SKRIPSI
ALBERTIN DWIYANTI
J111 15 518
SKRIPSI
ALBERTIN DWIYANTI
J111 15 518
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan rahmat yang telah dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Efek Ekstrak Bunga Mawar (Rosa
damascena Mill.) terhadap Penyembuhan Angular Cheilitis yang Diinduksi
Staphylococcus aureus dan Candida albicans pada Tikus Jantan Galur Wistar
(Rattus norvegicus)” sebagai salah satu syarat mencapai gelar sarjana kedokteran
gigi. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca
dan peneliti lainnya dalam menambah ilmu pengetahuan khususnya di bagian
ilmu penyakit mulut.
Berbagai masalah dan hambatan penulis alami selama proses penyusunan skripsi
ini, namun segala hambatan tersebut dapat terlewati berkat bantuan, dukungan,
doa, serta bimbingan dari berbagai pihak hingga akhirnya skripsi ini terselesaikan
dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. drg. Bahruddin Thalib, M. Kes, Sp. Pros selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin beserta seluruh staf atas bantuan kepada
penulis selama menempuh masa pendidikannya.
2. Prof. Dr. drg. Sumintarti, MS selaku dosen pembimbing skripsi yang
senantiasa membimbing, menemani saat penelitian dan selalu memberikan arahan
kepada penulis selama proses penyusunan skripsi dari awal hingga selesai.
3. drg. Muh. Irfan Rasul, Sp.BM selaku penasehat akademik atas bimbingan,
perhatian, dukungan, dan nasehat bagi penulis selama masa perkuliahan.
4. Kedua orang tua penulis, Paulus Tonglo M.Pd dan Martina Tambing
A.Md.Keb , saudara penulis, Albertus Ediyanto dan Regina Tri Shintya , serta
kepada Rian juga kepada keluarga penulis yang telah memberikan banyak doa,
dukungan, perhatian, motivasi, dan nasehat selama penyusunan skripsi ini
terutama pada saat penulis mengalami masa sulit.
5. Teman sepembimbing skripsi penulis, Ahmad Afizenna yang selalu bersama
menemani penulis dan saling memberikan semangat dalam menghadapi segala
masalah serta melewati suka-duka selama proses penyusunan skripsi.
Mixel dan Nela, dan juga teman tercinta Nurul yang telah mengisi hari-hari
11. Seluruh Dosen dan Staf Karyawan yang telah banyak membantu penulis
serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang juga turut
membantu menyelesaikan skripsi penulis.
Akhir kata, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan yang tidak
disengaja dalam skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
pengembangan ilmu kedokteran gigi ke depannya dan juga bagi para pembaca
yang lainnya.
Albertin Dwiyanti
ABSTRAK
Kata Kunci: bunga mawar, angular cheilitis, penyembuhan luka infeksi, tikus
putih wistar
ABSTRACT
Keywords: roses, angular cheilitis, wound infection healing, wistar male rat
DAFTAR ISI
Halaman Judul...........................................................................................................i
Halaman Pengesahan...............................................................................................ii
Surat Pernyataan.....................................................................................................iii
Kata Pengantar....................................................................................................... iv
Abstrak....................................................................................................................vi
Daftar Isi. .............................................................................................................viii
Daftar Gambar..........................................................................................................x
Daftar Tabel............................................................................................................xi
Daftar Grafik..........................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang..…………………………………………………………..........1
1.2 Rumusan masalah…………………………..………………………….......…..4
1.3 Tujuan penelitian……………………………..………………………......…....4
1.3.1 Tujuan umum………...……….…….………………...….........................4
1.3.2 Tujuan khusus…………………….….....………………...........................4
1.4 Manfaat penelitian…………………………….….……………………............5
1.4.1 Manfaat umum…………………….….………….……….........................5
1.4.2 Manfaat khusus…………………..…………….…………........................5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Bunga Mawar (Rose damascena Mill)...……………...………….…........…....6
2.1.1 Deskripsi bunga mawar……………………….………..…….............…..6
2.1.2 Taksonomi bunga mawar……………………....…….….….............…....7
2.1.3 Zat aktif bunga mawar………………................……….....….…….…….7
2.1.4 Manfaat bunga mawar……………............……………………...….…..10
2.2 Angular Cheilitis………………………………………………………..........12
2.2.1 Deskripsi angular cheilitis……………………….....……..................….12
2.2.2 Gambaran klinis......……………………………….......................……..13
2.2.3 Etiologi…………………………………………………........….............13
2.2.4 Patogenesis………......……………………………...........................…..16
2.2.5 Perawatan…………….......…………………………......................…....17
2.3 Penyembuhan luka……………………………………………………...........17
