Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gigi adalah bagian keras yang terdapat dalam rongga mulut. Gigi memiliki
beberapa fungsi, diantaranya yaitu mastikasi atau pengunyahan, estetik, dan
fungsi berbicara (Siagian dkk. 2015). Kehilangan gigi dapat disebabkan oleh
banyak faktor namun yang paling umum karena karies dan penyakit periodontal.
Dampak dari hilangnya gigi dapat menyebabkan perubahan anatomis, fisiologi,
dan fungsional, bahkan pada sebagian orang dapat menyebabkan trauma
psikologis. Upaya yang dapat mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan
dengan penggunan gigi tiruan (Gaib 2013). Kehilangan gigi yang terjadi dapat
ditanggulangi dengan pembuatan restorasi berupa gigi tiruan lepasan maupun
gigi tiruan cekat. Gigi tiruan lepasan dimaksud bisa berupa gigi tiruan sebagian
lepasan untuk menanggulangi kehilangan sebagian gigi dan gigi tiruan lepasan
penuh untuk menanggulangi kehilangan gigi (Departemen kesehatan 2008).
Gigi tiruan sebagian lepasan (removable partial denture) adalah gigi tiruan
yang menggantikan sebagian gigi asli yang hilang dan dapat dilepas dan
dipasang sendiri oleh pasien dari mulutnya. Tujuan utama pemkaian gigi tiruan
sebagian lepasan adalah untuk memulihkan fungsi pengunyahan, bicara dan
estetika, serta mempertahankan kesehatan jaringan dirongga mulut yang masih
ada (Yunisa dkk. 2015). Berdasarkan bahannya, gigi tiruan sebagian lepasan
terbuat dari resin akrilik, logam, vulcanite, dan thermoplastic atau valpast (Abu
Bakar 2012).
Sistem mastikasi merupakan unit fungsional dalam pengunyahan yang
mempunyai komponen terdiri dari gigi-geligi, sendi temporomandibula, otat
kunyah, dan sistem saraf. Otot digerakan oleh implus syaraf karena ada tekanan
yang timbul dari gigi bawah yang berkontak dengan gigi atas sehingga
mandibula dapat melaksanakan aktivitas fungsional dari sistem mastikasi
(Suhartini 2011) Kehilangan beberapa gigi dikedua rahang pada sisi yang sama,
maka pengunyahan akan dilakukan semaksimal mungkin oleh gigi asli ada sisi

1
lainya, sehingga tekanan kunyah akan dipikul oleh satu atau sebagian saja.
Setelah memakai protesa, terjadi perbaikan karena tekanan kunyah dpat
disalurkan lebih merata keselurhan bagian jaringan pendukung (Siagian 2016).
Setiap protesa yang dipasang dalam rongga mulut memiliki resiko
merusak kesehatan gigi dan jaringan pendukung, kerusakan ini dapat diperkecil
dengan membuat desain yang tepat dan dengan menginstruksikan pada pasien
tentang cara menjaga kebersihan mulut dan gigi tiruannya. Oleh sebab itu,
rencana pembuatan desain merupakan salah satu tahap penting dan merupakan
salah satu faktor penentu keberhasilan sebuah gigi tiruan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan?
2. Apa saja jenis dari Gigi Tiruan Sebagian Lepasan?
3. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dari Gigi Tiruan Sebagian Lepasan?
4. Apa yang dimaksud dengan Sistem Stomatognati (Mastikasi)?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui definisi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
2. Untuk mengtahui jenis jenis Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
3. Untuk mengtahui indikasi dan kontraindikasi Gigi Tiruan Sebagian
Lepasan
4. Untuk mengetahui Sistem Stomatognati (Mastikasi)

1.4 Manfaat Penulisan


Untuk memberikan informasi serta pemahaman mengenai judulku apa

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 GTSL (Gigi Tiruan Sebagian Lepasan)


2.1.1 Definisi
Gigi tiruan sebagian lepasan (GTSL) adalah sebuah protesa yang
menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang, pada rahang atas maupun
rahang bawah dan dapat dibuka pasang oleh pasien tanpa pengawasan dokter gigi.
Gigi tiruan sebagian lepasan merupakan alternatif perawatan prostodontik yang
tersedia dengan biaya yang lebih terjangkau untuk sebagian besar pasien dengan
kehilangan gigi (Ozkan 2012). GTSL digunakan sebagai gigi tiruan karena dapat
menggantikan fungsi gigi asli yang telah hilang, serta meliputi fungsi mastikasi,
estetik, fonetik, serta dapat mempertahankan jaringan mulut yang masih ada agar
tetap sehat.
Selain itu, penggunaan GTSL difungsikan untuk mencegah terjadinya
migrasi pada gigi akibat adabta gigi yang hilang dan dapat meningkatkan
distribusi beban kunyah (Gunadi dkk. 2012).

