BAB 1
PENDAHULUAN
rebusan ujung bunga Mawar liar untuk diminum seperti teh sebagai penyembuh penyakit
kencing nanah.6
Bunga mawar mengandung geraniol dan citronellol dengan konsentrasi keduanya
mencapai 75% dari minyak. Selain itu, juga terdapat linalool, citral dan phenyl ethyl alcohol,
geranio,l nerol, farnesol, eugenol, serta nonylic aldehyde dalam jumlah sedikit.7Senyawa
geraniol dan limonene yang terkandung dalam ekstrak bunga mawar dapat berfungsi sebagai
antiseptik (Retnani, 2012). Penelitian Emerson membuktikan bahwa ekstrak mawar memiliki
kandungan fenol, carvacrol, thymol, dan terpene tinggi dapat membunuh hampir semua
mikroba.8 Pada penelitian Windi (2014) juga membuktikan minyak atsiri bunga mawar
memiliki kemampuan dalam menghambat metabolisme energi dan merusak dinding sel serta
membran sel bakteri. Selain itu, minyak atsiri juga mengandung gugus fungsi hidroksil (-OH)
dan karboksil sehingga kadar tinggi fenol akan menyebabkan koagulasi protein dan membran
sel bakteri. Serta bunga mawar membuktikan juga dapat menjadi antijamur pada penelitian
Diah (2016) yaitu terhadap Candida albicans dikarenakan zat aktif yang terkandung dalam
ekstrak mawar merah berfungsi sebagai antiseptik dan antifungi diantaranya zat tanin dan
sitronellol, dimana zat tanin ini merupakan senyawa kompleks yang memiliki bentuk
campuran polifenol, senyawa fenol yang ada pada tanin inilah yang mempunyai aksi
antiseptik dan antifungi (Andry, 2014).8
Angular chelitis adalah suatu lesi, terkadang disertai inflamasi yang biasanya terlihat
pada komisura labial yang merupakan infeksi gabungan antara Staphylococcus, streptokokus
-hemo-litikus, dan candida yang mengenai jaringan pada sudut mulut.9 Angular cheilitis
dapat terjadi unilateral maupun bilateral, dengan nyeri atau tanpa adanya gejala. 10 Lesi ini
ditandai dengan adanya daerah segitiga yang kasar, eritema, fisur, pecah, edema yang disertai
rasa terbakar, nyeri, dan rasa kering pada sudut mulut. 11 Etiologi Angular chelitis bersifat
multifaktorial, disebabkan oleh infeksi Staphylococcus aureus, Candida albicans dan
defisiensi nutrisi seperti zat besi dan vitamin B12, serta akibat dari penggunaan gigi tiruan
yang salah sehingga menyebabkan dimensi vertikal oklusal rendah. Penyebab lainnya dapat
disebabkan oleh kebiasaan buruk seperti membasahi bibir dengan saliva, menjilati sudut
bibir, dan disfungsi dari kelenjar saliva sehingga terjadi peningkatan abnormal dari sekresi
saliva.12,13
Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis tertarik untuk meneliti efek dari ekstrak
bunga mawar untuk digunakan sebagai alternatif penyembuhan Angular cheilitis yang diuji
pada tikus putih jantan galur Wistar (Rattus norvegicus) yang diinduksi Staphylococcus
aureus dan Candida albicans.
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasaanuddin
3
1. Apakah ada efek ekstrak bunga mawar (Rose damascena Mill.) terhadap
penyembuhan Angular cheilitis pada tikus putih jantan galur Wistar (Rattus
norvegicus) yang diinduksi Staphylococcus aureus dan Candida albicans ?
2. Apakah ekstrak bunga mawar (Rose damascena Mill.) efektif terhadap
penyembuhan Angular cheilitis pada tikus putih jantan galur Wistar (Rattus
norvegicus) yang diinduksi Staphylococcus aureus ?
3. Apakah ekstrak bunga mawar (Rose damascena Mill.) efektif terhadap
penyembuhan Angular cheilitis pada tikus putih jantan galur Wistar (Rattus
norvegicus) yang diinduksi Candida albicans ?
