UNMAS DENPASAR
Oleh:
UNMAS DENPASAR
Oleh:
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Kedokteran Gigi Pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Mahasaraswati Denpasar
Oleh:
I MADE RESTA WIGUNA ARTHA
NPM : 1706122010049
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
(drg. Intan Kemala Dewi, M.Biomed) (drg. Ni Nyoman Gemini Sari, M.Biomed)
NPK: 828 207 307 NPK: 828 010 310
iii
LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI DAN PENGESAHAN DEKAN
Anggota:
Tanda Tangan
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Mahasaraswati Denpasar
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas segala rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
ini yang berjudul “Peranan Daun Sirih Merah (Piper crocatum) Dalam Mengatasi
Terselesaikannya skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan
dukungan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
6. Bapak dan Ibu tercinta I Made Soma dan Ni Wayan Putri Yani, ras
penghargaan dan terima kasih penulis berikan kepada orang tua yang selalu
vi
memberikan dukungan, semangat, kasih sayang dan doa yang selalu
7. Desak Made Widiantari yang selalu membantu saya dalam segala hal,
8. Sahabat terbaik yande, yana, dhika, amar, krisna dan temen-teman Oral
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masihjauh dari sempurna, maka dari itu
Penulis
vii
ABSTRACT
Halitosis or bad breath is an oral condition that frightens with bad odors
emanating from the oral cavity. The main cause of halitosis is Volatile Sulfur
Compound (VSC) gas which is produced by gram-negative anaerobic bacteria in
the mouth, which is an unpleasant and volatile compound that causes an odor that
is easily smelled by other people around them.Red betel leaves contain
phytochemical compounds, namely essential oils, alkaloids, saponins, tannins, and
flavonoids. The aim of the authors of this thesis is to determine the role of red
betel leaf (Piper Caratum) in overcoming halitosis.Red betel leaf (Piper Crocatum)
is estimated to be able to overcome Haltiosis because it contains an essential oil
compound which contains carvacrol compounds which can provide antimicrobial,
antibacterial, antifungal benefits and increase cell membrane permeability which
causes fluids to enter and eliminate fungi that cause Halitosis.
Keywords:Halitosis, Red Betel Leaf (Piper Crocatum)
viii
ABSTRAK
Halitosis atau bau mulut merupakan suatu kondisi oral yang ditandai
dengan bau tidak sedap yang berasal dari rongga mulut. Penyebab utama halitosis
adalah gas Volatile Sulphur Compound (VSC) yang diproduksi oleh bakteri-
bakteri anaerob gram negatif di dalam mulut yang merupakan senyawa yang
berbau tidak sedap dan mudah menguap sehingga menimbulkan bau yang mudah
tercium oleh orang lain disekitarnya. Daun sirih merah mengandung senyawa
fitokimia yakni minyak atsiri, alkoloid, saponin, tanin, dan flavonoid Tujuan dari
penulisan dari penulis skripsi ini adalah untuk mengetahui peranan daun sirih
merah (Piper Caratum) dalam mengatasi Halitosis. Daun sirih merah (Piper
Crocatum) di perkirakan dapat mengatasi Haltiosis karena mengandung senyawa
minyak atsiri yang didalamnya mengandung senyawa karvakrol yang dapat
memberikan manfaat sebagai antimikroba , antibakteri, antifungi dan
meningkatkan permeabilitas membran sel yang menyebabkan cairan masuk dan
mengeliminasi jamur yang menyebabkan Halitosis.
Kata kunci : Halitosis, Daun Sirih merah (Piper Crocatum)
ix
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul depan ............................................................................................ i
Sampul dalam ........................................................................................... ii
Lembar Persetujuan Pembimbing ............................................................. iii
Penetapan Pantia Penguji ......................................................................... iv
Surat Persyaratan Bebas Plagiat ................................................................ v
Ucapan Terima Kasih .............................................................................. vi
Abstract ................................................................................................ viii
Abstrak ................................................................................................... ix
Daftar isi .................................................................................................... x
Daftar Gambar ....................................................................................... xii
Daftar Lampiran .................................................................................... xiii
Daftar Singkatan .................................................................................... xiv
x
BAB III DAUN SIRIH MERAH (Piper Crocatum) .............................. 13
LAMPIRAN ............................................................................................. 38
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
DAFTAR SINGKATAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
Secara umum, kesehatan seseorang tidak hanya dilihat dari tubuh yang
sehat. Melainkan dilihat dari rongga mulut dan gigi yang sehat juga. Kesehatan
gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang tidak dapat
dipisahkan satu dengan yang lainnya. Berdasarkan hal itu, kesehatan gigi dan
menganggap kesehatan lain lebih penting daripada kesehatan gigi dan mulut.
