Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

SEMESTER ANTARA

Mata Kuliah : Strategi Belajar Mengajar


Dosen Pengampu: Hariyadi, M.Pd.
Kelas : A Sore ( semester 5)

Penulis :
Dewi Nadia Amalina (311810146)

Program studi: pendidikan bahasa dan sastra indonesia

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA PONTIANAK
TAHUN 2020

1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar.
Makalah ini merupakan hasil kerja saya untuk memenuhi nilai semester
antara diberikan oleh bapak Hariyadi, M.Pd. sebagai dosen pengampu semester
antara.
Penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Makalah ini dibuat dengan
maksimal namun penulis sangat terbuka untuk menerima kritik dan saran
membangun.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Pontianak, Desember 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................4
C. TUJUAN...............................................................................................................4
BAB II ISI.........................................................................................................................5
A. PENGERTIAN STRATEGI DALAM BELAJAR MENGAJAR.....................5
B. KLASIFIKASI STRATEGI BELAJAR MENGAJAR.....................................8
C. HAKIKAT, CIRI, DAN KOMPONEN MENGAJAR.....................................11
D. JENIS STRATEGI DALAM BELAJAR MENGAJAR..................................15
E. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN STRATEGI...........16
F. PENTINGNYA STRATEGI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR...18
G. MACAM-MACAM PRINSIP PEMBELAJARAN......................................18
BAB III PENUTUP........................................................................................................23
A. KESIMPULAN...................................................................................................23
B. Saran...................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam era globalisasi, bangsa Indonesia membulatkan tekadaya untuk


mengembangkan budaya belajar yang menjadi persyaratan berkembangnya
budaya ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Namun dalam
mengembagkan budaya belajar tersebut perlu belajar yang mana dan
bagaimana itu diupayakan untuk diwujudkan. Dengan demikian strategi
belajar yang baik pun harus diupayakan dalam pembentukan belajar yang
dapat mencapai tujuan pendidikan sebenarnya. Mencerdaskan kehidupan
bangsa merupakan salah satu tujuan pendidikan Nasional yang perlu
dikembangkan. Dengan tujuan pendidikan Nasional tersebut tentu saja harus
melalui proses belajar yang sesuai dengan pencapaian tujuan tersebut.

Masalah belajar adalah masalah yang selalu aktual dan dihadapi oleh
setiap orang. Dalam keseluruhan proses mengajar terjadilah interaksi antara
berbagai komponen alam proses pembelajaran. Komponen belajar tersebut
saling mempengaruhi sedemikian hingga dapat tercapai tujuan pendidikan dan
pengajaran. Salah satu komponen yang utama adalah siswa yang menjadi
objek dan subjek dalam penidikan. Selain siswa yang sangat berpengaruh
dalam proses pendidikan pendidik, kurikulum, fasilitas sekolah dan semua
pendukung dalam pendidikan juga sangat berpengaruh dalam pencapaian
tujuan pendidikan. Dengan adanya komponen tersebut tentu saja tidak lepas
dari peranan penting dari strategi belajar mengajar yang diterapkan oleh
pendidik dan peserta didik agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara
maksimal. Strategi belajar mengajar yang diterapkan oleh pendidik harus
dapat memahami siswa untuk memciptakan situasi yang tepat serta memberi
pengaruh yang optimal bagi siswa untuk dapat belajar yang berhasil.

3
Strategi belajar mengajar sangat penting untuk mencapai tujuan belajar
mengajar yang sesuai dengan einginan pendidik dan peserta didik. Strategi
belajar mengajar merupakan pola-pola umum kegiatan belajar mengajar untuk
mencapai tujuan yang telah digariskan. Tidak hanya tujuan dari guru, tetapi
juga tujuan dari peserta didik yang menjadi subjek dan objek dalam
pendidkan. Strateg beajar yang  meliputi metode dan teknik dalam
pembelajaran harus dilakukan secaa optimal. Jangan hanya mengira bahwa
strategi belajar mengajar terpusat pada metode pembelajaran saja, teknik
belajar pun juga sangat menentukan dalam pencapaian tujuan pendididkan.
Komponen startegi belajar tersebut pun harus didukung oleh komponen
pembelajaran lainnya. Semuanya harus saling mempengaruhi. Jadi strategi
belajar yang tidak hanya dikembangkan oleh pendidik tetapi peserta didikpun
juga harus mengembangkan strategi belajar mengajar mereka.    

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian strategi dalam Belajar Mengajar?
2. Uraikanlah Klasifikasi strategi Belajar Mengajar!
3. Apa saja Hakikat, cirri, dan komponen mengajar?
4. Apa yang dimaksud Jenis Strategi dalam Belajar mengajar?
5. Apa saja Faktor yang mempengaruhi penggunaan strategi?
6. Seberapa Penting strategi dalam Proses belajar Mengajar?
7. Jelaskan Macam-macam Prinsip Pembelajaran?