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
BAB 1
PENDAHULUAN
Mawar telah dirintis sejak masa Perang Dunia II di Inggris sebagai sumber
vitamin C. Para tabib China memanfaatkan minyak bunga Mawar sebagai
“Yin” yang berfungsi untuk menenangkan syaraf, memperlancar sirkulasi
darah, menguatkan otot dinding perut besar, dan menyehatkan pembuluh
kapiler. Ada anggapan pula bahwa minyak Mawar dapat meningkatkan
jumlah sperma kaum laki-laki yang mengalami impotensi dan juga dapat
menormalkan siklus haid wanita. Bahkan suku Indian memanfaatkan
ramuan dari rebusan ujung bunga Mawar liar untuk diminum seperti teh
sebagai penyembuh penyakit kencing nanah.6
Bunga mawar mengandung geraniol dan citronellol dengan
konsentrasi keduanya mencapai 75% dari minyak. Selain itu, juga terdapat
linalool, citral dan phenyl ethyl alcohol, geranio,l nerol, farnesol, eugenol,
serta nonylic aldehyde dalam jumlah sedikit.7Senyawa geraniol dan
limonene yang terkandung dalam ekstrak bunga mawar dapat berfungsi
sebagai antiseptik (Retnani, 2012). Penelitian Emerson membuktikan
bahwa ekstrak mawar memiliki kandungan fenol, carvacrol, thymol, dan
terpene tinggi dapat membunuh hampir semua mikroba. 8 Pada penelitian
Windi (2014) juga membuktikan minyak atsiri bunga mawar memiliki
kemampuan dalam menghambat metabolisme energi dan merusak dinding
sel serta membran sel bakteri. Selain itu, minyak atsiri juga mengandung
gugus fungsi hidroksil (-OH) dan karboksil sehingga kadar tinggi fenol
akan menyebabkan koagulasi protein dan membran sel bakteri. Serta bunga
mawar membuktikan juga dapat menjadi antijamur pada penelitian Diah
(2016) yaitu terhadap Candida albicans dikarenakan zat aktif yang
terkandung dalam ekstrak mawar merah berfungsi sebagai antiseptik dan
antifungi diantaranya zat tanin dan sitronellol, dimana zat tanin ini
merupakan senyawa kompleks yang memiliki bentuk campuran polifenol,
senyawa fenol yang ada pada tanin inilah yang mempunyai aksi antiseptik
dan antifungi (Andry, 2014).8
Angular chelitis adalah suatu lesi, terkadang disertai inflamasi yang
biasanya terlihat pada komisura labial yang merupakan infeksi gabungan
antara Staphylococcus, streptokokus -hemo-litikus, dan candida yang
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Sumber :http://www.pagiceria.com/wpcontent/uploads/2013/04/cara-
merawat- bunga-mawar.jpg
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledone
Ordo : Rosanales
Famili : Rosaceae
Genus : Rosa
Minyak mawar adalah minyak atsiri bunga mawar yang didapat dari
ekstraksi bunga mawar, terutama dari spesies Rose damascena Mill.
Minyak atsiri Mawar (Rose damascena Mill) memiliki bau yang agak
menyengat, aroma segar, memiliki warna kuning hingga merah. 18 Pada
tanaman mawar, minyak atsiri hanya terdapat dalam mahkota bunga.
Minyak mawar mengandung geraniol dan citronellol dengan konsentrasi
keduanya mencapai 75% dari minyak. Selain itu, juga terdapat linalool,
citral dan phenyl ethyl alcohol, nerol, farnesol, eugenol, serta nonylic
aldehyde dalam jumlah sedikit.7 Minyak atsiri mawar yang diekstrak dari
bahan mahkota bunga berfungsi menjaga kelembaban kulit dan membantu
menyamarkan kerutan pada kulit. Efek emosional dari minyak atsiri mawar
adalah menenangkan, mengurangi depresi, stres, ketegangan,
mengendorkan saraf dan membantu mengatasi masalah insomnia. Minyak
atsiri mawar juga bermanfaat sebagai antiseptik, adstringen, bakterisidal,
diuretik, laksatif, dan sedatif.18,19,20 Dengan kandungan dari minyak atsiri
bunga mawar ini dapat bersifat sebagai :
a. Antijamur
Penelitian yang dilakukan Mohamed Shohayeb dkk (2014)
menunjukan hasil penelitian ekstrak mawar dan minyak esensial mawar
memiliki antiffungi yang signifikan terhadap Candida albicans.21,22
b. Anti Konvulsan
Minyak esensial dari mawar memiliki anti konvulsan dimana
sebagai tambahan dalam pengobatan epilepsi pada anak dengan refrakter
kejang menunjukkan penurunan frekuensi kejang yang signifikan.
Dilaporkan bahwa flavonoid bertindak Sebagai GABAergic di otak.
Flavonoid juga dapat meningkatkan efek benzodiazepine pada reseptor
GABA. Komponen lain dari minyak esensial Rose damascene Mill seperti
geraniol dan eugenol telah terbukti efek anti epilepsi.21
2.1.3.2 Flavonoid
adanya kandungan flavonoid dari bunga mawar ini sehingga dapat bersifat
sebagai :
a. Antibakteri
Ekstrak mawar mempunyai sifat antibakteri yang efektif terhadap
bakteri pathogen gram postif serta bakteri gram negatif. Penelitian yang
dilakukan oleh Mohamed Shohayeb dkk (2014) tentang antibakteri dan
antifungi Rose damascena Mill menyimpulkan bahwa ekstrak mawar
mempunyai antimikroba terhadap bakteri gram negative dan bakteri gram
positif serta jamur dimana dengan bakteri gram positif yang paling sensitif
adalah Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis dan Streptococcus. Serta
bakteri gram negatif yang paling sensitif adalah Klebsriella pneumonia. 21
b. Antioksidan
Antioksidan merupakan subtansi yang menghambat proses
oksidasi oleh molekul oksigen. Antioksidan banyak terkandung di dalam
tanaman, salah satunya yaitu mawar yang memiliki antioksidan yang kuat.