istilah untuk mendefinisikan bau tidak sedap dari pernafasan. Bau yang tidak
2010).
halitosis dan biasanya tidak menyadari kondisi tersebut (Bollen & Beikler 2012).
1
karena kebersihan mulut yang buruk, karies yang dalam penyakit periodontal,
perikoronitis, sisa makanan dalam mulut serta tongue coating (Cortelli dkk.
2008).
percaya diri, dan mempunyai kehidupan social yang baik. Adanya halitosis
memberikan dampak negatif terhadap semua hal tersebut, bahkan dapat memicu
stress (Pintauli & Hamada 2008). Halitosis dapat menimbulkan kerugian tidak
hanya pada penderita tetapi juga orang lain dan dapat memengaruhi kehidupan
sosial seseorang seperti malu, menghindari pergaulan sosial dan penurunan rasa
Oral hygiene yang buruk merupakan faktor risiko penyakit gigi dan mulut.
menjaga kebersihan gigi dan mulut serta menggunakan pelayanan kesehatan gigi
obat kumur bisa berasal dari bahan kimia atau bahan alami (Anastasia & Rinaldi
2017).
2
3
Daun sirih merupakan salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai tanaman
Daun sirih merah (Piper crocatum) merupakan salah satu jenis tanaman
obat yang mudah didapat dengan harga relatif murah. Dari hasil kromatogram
diketahui daun sirih merah mengandung senyawa fitokimia yaitu minyak atsiri,
tanin, senyawa polevenolad, dan flavonoid (Sudewo 2010). Selain itu daun sirih
tannin, sponin, allilpyrocatechol yang mengandung zat antiseptic dan anti jamur
(Syukur &Hernani2001).
mengatasiHalitosis.
4
mengatasi Halitosis?
mengatasi Halitosis.
dilakukan selanjutnya.
HALITOSIS
sedap yang keluar dari rongga mulut (Sanz dkk. 2001).Halitosis juga dikenal
dengan beberapa nama lain, seperti mouth odor, bad breath, oral malodor, fetor
Sulfide) adalah suatu gas utama penyebab bau dalam rongga mulut (Pintauli &
Hamada 2008).
penyebab oral dan non oral. Faktor penyebab oral meliputi kebersihan mulut
yang buruk atau adanya penyakit periodontal sedangkan faktor non oral meliputi
penyebab medis seperti: penyakit ginjal, diabetes, infeksi paru dan saluran
Selain faktor penyebab oral dan non oral ada juga faktor resiko seperti:
5
6
tembakau, alkohol, mulut kering, diet, makanan dan minuman, obat, dan gigi
tiruan. Halitosis dapat timbul oleh karena beberapa faktor, antara lain (Pintauli
&Hamada 2008) :
Penyebab bau mulut yang utama adalah buruknya kebersihan mulut dan
tertimbunnya sisa makanan dalam hal ini merupakan salah satu penyebab
timbulnya halitosis.
Makanan berbau tajam seperti: bawang putih, telur, jengkol, dan makanan
pedas akan diubah secara kimia dan kemudian masuk ke dalam aliran darah
dan dibawa ke paru. Udara di paru dikeluarkan dan bau mulut akan keluar
mulut, gigi, dan lidah.Bau mulut yang disebabkan makanan atau minuman
7
hanya bersifat sementara dan mudah untuk diatasi hanya dengan tidak
2.2.4 Xerostomia
bakteri namun kadar saliva setiap orang berbeda. Pada individu yang
kerongkongan.
bau manis(acetone breath) yang hanya dapat dikenali oleh dokter gigi. Bau
mulut busuk dan amis (fishy breath) biasanya keluar dari penderita gagal
Banyak orang yang mengeluarkan bau nafas yang tidak sedap pada pagi
hari setelah bangun tidur semalaman. Hal ini sesuatu yang normal terjadi
oleh karena mulut cenderung kering dan tidak beraktivitas selama tidur.