C. TUJUAN
1. Dapat mengetahui Pengertian strategi dalam Belajar Mengajar
2. Dapat mengetahui Klasifikasi strategi Belajar Mengajar
3. Dapat mengetahui Hakikat, cirri, dan komponen mengajar
4. Dapat mengetahui Jenis Strategi dalam Belajar mengajar
5. Dapat mengetahui Faktor yang mempengaruhi penggunaan strategi
6. Dapat mengetahui Pentingnya strategi dalam Proses belajar Mengajar

4
7. Dapat mengetahui Macam-macam Prinsip Pembelajaran

5
BAB II

ISI

A. PENGERTIAN STRATEGI DALAM BELAJAR MENGAJAR

Di dalam lingkungan belajar mengajar, seorang guru harus memiliki cara


untuk menyampaikan materi kepada siswa. Untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan kualitas manusia seutuhnya, adalah misi
pendidikan yang menjadi tanggung jawab professional setiap guru. Guru tidak
cukup hanya menyampaikan materi pengetahuan kepada siswa di kelas tetapi
dituntut untuk meningkatkan kemampuan guna mendapatkan dan mengelola
informasi yang sesuai dengan kebutuhan profesinya. Mengajar bukan lagi
usaha untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan juga usaha
menciptakan sistem lingkungan yang membelajarkan subjek didik agar tujuan
pengajaran dapat tercapai secara optimal.

Mengajar dalam pemahaman ini memerlukan suatu strategi belajar


mengajar yang sesuai. Mutu pengajaran tergantung pada pemilihan strategi
yang tepat dalam upaya mengembangkan kreativitas dan sikap inovatif subjek
didik. Untuk itu perlu dibina dan dikembangkan kemampuan professional
guru untuk mengelola program pengajaran dengan strategi belajar yang kaya
dengan variasi. Berikut pengertian strategi belajar mengajar menurut para ahli:

1. Diambil dari  www.duniaedukasi.net/2010/04Gerlach dan Ely :

Strategi belajar-mengajar adalah cara-cara yang dipilih untuk


menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu, yang
meliputi sifat, lingkup dan urutan kegiatan yang dapat memberikan
pengalaman belajar kepada siswa.

Menurut (Gerlach dan Ely) yang diambil dari www.duniaedukasi.net/2010/04

6
Strategi belajar mengajar adalah suatu cara seorang guru untuk
menyampaikan materi pelajaran dengan kegiatan yang memberikan
pengalaman kepada siswa supaya lebih mudah untuk menerima pelajaran.

2. Strategi belajar-mengajar, menurut J.R. D avid dalam Teaching Strategies


for College Class Room (1976) ialah aplan, method, or series of activities
designe to achicves a particular educational goal (P3G, 1980).
Menurut pengertian ini strategi belajar-mengajar meliputi rencana,
metode dan teknik pembelajaranserata perangkat kegiatan yang
direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran  tertentu. Untuk
melaksanakan strategi tertentu diperlukan seperangkat metode pengajaran.
Strategi dap`at diartikansebagai aplan of operation achieving something “
rencana kegiatan untuk mencapai sesuatu” .
3. Diambil dari www.find-docs.com/pengertian-strategi-mengajar

Strategi Belajar Mengajar adalah pola-pola umum kegiatan guru – anak

didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan.

Menurut pengertian diatas strategi belajar mengajar adalah suatu


kegiatan edukatif antara  guru dan anak didik, interaksi yg bernilai
edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan
untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran
dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajaran secara
sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatu guna kepentingan
pembelajaran.Sehingga bahan pelajaran yg disampaikan guru dpt difahami
dan diaplikasikan siswa dengan tuntas.

4. Menurut hujodo (1988.3)


Mengajaran matematika adalah suatu kegiatan dimana pengajar
menyampaikan pengetahuan atau pengalaman kepada peserta didik.

7
Dimana pendidik/ guru menyampaikan pembelajaran yang bersangkutan

dengan pembelajaran matematika dengan konsep/ metode dan strategi

yang digunakan dalam pembelajaran. Misalnya dalam pengajaran siswa


SMP, saat pengajaran materi himpunan, dimana saat itu sisa belum
mengetahui tentang apa yang dimaksud dngan himpunan itu sendiri.
Kemudian guru menjelaskan tentang materi himpunan tersebut. Tentunya
dengan strategi belajar mengajar yang meliputi metode dan teknik dalam
pembelajaran yang telah disiapkan oleh guru. Dengan penyampaian materi
tersebut materi dapat tersampaikan kepada siswa secara optimal.

5. Menurut Fadillah
Strategi belajr mengajar adalah kegiatan guru dalam proses belajar
mengajar yang dapat memberikan kemudahan kepada siswa agar dapat
mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan.