2.1.1 Jenis jenis GTSL


Berdasarkan bahan dasarnya GTSL ada dua kelompok yaitu GTSL resin
akrilik, yaitu gigi tiruan yang basisnya dibuat dari bahan resin akrilik, dan GTSL
kerangka logam yaitu gigi tiruan yang kerangkanya dibuat dari logam. Dari kedua
bahan diatas perbedaannya terletak pada bahan basis yang digunakan untuk
mendukung gigi tiruan dan retensi dalam mulut, yang sering menyebabkan
ketidaknyamanan pasien saat tersenyum atau berbicara akibat cangkolan yang
sering terlihat (Nallaswamy 2003).
1. GTSL Resin Akrilik
Akrilik adalah rantai polimer yang terdiri dari unit-unit metal metakrilat
yang berulang. Akrilik digunakan untuk membuat basis gigi tiruan rehabilitative,
untuk plat ortodonsi, maupun resoransi. Bahan basis protesa poli metal metakrilat
umumnya dikemas dalam bentuk bubuk atau cairan (Thressia 2019).

3
Gambar 2.1 GTSL Resin Akrilik
Beberapa kelebihan bahan akrilik, yaitu warna menyerupai gingiva, mudah
dipreparasi bila patah tanpa mengalami distorsi, mudah dibersihkan, mudah
dimanipulasi, kekuatannya baik harganya terjangkau dan tahan lam. Selain itu,
adapun kekurangan bahan akrilik, yaitu mudah fraktur, menimbulkan porositas,
dapat mengalami perubahan bentuk, toleransi terhadap jaringan kurang baik, dan
menimbulkan alergi (Thressia 2019).
2. GTSL Bahan Logam
Logam adalah bahan yang tahan terhadap abrasi, sehingga permukaannya
tetap licin dan mengkilap, serta tidak menyerap cairan mulut, sehingga sisa makan
sulit melekat dan gigi mudah untuk dibersihkan. Logam yang digunakan adalah
campuran logam khusus yang memerlukan manipulasi lebih rumit sehingga gigi
tiruan ini lebih mahal dari gigi tiruan akrilik (Thressia 2019). GTSL dengan
kerangka logam memiliki kualitas mekanik sangat baik dan memberikan
kemungkinan desain denture yang mempertimbangkan kesehatan jaringan
periodonsium gigi abutment, estetis dan kenyamanan pasien (Rachman 2007).

Gambar 2.2 GTSL Bahan Logam

4
Beberapa keuntungan bahan logam, yaitu dapat mencegah bau tak sedap
pada rongga mulut, karena gigi tiruan jenis ini tidak tidak memiliki mikroporus
yang dapat menjadi tempat melekatnya plak dan bakteri yang menghasilkan bau
mulut, lebih nyaman dipakai, cukup kaku walaupun tipis dan sempit, semua
bagian gigi tiruan merupakan satu kestauan dan homogen, desain bagian gigi
tiruan dapat dibuat ideal, gaya-gaya yang timbul akibat pengunyahan dapat
disalurkan lebih baik, ginggival sulcus lebih sehat, dan menyalurkan panas lebih
cepat. Sedangkan kekurangan bahan logam, yaitu kekurangan estetik bila logam
terlihat dan biaya pembuatan lebih tinggi (Thressia 2019).
2.1.2 Indikasi GTSL
Indikasi pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan (Bakar 2012):
a. Hilangnya satu gigi atau lebih
b. Gigi yang masih tertinggal dalam keadaan baik dan memenuhi syarat
sebagai alat abutment
c. Keadaan processus alveolaris masih baik
d. Oral hygiene pasien baik
e. Pasien mau dibuatkan gigi tiruan sebagian lepasan
2.1.3 Kontra indikasi GTSL
Kontra indikasi pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan (Bakar 2012):
a. Oral hygiene pasien buruk
b. Pasien belum siap secara fisik dan mental
c. Pasien alergi terhadap material gigi tiruan sebagian lepasan
d. Pasien tidak tertarik mengganti gigi yang hilang
e. Usia lanjut
2.1.4 Komponen
Adapun komponen dari gigi tiruan sebagian lepasan (Gunadi dkk. 2012;
Nallaswamy dkk. 2003) :
a. Retainer
Retainer merupakan bagian GTSL yang berfungsi memberikan retensi
dan menahan protesa tetap pada tempatnya.
b. Rest (Sandaran)