Bau nafas ini akan hilang setelah saliva dirangsang keluar pada waktu
sarapan.
8
Di dalam mulut terkandung lebih dari 400 juta bakteri yang mengeluarkan
penting penyebab bau mulut yang terbentuk akibat gas berbau yang keluar
& Hamada 2008). Pada halitosis tipe ini tidak ditemukan adanya kondisi
breath yaitu bau nafas pada waktu bangun pagi. Keadaan ini disebabkan
tidak aktifnya otot pipi dan lidah serta berkurangnya saliva selama
9
tidur.Bau nafas ini dapat diatasi dengan merangsang aliran saliva dan
dibedakan atas intra oral dan ektra oral.Sumber penyebab intra oral yaitu
kondisi patologisnya berasal dari dalam rongga mulut dan atau bagian
dari ekstra oral adalah kondisi patologisnya berasal dari luar rongga mulut
2.3.2 Pseudohalitosis
adanya bau mulut tetapi orang lain tidak merasa orang tersebut menderita
dkk. 2008).
2.3.3 Halitophobia
adanya halitosis sedanngkan pada pemeriksaan oleh dokter atau dokter gigi
tak sedap mungkin dari keringat, pencernaan, dan nafas memancar keluar
(Djaya 2001).
CH3SH dan asam diproses metabolisme yang berada di tempat pertama dalam
Bakteri yang paling umum terkait dengan bau mulut di masa lalu adalah
forsynthe-sis (Morita & Wang2001, Porter & Scully 2006).Bakteri ini berada di
Selain itu, H. pylori telah terbukti menghasilkan H2S dan CH3SH, yang dapat
dalam merawat pasien bau mulut. TN-1 merupakan penjelasan pada pasien
mengenai bau mulut dan instruksi oral hygiene, TN-2 berupa oral prophylaxis,
penyakit periodontal, TN-3 berupa rujukan ke dokter umum atau dokter spesialis,
TN-4 berupa penjelasan data pemeriksaan instruksi profesional lebih lanjut dan
Perawatan untuk bau mulut fisiologis dapat berupa TN-1, untuk bau
mulut patologis oral dapat berupa TN-1 dan TN-2, dan untuk pseudo-bau mulut
dapat berupa TN-1 dan TN- 4 yang merupakan tanggung jawab dokter gigi,
perawatan bau mulut patologis ekstraoral dapat berupa TN-3, untuk perawatan
12
halitophobia dapat berupa TN-5 harus ditangani oleh dokter umum atau dokter
memberikan hasil yang baik terhadap timbulnya halitosis (Yaegaki dkk. 2012).
Bahan lain yang juga dapat memperbaiki kondisi halitosis antara lain zinc
chloride dan sodium chloride (Codipilly dkk. 2004), TCF (triclosan, copolimer
dan NaF) (Niles dkk. 2005), oxygen release device (Choi 2005), oxohalogen
oxidant (campuran chlorite anion dan chlorine dioxide) (Silwood dkk. 2001)
familia dari lada dalam ordo Piperales, secara komersial penting karena
tumbuhan Piper Nigrum, sumber lada hitam dan putih. Familia ini terdiri
memiliki sekitar 5 genera, yaitu yang paling terkenal adalah Piper (sekitar 2.000
spesies) dan Peperomia (sekitar 1.600 spesies). Tanaman ini tumbuh sebagai
tumbuhan, tanaman merambat, semak, dan pohon dan tersebar luas di seluruh
daerah tropis dan subtropis. Daun dari familia Piperaceae, yang memiliki rasa
pedas dan tumbuh liar. Spesies Piper sebagian besar adalah semak, tanaman
dan makanan dan minuman sebagai bumbu dan bumbu (Britannica 2015).