Untuk mengetahui efek dari kandungan ekstrak bunga mawar (Rose damascena Mill.)
serta efek terhadap penyembuhan Angular cheilitis.
1. Untuk mengetahui efek ekstrak bunga mawar (Rose damascena Mill.) terhadap
penyembuhan Angular cheilitis pada tikus putih jantan galur Wistar (Rattus
norvegicus) yang diinduksi Staphylococcus aureus dan Candida albicans.
2. Untuk mengetahui efek ekstrak bunga mawar (Rose damascena Mill.) dan
gentamisin terhadap Angular cheilitis pada tikus putih jantan galur Wistar (Rattus
norvegicus) yang diinduksi Staphylococcus aureus.
3. Untuk mengetahui efek ekstrak bunga mawar (Rose damascena Mill.) dan
mikonazol terhadap penyembuhan Angular cheilitis pada tikus putih jantan galur
Wistar (Rattus norvegicus) yang diinduksi Candida albicans.
1. Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai efek ekstrak bunga
mawar (Rose damascena Mill.) terhadap penyembuhan Angular cheilitis.
2. Hasil penelitian ini dari ekstrak bunga mawar (Rose damascena Mill.) dapat
menjadi alternatif penyembuhan luka pada Angular cheilitis.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bunga mawar memiliki habitat bersemak tinggi mencapai ± 2 meter, memiliki batang
bulat, berkayu dan berduri serta memiliki daun berbentuk lonjong,panjang 5-10 cm, lebar 1,5-
2,5 cm, ujung runcing dan pertulangan menyirip. Bunga mawar memiliki kelopak yang
berbentuk lonceng dengan panjang ±2,5 cm, benang sari bertangkai sepanjang ±0,7cm dengan
kepala sari berwarna kuning, bentuk putik bulat dengan panjang ±0,5 cm, berbau harum serta
berwarna merah. Buah dari bunga mawar berbentuk lonjong berwarna hijau kemerahan dengan
biji berwarna coklat, serta bunga mawar memiliki akar tunggal.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledone
Ordo : Rosanales
Famili : Rosaceae
Genus : Rosa
Minyak mawar adalah minyak atsiri bunga mawar yang didapat dari ekstraksi bunga
mawar, terutama dari spesies Rose damascena Mill. Minyak atsiri Mawar (Rose damascena
Mill) memiliki bau yang agak menyengat, aroma segar, memiliki warna kuning hingga
merah.18 Pada tanaman mawar, minyak atsiri hanya terdapat dalam mahkota bunga. Minyak
mawar mengandung geraniol dan citronellol dengan konsentrasi keduanya mencapai 75%
dari minyak. Selain itu, juga terdapat linalool, citral dan phenyl ethyl alcohol, nerol,
farnesol, eugenol, serta nonylic aldehyde dalam jumlah sedikit.7 Minyak atsiri mawar yang
diekstrak dari bahan mahkota bunga berfungsi menjaga kelembaban kulit dan membantu
menyamarkan kerutan pada kulit. Efek emosional dari minyak atsiri mawar adalah
menenangkan, mengurangi depresi, stres, ketegangan, mengendorkan saraf dan membantu
mengatasi masalah insomnia. Minyak atsiri mawar juga bermanfaat sebagai antiseptik,
adstringen, bakterisidal, diuretik, laksatif, dan sedatif.18,19,20 Dengan kandungan dari minyak
atsiri bunga mawar ini dapat bersifat sebagai :
a. Antijamur
2.1.3.2 Flavonoid
a. Antibakteri
Ekstrak mawar mempunyai sifat antibakteri yang efektif terhadap bakteri pathogen
gram postif serta bakteri gram negatif. Penelitian yang dilakukan oleh Mohamed Shohayeb
dkk (2014) tentang antibakteri dan antifungi Rose damascena Mill menyimpulkan bahwa
ekstrak mawar mempunyai antimikroba terhadap bakteri gram negative dan bakteri gram
positif serta jamur dimana dengan bakteri gram positif yang paling sensitif adalah
Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis dan Streptococcus. Serta bakteri gram negatif yang
paling sensitif adalah Klebsriella pneumonia.21
b. Antioksidan
Antioksidan merupakan subtansi yang menghambat proses oksidasi oleh molekul
oksigen. Antioksidan banyak terkandung di dalam tanaman, salah satunya yaitu mawar yang
memiliki antioksidan yang kuat. Senyawa fenolik sebagai antioksidan yang efektif karena
adanya kelompok hidroksil fenolik. Serta dengan tiga glikosida flavonol dari ekstrak etanol
mawar yang mempunyai aktivitas antioksidan.21,23
c. Anti-inflamasi
Mawar juga terbukti memiliki anti-inflamasi. Dimana efek penting ekstrak mawar
ini secara signifikan mengurangi edema yang mungkin bertindak dengan menghambat
mediator dari inflamasi akut.21
2.1.3.3 Ekstrak Metanol
Ekstrak metanol mawar secara signifikan dapat menurunkan glukosa darah setelah
pemuatan maltosa pada tikus normal dan diabetes dalam dosis secara terpisah. Selain itu,
ekstrak metanol menghambat hiperglikemia postprandial mirip dengan acarbose. Telah
ditemukan bahwa Rose damascene Mill adalah penghambat potensial enzim α-glukosidase .
Oleh karena itu, efek antidiabetes dari tanaman ini dimediasi oleh penghambatan α-
glukosidase yang ditekan sebagai penyerapan karbohidrat dari usus dan dapat mengurangi
postprandial tingkat glukosa.21
2.1.4 Manfaat Bunga Mawar
Mawar selain sebagai tanaman hias yang cantik dan penuh pesona daya tampilnya,
juga merupakan sarana peralatan tradisional, agama, dan upacara kenegaraan. Di samping itu,
bunga mawar bermanfaat sebagai bahan makanan dan minuman, obat, pewangi, dan
pengindah tata lingkungan.6Bunga mawar sebagai bahan makanan atau minuman yang
sekaligus berkhasiat obat diantaranya telah dirintis sewaktu Perang Dunia ke-II di Inggris,
yakni dijadikan sumber vitamin C. Cerita versi lain mengungkapkan bahwa para Tabib Cina
memanfaatkan minyak bunga mawar sebagai obat “Yin” yang berfungsi untuk menenangkan
syaraf, memperlancar sirkulasi darah, memperkuat otot dinding perut besar, dan menyehatkan
pembuluh kapiler. Ada anggapan pula bahwa minyak mawar dapat meningkatkan jumlah
sperma kaum laki-laki yang mengalami impotensi, menormalkan siklus haid wanita, dan
membersihkan lambung atau usus yang kotor. bahkan suku Indian memanfaatkan ramuan
dari rebusan pucuk mawar liar untuk diminum seperti teh sebagai penyembuh penyakit
kencing nanah.6
Belum terungkap secara medis tentang zat apa yang menyebabkan mawar berkhasiat
obat. Meskipun demikian, pada skala penelitian di Puslitbangtri untuk keperluan
pengembangan usaha minyak atsiri, ternyata minyak mawar (Rose oil) mengandung phenyl
ethyl alcohol, geraniol, nerol, dan citronellol. Kandungan senyawa ini merupakan bahan
parfum yang harum.6 Dalam kehidupan sehari-hari tanaman mawar dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan, diantaranya adalah:6 Sebagai tanaman hias di taman atau halaman
terbuka, sebagai tanaman hias dalam pot pengindah dan penyemarak ruang tamu ataupun
koridor, dijadikan bunga tabur pada upacara kenegaraan atau tradisi ritual. Di Thailand bunga
mawar digunakan sebagai penghias Pagoda ataupun upacara keagamaan dan diekstraksi
minyaknya sebagai bahan parfum atau obat-obatan. Manfaat minyak atsiri memang sangat
besar, baik untuk kepentingan di bidang kecantikan dan kesehatan, makanan, maupun industri
lainnya.