Strategi belajar mengajar yang diharapkan dapat berfungsi dengan baik


dalam proses pembelajaran adalah strategi belajar mengajar yang efektif,
efisien dan ekonomis serta dapat meningkatkan keterlibatan siswa baik secara
intelektual maupun fisik. Dari segi intelektual siswa dapat dilihat dari soal-
soal evaluasi yang diberikan oleh guru dalam ulangan harian atau dalam ujian
semester. Garis besarnya, jika nilai evaluasi sebagian besar siswa tersebut baik
maka strategi belajar mengajar yang digunakan tersebut dapat dikatakan baik
juga. Dari segi fisik, jika strategi belajar mengajar itu baik atau optimal dapat
dilihat dari perilaku fisik yang dilakukan oleh siswa tersebut. Kemudahan
dalam penyampaian materi tentu saja guru berperan dalam posisi teratas.
Walaupun siswa juga harus dapat menyeimbangkan antara penjelasan guru
dengan usaha yang harus dilakukannya. Misalnya, penjelasan materi dengan
alat peraga tentu saja lebih memudahkan siswa dalam menerima materi yang
disampaikan oleh guru. Dengan alat peraga siswa juga akan lebih bersemangat
dalam mendengarkan penjelasan guru. Kemudahan siswa dalam penyampaian
materi dapat membuat pembelajaran sesuai dg tujuan yang akan dicapai.

8
6. Drs. Syaiful Bahri D dan Drs. Aswan Zain dalam buku Strategi Belajar
Mengajar (2002)

Strategi belajar mengajar dapat diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan


guru dan anak didik dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan
yang telah digariskan.

Pola-pola kegiatan guru dan anak didik ini dilakukan dalam proses
pembelajaran agar dapat berjalan secara optimal. Dimana tujuan yang telah
digariskan daat terealisasi dengan baik. Anak didik tentu saja mempunyai
tujuan yang digariskan oleh mereka, salah satunya adalah lulus ujian nasional.
Untuk  mencapai tujuan pendidikan tersebut tentu saja strategi belajar
mengajar yang digunakan dapat diterapkan secara optimal. Dalam mencapai
lulus ujian nasional 100% salah satu strategi belajar mengajar yang di terapkan
adalah dengan metode pembelajaran mengerjakan soal-soal latihan. Dengan
teknik pembelajaran dengan cara siswa mengerjakan soal tersebut dulu
kemudian dikoreksi atau di bahas bersama guru.

Strategi belajar mengajar yang diterampak dalam pembelajaran harus


seimbang antara metode dan teknik pembelajaran.Kadang-kadang metode juga
dibedakan dengan teknik. Metode bersifat prosedural, sedangkan teknik lebih
bersifat implementatif. Maksudnya merupakan pelaksanaan apa yang
sesungguhnya terjadi (dilakukan guru) untuk mencapai tujuan. Contoh: Guru
A dengan guru B sama-sama menggunakan metode ceramah. Keduanya telah
mengetahui bagaimana prosedur pelaksanaan metode ceramah yang efektif,
tetapi hasilnya guru A berbeda dengan guru B karena teknik pelaksanaannya
yang berbeda. Jadi tiap guru mungakui mempunyai teknik yang berbeda
dalam melaksanakan metode yang sama. Dapat disimpulkan bahwa strategi
terdiri dan metode dan teknik atau prosedur yang menjamin siswa mencapai
tujuan. Strategi lebih luas dari metode atau teknik pengajaran. Metode atau
teknik pengajaran merupakan bagian dari strategi pengajaran.

9
B. KLASIFIKASI STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
1. Menurut Tabrani Rusyan dkk. dalam Mansyur menyatakan bahwa
terdapat berbagai masalah sehubungan dengan strategi belajar
mengajar yang secara keseluruhan diklasifikasikan seperti berikut: 
Konsep dasar strategi belajar mengajar
 Seperti telah diuraikan pada subpokok bahasan sebelumnya, konsep
dasar strategi belajar mengajar ini meliputi hal-hal: 
a. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan perilaku.
b. Menentukan pilihan berkenaan dengan pendekatan terhadap
masalah belajar mengajar, memilih prosedur, metode dan teknik
belajar mengajar, 
c. Norma dan kriteria keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
2. Sasaran kegiatan belajar mengajar  
Setiap kegiatan belajar mengajar mempunyai sasaran atau tujuan.
Tujuan itu bertahap dan berjenjang mulai dari yang sangat operasional
dan konkret yakni tujuan Instruksional khusus dan tujuan Instruksional
umum, tujuan kulikuler, tujuan nasional, sampai kepada tujuan yang
bersifat universal.
3. Belajar mengajar sebagai suatu sistem
Belajar mengajar selaku suatu sistem Instruksional mengacu
kepada pengertian sebagai seperangkat komponen yang saling
bergantung satu sama lain untuk mencapai tujuan. Selaku suatu sistem,
belajar mengajar meliputi sejumlah komponen antara lain, tujuan,
bahan, siswa, guru, metode, situasi dan evaluasi.
Agar tujuan itu tercapai semua komponen yang ada harus
diorganisasikan sehingga antar sesama komponen itu terjadi kerja
sama. Karena itu guru tidak boleh hanya memperhatikan komponen-
komponen tertentu saja misalnya metode, bahan dan evaluasi saja, tapi
ia harus mempertimbangkan komponen secara keseluruhan.
4. Hakikat proses belajar