Nama lokal dari sirih merah yaitu sirih merah (Indonesia). Sedangkan
nama daerah tanaman sirih yaitu suruh, sedah (jawa), seureuh (Sunda), ranub
(Aceh), cambai (Lampung), base (Bali), nahi (Bima), mata (Flores), gapura,
13
14
(Anonim 2019)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Sub−kelas : Magnolilidae
Ordo : Piperales
Familia : Piperaceae
Genus : Piper
(Sudewo 2005)
15
jantung dengan bagian atas meruncing bertepi rata dan permukaan mengkilap
dan tidak berbulu. Panjang daunnya bisa mencapai 15−20 cm. Warna daun
bagian atas hijau Tanaman sirih merah memiliki batang bulat berwarna hijau
bagian atas meruncing bertepi rata dan permukaan mengkilap dan tidak berbulu.
Panjang daunnya bisa mencapai 15−20 cm. Warna daun bagian atas hijau
abuan. Bagian bawah daun berwarnamerah hati cerah. Daunnya berlendir, berasa
pahit, dan beraroma wangi khas sirih. Batangnya berjalur dan beruas dengan
beralur dan berwarna hijau keabu-abuan. Daun tunggal berbentuk seperti jantung
hati, permukaan licin, bagian tepi rata dan pertulangannya menyirip (Syariefa
2006). Sirih merah tidak dapat tumbuh dengan subur pada daerah yang panas,
tetapi dapat tumbuh subur pada daerah yang dingin, teduh, dan tidak terlalu
dapat mencapai sekitar 5-10m, batang bulat, hijau merah keunguan, beruas
dengan panjang ruas 3-8cm, pada setiap buku tumbuh satu daun. Daun tunggal,
melonjong, permukaan helaian daun bagian atas rata - agak cembung, mengkilat,
yang menonjol, panjang daun 6, 1-14,6 cm, lebar daun 4-9,4cm, warna dasar
daun hijau pada kedua permukaannya, bagian atas hijau dengan garis-garis merah
jambu kemerahan, permukaan bagian bawah hijau merah tua keunguan. Tangkai
daun hijau merah keunguan, panjang 2,1-6,2 cm, pangkal tangkai daun pada
helaian daun agak ketengah sekitar 0,7-1 cm dari tepi daun bagian bawah.
mempunyai bentuk daun yang cukup bervariasi antara daun muda (fase muda)
dan daun pada cabang yang akan menghasilkan alat reproduksi (fase dewasa).
Saat muda umumnya mempunyai bentuk daun menjantung - membulat telur dan
pada fase dewasa (siap menghasilkan alat reproduksi) terjadi perubahan bentuk
dalam industri farmasi (Pramod dkk. 2010; Jirovetz, 2010). Begitupun dengan
salah satu turunan senyawa eugenol, yaitu isoeugenol yang dapat dipergunakan
sebagai bahan baku obat antiseptik dan analgesik (Sharma dkk. 2006).
isoeugenol asetat, metil eugenol, metil isoeugenol, eugenol metil eter dan benzil
eugenol eter dapat dipergunakan sebagai zat aditif flavor pada produkminuman
tidak beralkohol, es krim, permen karet, dan berbagai produk pangan lainnya.
Selanjutnya dari senyawa eugenol dapat dibuat senyawa vanili sintetis, dimana
makanan dan minuman seperti gula-gula, permen karet, kue, roti, dan es krim.
dkk. 2000).
BAB IV
bermanfaat untuk pengobatan, tetapi bagian tanaman sirih merah yang paling
kimia yang terkandung dalam daun sirih merah senyawa fitokimia yakni
minyak atsiri, alkoloid, saponin, tanin, dan flavonoid (Sholikhah 2006). Dari
2010). Kandungan kimia lainnya yang terdapat di daun sirih merah adalah
Berikut ini adalah beberapa senyawa yang terdapat pada daun sirih
merah, yaitu:
proses terbentuknya membran atau dinding sel sehingga tidak terbentuk atau
terbentuk tidak sempurna (Juliantina dkk. 2009). Efek tanin antara lain
melalui: reaksi dengan membran sel, inaktivasi enzim, dan destruksi atau
inaktivasi fungsi materi genetik (Juliantina dkk. 2009). Tanin juga diduga
19
20
mengkerutkan dinding sel dan membran sel yang berakibat pada terganggunya
bahkan mati (Juliantina dkk. 2009). Minyak atsiri juga merupakan salah satu
kandungan daun sirih merah (piper crocatum) yang diharapkan memiliki efek
bakteri Gram positif dan Gram negatif. Selain itu,karvakrol juga dapat
2000).