Menurut Dr. Erliza Hambali, bunga mawar juga bersifat menenangkan apabila
dikombinasikan dengan pijatan yang berefek relaksasi, pijatan berguna untuk melenturkan
otot dan melancarkan pembuluh darah, sehingga tubuh kembali segar dan senyawa minyak
atsiri masuk dalam pembuluh darah melalui pembuluh yang terdapat di sepanjang
epidermis dan dermis kulit kemudian sistem sirkulasi mendistribusikan molekul-molekul
itu ke seluruh tubuh. Selain memiliki aroma yang menenangkan, minyak atsiri juga
memilki manfaat untuk kesehatan, seperti antiradang ,antifungi, antiserangga, afrodisiak,
anti-inflamasi, antidepresi dan dekongestan.25,26
Dalam pembuatan makanan, minyak atsiri juga memiliki peranan yang cukup
penting. Minyak atsiri berguna sebagai penambah aroma dan rasa, khususnya untuk
makanan olahan. Selain itu, minyak atsiri dapat menambah cita rasa makanan.25
d. Pestisida Alami
Dalam budidaya pertanian, beberapa wangi yang dihasilkan oleh minyak atsiri tidak
disukai oleh serangga dan hama pengganggu tanaman. Oleh karena itu, banyak petani yang
menggunakan minyak atsiri untuk membasmi serangga. Misalnya, petani sering
menggunakan minyak akar wangi sebagai pembasmi rayap.25
Angular chelitis adalah peradangan yang biasanya terlihat pada komisura labial yang
merupakan infeksi gabungan antara stafilokokus, streptokokus β-hemo-litikus, dan candida
yang mengenai jaringan lunak di sudut mulut.27 Angular cheilitis juga disebut perlece,
cheilosis atau stomatitis angular merupakan suatu lesi, terkadang disertai inflamasi pada
commisura labial yang terjadi unilateral maupun bilateral, dengan nyeri atau tanpa adanya
gejala.28 Angular chelitis merupakan kondisi yang relatif umum terjadi, sekitar 0,7-3,8% dari
lesi mukosa mulut pada orang dewasa dan sekitar 0,2-15,1% pada anak-anak.27 Prevalensi
terjadinya Angular cheilitis menurut beberapa penelitian menunjukkan angka yang cukup
tinggi. 27
Secara klinis keadaan Angular cheilitis ditandai dengan adanya fisur yang terasa sakit
pada sudut mulut. Kadang-kadang hanya ada satu fisur, tetapi yang paling sering tampak
beberapa fisur kecil.27 Lesi tersebut ditandai dengan adanya daerah segitiga yang kasar,
eritema, fisur, pecah, edema yang disertai rasa terbakar, nyeri, dan rasa kering pada sudut
mulut.30 Lesi tersebut biasanya terjadi hanya pada mukosa bibir tetapi pada beberapa kasus,
lesi dapat meluas hingga ke vermillion border atau tepi pada sudut bibir yang menyatu
dengan kulit.28
2.2.3 Etiologi
Angular cheilitis disebabkan oleh multifaktor dengan faktor pemicu lokal dan
sistemik, beberapa diantaranya adalah:
Staphylococcus aureus berasal dari kata “Staphele” yang berarti kumpulan dari
anggur dan kata “Aureus” dalam bahasa Latin yang berarti emas.Nama tersebut diberikan
berdasarkan atas bentuk sel bakteri tersebut jika dilihat di bawah mikroskop dan warna
keemasan yang terbentuk jika bakteri tersebut ditumbuhkan dalam suatu media pertumbuhan
Staphylococcus aureus menginfeksi manusia terutama pada membran mukosa daerah nasal,
saluran pernafasan bagian atas dan saluran pencernaan. Sifat khas infeksi Staphylococcus
aureus yang bersifat patogen adalah peradangan lokal seperti abses.29
Sumber:http://www.healthhype.com/wp-content/uploads/staphylococcus_aureus_electron_microscope.jpg
Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang berbentuk bulat dengan
ukuran 1 μm dan tersusun dalam kelompok yang tidak beraturan, tidak membentuk spora dan
