Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

N DENGAN DIAGNOSA
BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUANG PERINATOLOGI RSUD SALATIGA

Disusun oleh:

Exty Sri Wahyuni


NIM : 2008024

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN, BISNIS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
DESEMBER 2020
MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. N DENGAN DIAGNOSA
IKTERIK DI RUANG PERINATOLOGI RSUD SALATIGA

A. IDENTITAS
Tanggal masuk : 5 Januari 2021 jam 16.00 WIB
Tanggal pengajian : 5 Januari 2021 jam 16.30 WIB

1. Identitas klien

Nama : By. Ny. H


Umur : 0 hari
Ruang Rawat Inap : Perinatologi 3
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Tingkir Salatiga
Pembiayaan Kesehatan : BPJS
Kelas Ruangan : Kelas 3

2. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. M
Pekerjaan : Swasta
Suku : Jawa
Hubungan dengan Klien : Anak
Alamat : Tingkir Salatiga
B. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN
By. Ny. H setelah lahir di RSUD Salatiga langsung diantar ke ruang Perinatologi
karena BBL= 2300 gram. Diagnosa medis: BBLR, kelahiran premature. Hasil pengkajian
meliputi, bayi menangis lemah, mendapatkan suplementasi oksigen, denyut jantung 182,
refleks isap belum efektif, APGAR 7,8,9. Bayi dirawat dalam inkubator, suhu tubuh
37,6ºC. Bayi nampak pucat, CRT > 3 detik, akral hangat.

C. PENGELOLAAN PASIEN
1. Proses Penerimaan Pasien Baru
Klien setelah lahir di RSUD Salatiga langsung diantar ke ruang Perinatologi
karena BBL= 2300 gram. Klien diantar oleh bidan ruang bersalin. Klien ditempatkan
di inkubator perinatologi 3 diterima oleh perawat jaga siang. Perawat mengantarkan
klien ke ruangan dan memberikan orientasi kepada keluarga.
2. Proses Orientasi Ruangan pada Pasien
Klien datang ke ruang perinatologi diterima oleh perawat jaga siang dan
ditempatkan di inkubator perinatologi 3. Perawat menjelaskan kepada keluarga
tentang fasilitas yang ada di ruangan dan selama di perinatologi atau dalam inkubator
klien tidak dapat ditunggui oleh keuarga, keluarga dapat melihat bayi melalui kaca
yang terletak didepan ruangan perinatologi. Edukasi cuci tangan yang diberikan
adalah 6 langkah dan 5 momen, cuci tangan bisa menggunakan air mengalir atau
handsrub yang terdapat di depan ruang perinatologi. Adapun hak pasien di RSUD
Salatiga adalah sebagai berikut:
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah
sakit
b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
c. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa diskriminasi
d. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu, sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional
e. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi
f. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan
g. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginan dan peraturan yang
berlaku di Rumah Sakit
h. Meminta konsultasi tentang penyakit yang diderita kepada dokter lain yang
mempunyai Surat Ijin Praktik (SIP) baik di dalam, maupun luar Rumah Sakit
i. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit dan data-data medisnya
j. Mendapat informasi yang meliputi diagnosa dan tata cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis; alternatif tindakan, resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi,
dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan
k. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
l. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
m. Menjalankan ibadah sesuai agama atau sesuai kepercayaan yang dianutnya selama
hal itu tidak mengganggu pasien lainnya
n. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di
rumah sakit
o. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya
p. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya
q. Menggugat dan/atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana
r. Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan
melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Selain mendapatkan hak nya di rumah sakit, pasien juga memiliki kewajiban
di rumah sakit, diantaranya adalah: (sesuai permenkes No 69 tahun 2014)
a. Mematuhi peraturan yang berlaku di rumah sakit
b. Menggunakan fasilitas rumah sakit secara bertanggung jawab
c. Menghormati hak-hak pasien lain, pengunjung dan hak tenaga kesehatan serta
petugas lainnya yang bekerja di rumah sakit
d. Memberikan informasi yang jujur, lengkap dan akurat sesuai kemampuan dan
pengetahuannya tentang masalah kesehatannya
e. Memberikan informasi mengenai kemampuan finansial dan jaminan kesehatan
yang dimilikinya
f. Mematuhi rencana terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan di rumah
sakit dan disetujui oleh pasien yang bersangkutan setelah mendapatkan penjelasan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
g. Menerima segala konsekuensi atas keputusan pribadinya untuk menolak rencana
terapi yang direkomendasikan oleh tenaga kesehatan dan/atau tidak mematuhi
petunjuk yang diberikan oleh tenaga kesehatan dalam rangka penyembuhan
penyakit atau masalah kesehatannya, dan
h. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima
Berikut merupakan tata tertib bagi pasien, penunggu dan pengunjung rawat
inap Rumah Sakit Saltiga :
a. Pasien ditunggu paling banyak 2 orang dan tidak boleh masuk ruang perinatologi
b. Tidak ada jam kunjung saat panemi covid