Senyawa fenolik sebagai antioksidan yang efektif karena adanya kelompok
hidroksil fenolik. Serta dengan tiga glikosida flavonol dari ekstrak etanol
mawar yang mempunyai aktivitas antioksidan.21,23
c. Anti-inflamasi
Mawar juga terbukti memiliki anti-inflamasi. Dimana efek
penting ekstrak mawar ini secara signifikan mengurangi edema yang
mungkin bertindak dengan menghambat mediator dari inflamasi akut. 21
2.1.3.3 Ekstrak Metanol
Ekstrak metanol mawar secara signifikan dapat menurunkan
glukosa darah setelah pemuatan maltosa pada tikus normal dan diabetes
dalam dosis secara terpisah. Selain itu, ekstrak metanol menghambat
hiperglikemia postprandial mirip dengan acarbose. Telah ditemukan bahwa
Rose damascene Mill adalah penghambat potensial enzim α-glukosidase .
Oleh karena itu, efek antidiabetes dari tanaman ini dimediasi oleh
penghambatan α-glukosidase yang ditekan sebagai penyerapan karbohidrat
dari usus dan dapat mengurangi postprandial tingkat glukosa.21
rasa, khususnya untuk makanan olahan. Selain itu, minyak atsiri dapat
menambah cita rasa makanan.25
d. Pestisida Alami
Dalam budidaya pertanian, beberapa wangi yang dihasilkan oleh
minyak atsiri tidak disukai oleh serangga dan hama pengganggu tanaman.
Oleh karena itu, banyak petani yang menggunakan minyak atsiri untuk
membasmi serangga. Misalnya, petani sering menggunakan minyak akar
wangi sebagai pembasmi rayap.25
2.2.3 Etiologi
2.2.4 Patogenesis
sel epitel difasilitasi oleh produksi lipase, dan agar ragi dapat tetap berada
di epitelium, mereka harus mengatasi deskuamasi konstan sel epitel
permukaan. Ada hubungan yang jelas antara kandidiasis oral dan pengaruh
faktor predisposisi lokal dan umum. Faktor predisposisi yang lokal dapat
mempercepat pertumbuhan Candida atau mempengaruhi respon imun
mukosa mulut.30 Setelah terjadi invasi mikroorganisme dan dapat dipicu
oleh factor predisposisi, tahap awal Angular cheilitis dapat ditandai dengan
perkembangan penebalan yang berwarna abu-abu putih dan berbatas
eritema yang terlihat di sudut mulut. Gambaran klinis yang biasa terjadi
adalah area eritema atau kemerahan yang berbentuk segitiga, edema atau
pembengkakan dan maserasi di kedua sudut mulut. Biasanya lesi
memberikan gejala klinis seperti rasa sakit, nyeri, pruritus atau gatal dan
rasa terbakar atau lecet di tahap selanjutnya.33
2.2.5 Perawatan
Terapi Angular cheilitis didasarkan pada faktor penyebabnya. Jika
penyebabnya karena faktor predisposisi seperti pada penggunaan gigi tiruan
dengan dimensi vertikal rendah maka kita memperbaiki dimensi vertikal
tersebut selanjutnya mengobati infeksi luka oleh karena Candida albicans
dan Staphyloccocus aureus dengan pilihan perawatan efektif yang paling
sering digunakan. Pengobatan topikal dengan gentamisin dan mikonazol,
pemberian secara topikal diaplikasikan di sudut mulut. 32,33
pada akhir bulan pertama lebar luka akan direduksi 35-65% tetapi tidak
pernah lebih dari 80% dari lebar luka semula.
2.3.3 Tahap Maturasi
Setelah 3 minggu dari terjadinya luka, fibroblas yang telah menjadi
kolagen akan mulai terlepas meninggalkan luka. Bekas luka akan terlihat
masih besar sampai serabut kolagen membentuk posisi yang lebih ketat
yang akan mereduksi bekas luka tetapi memperkuat penutupan luka itu
sendiri.Kekuatan maksimum yang dibentuk kolagen akan terjadi setelah 10
sampai 12 minggu tetapi tidak pernah mencapai kekuatan jaringan semula
sebelum terjadinya luka. Selain itu, akibat adanya serat kolagen pengganti
jaringan yang rusak di daerah luka, maka gambaran daerah tersebut juga
tidak akan bisa seperti semula sebab arah dan susunan serat kolagen tidak
sama dengan jaringan semula. Hal tersebut akan meninggalkan bekas luka
yang dikenal dengan jaringan parut. Penggantian jaringan yang rusak bukan
hanya terjadi pada kulit tetapi juga terjadi pada jaringan otot yang ikut
robek, dengan demikian pada bagian tersebut akan terdapat sejumlah
jaringan parut yang menggantikan posisi sebagian jaringan otot.
Remodeling bercirikan keseimbangan antara proses pembentukan dan
degradasi kolagen. Terjadi kontraksi luka, akibat pembentukan aktin
myofibroblas dengan aktin mikrofilamen yang memberikan kekuatan
kontraksi pada penyembuhan luka. Pada fase ini terjadi juga remodeling
kolagen. Kolagen tipe III digantikan kolagen tipe I yang dimediasi matriks
metalloproteinase yang disekresi makrofag, fibroblas, dan sel endotel. Pada
masa 3 minggu penyembuhan, luka akan mendapatkan kembali 20%
kekuatan jaringan normal.