tidak bergerak. Sel-selnya terdapat dalam kelompok seperti buah anggur, akan tetapi pada
biakkan cair terdapat secara terpisah atau tunggal, berpasangan berbentuk tetra yang
berjumlah 4 sel, berbentuk rantai dan koloninya berwarna abu-abu sampai kuning emas tua. 29
Dalam kebanyakan kasus, infeksi Candida albicans menjadi penyebab pada Angular
cheilitis.Berdasarkan gambaran mikroskopis, Permukaan epitel menunjukkan area ulserasi
yang bergantian dengan focal hyperkeratosis.Candida yang berbentuk hifa terkumpul di
dalam lapisan superfisial. Jaringan ikat yg terletak di bawah fibrosa menampilkan subakut
atau infiltrasi sel radang kronis.28
Infeksi candida pertama kali diperoleh di dalam mulut sebagai thrush yang dilaporkan
oleh Francois Valleix pada tahun 1836. Pada tahun 1839, Langerbach menemukan jamur
penyebab trush, kemudian Berhout pada tahun 1923 memberi nama organisme tersebut
candida. Sebanyak 70% infeksi candida pada manusia disebabkan oleh Candida
albicans.Sumber utama infeksi candida adalah flora normal dalam tubuh pada seseorang
dengan sistem imun yang menurun.Sumber infeksi candida dapat juga berasal dari luar tubuh,
contohnya pada bayi baru lahir mendapat candida dari vagina ibunya. 30
Penelitian yang dilakukan oleh Citra dkk (2013) menunjukkan tingginya frekuensi
anak yang mengalami Angular cheilitis dengan status gizi dibawah normal dan sangat kurus
yang disebabkan oleh faktor etiologi utama Angular cheilitis pada masa anak-anak ialah
defisiensi nutrisi.Defisiensi nutrisi dapat menyebabkan menurunnya sistem imun anak
sehingga mudah terserang virus dan bakteri.27Manifestasi oral dari defisiensi riboflavin yang
paling sering terjadi adalah Angular cheilitis.31 Defisiensi nutrisi seperti vitamin B12 dan
manifestasi anemia yang disebabkan oleh defisiensi zat besi juga dapat menjadi penyebab
terjadinya Angular cheilitis.32
Faktor predisposisi Angular cheilitis adalah sudut bibir yang dalam dan selalu lembab
karena saliva dan berkurangnya dimensi vertikal oklusal. Angular cheilitis merupakan fisur di
sudut bibir yang terkenal di antara pemakai gigi tiruan karena merupakan salah satu kelainan
akibat pemakaian gigi tiruan yang tidak baik. 32 30% pasien yang mengalami denture
stomatitis juga memiliki Angular cheilitis, hal tersebut hanya mempengaruhi 10% pada
pemakai gigi tiruan tanpa mengalami denture stomatitis. Kulit yang kering juga dapat
memicu perkembangan fisur di komisura yang diikuti dengan invasi mikroorganisme.30
2.2.4 Patogenesis
Infeksi jamur Candida albicans merupakan salah satu penyebab yang sering terjadi
pada kasus Angular cheilitis.Untuk menyerang lapisan mukosa, mikroorgansime harus
menempel pada permukaan epitel.Oleh karena itu, strain dari Candida dengan potensi adesi
yang lebih baik, lebih patogen daripada strain dengan adesi yang lebih buruk. Penetrasi ragi
dari sel epitel difasilitasi oleh produksi lipase, dan agar ragi dapat tetap berada di epitelium,
mereka harus mengatasi deskuamasi konstan sel epitel permukaan. Ada hubungan yang jelas
antara kandidiasis oral dan pengaruh faktor predisposisi lokal dan umum. Faktor predisposisi
yang lokal dapat mempercepat pertumbuhan Candida atau mempengaruhi respon imun
mukosa mulut.30 Setelah terjadi invasi mikroorganisme dan dapat dipicu oleh factor
predisposisi, tahap awal Angular cheilitis dapat ditandai dengan perkembangan penebalan