3. Tingkat Ketergantungan pasien

Tabel Ketergantungan Pasien (Barthel Index)

Index 0 1 2 3 Keterangan
Makan,Minum 0 0 : Tidak mampu
1 : Dibantu
2 : Mandiri

Mandi 0 0 : Tergantung orang lain


1 : Mandiri

Perawatan diri 0 0 : Tergantung orang lain


(grooming)
1 : Mandiri

Berpakaian (dressing) 0 0 : Tidak mampu


1 : Dibantu
2 : Mandiri

BAB (bladder) 2 0 : Inkontinensia


(tidak teratur/ perlu enema)
1 : Kadang inkontinensia
(sekali seminggu)
2 : Kontinensia (teratur)
BAK (bowel) 2 0 : Inkontinensia
(pakai kateter/terkontrol)
1 : Kadang inkontinensia
(maks 1 x 24 jam)
2 : Kontinensia (teratur)

Transfer 0 0 : Tidak mampu


1 : Butuh bantuan alat dan 2
orang
2 : Butuh bantuan kecil
3 : Mandiri
Mobilitas 0 0 : Imobile
1 : Menggunakan kursi roda
2 : Berjalan dengan bantuan 1
orang
3 : Mandiri

Penggunaan toilet 0 0 : Tergantung bantuan orang lain


1 : Membutuhkan bantuan tapi
beberapa hal dilakukan sendiri
2 : Mandiri

Naik turun tangga 0 0 : Tidak mampu


1 : Membutuhkan bantuan
2 : Mandiri

Total Score 4 Ketergantungan total

Interpretasi hasil Barthel Index :