10
Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan
latihan. Artinya tujuan kegiatan belajar ialah perubahan tingkah laku
baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap,
bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan
belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar,
mengolah kegiatan belajar mengajar, menilai proses dan hasil belajar,
kesemuanya termasuk dalam cakupan tanggung jawab guru.
5. Entering Behavior Siswa

Hasil kegiatan belajar mengajar tercermin dalam perubahan


perilaku, baik secara material-subtansial, struktural-fungsional,
maupun secara behavior. Yang dipersoalkan adalah kepastian bahwa
tingkat prestasi yang dicapai siswa itu apakah benar merupakan hasil
kegiatan belajar mengajar yang bersangkutan.

Untuk kepastiannya seharusnya kita mengetahui tentang


karakteristik perilaku peserta didik saat mereka mau masuk sekolah
dan mulai dengan kegiatan belajar mengajar dilangsungkan, tingkat
dan jenis karakteristik perilaku siswa telah dimilikinya ketika mau
mengikuti kegiatan belajar mengajar. Itulah yang dimaksudkan dengan
Entering Behavior Siswa. 

6. Pola-pola belajar siswa


Robert M.Gagne membedakan pola-pola belajar siswa ke dalam
delapan tipe di mana yang satu merupakan prasyarat bagi lainnya yang
lebih tinggi hierarkinya.
Pola-pola tersebut adalah:
a. Signal learning (belajar isyarat)
b. Stimulus-response learning (belajar stimulus respons)
c. Chaining (rantai atau rangkaian)
d. Verbal association (asosiasi verbal)

11
e. Discrimination
learning(belajarkriminasi/mengadakanpembeda)
f. Concept learning (belajar konsep atau pengertian)
g. Rule learning (belajar aturan)
h. Problem Solving (belajar memecahkan masalah). 
7. Memilih sistem belajar mengajar

Para ahli teori belajar telah mencoba mengembangkan berbagai cara


pendekatan atau sistem pengajaran atau proses belajar mengajar. Berbagai
sistem pengajaran yang menarik perhatian akhir-akhir ini adalah:

a. Enquiry-Discovery Learning
Belajar mencari dan menemukan sendiri. Dalam sistem belajar
mengajar ini guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk
yang final, tetapi anak didik diberi peluang untuk mencari
dan menemukannya sendiri dengan mempergunakan teknik
pendekatan pemecahan masalah. 
b. Expository approach
Dalam sistem ini guru menyajikan dalam bentuk yang telah
dipersiapkan secara rapi, sistematik, dan lengkap, sehingga anak
didik tinggal menyimak dan mencernanya saja secara tertib dan
teratur. 
c. Mastery learning
Dari hasil berbagai studi menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil
siswa yang mampu menguasai bahan 90%-100% dari penyajian
guru. Sebagian besar siswa bervariasi antara 50%-80%, malah
sebagian lagi ada yang lebih kecil lagi penguasaannya terhadap
bahan yang disajikan guru. Adanya variasi penguasaan bahan ini
mencerminkan adanya variasi kemampuan para siswa. 
d. Humanistic education
Dalam kenyataan tidak bisa disangkal bahwa kemampuan dasar
kecerdasan para siswa itu sangat bervariasi secara individual. Oleh

12
karena itu muncul teori belajar yang menitikberatkan upaya untuk
membantu siswa agar sanggup mencapai perwujudan dirinya atau
self realization sesuai dengan kemampuan dasar dan keunikan yang
dimilikinya. Cara pendekatannya masih bersifat enquiry-discovery
based approaches.

Karakteristik pokok metode ini antara lain bahwa guru hendaknya


jangan membuat jarak terlalu tajam dengan siswanya. Ia harus
menempatkan diri berdampingan dengan siswa sebagai siswa senior
yang selalu siap menjadi sumber atau konsultan dan berbicara. Taraf
akhir dari proses belajar mengajar menurut pandangan ini adalah self
actualization seoptimal mungkin dari setiap anak didik. 