yang berwarna abu-abu putih dan berbatas eritema yang terlihat di sudut mulut. Gambaran
klinis yang biasa terjadi adalah area eritema atau kemerahan yang berbentuk segitiga, edema
atau pembengkakan dan maserasi di kedua sudut mulut. Biasanya lesi memberikan gejala
klinis seperti rasa sakit, nyeri, pruritus atau gatal dan rasa terbakar atau lecet di tahap
selanjutnya.33
2.2.5 Perawatan
Terapi Angular cheilitis didasarkan pada faktor penyebabnya. Jika penyebabnya karena
faktor predisposisi seperti pada penggunaan gigi tiruan dengan dimensi vertikal rendah maka
kita memperbaiki dimensi vertikal tersebut selanjutnya mengobati infeksi luka oleh karena
Candida albicans dan Staphyloccocus aureus dengan pilihan perawatan efektif yang paling
sering digunakan. Pengobatan topikal dengan gentamisin dan mikonazol, pemberian secara
topikal diaplikasikan di sudut mulut.32,33
Penyembuhan luka adalah proses penggantian dan perbaikan fungsi jaringan yang
34
rusak. Efek yang ditimbulkan akibat luka sangat bervariasi, diikuti timbulnya respon dari
saraf simpatis yang menyebabkan perubahan fisiologis secara cepat, terjadinya proses
pendarahan yang diikuti dengan hemostasis, timbulnya infeksi akibat kontaminasi bakteri
pada daerah luka, kematian sel dan jaringan. Variasi tersebut sangat tergantung pada
beberapa faktor, diantaranya kebersihan atau aseptis di daerah luka dan penanganan pasca
terjadinya luka. Hal tersebut memegang peranan yang sangat penting dalam upaya mencegah
meningkatnya keparahan luka dan mempercepat proses penyembuhan luka. Proses
penyembuhan luka terdiri atas tahap inflamasi, proliferasi, dan maturasi, dijelaskan sebagai
berikut:35
2.3.1 Reaksi Inflammasi
Definisi radang ialah reaksi pertahanan jaringan hidup terhadap semua bentuk luka
dengan melibatkan fungsi darah dan pembuluh darah, saraf, limfa, cairan serta sel-sel di
sekitar luka. Proses ini akan memusnahkan, melarutkan atau membatasi agen-agen penyebab
infeksi sekaligus merintis jalan untuk proses perbaikan atau pemulihan terhadap jaringan
yang rusak. Infeksi ialah masuknya sejumlah mikroorganisme patogen pada daerah luka
terutama pada luka yang terbuka sehingga menimbulkan akibat yang lebih buruk. Kemal
(1988) dan Robbins (1992) menjelaskan tahapan reaksi radang sebagai berikut:
a. Infeksi, merupakan proses masuknya sejumlah mikroorganisme patogen ke daerah
luka dengan demikian keadaan luka menjadi aseptis. Sejumlah mikroorganisme
patogen tersebut akan memasuki jaringan melalui daerah yang terbuka akibat luka.
b. Reaksi Sistem Komplemen, Glikoprotein permukaan sel mikroorganisme yang masuk
ke daerah luka akan mengaktifkan serangkaian sistem komplemen yang berakibat:
Diproduksinya opsonin yang akan melekatkan mikroorganisme dengan leukosit
sehingga mempermudah proses fagositosis, dilepaskan histamin oleh mastosit (mast
cell) yang menyebabkan vasodilatasi kapiler serta meningkatkan permeabilitas
membran kapiler terhadap protein, akibatrya sejumlah protein plasma dan leukosit
akan keluar dari kapiler darah, diproduksinya chemotaxin yang akan menarik leukosit
menuju daerah infeksi dan dihasilkannya kinin yang memiliki fungsi seperti histamin
tetapi mampu merangsang ujung-ujung reseptor saraf atau reseptor rasa sakit dan gatal
serta mengaktifkan suatu reaksi tertentu yang akan menimbulkan lubang-lubang pada
membran sel mikroorganisme sehingga menyebabkan kematian mikroorganisme.