4.1.2 Saponin
stabilitas dari membran sel tubuh bakteri sehingga menyebabkan sel bakteri
Dinding sel akan mengalami peregangan yang sangat kuat dan kemudian
4.1.3 Tanin
Tanin (atau tanin nabati, sebagai lawan tanin sintetik) adalah suatu
senyawa polifenol yang berasal dari tumbuhan, berasa pahit dan kelat, yang
(molekul yang menempel pada sel inang) yang terdapat pada permukaan sel
(Noorhamdani Endang & Irwanto 2013). Senyawa ini juga memiliki bentuk
2009).
4.1.4 Flavonoid
yang telah dimanfaatkan sebagai salah satu komponen bahan baku dalam
4.1.5 Alkoloid
retrofractum Vahl (Kardono dkk. 2003). Selain itu, dijumpai pula adanya
4.2.1 Antiinflamasi
menghambat metabolisme asam arakidonat dan sekresi enzim lisosom dari sel
&Ree 2001).
Sirih merah bisa tumbuh dengan baik di tempat yang teduh dan tidak
terlalu banyak terkena sinar matahari. Sirih merah akan tumbuh dengan baik
bila mendapat 60-75% cahaya matahari (Hermiati dkk. 2013). Sirih merah
itu juga bisa diekstrak untuk mengambil bahan aktif yang ada dalam daun
sirih merah (Mardiana 2012). Bahan aktif tersebut banyak terdapat pada daun
yang berumur setengah tua atau tidak terlalu muda (Sastroutama 1990). Daun
sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.) mengandung senyawa fitokimia
aktivitas antikanker pada sel HeLa dengan waktu inkubasi 24 jam dan 48 jam.
Sirih merah memiliki aktivitas antikanker dengan IC50 2.93 μg/ml (24 jam)
dan 0.005 μg/ml (48 jam). Aktivitas antikanker yang dimiliki sirih merah
sel kanker ke jaringan lain. EMT diidentifikasi memiliki peran penting pada
4.2.5 Antidislipidemia
Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, LDL,
dan trigliserida serta penurunan kadar HDL (Dipiro dkk. 2015). Dislipidemia
maka akan terjadi penurunan resiko untuk penyakit jantung koroner sebesar
Ekstrak etanol daun sirih merah terbukti mempunyai efek anti bakteri
insisi kulit tikus putih yang terinfeksi S. aureus. Rizky dkk. (2012)dilaporkan
bahwa ekstrak etanol daun Sirih merah pada kepekatan 40% v/v memiliki
paling efektif dibanding dengan kepekatan yang lain, dengan lebar daya
hambat tertinggi (13,3 mm). Ekstrak etanol daun sirih merah pada kepekatan
40% v/v ditunjukkan daya hambat lebih tinggi dibanding ekstrak 10%, 20%,
80% maupun 100% v/v. Tetapi, penelitian Dhewayani dkk. (2012) ditunjukan
bahwa ekstrak air (infusa) daun sirih merah dengan kepekatan 1,875 sampai
E.coli adalah suatu proses yang terjadi pada membran mitokondria yang
telah melakukan uji toksisitas akut dengan hasil ekstrak etanol daun P.
26
Halitosis atau bau mulut merupakan suatu kondisi oral yang ditandai dengan
bau tidak sedap yang berasal dari rongga mulut. Penyebab utama halitosis adalah gas
gram negatif di dalam mulut yang merupakan senyawa yang berbau tidak sedap dan
mudah menguap sehingga menimbulkan bau yang mudah tercium oleh orang lain
disekitarnya. Bakteri tersebut akan bereaksi dengan protein-protein yang ada didalam
mulut dan memecahnya menjadi asam amino. Terdapat tiga asam amino utama yang
untuk pengobatan, tetapi bagian tanaman sirih merah yang paling banyak digunakan
sebagai obat adalah daunnya (Syariefa 2006). Kandungan kimia yang terkandung
dalam daun sirih merah senyawa fitokimia yakni minyak atsiri, alkoloid, saponin,
tanin, dan flavonoid (Solikhah 2006). Dari asil kromatogram diketahui daun sirih
polevenolad, dan flavonoid (Sudewo 2010). Kandungan kimia lainnya yang terdapat
27
28
psimen, sineol, kariofilen, kadimen estragol, terpenena, dan fenil propanoid (Manoi
2007).