C. HAKIKAT, CIRI, DAN KOMPONEN MENGAJAR

Sebagai kegiatan yang bernilai edukaif, belajar mengajar mempunyai


hakikat, cirri, dan komponen. Ketiga aspek tersebut harus dipahami oleh
guru untuk menunjang kenerhasilan tugasnya. Ketiga aspek tersebut
diuraikan sebagai berikut :

a. Hakikat Belajar Mengajar

Pada hakikatnya, belajar adalah perubahan yang terjadi


dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktifitas
belajar. Walaupun pada kenyataannya tidak semua perubahan
termasuk kategori belajar, misalnya perubahan fisik dan lain – lain.
Sama halnya dengan belajar, mengajar pun pada hakikatnya adalah
suatu proses, yaitu proses mengatur dan mengorganisasi
lingkungan yang ada di sekitar anak didik, sehingga dapat
menumbuhkan minat belajar dan mendorong anak didik melakukan

13
proses belajar. Pada tahap berikutnya mengajar adalah proses
memberikan bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam
melakukan proses belajar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa jika
hakikat belajar adalah perubahan, maka pada hakikanya belajar
mengajar adalah proses pengaturan yang dilakukan oleh guru.

b. Ciri –ciri Belajar Mengajar


Sebagai suatu proses pengaturan, kegiatan belajar mengajar
tidak terlepas dari ciri – ciri tertentu, yang menurut Edi Suardi
adalah sebagai berikut :
Belajar mengajar memiliki tujuan, yaitu untuk membentuk anak
didik dalam suatu perkembangan tertentu.
1) Terdapat suatu prosedur yang direncanakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
2) Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan
materi yang khusus.
3) Ditandai dengan aktivitas anak didik.
4) Dalam kegiatan belajar mengajar, guru berperan sebagai
pembimbing.
5) Dalam kegiatan belajar mengajar membutuhkan kedisiplinan.
6) Adanya batas waktunya.
7) Adanya evaluasi pada tahap akhir.
c. Komponen – komponen Belajar Mengajar
Sebagai suatu sistem, kegiatan belajar mengajar
mengandung sejumlah komponen sebagai berikut :
1) Tujuan

Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran adalah suatu cita –


cita yang bernilai normatif. Dengan kata lain, dalam tujuan
terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada anak didik.
Tujuan tersebut mempunyai jenjang dari yang luas dan umum
sampai pada yang sempit dan khusus. Semua tujuan itu

14
berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya, dan tujuan
yang berada di bawah akan menunjang tujuan di atasnya.

2) Bahan Pelajaran

Bahan adalah salah satu sumber belajar bagi anak didik. Bahan
yang disebut sebagai sumber belajar ini adalah sesuatu yang
membawa pesan untuk tujuan pengajaran. Dengan demikian, bahan
pelajaran merupakan komponen yang tidak bisa diabaikan dalam
pengajaran. Karena bahan adalah salah satu inti dalam proses
belajar mengajar yang akan disampaikan kepada anak didik.

3) Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam


pendidikan, karena akan menentukan sejauh mana tujuan yang
telah ditetapkan dapat tercapai. Segala sesuatu yang diprogramkan
akan dilaksanakan dan akan melibatkan semua komponen
pengajaran. Kegiatan belajar mengajar yang baik ditentukan dari
baik atau tidaknya program pengajaran yang telah dilakukan pula,
karena akan berpengaruh terhadap tujuan yang akan dicapai.

4) Metode

Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai


tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar,
penggunaan metode bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Prof. Dr. Winarno Surakhmad, M. Sc. Ed.,
Mengemukakan lima faktor yang mempengaruhi penggunaan
metode, yaitu :

a) Tujuan yang berbagai – bagai jenis dan fungsinya.


b) Anak didik yang berbagai – bagai tingkat kematangannya.
c) Situasi yang berbagai – bagai keadaannya.

15
d) Fasilitas yang berbagai – bagai kualitas dan kuantitasnya.
e) Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda
– beda.
5) Alat

Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka


mencapai tujuan pengajaran yang berfungsi sebagai perlengkapan,
sebagai alat bantu mempermudah usaha mencapai tujuan, dan alat
sebagai tujuan. Alat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ala dan
alat bantu. Alat adalah berupa suruhan, perintah, larangan, dan lain
– lain. Sedangkan alat bantu adalah berupa globe, papan tulis,
kapur, dan lain – lain.

6) Sumber Pelajaran

Dalam mengemukakan sumber – sumber belajar ini, para ahli


sepakat bahwa segala sesuatu dapat dipergunakan sebagai sumber
belajar sesuai dengan kepentingan guna mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.

7) Evaluasi

Menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau


suatu proses untuk menentuka nilai dari sesuatu. Menurut Wayan
Nurkancana dan P.P.N Sumartana, evaluasi pendidikan dapat
diartikan sebagai tindakan atau suatu proses untuk menentukan
nilai sebagai sesuatu dalam dunia pendidikan. Menurut Ny. Drs.
Roestiyah N.K, evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data
seluas – luasnya, sedalam – dalamnya, yang bersangkutan dengan
kapabilitas siswa guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar
siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan
belajar siswa.