BAB 3
Dimensi
Infeksi Faktor
Staphylococcus
Infeksi Candida Defisiensi
Predisposisi vertical
albicans Nutrisi
aureus oklusal
rendah
Kebiasaan
buruk
Hipersalivasi
Radang
Angular cheilitis
Perawatan
Flavonoid
Asam Fenolik
3.2 KerangkaKonsep
FaktorPredisposisi:
Minyak
atsiri
Luka
Flavonoid
Inflamasi
Antibakteri
Panjang luka
Angular cheilitis
Waktu terjadinya Antijamur
Antiinflamasi
Penyembuhan lesi
Histologis Klinis
Fibroblas Ukuranluka
Kolagen Eritema
Neutrofil Waktu
Keterangan:
Variabel diteliti Variabel dependen
Variabel tidak Variabel independen
diteliti Variabel antara
Varibel kendali
3.3 Hipotesis
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.7 VariabelPenelitian
1. Variabel sebab (independen) : Ekstrak bunga mawar
2. Variabel akibat (dependen) : Panjang luka, eritema dan waktu
penyembuhan luka
3. Variabel antara : Antibakteri, antijamur,anti-inflamasi
a. Pengukuran panjang luka angular cheilitis adalah pada hari ke-1 sampai
hari ke-7 setelah diberi pengobatan. Panjang luka angular cheilitis diukur
pada sisi kiri sudut mulut tikus.
Cara ukur : Ukuran panjang luka angular cheilitis
Alat ukur : Menggunakan jangka dan penggaris
Skala ukur : Numerik
b. Ada atau tidak eritema pada sekitar angular cheilitis yang dicatat pada
hari ke-1 sampai hari ke-7setelah diberi pengobatan.
Cara ukur : Ada atau tidak eritema
Alat ukur : Observasi langsung
Skala ukur : Kategorik
3. Induksi Staphylococcus aureus dan Candida albicans dilakukan setelah
dibuat luka pada sisi kiri sudut mulut tikus Wistar dengan menggunakan ose
bulat yang steril.
4.10.2 Bahan
1. Handschoen dan masker
4.11 Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan skala
numeric rasio dengan penyajian data dalam bentuk table dan uraian.
Simplisia mawar
Ekstrak mawar
Luka pada tikus putih diinduksi dengan Staphylococcus aureus dan Candida albicans
K1 K2
K3 K4
Diinduksi Diinduksi
DiinduksiCandida Diinduksi Candida
Staphylococcus Staphylococcus
albicans, albicans,
aureus, aureus,
Menggunakan ekstrak Menggunakan
Menggunakan ekstrak Menggunakan
bunga mawar mikonazol
bunga mawar gentamisin
Pengolahan data
Hasil
BAB 5
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan Tabel 5.1, semua hewan coba dari setiap kelompok perlakuan
mengalami perubahan yang menunjukkan panjang luka angular cheilitis yang
berkurang dari hari ke hari. Kelompok ketiga yang diinduksi Candida albicans
menggunakan ekstrak bunga mawar memiliki rata rata (berturut-turut setiap harinya)
3.42±0.46, 2.05±0.58, 0.38±0.44, 0.08±0.20 yang merupakan kelompok dengan penurunan
paling besar bila dibandingkan seluruh kelompok perlakuan. Disusul kelompok
pertama yang diinduksi dengan Staphylococcus aureus dan menggunakan ekstrak
bunga mawar memiliki rata-rata berturut-turut setiap harinya 3.10±0.32, 1.55±0.51,
0.32±0.72 dengan penurunan lebih besar bila dibandingkan dengan kelompok
kontrol kedua yang diinduksi Staphylococcus aureus menggunakan gentamisin.
Selanjutnya rata-rata panjang ukuran luka angular cheilitis juga dapat
dilihat pada grafik sebagai berikut:
2,5
2
1,5
1
0,5
0
Hari 0 Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7
Kelompok 1 3,1 1,55 0,32 0 0 0 0 0
Kelompok 2 2,93 1,76 0,3 0 0 0 0 0
Kelompok 3 3,42 2,05 0,38 0,08 0 0 0 0
Kelompok 4 3,15 2,43 0,9 0,16 0 0 0 0
Tabel 5.2 Rerata panjang luka Angular cheilitis dengan Uji Friedman
Hari 0 Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7 Nilai
KP
mean±SD mean±SD mean±SD mean±SD mean±SD mean±SD mean±SD mean±SD p
1 3.10±0.32 1.55±0.51 0.32±0.72 0.00±0.00 0.00±0.00 0.00±0.00 0.00±0.00 0.00±0.00 0.002
2 2.93±0.52 1.76±0.32 0.30±0.38 0.00±0.00 0.00±0.00 0.00±0.00 0.00±0.00 0.00±0.00 0.000
3 3.42±0.46 2.05±0.58 0.38±0.44 0.08±0.20 0.00±0.00 0.00±0.00 0.00±0.00 0.00±0.00 0.001
4 3.15±0.86 2.43±0.81 0.90±1.06 0.16±0.39 0.00±0.00 0.00±0.00 0.00±0.00 0.00±0.00 0.001
* Uji Friedman
Dilakukan uji statistik non-parametrik Friedman dari data yang diperoleh
yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan panjang luka dari setiap kelompok
perlakuan pada setiap hari pengamatan. Tabel diatas menunjukkan penutupan luka
pada hari 0 sampai hari 7. Pada kelompok pertama panjang luka 3.10 mm dan
pada hari ketiga sudah terjadi penutupan luka, dari hasil uji statistik diperoleh nilai
p (0.002) < 0.05 mm yang berarti ada perubahan yang signifikan pada panjang
luka mulai dari Hari 0 sampai Hari 7. Pada kelompok kedua, panjang luka
2.93mm dan pada hari ketiga sudah terjadi penutupan luka, dari hasil uji statistik
diperoleh nilai p (0.000) < 0.05 yang berarti ada perubahan yang signifikan pada
panjang luka mulai dari Hari 0 sampai Hari 7. Kelompok ketiga, panjang luka
3.42 mm dan terjadi penutupan luka pada hari keempat, dari hasil uji statistik
diperoleh nilai p (0.001) < 0.05 yang berarti ada perubahan yang signifikan pada
panjang luka mulai dari Hari 0 sampai Hari 7. Sedangkan kelompok keempat,
panjang luka 3.15 dan sembuh pada hari keempat, dari hasil uji statistik diperoleh
nilai p (0.001) < 0.05 yang berarti ada perubahan yang signifikan pada panjang
luka mulai dari Hari 0 sampai Hari 7.