Karvakrol adalah komponen dari minyak atsiri dan telah terbukti ditunjukkan
dalam spektrum luas karvakrol terhadap hampir setiap bakteri Gram positif dan Gram
negatif. Selain itu, karvakrol juga dapat digunakan sebagai antifungi. Penelitian pada
digunakan untuk obat antiseptik pada bau mulut dan keputihan (Manoi 2007).
mengganggu proton motive force. Proton motive forceadalah suatu proses yang
terjadi pada membran mitokondria yang mampu menghasilkan ATP (energi). Proses
mengganggu enzim.
mencolok pada curve time kill dengan dosis pemberian 200 mg/l carvacrol pada 6
jam pertama. Hal ini berkenaan dengan kemampuan carvacrol dalam meningkatkan
29
permeabilitas membran sel. Gugus phenolic hydroxyl akan berikatan dengan bagian
hidrofilik dan cincin benzena akan berikatan pada bagian hidrofobik pada lipid
bilayer dari membran sitoplasmik sehingga akan menganggu sistem koloid dan
menurunkan potensial membran. Hal ini diduga disebabkan oleh grup hidroxil yang
kemudian mengubah struktur fisik dan kimia membran dan akhirnya mempengaruhi
susunan dan stabilitas lapisan bilayer pada mebran sehingga proton keluar dari
peningkatan permeabilitas jamur. Sama seperti efeknya pada bakteri, reaksi dengan
protein sel akan memicu terjadinya proses eliminasi dengan merusak sistem koloid
sehingga terjadi koagulasi dan presipitasi protein. Koagulasi protein sel mikroba akan
6.1 Simpulan
maka dapat disimpulkan bahwa daun sirih merah (Piper Crocatum) berperan
6.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai manfaat daun sirih merah
30
DAFTAR PUSTAKA
Alshehri, Fahad Ali. 2015. Knowledge and Attitude of Saudi Individual Toward
Self-perceived Halitosis. The Saudi Journal for Dental Research.
Volume 7.
Anastasia, A.Y. & Rinaldi, T.M. 2017, Formulasi mouthwash pencegah plak gigi
ekstrak biji kakao (Theobroma cacao L.) dan uji efektivitas pada bakteri
Streptococcus mutans. Galenika Journal of Pharmacy. 3(1): 84-92.
Berardi, R. R., Stefanie, P. F., Anne, L. H., Lisa A. K., Gail D.N. 2009. Handbook of
Nonprescription Drugs An Interactive Approach to Self-Care Sixteenth. :
77-89
Burt, S.A., van der Zee, R., Koets, A.P., de Graaff, A.M., van Knapen, F., Gaastra,
W., Haagsman, H.P. and Veldhuizen,E.J.,2007. Carvacrol induces heat
shock protein 60 and inhibits synthesis of flagellin in Escherichia coli
O157: H7. Appl. Environ. Microbiol., 73(14), pp.4484-4490.
Choi YG. 2005. Effect of intraoral oxygen release device on breath odor. Oral Dis
;11(Suppl.1):110.
Codipilly DP, Kaufman HW, Kleinberg I. 2004. Use of a novel group of oral malodor
measurements to evaluate an anti-oral malodor mouthrinse (TriOralTM) in
humans. J Clin Dent;15(4):98-104.
31
32
Cortelli, J. R., Barbosa, M.D.S and Whestphal, M.A. 2008. Halitosis: A Review of
Associated Factors and Therapeutic Approach. Brazillian oral research. 22,
p. 44-54.
Darsana, I.G.O., Besung, I.N.K., dan Mahatmi, H. (2012). Potensi daun Binahong
(Anredera cordifolia (Tenore) Steenis) Dalam Menghambat Pertumbuhan
bakteri Escherichia coli secara In Vitro. J. Indonesia Medicus Veterinus, 1
(3) ; 337-351.