Selain itu, mikroorganisme yang masuk ke daerah luka akan memproduksi
pyrogeneksogen yang akan merangsang monosit dan makrofag lain untuk
menghasilkan pyrogenendogen. Senyawa ini akan merangsang hipotalamus untuk
memproduksi prostaglandin E2 yang akan menghidupkan thermostat di hipotalamus
pada suhu yang lebih tinggi, dengan demikian muncul reaksi demam.Vasodilatasi
akan meningkatkan jumlah darah ke daerah luka dan sekitarnya untuk mensuplai
nutrisi bagi sel dan makrofag yang ada di daerah tersebut, selain itu tambahan darah
akan berfungsi untuk mengangkut zat-zat racun yang dihasilkan bakteri serta jaringan
yang mati. Oleh karena itu daerah sekitar luka berwarna merah.
Peningkatan permeabilitas membran kapiler oleh histamin yang berlangsung antara
15-30 menit atau bahkan sampai dengan 1 jam setelah terjadi infeksi akan
meningkatkan jumlah protein plasma yang keluar dari kapiler menuju ruang
interstitial. Hal ini berakibat terjadinya peningkatan tekanan osmosis sekitar luka
sehingga air masuk, dengan demikian daerah sekita luka menjadi bengkak yang
disebut juga dengan edema. Rasa sakit di sekitar luka ditimbulkan oleh, luka yang
langsung merangsang ujung-ujung saraf sensoris, tekanan dari edema, racun bakteri
yang merangsang serabut saraf, kinin yang merangsang ujung-ujung saraf sensoris
dan prostaglandin yang menambah rasa sakit. Akibat adanya rasa sakit dan bengkak
pada daerah sekitar luka maka fungsi organ di sekitar luka pun menjadi terganggu.
Sebagai contoh, bila ada luka yang terinfeksi di telapak kaki maka fungsi kaki pada
umumnya akan terganggu.
c. Pergerakan fagosit, kemotaksin yang diproduksi komplemen di sekitar luka akan
menuntun leukosit terutama neutrofil dan monosit untuk berdiapedesis ke daerah luka.
Di samping itu, daerah luka akan memproduksi leukocytosis promoting factor (LPF)
yang akan merangsang sum-sum tulang untuk terus memproduksi neutrofil. Pada awal
proses peradangan yaitu 30 menit sampai dengan 1 jam, neutrofil akan melakukan
fagositosis dengan cepat dan selanjutnya mati akibat kehadiran beberapa
mikroorganisme yang memiliki virulensi lebih tinggi dari neutrofil. Neutrofil juga
menghasilkan defensing, suatu zat yang mampu membunuh bakteri, jamur, dan
virus.Pada tahap berikutnya monosit yang telah sampai ke daerah luka akan berubah
menjadi makrofag dan menggantikan kedudukan neutrofil untuk melakukan
fagositosis. Monosit memiliki ukuran yang lebih besar serta kemampuan fagositosis
yang lebih tinggi dibanding neutrofil sehingga lebih banyak mikroorganisme yang
dibunuh.Tahap inflamasi ini dapat berlangsung antara 1-4 hari tergantung dari
besarnya luka serta tingkat kontaminasi mikroorganisme atau tingkat infeksi yang
terjadi pada luka tersebut.
2.3.2 Tahap Proliferasi
Tahap proliferasi ini segera berlangsung hampir bersamaan dengan proses hemostasis
regenerasi sel saraf. Sel epitel kulit bagian basal akan bermitosis dan selanjutnya sel anak
akan bermigrasi menyeberangi daerah luka untuk menyambungkan permukaan luka. Hal
tersebut berlangsung antara 24-48 jam setelah terjadi luka dan sangat tergantung dari luas
permukaan luka. Proses migrasi sel-sel epitel kulit tersebut juga ditingkatkan oleh aktivitas
hiperplastik dari sum-sum tulang.Selanjutnya jaringan fibroblast akan bermitosis dan
membentuk kerangka atau kisi-kisi dari migrasi sel. Sel epitel akan membentuk tunas di
ujung luka yang akan berkembang menjadi kapiler untuk mendistribusikan sumber makanan
bagi jaringan baru yang berbentuk granul.