Selanjutnya untuk melihat kelompok perlakuan yang memiliki efek yang
sama atau berbeda antara satu dengan yang lainnya dilakukan uji Mann Whitney.
Tabel 5.3 Rerata panjang luka Angular cheilitis dengan Uji Mann Whitney
Hari 0 Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7
KP
mean±SD mean±SD mean±SD mean±SD mean±SD mean±SD mean±SD mean±SD
1 3.10±0.32 1.55±0.51 0.32±0.72 0.00±0.00 0.00±0.00 0.00±0.00 0.00±0.00 0.00±0.00
2 2.93±0.52 1.76±0.32 0.30±0.38 0.00±0.00 0.00±0.00 0.00±0.00 0.00±0.00 0.00±0.00
Nilai
0.626 0.291 0.629 - - - - -
p
diperoleh nilai p (0.629) > 0.05 yang berarti tidak ada perbedaan panjang luka
antara kelompok satu dan kedua pada hari 2.
Tabel 5.4 Rerata panjang luka Angular Cheilitis dan Hasil Uji Mann Whitney
Hari 0 Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7
KP
mean±SD mean±SD mean±SD mean±SD mean±SD mean±SD mean±SD mean±SD
1 3.10±0.32 1.55±0.51 0.32±0.72 0.00±0.00 0.00±0.00 0.00±0.00 0.00±0.00 0.00±0.00
3 3.42±0.46 2.05±0.58 0.38±0.44 0.08±0.20 0.00±0.00 0.00±0.00 0.00±0.00 0.00±0.00
Nilai
0.144 0.144 0.526 0.361 - - - -
p
Tabel 5.5 Rata-rata panjang luka Angular Cheilitis dengan Uji Mann Whitney
Hari 0 Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6 Hari 7
KP
mean±SD mean±SD mean±SD mean±SD mean±SD mean±SD mean±SD mean±SD
BAB 6
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan dengan membuat luka pada sisi kiri sudut mulut
tikus putih dengan cara melukai antar kedua sudut bibir atas dan bawah agar
terlihat adanya luka fisur, tetapi dikarenakan sudut bibir tikus wistar elastis
mengakibatkan tidak terlihat adanya luka sehingga dibutuhkan alat bantu berupa
pinset untuk membuat luka. Luka dibuat sebesar 4 mm agar bakteri dan jamur
dapat menginvasi dengan cepat. Setelah luka dibuat, dilakukan induksi dengan
inokulum Staphylococcus aureus pada kelompok pertama dan kedua serta
inokulum Candida albicans pada kelompok ketiga dan keempat dengan
menggunakan ose bulat yang steril. Selanjutnya luka didiamkan selama 24 jam
tanpa diberi perlakuan agar terjadi pertumbuhan bakteri dan jamur sehingga
terjadi luka infeksi pada sisi sudut mulut tikus Wistar. Setelah 24 jam, luka infeksi
yang telah dibuat diberikan masing-masing ekstrak bunga mawar pada kelompok
pertama dan ketiga, gentamisin pada kelompok kontrol kedua serta mikonazol
pada kelompok kontrol keempat yang diaplikasikan secara topikal. Setelah itu,
dilakukan pengamatan terhadap panjang luka dan eritema dari setiap kelompok
selama 7 hari.