16
Ketika evaluasi dapat memberikan manfaat bagi guru dan
siswa, maka evaluasi mempunyai fungsi sebagai barikut :

a) Untuk memberikan umpan balik kepaa guru sebagai dasar


untuk memperbaiki proses belajar mengajar.
b) Untuk memberikan angka yang tepat tentang kemajuan atau
hasil belajar dari setiap siswa.
c) Untuk menentukan situasi belajar mengajar yang tepat,
sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh siswa.

D. JENIS STRATEGI DALAM BELAJAR MENGAJAR

Menurut W.Gulo (2002) Jenis-Jenis Strategi Belajar-Mengajar Strategi


belajar-mengajar dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis, tergantung
dari segi apa kita mengelompok- kannya. Ada strategi belajar- mengajar yang
dikelompokkan berdasarkan komponen yang mendapat tekanan dalam
program yang diberikan, seperti telah datang sebelumnya. Dalam hal ini
dikenal tiga macam strategi belajar-mengajar, yaitu:

1. Strategi belajar-mengajar yang berpusat pada guru.


2. Strategi belajar-mengajar yang berpusat pada peserta didik.
3. Strategi belajar-mengajar yang berpusat pada materi

Dilihat dari kegiatan pengolahan atau materi, maka strategi belajar-


mengajar dapat kita gunakan dalam dua jenis, yaitu:

1. Strategi belajar-mengajar ekspositori di mana guru secara tuntas


pesan / materi sebelum pesan di kelas sehingga peserta didik tinggal
menerima saja.
2. Strategi belajar-mengajar heuristik atau kuriorstik, di mana peserta
didik mengolah sendiri pesan / materi dengan pe- ngarahan dari guru.

17
Strategi belajar-mengajar dapat pula dilihat dari cara pengolahan atau
memproses pesan atau materi. Dari segi ini, strategi belajar-mengajar dapat
dibedakan dalam dua jenis, yaitu:

Strategi belajar-mengajar deduksi, yaitu pesan diolah mulai dari umum


menuju kepada yang khusus, dari hal-hal yang abstrak kepada hal-hal yang
konkret, dari konsep-konsep yang berdasarkan abstrak contoh-contoh yang
konkret.

Strategi belajar-mengajar induksi, yaitu pengolahan pesan yang dimulai


dari hal-hal yang khusus menuju kepada hal-hal yang umum, dari peristiwa-
peristiwa yang bersifat individu menuju generalisasi, dari pengalaman-
pengalaman empiris yang individu menuju konsep yang bersifat umum.

Mengajar sebagai usaha untuk menciptakan situasi lingkung- an yang


membelajarkan peserta didik, menuntut strategi belajar- mengajar heuristik.
Dengan strategi heuristik, diharapkan peserta didik dapat memproses sendiri
penemuannya melalui stimulasi dan pengarahan dari guru. Karena itu, dilihat
dari cara memproses instruksi maka strategi belajar-mengajar dibedakan atas
strategi eksbositori dan strategi discovery.

E. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN STRATEGI

Pembelajaran pada dasamya adalah proses penambahan informasi dan


kemampuan baru. Ketika berpikir informasi dan kemampuan apa yang harus
dimiliki siswa, maka pada saat itu juga semestinya berpikir strategi apa yang
harus dilakukan agar semua itu dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.

Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan strategi


pembelajaran adalah sebagai berikut.

1. Faktor Tujuan Pembelajaran

18
Tujuan merupakan faktor pokok, sebab semua faktor situasi
pembelajaran, termasuk strategi dan diupayakan sendiri-mata yang ada di
dalam pembelajaran, mencapai tujuan. Tujuan menggambar bagan
tingkah laku yang harus dimiliki mahasiswa setelah proses pembelajaran
selesai dilaksanakan. Tingkah laku tersebut dalam dikeleompokkan ke
dalam kelompok pengetahuan (aspek kognitif), keterampilan (aspek
psikomotorik), dan sikap (aspek afektif).

2. Faktor Materi Pembelajaran

Dilihat dari hakikatnya, ilmu atau materi yang memiliki materi yang
berbeda-beda. Bahasa ilmu atau materi pelajaran implikasi terhadap
penggunaan cara dan teknik dalam pembelajaran. Secara teoritis di dalam
ilmu atau materi terdapat beberapa sifat materi, yaitu fakta, konsep,
prinsip, masalah, prosedur (keterampilan), dan sikap.

