mayor dengan basis atau
klamer atau sandaran oklusal.
d. Anasir gigi
Anasir gigi merupakan bagian GTSL yang berfungsi untuk
menggantikan gigi asli yang hilang.
e. Basis
Basis merupakan bagian GTSL yang mendukung elemen gigi tiruan
dan berfungsi untuk menggantikan tulang alveolar yang hilang. Selain
itu, basis berfungsi untuk meneruskan tekanan oklusal ke jaringan
periodontal dan gigi penyangga.
6
penggilingan makanan (partikel besar) secara mekanis menjadi partikel kecil
menggunakan gigi geligi (Hamzah dkk. 2020).
7
DAFTAR PUSTAKA
Hamzah, Z., Indriana, T., Indahyani, D. E., & Barid, I., 2020, ‘Sistem
Stomagtonati (Pengunyahan, Penelanan Dan Bicara’, Cetakan Pertama,
Deepublish, Yogyakarta, hlm. 157.
Siagian, Watuna P, Wowor. 2015. Gamabran Rongga Mulut Pada Alnsia Pemakai
Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Di Panti Werda Kabupaten Minahasa. Jurna
e-GiGi (eG): Volume 3, Nomer 1.
Gaib, Z. 2013. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Terjadinya Kandidiasis
Eritematosa Pada Pengguna Gigi tiruan Lengkap. Jurnal e-Gigi. Hal : 11-
15.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Riset Kesehatan Dasar
Nasional 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
2008.
Yunisa F, Indrastuti M, dan Tjahjanti M T E. 2015. Pengaruh Kedalaman
Undercut Gigi Pegangan Dan Tipe Bahan Cengkeram Termoplastik Nilon
Terhadap Kekuatan Retensi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Co-Cr
Kombinasi Nilon, Jurnal Kedokteran Gigi 6(3) : 284-291.
Bakar, Abu. 2012. Kedokteran Gigi Klinis. Yogyakarta; Quantum Sinergis Media.
Ozkan. 2012. Attachment and their use in Removable Partial Denture. University
of Michigan.
Gunadi H, Margo A, Burhan L, Suryatenggara F, Setiabudi I. 2012. Buku Ajar
Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jakarta: Hipokrates.
Nallaswamy D. 2003. Text book of Prosthodontics, Jaypee Brothers Medical
Publisher. New Delhi 4-7, 266-90, 603-14.
Thressia M. 2019. Proses Pembbuatan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Dari Bahan
Kombinasi Logam dan Akrilik. Jurnal Kesehatan Perintis 1(3). Hal : 1-4.
Rachman A. 2007 Desain Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Frame: Kasus Berujung
Bebas. Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas Padjadjaran. Bandung.
8
9