Auditing 1
Dosen Pengampu
Disusun oleh:
PRODI AKUNTANSI
2020/2021
MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT
1. Materialitas
Mengukur apa saja yang dianggap signifikan oleh pemakai laporan keuangan dalam membuat
keputusan ekonomis. Konsep materialitas mengakui bahwa hal – hal tertentu, terpisah atau
tergabung, penting untuk pembuat keputusan ekonomis berdasarkan laporan keuangan tersebut.
Contoj keputusan ekonomis yaitu menanam modal dalam etitas ini, berinteraksi bisnis dengannya
meminjamkan uang kepadanya dan lain – lain.
Tujuan auditor menerapkan secara tepat konsep materialitas dalam merencanakan dan
melaksanakan audit.
Salah saji atau misstatements bisa terjadi karena berbagai sebab dan dapat dikelompokan menurut:
a. Ukuran ( Size ) Beberapa besarnya salah saji dalam ukuran uang (monetary amount)
b. Sifat ( Nature ) salah saji tersebut merupakan ukuran kualitatif dari suatu salah saji
c. Situasi disekitarnya terjadinya salah saji tersebut (Circumstances surrounding the
occurrence)
Salah saji yang lazin ditemukan dalam pembuatan laporan keuangan antara lain :
a. Kesalahan (errors) dan kecurangan (fraud)
b. Penyimpangan terhadap kerangka laporan keuangan
c. Kecurangan yang dilakukan manajemen dan karyawan
d. Kesalahan manjemen
e. Pembuatan estimasi yang tidak akurat dan tepat
f. Penjelasan yang keliru dalam catatan atas laporan keuangan.
Dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan risiko audit. Menurut SA Seksi
312 Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit, risiko audit adalah risiko yang terjadi
dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas
suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material. Semakin pasti auditor dalam
menyatakan pendapatnya, semakin rendah risiko audit yang auditor bersedia untuk
menanggungnya.
Auditor merumuskan suatu pendapat atas laporan keuangan sebagai keseluruhan atas dasar
bukti yang diperoleh dari verivikasi asersi yang berkaitan dengan saldo akun secara individual atau
golongan transaksi. Tujuannya adalah untuk membatasi risiko audit pada tingkat saldo akun
sedemikian rupa sehingga pada akhir proses audit, risiko audit dalam menyatakan pendapat atas
laporan keuangan sebagai keseluruhan akan berada pada tingkat yang rendah.
Berbagai kemungkinan hubungan antara materialitas, bukti audit, dan risiko audit digambarkan
sebagai berikut :
a. Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan tingkat meterialitas dikurangi, auditor
harus menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan.
b. Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konstan dan mengurangi jumlah bukti audit
yang dikumpulkan, risiko audit menjadi meningkat.
c. Jika auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit, auditor dapat menempuh salah satu
dari tiga cara berikut ini :
1) Menambah tingkat materialiras, sementara itu mempertahankan jumlah bukti audit
yang dikumpulkan.
2) Menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan, sementara itu tingkat materialitas
tetap dipertahankan.
3) Menambah sedikit jumlah bukti audit yang dikumpulkan dan tingkat materialitas secara
bersama-sama.
8. Tingkatan Materialitas
Dalam perencanaan suatu audit, auditor harus menetapkan materialitas pada dua tingkat
berikut ini:
Faktor yang harus dipertimbangkan dalam melakukan pertimbangan awal tentang materialitas
pada setiap tingkat dijelaskan berikut ini
Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat
dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat
saldo akun tidakboleh dicampur adukan dengan saldo akun material. Karena saldo akun
material adalah besarnya saldo akun yang tercatat, sedangkan konsep materialitas berkaitan
dengan jumlah salah saji yang dapat mempengaruhi keputusan pemakai informasi keungangan.
Saldo suatu akun yang tercatat umumnya mencerminkan batas atas lebih saji dalam akun
tersebut.
Dalam mempertimbangakan materialitas pada tingkat saldo akun, auditor harus
mempertimbangkan hubungan antara materialitas tersebut dengan materialitas laporan
keuangan. Pertimbangan ini mengarahkan auditor untuk merencanakan audit guna mendeteksi
salah saji yang kemungkinan tidak material secara individual namun, jika digabungkan dengan
salah saji dalam saldo akun yang lain, dapat material terhadap laporan keuangan secara
keseluruhan.
9. Konsep Materialitas
a. Overall Materiality
Didasarkan pada apa yang layaknya diharapkan berdampak pada keputusan pengguna
laporan keuangan. Jika auditor memperoleh informasi yang menyebabkan ia menentukan
angka materialitas yang berbeda dari yang ditetapkan semula, angka materialitas perlu direvisi.
b. Performance Materiality
Ditetapkan lebih rendah dari overall materiality. Memungkinkan auditor menanggapi
penilaian risiko tertentu tanpa mengubah overall materiality dan menurunkan ke tingkat rendah
yang tepat probabilitas salah saji yang tidak dikoreksi dan salah saji yang tidak terdeteksi
secara agregat melampaui overall materiality. Performance materiality perlu diubah
berdasarkan temuan audit
c. Specific Materiality
Untuk jenis transaksi, saldo akun, atau disclosures tertentu dimana jumlah salah sajinya
akan lebih rendah dari overall materiality
Soal Essay
1. Mengapa auditor harus memiliki pengetahuan tentang materialitas?
Karena hal itu berhubungan dengan tanggung jawab pekerjaan auditor. Tanggung jawab auditor
adalah menentukan apakah laporan keuangan mengandung kesalahan penyajian yang material.