Pengamatan secara fisik pada hari ke-0 untuk keempat kelompok setelah
dilakukan perlakuan, terjadi infeksi bakteri pada kelompok pertama yang
diinduksi Staphylococcus aureus dan diberikan ekstrak bunga mawar dan pada
kelompok kedua yang diinduksi Staphylococcus aureus dan diberikan gentamisin,
yaitu ditandai dengan kerusakan jaringan di daerah sekitar lesi. Sedangkan pada
kelompok ketiga yang diinduksi Candida albicans dan diberikan ekstrak bunga
mawar dan pada kelompok keempat yang diinduksi Candida albicans dan
diberikan mikonazol, terjadi infeksi jamur yang ditandai dengan kerusakan yang
hebat di daerah sekitar lesi. Luka infeksi jamur lebih parah jika dibandingkan
dengan luka infeksi akibat bakteri. Pada hari pertama seluruh kelompok
mengalami fase peradangan yang merupakan reaksi pertahanan jaringan hidup
terhadap semua bentuk luka dengan melibatkan fungsi darah dan pembuluh darah,
saraf, limfa, cairan serta sel-sel di sekitar luka. Dalam tahapan reaksi radang
terjadi infeksi yang merupakan proses masuknya sejumlah mikroorganisme
patogen dalam hal ini adalah Staphylococcus aureus dan Candida albicans ke
daerah luka. Sejumlah mikroorganisme patogen tersebut akan memasuki jaringan
melalui daerah yang terbuka akibat luka.34
Berdasarkan tabel 5.1 dan grafik 5.1, kelompok ketiga yang diinduksi
Candida albicans dengan menggunakan ekstrak bunga mawar memiliki rata-rata
penurunan panjang luka yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok lainnya,
kemudian disusul dengan kelompok pertama yang diinduksi Staphylococcus
aureus, dengan menggunakan ekstrak bunga mawar. Dengan adanya penurunan,
maka secara deskriptif ekstrak bunga mawar memiliki efek terhadap
penyembuhan angular cheilitis. Kelompok ekstrak bunga mawar yang diinduksi
Staphylococcus aureus dan Candida albicans memiliki efek penyembuhan yang
menyebabkan koagulasi protein dan membran sel bakteri. Pada penelitian Windi
(2014) ekstrak bunga mawar menunjukkan keefektifan sebagai antibakteri untuk
menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Retnani (2012) membuktikan
bahwa senyawa citronellol dan α-pinene merupakan senyawa yang bersifat
antijamur dan senyawa terpenoid yang terbukti memiliki daya antimikroba yaitu
dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans. Berdasarkan hasil penelitian
ini disimpulkan bahwa bunga mawar memiliki daya hambat terhadap
pertumbuhan jamur Candida albicans yang signifikan. Begitu juga pada penelitian
Mohamad Hossein dkk (2011) dan Ulusoy et al (2009) menunjukkan bahwa
minyak atsiri dari bunga mawar memiliki aktivitas antibakteri yang kuat. Ekstrak
bunga mawar ini mengandung geraniol dan citronellol dengan konsentrasi
keduanya mencapai 75% dari minyak atsiri. Selain itu, juga terdapat linalool,
citral dan phenyl ethyl alcohol, nerol, farnesol, eugenol, serta nonylic aldehyde .
Penelitian lain yaitu aktivitas antibakteri dan antijamur dari Rosa
damascena Mill. oleh Mohamed Shohayeb dkk (2014) ekstrak bunga mawar
untuk aktivitas antimikroba, dari beberapa jamur yang diteliti, Candida albicans
adalah salah satu jamur yang paling sensitif, dan juga penelitian terhadap 10
bakteri yaitu, 7 bakteri gram positif dan 3 bakteri gram negatif. Dari 7 bakteri
gram positif yang diteliti Staphylococcus aureus termasuk bakteri yang paling
sensitif dan bakteri B. Subtilis sedangkan pada bakteri gram-negatif yang paling
sensitif adalah K.pneumoniae, dari hasil penelitian ini kepekaan yang lebih tinggi
ialah pada bakteri Gram-positif dibanding Gram-negatif, ini dapat dikaitkan
dengan fakta bahwa bakteri Gram-negatif memiliki membran luar yang bertindak
sebagai penghalang yang mencegah atau menurunkan penetrasi berbagai
antimikroba, kurangnya membran luar pada bakteri Gram-positif membuat lebih
rentan terhadap molekul perusak ini mengarah pada kebocoran isi sitopasma dari
Gram-positif. Hasil dari penelitian ini disimpulkan bahwa ekstrak bunga mawar
memiliki aktivitas antimikroba spektrum luas terhadap bakteri Gram-positif,
Gram-negatif, dan jamur.
Tabel 5.3 menunjukkan uji beda yang dilakukan terhadap kelompok
perlakuan satu yang diinduksi Staphylococcus aureus dan diberikan ekstrak bunga
mawar dan kelompok kontrol dua yang diinduksi Staphylococcus aureus dan
penyembuhan dengan menutupnya luka Angular cheilitis pada tikus jantan putih
galur Wistar.
Tabel 5.5 menunjukkan uji beda yang dilakukan terhadap kelompok
perlakuan tiga yang diinduksi Candida albicans dan diberikan ekstrak bunga
mawar dan kelompok kontrol empat yang diinduksi Candida albicans dan
diberikan mikonazol dengan menggunakan uji Mann Whitney. Berdasarkan hasil
yang diperoleh, kelompok 3 dan kelompok 4. Pada hari 0, panjang luka pada
kelompok 3 adalah 3.42 mm dan pada kelompok 4 adalah 3.15 mm, dari hasil uji
statistik diperoleh nilai p (0.200) > 0.05 yang berarti tidak ada perbedaan panjang
luka antara kelompok 3 dan 4 pada hari 0. Pada hari 1, panjang luka pada
kelompok 3 adalah 2.05 mm dan pada kelompok 4 adalah 2.43 mm, dari hasil uji
statistik diperoleh nilai p (0.423) > 0.05 yang berarti tidak ada perbedaan panjang
luka antara kelompok 3 dan 4 pada hari 1. Pada hari 2, panjang luka pada
kelompok 3 adalah 0.38 mm dan pada kelompok 4 adalah 0.90 mm, dari hasil uji
statistik diperoleh nilai p (0.406) > 0.05 yang berarti tidak ada perbedaan panjang
luka antara kelompok 3 dan 4 pada hari 2. Pada hari 3, pada kelompok 3
sepanjang 0.08 dan pada kelompok 4 adalah 0.16 mm, dari hasil uji statistik
diperoleh nilai p (0.902) > 0.05 yang berarti tidak ada perbedaan panjang luka
antara kelompok 3 dan 4 pada hari 3. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa Ho
diterima dan H1 ditolak yang artinya pengaruh kelompok perlakuan ekstrak bunga
mawar sebagai bahan antijamur sama dengan pengaruh kelompok kontrol positif
antijamur menggunakan mikonazol terhadap penyembuhan dengan menutupnya
luka Angular cheilitis pada tikus jantan putih galur Wistar. Untuk data di hari ke
empat peringkat rata rata data pengukuran kelompok tiga dan kelompok empat
sama yaitu 0 pada hari ini luka sudah tertutup sempurna.