3. Faktor Siswa

Siswa sebagai pihak yang berkepentingan di dalam proses


pembelajaran, sebab tujuan yang harus dicapai sendiri-mata untuk
mengubah perilaku siswa itu sendiri. Beberapa hal yang perlu
dicantumkan jumlah siswa yang terlibat di dalam proses pembelajaran.
Dalam hal ini sebenarnya perlu dicoba bahwa:

a) Siswa sebagai keseluruhan. Dalam arti segala aspek diperhatikan


secara utuh.
b) Siswa sebagai pribadi pribadi. Setiap siswa memiliki perbedaan
dari yang lain dalam hal kemampuan, cara belajar, kebutuhan, dan
sebagainya, yang berkaitan erat dengan proses pembelajaran.
c) Tingkat perkembangan siswa akan mempengaruhi proses
pembelajaran.
4. Faktor Fasilitas

19
Faktor turut menentukan proses dan hasil belajar. Misalnya, jika guru
atau dosen merencanakan akan menggunakan metode guru dalam
mengajarkan keterampilan kepada siswa dengan menggunakan alat
pembelajaran yang telah ditetapkan. Akan tetapi, jika ternyata alatnya
kurang lengkap atau sama sekali tidak ada, maka proses yang
direncanakan tidak dapat dilaksanakan mestinya dan hasilnya tidak akan
tercapai sesuai yang diharapkan.

5. Faktor Waktu

Faktor waktu dapat dibagi dua, yaitu yang bergantung jumlah waktu
dan kondisi waktu. Hal yang bergantung jumlah waktu adalah berapa
jumlah jam pelajaran yang tersedia untuk proses pembelajaran.
Sedangkan yang berhubungan dengan kondisi waktu kapan pembelajaran
itu dilaksanakan. Pagi, siang, sore atau malam, kondisinya akan terhadap
proses yang berbeda. Hal tersebut akan berpengaruh pada pembelajaran
yang terjadi.

6. Faktor Guru

Faktor guru adalah salah satu faktor penentu, pertimbangan semua


faktor di atas akan sangat membantu kepada kreativitas guru. Dedikasi
dan kemampuan gurulah yang pada akhirnya mempengaruhi proses
pembelajaran.

F. PENTINGNYA STRATEGI DALAM PROSES BELAJAR


MENGAJAR

Berikut ini merupakan pentingnya strategi belajar mengajar


menurut  Mansur (1991) :

1. Dengan strategi belajar mengajar  akan mampu mengidentifikasi serta


menetapkan tingkah laku dari keperibadian anak didik sebagaimana
yang diharapkan sesuai tuntutan dan perubahan zaman.

20
2. Dengan strategi belajar mengajar akan mampu seorang guru dapat 
mempertimbangkan dan memilih sistem belajar mengajar yang tepat
untuk mencapai sasaran yang akurat sesuai yang diharapkan, sehingga
siswa pun mudah untuk  memahami apa yang disampaikan oleh sang
guru.
3. Dengan strategi belajar mengajar akan mampu memilih dan
menetapkan prosedur, metode, dan tekhnik belajar mengajar yang
dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan
guru dalam menunaikan kegiatan mengajar.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria
serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman bagi guru
dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang
selanjutnya akan dijadikan umpan balik untuk penyempurnaan sistem
instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.
G. MACAM-MACAM PRINSIP PEMBELAJARAN

Berbagai teori tentang prinsip-prinsip pembelajaran yang telah


dikemukakan para ahli yang memiliki persamaan dan perbedaan. Prinsip
tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat
digunakan sebagai dasar dalam proses pembelajaran, baik pendidik dalam
maupun peserta pembelajaran. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah:
perhatian dan motivasi, keaktifan, interaksi langsung, pengulangan, tantangan
serta perbedaan individu. Lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut:

1. Perhatian dan motivasi

Upaya meningkatkan pelaksanaan Perhatian yang mempunyai peran


penting dalam kegiatan pembelajaran, tanpa adanya perhatian maka
pelajaran yang diterima dari pendidik adalah sia-sia. Bahkan dalam kajian
teori belajar terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi
belajar. "Perhatian terhadap pelajaran yang akan timbul pada peserta yang
melakukan kegiatan itu sesuai kebutuhannya, sehingga termotivasi untuk

21
mempelajari hal-hal yang mendesak. Belajar Gage dan Berliner
mendefinisikan motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan
mengarahkan aktıvitas seseorang Motivasi dapat dibandingkan dengan
mesin dan kemudi pada mobil Jadi motivasi merupakan suatu bentuk
tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang Dengan
demikian motivasi dapat dibandingkan dengan sebuah mesin dan kemudi
pada mobil. Yang erat dengan minat, peserta didik yang memilikı minat
terhadap sesuatu bıdang studi yang cenderung tertarik perhatiannya dan
timbul motivasinya untuk belajar bidang studi tersebut.

2. Keaktifan Belajar

Merupakan tindakan dan perilaku peserta didik yang kompleks.