Dhewayani, I.N., 2012, Efektifitas infusa daun sirih merah (Piper crocatum) terhadap
pertumbuhan Candida albicans. Karya ilmiah FKG Universitas Airlangga,
Surabaya
Djaya, A. 2001. Halitosis- Nafas Tak Sedap. Jakarta: PT. Dental Lintas Mediatama.
:57-70
Dodson CD, Dyer LA, Searcy J, Wright Z, Letourneau DK. 2000. Cenocladamine, a
dihydropyridone alkaloid from Piper cenocladum.
Phytochemistry.;53(1):51-4.
Fatimah S, Widodo, Adhani R.2017. Perbandingan Skor Indeks Plak Sebelum dan
Sesudah Berkumur dengan Air Rebusan Daun Sirih (Piper betle L) pada
Ibu Hamil. Jurnal Kedokteran Gigi.; 1(1): 95.
Friedman M, Henika PR, Mandrell RE. 2002. Bacterial activities of plant essential oil
and some of their isolated constituent against Campylobacter jejuni,
Eschericia coli, Listeria monocytogenes and Salmonella enterica. J Food
Protection 65: 1545-1560.
33
Grundy, S.M., 2004. Obesity, metabolic syndrome, and cardiovascular disease. The
Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, 89(6), pp.2595-2600.
Hayati, E., Jannah & Fasya, A., 2009. Aktifitas Anti Bakteri Komponen Tanin
Ekstrak Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa blimbi L) sebagai Pengawet
Alami. Laporan Penelitian Kuantitatif Depag. Jakarta: Departemen Agama.
p. 11-23
Inggit PA, Esti M. 2011. Karakteristik Morfologi Daun Sirih Merah: Piper crocatum
Ruitz & Pav dan Piper porphyrophyllum N.E.Be. Koleksi Kebun Raya
Bogor. Berk Penel HAyati Ed Khusus.;7(A):83-5.
Juliantina, F., Citra , D .A ., Nirwani, B., Nurmasitoh, T., Bowo, E.T. 2009. Manfaat
Sirih Merah (Piper crocatum) sebagai Agen Antibakterial terhadap Bakteri
Gram Positif dan Gram Negatif. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Indonesia 1(1): 12-20.
Khanbabaee, K. and van Ree, T., 2001. Tannins: classification and definition. Natural
product reports, 18(6), pp.641-649
Krespi YP, Rosenberg M 2004The relationship between oral malodor and volatile
sulfur compounds producing bacteria. Otolaryngology - Head and Neck
Surgery 131: 212–213.
34
Kurniawati, A., 2005. Uji aktivitas anti inflamasi ekstrak metanol Graptophyllum
griff pada tikus putih. Majalah Kedokteran Gigi Edisi Khusus Temu Ilmiah
Nasional IV, pp.11-13.
Majumdar, A.G. and Subramanian, M., 2019. Hydroxychavicol from Piper betle
induces apoptosis, cell cycle arrest, and inhibits epithelial-mesenchymal
transition in pancreatic cancer cells. Biochemical pharmacology, 166,
pp.274-291.
Manoi, F.,2007. Sirih merah sebagai tanaman obat multifungsi. Warta Puslitbangbun,
13(2), pp. 1-2.
Mardiana, L., 2004. Kanker pada wanita: Pencegahan dan pengobatan dengan
tanaman obat. Jakarta: Penebar Swadaya. p. 90-110
Middleton, E., Kandaswami, C. and Theoharides, T.C., 2000. The effects of plant
flavonoids on mammalian cells: implications for inflammation, heart
disease, and cancer. Pharmacological reviews, 52(4), pp.673-751.
Morita M, Wang HL.2001. Relationship between sulcular sulfide level and oral
malodor in subjects with periodontal disease. Journal of
periodontology.;72:79–84.
Mutmainnah, A., 2013. Pengaruh pemberian ekstrak daun sirih merah (Piper
crocatum) terhadap gambaran histopatologi luka insisi kulit tikus putih
yang terinfeksi Staphylococcus aureus. Doctoral dissertation, universitas
airlangga. :80-99
Nakano, Y., Yoshimura, M., Koga, T., 2002. Methyl mercaptan production by
periodontal bacteria. Int. Dent. J. 52 (Suppl 3), 217– 220.