Berdasarkan hasil penelitian ini penutupan luka setiap kelompok
memiliki perbedaan panjang setiap harinya. Kelompok pertama diinduksi
Staphylococcus aureus yang di berikan ekstrak bunga mawar dan kelompok kedua
diinduksi Staphylococcus aureus yang diberikan gentamisin memiliki perbedaan
panjang luka tetapi tidak signifikan atau sama. Kelompok kedua diinduksi
Candida albicans yang diberikan ekstrak bunga mawar dan kelompok keempat
diinduksi Candida albicans yang diberikan mikonazol memiliki perbedaan
panjang luka tetapi tidak signifikan. Selanjutnya, antara kelompok pertama yang
BAB 7
PENUTUP
7.1 Simpulan
7.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
7. Baskoro AD, Endharti AT, Hapsari Anindya. Uji potensi repellent minyak
mawar (Rosa damascena) sebagai repellent terhadap Culex sp. pada tikus
(Rattus Norvegicus) strain wistar.(Internet) Available from
http://elibrary.ub.ac.id//bitstream/123456789/18321/1/Uji-potensi
repellent-minyak-mawar-(Rosa-damascena)-sebagai-repellent-terhadap-
Culex-sp.-pada-tikus-(Rattus-Norvegicus)-Strain-Wistar.pdf.
11. Lubis S. Hubungan status gizi dengan terjadinya keilitis angularis pada
anak umur 6-12 tahun di enam panti asuhan di kota madya Medan.
Dentika Dent J. 2011: 180-1.
13. Unur M, Kayhan KB, Altop MS, Metin ZB, Keskin Y. The prevalence of
oral mucosal lessions in children: a single center study. J Istanbul univ
Dent 2015; 49 (3): 29-38.
14. Lotti Torello, Lawrence C. Parish, Roy S. Iii Rogers. Oral diseases:
textbook and atlas. New York: Springer; 2012. P. 22.
15. Mahreen Shahzad, Raheela Faraz, Anam Sattar. Angular cheilitis: case
reports and literature review. Pakistan Oral & Dental Journal 2014; 34
(4): 597-9.
16. Ditjen POM. Inventaris tanaman obat Indonesia. Edisi V. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI; 1999
17. Bappenas. Mawar. 2000. (Internet).Available from
www.warintek.ristek.go.id/pertanian/mawar.pdf. Diakses tanggal 4 Juni
2018
18. Mulyana Y, Warya S, Fika, Inayah. Efek aroma terapi minyak esensial
mawar (Rosa Domacena Mill ) terhadap jumlah bakteri udara ruangan
berpendingin. J Medika Planta; 2011 Okt:1(4).
19. Ribkahwati, dkk. Profil minyak atsiri mahkota bunga mawar (Rosa hybrid
L.) kultivar lokal. (Internet). Available from
http://www.researchgate.net/profile/hery_purnobasuki/publication/251237
292_profil_minyak_atsiri_mahkota_bunga_mawar_(rosa_hybrida_l.)/file/
60b7d51ef9e642e65e.pdf. Diakses tanggal 4 Juni 2018
20. Retnani AD. Pengaruh minyak atsiri bunga mawar (rosa hybrida) terhadap
pertumbuhan jamur Candida albicans. (Internet). Available from
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/17105/gdlhub-
%20%2881%29xx_1.pdf?sequence=1. Diakses tanggal 4 Juni 2018
25. Rusli MS. Sukses memproduksi minyak atsiri. Jakarta Selatan: PT Agro
Media Pustaka; 2012
26. Trubus. Minyak atsiri. Trubus Info Kit ISSN 0216-7638; 2012 Jun :7
27. Laura Mitchell, David A. Mitchell, Lorna Mccaul. Kedokteran gigi klinik.
Edisi 5. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Egc; 2014. Hal. 407-8.
29. Crispian Scullly. Oral & maxillofacial medicine-the basis of diagnosis and
treatment. 3 rd Edition. Churchill Livingstone: Elsevier; 2013. P.147-149,
224-225.
31. Ali Yusran, Zohra Nazaruddin, Erni Marlina. Efikasi terapi angular
cheilitis di bagian ilmu penyakit mulut fakultas kedokteran gigi universitas
hasanuddin berdasarkan prinsip kausatif. Makassar Dental Journal 2013;
2(6):1-3.
32. Pindborg J.J. Atlas penyakit mukosa mulut. Jakarta: Binarupa Aksara
Publisher; 2014. Hal. 62.
33. Mahreen Shahzad, Raheela Faraz, Anam Sattar. Angular cheilitis: case
reports and literature review. Pakistan Oral & Dental Journal 2014; 34
(4):597-9.
34. Amalia I. Identifikasi fase penyembuhan luka berbasis citra. J Sains dan
Teknologi ISTP Des 2015; 4(1).