Fibroblast akan memulai sintesis kolagen yang akan menggantikan jaringan ikat di
daerah luka. Selain itu, fibroblast juga akan membentuk mukopolisakarida. Setelah 2-4
minggu, rantai asam amino tertentu disintesis membentuk serat-serat yang memiliki panjang
dan diameter tertentu dan membentuk bundel yang memiliki pola yang tetap. Sintesis kolagen
ini akan menurunkan jumlah kapiler makanan.Akhirnya sintesis kolagen menurun sehingga
jumlah kolagen yang dibentuk akan sebanding dengan jumlah kolagen yang dihancurkan
sehingga setelah 2 minggu diameter luka akan mengecil sebanyak 3-5% dari lebar luka
semula dan pada akhir bulan pertama lebar luka akan direduksi 35-65% tetapi tidak pernah
lebih dari 80% dari lebar luka semula.
2.3.3 Tahap Maturasi
Setelah 3 minggu dari terjadinya luka, fibroblas yang telah menjadi kolagen akan
mulai terlepas meninggalkan luka. Bekas luka akan terlihat masih besar sampai serabut
kolagen membentuk posisi yang lebih ketat yang akan mereduksi bekas luka tetapi
memperkuat penutupan luka itu sendiri.Kekuatan maksimum yang dibentuk kolagen akan
terjadi setelah 10 sampai 12 minggu tetapi tidak pernah mencapai kekuatan jaringan semula
sebelum terjadinya luka. Selain itu, akibat adanya serat kolagen pengganti jaringan yang
rusak di daerah luka, maka gambaran daerah tersebut juga tidak akan bisa seperti semula
sebab arah dan susunan serat kolagen tidak sama dengan jaringan semula. Hal tersebut akan
meninggalkan bekas luka yang dikenal dengan jaringan parut. Penggantian jaringan yang
rusak bukan hanya terjadi pada kulit tetapi juga terjadi pada jaringan otot yang ikut robek,
dengan demikian pada bagian tersebut akan terdapat sejumlah jaringan parut yang
menggantikan posisi sebagian jaringan otot. Remodeling bercirikan keseimbangan antara
proses pembentukan dan degradasi kolagen. Terjadi kontraksi luka, akibat pembentukan
aktin myofibroblas dengan aktin mikrofilamen yang memberikan kekuatan kontraksi pada
penyembuhan luka. Pada fase ini terjadi juga remodeling kolagen. Kolagen tipe III
digantikan kolagen tipe I yang dimediasi matriks metalloproteinase yang disekresi makrofag,
fibroblas, dan sel endotel. Pada masa 3 minggu penyembuhan, luka akan mendapatkan
kembali 20% kekuatan jaringan normal.
BAB 3
Angular cheilitis
Perawatan
Obat Herbal
Obat Kimia
Antibakteri Anti-konvulsan
Anti-inflamasi
Antioksidan
Anti-diabetes
Antijamur
3.2 KerangkaKonsep
FaktorPredisposisi:
InfeksiS. InfeksiC. -Dimensi vertical
DefisiensiNu
oklusal rendah Ekstrak Mawar
aureus albicans
trisi -Kebiasaan buruk
-Hipersalivasi
Minyak
atsiri
Luka
Flavonoid
Inflamasi
Antibakteri
Panjang luka
Angular cheilitis
Waktu terjadinya Antijamur
Antiinflamasi
Penyembuhan lesi
Histologis Klinis
Fibroblas Ukuranluka
Kolagen Eritema
Neutrofil Waktu
Keterangan:
Variabel diteliti Variabel dependen
Variabel tidak Variabel independen
diteliti Variabel antara
Varibel kendali
3.3 Hipotesis