Jika auditor memutuskan bahwa terdapat suatu salah saji yang material, maka ia akan
menunjukkannya kepada sang klien sehingga suatu koreksi atas kesalahan yang terkandung dalam
laporan keuangan akan berpengaruh terhadap suatu pendapat. Pendapat tersebut bisa wajar dengan
pengecualian atau pendapat tidak wajar dan harus diterbitkan.
2. Apa dasar-dasar pertimbangan untuk evaluasi tingkat materialitas?
Laba bersih sebelum pajak umumnya merupakan dasar pertimbangan utama yang dipergunakan
untuk menentukan tingkat materialitas karena item ini dianggap sebagai item penting dalam
penyediaan informasi kepada para pengguna laporan. Sebagai tambahan dalam membangun suatu
dasar pertimbangan, merupakan hal yang penting pula untuk memutuskan apakah kesalahsajian
yang ada secara material dan dapat mempengaruhi kewajaran dari berbagai dasar pertimbangan
lainnya yang mungkin dipilih seperti aktiva lancar, total aktiva, kewajiban lancar dan modal
pemegang saham.
3. Apa maksud dari materialitas lebih merupakan konsep yang relatif bukannya absolut? Dan dari
kelima jenis resiko, mana resiko yang paling berpengaruh?
Sebagai contoh, suatu jumlah yang material bagi laporan keuangan suatu entitas mungkin tidak
material bagi laporan keuangan pada entitas lainnya yang memiliki ukuran atau sifat yang berbeda.
Juga apa yang material bagi laporan keuangan entitas tertentu mungkin akan berubah dari satu
periode ke periode lainnya. Menurut saya, jenis resiko yang paling berpengaruh adalah resiko
kecurangan. Karena resiko ini merupakan hal yang paling sulit secara konsep praktek untuk
memisahkan faktor-faktor kecurangan dalam resiko aksesibilitas audit, resiko inheren, atau resiko
pengendalian. Dan juga resiko kecurangan dapat datangnya dari diri masing-masing orang itu
sendiri.
4. Apa contoh dari tingkat materialitas?
a. Nilainya tidak material
Jika terdapat salah saji dalam laporan keuangan, tetapi cenderung tidak mempengaruhi
keputusan pemakai laporan, salah saji tersebut dianggap tidak material. Dalam hal ini
pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan. Contoh selisih salah saji Rp500 dengan total
current asset Rp200.000 sehingga total current aset menjadi Rp199.500, maka rasionya
199.500/100.000 dari total hutang (rasio=199,5%). Nilai tersebut tidak material jika
dibandingkan dengan 200% karena nilainya terlalu dekat.
b. Nilainya material tetapi tidak mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan
Terdapat selisih Rp10.000 dari akun piutang dari total Rp200.000, nilai salah saji tersebut
materil untuk akun piutang tapi nilai Rp10.000 ini jika dibandingkan dengan nilai
keselurahan laporan keuangan dengan total aset Rp2.000.000.000 maka nilai Rp10.000 ke
total asset Rp2.000.000.000 maka nilainya tidak material sehingga tidak mempengaruhi
keseluruhan penyajian laporan keuangan. Dengan kondisi seperti ini pendapat yang tepat
adalah wajar dengan pengecualian.
c. Nilainya sangat material
Tingkat materialitas tertinggi terjadi jika para pemakai dapat membuat keputusan yang
salah dalam menyajikan laporan keuangan secara keseluruhan. Contohnya terdapat salah
saji sebesar Rp100.000 dari total current aset Rp500.000 maka pengaruh salah saji tersebut
material dan mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan, kemungkinan auditor
menolak memberi pendapat.
5. Apa saja faktor-faktor kualitatif tingkat materialitas?
Faktor-faktor kualitatif materialitas merupakan faktor materialitas yang menggunakan ukuran
kualitatif yang lebih ditentukan pada pertimbangan profesional. Pertimbangan profesional tersebut
didasarkan pada cara pandang, pengetahuan, dan pengalaman pada situasi dan kondisi tertentu
(BPK RI, 2008). Faktor kualitatif, antara lain:
a. Salah saji yang mengandung konsekuensi hukum
b. Salah saji dikarenakan sikap manajemen terhadap integritas laporan keuangan.
c. Salah saji yang menyababkan trend laba
DAFTAR PUSTAKA
http://akuntansidanauditing.blogspot.com/2017/04/materialitas-dan-risiko-audit.html
http://fadjarika.blogspot.com/2012/01/materialitas-dan-risiko-audit.html
http://pdfcoffee.com_229292705-bab-8-materialitas-dan-risiko-audit-isadoc-pdf-free.pdf
http://nobel22.blogspot.com/2014/06/materialitas-dan-risiko-audit.html