35. James AJ, Daniel AN, Anne U. Diet sehat dengan kode warna makanan.
Jakarta: Hikmah publisher; 2013. Hal. 181.
LAMPIRAN
3. Pembuatan luka angular cheilitis dengan cara saling tarik-menarik antar sudut
bibir atas dan bawah lalu menggunakan pinset pada kedua sudut mulut tikus
5. Luka didiamkan selama 24 jam tanpa diberi perlakuan agar terjadi pertumbuhan
6. Aplikasi bahan ekstrak dan kontrol secara topikal serta pengukuran panjang luka
Descriptivesa,b
Kelompok Statistic Std. Error
Hari_1 1.00 Mean 3.1000 .14422
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 2.6996
Upper Bound 3.5004
5% Trimmed Mean 3.1028
Median 3.2500
Variance .104
Std. Deviation .32249
Minimum 2.72
Maximum 3.43
Range .71
Interquartile Range .62
Skewness -.448 .913
Kurtosis -2.869 2.000
2.00 Mean 2.9300 .19579
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 2.4509
Upper Bound 3.4091
5% Trimmed Mean 2.9233
Median 3.0200
Variance .268
Std. Deviation .51801
Minimum 2.28
Maximum 3.70
Range 1.42
Interquartile Range 1.02
Skewness .015 .794
Kurtosis -.835 1.587
3.00 Mean 3.4150 .18670
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 2.9351
Upper Bound 3.8949
5% Trimmed Mean 3.4183
Median 3.4850
Variance .209
Std. Deviation .45733
Minimum 2.82
Maximum 3.95
Range 1.13
Interquartile Range .92
Tests of Normalityc,d
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelompok Statistic df Sig. Statistic df Sig.
*
Hari_1 1.00 .279 5 .200 .858 5 .221
2.00 .170 7 .200* .947 7 .703
*
3.00 .179 6 .200 .932 6 .595
4.00 .272 6 .187 .818 6 .085
Hari_2 1.00 .306 5 .143 .864 5 .244
Friedman Test
Ranks
Mean Rank
Hari_1 4.00
Hari_2 3.00
Hari_3 1.60
Hari_4 1.40
Test Statisticsa
N 5
Chi-Square 14.739
df 3
Asymp. Sig. .002
a. Friedman Test
Friedman Test
Ranks
Mean Rank
Hari_1 4.00
Hari_2 3.00
Hari_3 1.71
Hari_4 1.29
Test Statisticsa
N 7
Chi-Square 20.455
df 3
Asymp. Sig. .000
a. Friedman Test
Friedman Test
Ranks
Mean Rank
Hari_1 4.00
Hari_2 3.00
Hari_3 1.75
Hari_4 1.25
Test Statisticsa
N 6
Chi-Square 17.526
df 3
Asymp. Sig. .001
a. Friedman Test
Friedman Test
Ranks
Mean Rank
Hari_1 4.00
Hari_2 3.00
Hari_3 1.83
Hari_4 1.17
Test Statisticsa
N 6
Chi-Square 17.586
df 3
Asymp. Sig. .001
a. Friedman Test
Mann-Whitney Test
K1 dan K2
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Hari_1 3.00 6 7.83 47.00
4.00 6 5.17 31.00
Total 12
Hari_2 3.00 6 5.67 34.00
4.00 6 7.33 44.00
Total 12
Hari_3 3.00 6 5.67 34.00
4.00 6 7.33 44.00
Total 12
Hari_4 3.00 6 6.42 38.50
4.00 6 6.58 39.50
Total 12
Test Statisticsa
Hari_1 Hari_2 Hari_3 Hari_4
Mann-Whitney U 10.000 13.000 13.000 17.500
Wilcoxon W 31.000 34.000 34.000 38.500
Mann-Whitney Test
K1 dan K3
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Hari_1 1.00 5 7.10 35.50
2.00 7 6.07 42.50
Total 12
Hari_2 1.00 5 5.20 26.00
2.00 7 7.43 52.00
Total 12
Hari_3 1.00 5 6.00 30.00
2.00 7 6.86 48.00
Total 12
Hari_4 1.00 5 6.50 32.50
2.00 7 6.50 45.50
Total 12
Test Statisticsa
Hari_1 Hari_2 Hari_3 Hari_4
Mann-Whitney U 14.500 11.000 15.000 17.500
Wilcoxon W 42.500 26.000 30.000 45.500
Z -.488 -1.056 -.483 .000
Asymp. Sig. (2-tailed) .626 .291 .629 1.000
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .639b .343b .755b 1.000b
a. Grouping Variable: Kelompok
b. Not corrected for ties.
Mann-Whitney Test
K3 dan K4
Ranks
Kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Hari_1 2.00 7 6.86 48.00
4.00 6 7.17 43.00
Total 13
Hari_2 2.00 7 5.29 37.00
4.00 6 9.00 54.00
Total 13
Hari_3 2.00 7 6.14 43.00
4.00 6 8.00 48.00
Total 13
Hari_4 2.00 7 6.50 45.50
4.00 6 7.58 45.50
Total 13
Test Statisticsa
Hari_1 Hari_2 Hari_3 Hari_4
Mann-Whitney U 20.000 9.000 15.000 17.500
Wilcoxon W 48.000 37.000 43.000 45.500
Z -.143 -1.714 -.902 -1.080
Asymp. Sig. (2-tailed) .886 .086 .367 .280
b b b
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .945 .101 .445 .628b
a. Grouping Variable: Kelompok
b. Not corrected for ties.