5
Rest atau sandaran merupajan bagian GTSL yang bersandar pada
permukaan gigi penyangga, memiliki fungsi untuk memberikan
dukungan vertikal. Sandaran ditempatkan permukaan gigi yang
dipreparasi sebagai dudukan sandaran (rest seat or recess).
c. Konektor
Konektor dapat dibagi menjadi konektor mayor dan konektor minor.
Konektor mayor merupakan komponen GTSL yang menghubungkan
bagian protesa ygn terletak pada satu sisi rahan dengan satu sisi
rahang lainnya sedangkan konektor minor merupakan komponen
GTSL yang menghubungkan antara konektor mayor dengan basis atau
klamer atau sandaran oklusal.
d. Anasir gigi
Anasir gigi merupakan bagian GTSL yang berfungsi untuk
menggantikan gigi asli yang hilang.
e. Basis
Basis merupakan bagian GTSL yang mendukung elemen gigi tiruan
dan berfungsi untuk menggantikan tulang alveolar yang hilang. Selain
itu, basis berfungsi untuk meneruskan tekanan oklusal ke jaringan
periodontal dan gigi penyangga.

2.2 Sistem Stomatognati

Sistem stomatognati merupakan suatu unit fungsional di bagian kepala,


yang eliputi beberapa komponen jaringan dengan berbagai asal struktur yang
berfungsi dalam system pengunyahan, penelanan, berbicara, bernafas, menghisap,
bersiul, menyanyi, tersenyum, dan fungsi lain yang terkait (Hamzah dkk. 2020).
Proses pengunyahan merupakan salah satu proses dalam sistem stomatognati yang
merupakan tahap penting dalam penyerapan makanan. Pengunyahan didukung
oleh hubungan yang kompleks antara otot, gigi, dan TMJ. Untuk itu, integritas
dari komponen pengunyahan merupakan hal yang penting untuk terjadinya
pengunyahan yang optimal, sehingga proses pencernaan dan penyerapan makanan
akan berjalan optimal (Suhartini 2011). Pengunyahan atau mastikasi adalah proses

6
penggilingan makanan (partikel besar) secara mekanis menjadi partikel kecil
menggunakan gigi geligi (Hamzah dkk. 2020).

7
DAFTAR PUSTAKA

Hamzah, Z., Indriana, T., Indahyani, D. E., & Barid, I., 2020, ‘Sistem
Stomagtonati (Pengunyahan, Penelanan Dan Bicara’, Cetakan Pertama,
Deepublish, Yogyakarta, hlm. 157.

Suhartini, 2011, ‘Fisiologi Pengunyahan Pada Sistem Stomatognati’,


Stomatognatic (J.K.G Unej), 8(3), hlm. 122-126.

Siagian, Watuna P, Wowor. 2015. Gamabran Rongga Mulut Pada Alnsia Pemakai
Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Di Panti Werda Kabupaten Minahasa. Jurna
e-GiGi (eG): Volume 3, Nomer 1.
Gaib, Z. 2013. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Terjadinya Kandidiasis
Eritematosa Pada Pengguna Gigi tiruan Lengkap. Jurnal e-Gigi. Hal : 11-
15.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Riset Kesehatan Dasar
Nasional 2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
2008.
Yunisa F, Indrastuti M, dan Tjahjanti M T E. 2015. Pengaruh Kedalaman
Undercut Gigi Pegangan Dan Tipe Bahan Cengkeram Termoplastik Nilon
Terhadap Kekuatan Retensi Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Co-Cr
Kombinasi Nilon, Jurnal Kedokteran Gigi 6(3) : 284-291.
Bakar, Abu. 2012. Kedokteran Gigi Klinis. Yogyakarta; Quantum Sinergis Media.
Ozkan. 2012. Attachment and their use in Removable Partial Denture. University
of Michigan.
Gunadi H, Margo A, Burhan L, Suryatenggara F, Setiabudi I. 2012. Buku Ajar
Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jakarta: Hipokrates.
Nallaswamy D. 2003. Text book of Prosthodontics, Jaypee Brothers Medical
Publisher. New Delhi 4-7, 266-90, 603-14.
Thressia M. 2019. Proses Pembbuatan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Dari Bahan
Kombinasi Logam dan Akrilik. Jurnal Kesehatan Perintis 1(3). Hal : 1-4.
Rachman A. 2007 Desain Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Frame: Kasus Berujung
Bebas. Fakultas Kedokteran Gigi. Universitas Padjadjaran. Bandung.

8
9

Anda mungkin juga menyukai