Noorhamdani, A.S., Endang, A., irwanto, A.R. 2013. Uji Efektivitas Ekstrak Etanol
Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana l) Sebagai Antibakteri Terhadap
Acinetobacter baumannii Secara In Vitro. Jurnal Kedokteran Brawijaya.
pp. 29(11): 1-13.
Ogata, M., Hoshi, M., Urano, S. and Endo, T., 2000. Antioxidant activity of eugenol
and related monomeric and dimeric compounds. Chemical and
Pharmaceutical Bulletin, 48(10), pp.1467-1469.
Pintauli, S. dan Hamada, T. 2008. Menuju Gigi dan Mulut Sehat Pencegahan dan
Pemeliharaan Karies Gigi. Medan: USU Press. p. 11-27
Pramod, K., Ansari, S.H. and Ali, J., 2010. Eugenol: a natural compound with
versatile pharmacologicalactions. Natural product communications, 5(12),
p.193-236
Rai M1, Spratt D, Gomez-Pereira PR, Patel J, Nair SP. 2016. Light activated
antimicrobial agents can inactivate oral malodour causing bacteria. J Breath
Res. P.130-145
Rahmawati IS, Ciptati. 2011. Isolasi senyawa antioksidan dari daun sirih merah
(Piper crocatum). Prosiding Simposium Nasional Inovasi Pembelajaran dan
Sains, Bandung-Indonesia;:327-33.
Rachmawaty, F.J., Citra, D.A., Nirwani, B., Nurmasitoh, T. and Bowo, E.T., 2009.
Manfaat sirih merah (Piper crocatum) sebagai agen anti bakterial terhadap
bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Jurnal Kedokteran dan
Kesehatan Indonesia, 1(1), pp.12-20.
Rizky OR.2012, Uji daya antifungi ekstrak etanol daun sirih merah (Piper crocatum
Ruiz & Pav.) terhadap Candida albicans ATCC 10231 secara in vitro.Karya
ilmiah FK, UMS, Surakarta. :100-117
Sharma, S., Khan, I.A., Ali, I., Ali, F., Kumar, M., Kumar, A., Johri, R.K., Abdullah,
S.T., Bani, S., Pandey, A. and Suri, K.A., 2009. Evaluation of the
antimicrobial, antioxidant, and anti-inflammatory activities of
hydroxychavicol for its potential use as an oral care agent. Antimicrobial
agents and chemotherapy, 53(1), pp.216-222..
Sudewo, B., 2010. Basmi penyakit dengan sirih merah. Jakarta: Agromedia Pustaka.
pp. 37-47.
Sudewo, B., 2005. Basmi Penyakit dengan Sirih Merah, 22. Jakarta: PT Agromedia
Pustaka. : 35-36
Syariefa, E., 2006. Resep sirih wulung untuk putih merona hingga kanker ganas,
dalam majalah trubus no.434, tahun XXXVII Januari 2006
Syukur, C., dan Hernani, 2001, Budidaya Tanaman Obat Komersial, Penebar
Swadaya, Jakarta, 65.
Takahashi, N. 2005. Microbial ecosystem in the oral cavity: Metabolic diversity bin
an ecological niche and its relationship with oral diseases. International
Congress Series 1284: 103-112.
37
Wibowo, W., W.P. Suwarso, T. Utari dan H. Purwaningsih. 2002. Aplikasi reaksi
katalisis heterogen untuk pembuatan vanilisintetik (3-hidroksi-2-
metoksibenzaldhida) dari eugenol (4-allil-2-metoksifenol) minyak cengkeh.
Makara Sains 6(3) : 142-148
Yaegaki, K., Brunette, D.M., Tangerman, A., Choe, Y.S., Winkel, E. G., Ito, S.,
Kitano, T., Ii, H., Calenic, B., Ishkitiev, N., Imai, T., 2012. Standardization
of clinical protocols in oral malodor research. J. Breath. Res. 6, 017101.
Yuharmen, 2002. Uji Aktivitas Antimikroba Minyak Atsiri dan Ekstrak Methanol
Lengkuas (Lenguas galanga) Jurusan Kimia, FMIPA. Universitas Riau:
Riau
LAMPIRAN
38