20 : Mandiri = 0-1 jam/hari
12-19 : Ketergantungan ringan = 1 – 2 jam/hari
9-11 : Ketergantungan sedang = 2-3 jam/hari
5-8 : Ketergantungan berat = 3 – 4 jam/hari
0-4 : Ketergantungan total= 4 – 5 jam/hari
D. Prinsip Pasien Safety
Menurut IPSG (International Patient safety Goals) terdapat 6 sasaran keselamatan pasien,
yaitu
1. Identifikasi pasien : Identifikasi pasien dilakukan awal ketika pasien masuk ke rumah
sakit. Identifikasi awal pada By. Ny. H dilakukan di ruang bersalin. Setiap pasien yang
akan di rawat inap diberikan tanda pengenal berupa gelang pengenal. Gelang pengenal
terdiri dari dua warna, yaitu warna merah muda untuk pasien perempuan dan warna
biru untuk pasien laki-laki. Gelang pengenal ini berisi nama serta nomor rekam medis.
Selanjutnya terdapat stiker yang ditempel di gelang pengenal yang diberikan kepada
perawat jika pasien memiliki resiko jatuh, alergi, atau tidak boleh dilakukan resusitasi.
Pada By. Ny. H mendapatkan gelang identitas berwarna merah muda
2. Komunikasi yang efektif : Komunikasidengan rekan sejawat menggunakan
komunikasi langsung maupun tidak langsung dengan metode SBAR (Situation,
Background, Analysis, Recomendation). Komunikasi secara lisan melalui telepon
menggunakan metode Tulis, Baca, Konfirmasi, yang ditandai dengan stempel T-B-K
dan divalidasi oleh penerima perintah dan pemberi perintah di rekam medis pasien.
3. Pengelolaan High alert medication (HAM) : Di rumah sakit terdapat pengelolaan
High Alert Medication (HAM). Seperti di ruang obat terdapat daftar-daftar obat yang
harus diwaspadai karena kemiripan nama, bentuk obat dan penggunaan singkatan yang
tidak diperbolehkan.
4. Safety surgery : Di rumah sakit terdapat cheklis keselamatan bedah atau instrumen
yang dilakukan apabila pasien akan dilakukan tindakan bedah. Pada By. Ny. H tidak
dilakukan karena dilakukan tindakan bedah.
5. Pencegahan Infeksi : Pencegahan infeksi yang dilakukan di RSUD Salatiga adalah
dengan menerapkan cuci tangan 6 langkah 5 moment dan memakai APD hal ini
dilakukan dengan baik karena saat ini adalah masa pandemi
6. Pencegahan pasien jatuh dilakukan dengan cheklist karena pasien bayi maka tidak
dilakukan penilaian cheklist resiko pasien jatuh

E. Kebutuhan Waktu Perawatan Pada Pasien


Pasien adalah bayi dengan ketergantuan penuh maka perlu waktu perawatan penuh atau
total
Hari/ Jam Tindakan Keperawatan yang Jenis Tindakan Keperawatan
Tanggal dilaksanakan Langsun Tidak Kolaborasi
g Langsun
g
5 Januari 16.45-17.00 Mengoservasi KU pasien 5 menit
2021 WIB
18.00-18.05 Menghubungi doker untuk 5 menit
WIB kelanjutan medikasi
20.00-20.10 Memberikan ASI tiap 2 jam 10 menit
6 Januari 15.00-15.10 Memberikan ASI tiap 2 jam 10 menit
2021 17.00-17.10 Memberikan ASI tiap 2 jam 10 menit
17.15-17.25 Memandikan pasien 10 menit
18.00-18.05 Mengoservasi KU pasien 5 menit
18.30-18.35 Memberikan obat injeksi 5 menit
19.00-19.10 Memberikan ASI tiap 2 jam 10 menit
19.00-19.10 Memberikan ASI tiap 2 jam 10 menit
7 Januari 15.00-15.10 Memberikan ASI tiap 2 jam 10 menit
2021 17.00-17.10 Memberikan ASI tiap 2 jam 10 menit
17.15-17.25 Memandikan pasien 10 menit
18.00-18.05 Mengoservasi KU pasien 5 menit
18.30-18.35 Memberikan obat injeksi 5 menit
19.00-19.10 Memberikan ASI tiap 2 jam 10 menit
19.00-19.10 Memberikan ASI tiap 2 jam 10 menit

Rekap waktu tindakan keperawatan yang dilakukan:

Hari Perawatan Jadwal sift Waktu tindakan keperawatan yang dilaksanakan


1 Siang 20 menit
2 Siang 60 menit
3 Siang 60 menit

F. Kebutuhan Sumber Daya Manusia


SDM yang diperlukan
Berdasarkan teori tingkat ketergantungan dengan metode Douglas, By. Ny. H
masuk dalam kategori dengan asuhan keperawatan tingkat kategori mandiri
karena klien memenuhi kriteria asuhan keperawatan maksimal atau total karena
pasien adalah bayi
G. Edukasi Pasien dan Keluarga
1. Pengendalian infeksi : Edukasi yang diberikan oleh tenaga medis baik dokter,
perawat dan ahli gizi kepada keluarganya meliputi penyakit yang di derita oleh
klien, upaya yang dilakukan oleh tim tenaga kesehatan, diit makanan, dan obat yang
di dapatkan oleh klien. Perawat memberi penjelasan kepada klien dan keluarga
apabila klien masih merasa pusing, mual dan nyeri perut disarankan untuk langsung
ke pelayanan kesehatan sehingga klien mendapat pertolongan yang cepat dan tepat.
Perawat juga memberikan edukasi kepada klien dan keluarga terkait gelang identitas
sebagai penanda klien.
Perawat menjelaskan bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar sesuai
anjuran dari WHO serta momen apa saja yang diharuskan untuk melakukan cuci
tangan. Perawat juga menjelaskan pentingnya cuci tangan untuk menghindari
paparan infeksi virus dan bakteri yang ada di rumah sakit. Perawat menjelaskan 6
langkah dan 5 momen cuci tangan menggunakan handrub maupun sabun pencuci
tangan. Perawat menunjukkan dimana pasien dengan mudah mendapatkan handrub
di depan tempat tidur pasien dan menunjukkan wastafel untuk cuci tangan yang ada
di ruangan. Perawat juga memberikan edukasi kepada klien mengenai teknik
relaksasi nafas dalam dan distraksi untuk mengurangi nyeri. Sehingga ketika klien
sedang merasa nyeri, klien dapat mempraktikan teknik relaksasi napas dalam
maupun distraksi. Perawat memberikan edukasi kepada klien dan keluarga
mengenai manfaat kompres air hangat untuk mengurangi demam.
Klien dan keluarga menyampaikan jika sudah mengerti dengan penjelasan yang
diberikan oleh dokter, perawat, ahli gizi kepada klien dan keluarga. Klien dan
keluarga juga mulai melakukan cuci tangan meskipun belum dengan langkah-
langkah yang benar sepenuhnya.
2. Diit dan obat-obatan : Klien mengatakan selama di rawat di rumah sakit ini klien
hanya makan-makanan yang disediakan oleh rumah sakit dan ASI. Klien juga selalu
minum obat secara teratur dan hanya minum obat yang diberikan oleh rumah sakit.
Klien mendapatkan diit lunak.
H. Kepuasan Pasien atau Keluarga
Penilaian kepuasan klien dan keluarga dilakukan melalui wawancara langsung
dengan keluarga. Keluarga mengatakan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan
oleh rumah sakit, baik oleh tenaga medis maupun tenaga non medis sehingga klien
cepat pulih dari sakitnya.
I. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal yang dibutuhkan oleh klien yaitu komunikasi dengan
dokter spesialis, ahli gizi, dan petugas analisa laborat. Advise dari dokter spesialis
adalah untuk dilakukan pemeriksaan darah rutin.
J. Hambatan dan Pendukung Proses Keperawatan Secara Manajerial
1. Hambatan atau tantangan selama proses pengelolaan kepada keluarga belum terlalu
memahami tentang penyakit dan apa saja penananganannya agar BBLR segera
teratasi. Hal tersebut didukung oleh pernyataan klien dan keluarga yang belum
memahami bagaimana perawatan dan komplikasi yang mungkin terjadi pada BBLR.
2. Faktor pendukung : Klien dan keluarga klien sangat kooperatif dengan informasi
yang diberikan oleh perawat dan tenaga medis lainnya, seperti cara perawtaan
BBLR dan metode kanguru. Keluarga juga selalu mengupayakan kesembuhan klien
dan menyediakan apa yang dibutuhkan oleh klien.
3. Solusi dalam menyelesaikan masalah : Memberikan edukasi kepada keluarga klien
tentang penyakit dan penanganannya dalam hal ini BBLR

Anda mungkin juga menyukai