Kompleksitas belajar tersebut dapat dipandang dari dua subyek, yaitu dari
peserta didik dan pendidik. Dari segi pesera didik, belajar menjadi suatu
proses, mereka mengalami proses mental dalam menghadapi bahan ajar.
Dari segi pendidik proses pembelajaran tersebut tampak sebagai perilaku
belajar tentang sesuatu hal. Kecenderungan psikologi dewasa
menganggap bahwa anak adalah mahluk yang aktif. Anak mempunyai
izin untuk undang-undang sesuatu yang mempunyai informasi dan
aspirasinya sendiri. Dimıyati dan Mudjiono menyatakan bahwa "belajar
hanya oleh peserta didik sendiri, peserta didik adalah penentu kejadian
atau tidak terjadi proses belajar. Hal ini menunjukkan bahwa belajar tidak
bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada
orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi bersama anak aktif mengalami
sendiri.

3. Keterlibatan Langsung / Berpengalaman

Dalam diri peserta didik terdapat banyak kemungkinan dan potensi


yang akan. Potensi yang dimiliki peserta yang berkembang ke arah tujuan
yang baik dan optimal, jika diarahkan dan punya kesempatan untuk
mengalaminya sendiri. Edgar Dale dalam Oemar Hamalik mengemukakan

22
bahwa belajar yang paling baik adalah belajar dari pengalaman langsung
Dale melakukan klasifikasi pengalaman menurut tingkat paling kongkrit
ke yang paling dikenal dengan kerucut pengalaman (cone of experience).
Teori yang dikemukakan oleh Adgar Dale menunjukkan bahwa interaksi
langsung setiap peserta didik itu bertingkat-tingkat, mulai darı yang
abstrak ke yang kongkrit. Dalam proses pembelajaran membutuhkan
interaksi peserta didik. Namun demikian, interaksi langsung secara fisik
tidak menjamin keaktifan belajar. Untuk melibatkan peserta didik secara
fisik, mental, emosional dan intelektual, maka pendidiknya merancang
pembelajarannya secara sistimatis, melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan melibatkan peserta didik dan melibatkan mata pelajaran.

4. Pengulangan

Pengulangan dalam menilainya dengan pembelajaran adalah suatu


tindakan atau perbuatan berupa latihan berulangkali yang dilakukan
peserta didik yang bertujuan untuk lebih memantapkan hasil
pembelajarannya.Pemantapán diartikan sebagai usaha perbaikan dan
sebagai perluasan usaha yang dilakukan melalui pengulangan-
pengulangan. Pembelajaran yang efektif dilakukan berulang kali sehingga
peserta didik menjadi mengerti. Bahan ajar Terima sulitnya yang
diberikan oleh pendidik peserta didik, jika mereka syringe bahan tersebut
niscaya akan mudah dikuasai dan dihafalnya. Ahmad Zayadi dan Abdul
Majid mengatakan bahwa semangat pelatihan serta bimbingan pada
beberapa peristiwa pembelajaran peserta didik dapat meningkatkan
kemampuan yang telah ada pada perilaku belajarnya. Hal ini mendorong
para peserta didik untuk melakukan pengulangan atau belajar materi secara
berulang kali. memberikan kemudahan penguasaan dan dapat
meningkatkan kemampuannya. Adanya pengulangan terhadap matern
pelajaran yang salah satu teori pembelajaran yang menekankan perlunya
pengulangan adalah teori psikologi asosiasi atau koneksionisme dengan

23
tokohnya yang terkenal Thorndike mengemukakan ada tiga prinsip atau
hukum dalam belajar yaitu:

a. Law of readines, belajar akan berhasil dengan individu yang


memiliki kesiapan untuk melakukan perbuatan tersebut.
b. Law of exercise, belajar akan berhasil dengan banyak latihan dan
ulangan.
c. Law of effect, yaitu belajar akan berjuang untuk mengetahuai dan
mendapatkan hasil yang baik. "Belajar akan berhasil bersama
peserta didik itu memiliki kesiapan untuk belajar, pelajaran itu
selalu membuat diulangi serta peserta didik lebih bersemangat jika
mendapatkan hasil yang memuaskan.
5. Tantangan

Apabila pendidik menginginkan peserta didiknya berkembang dan


selalu berusaha mencapai tujuan, maka pendidik harus memberikan
tantangan dalam kegiatan pembelajaran. Tantangan dalam kegiatan
pembelajaran dapat diwujudkan melalui bentuk kegiatan, bahan dan alat
pembelajaran yang dipilih untuk kegiatan tersebut. Kurt Lewin dengan
teori Medan (Field Theory). mengemukakan bahwa peserta didik dalam
situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis.
"Dalam situasi belajar peserta didik menghadapi suatu tujuan yang ingin
dicapai, tetapi selalu mendapat hambatan yaitu belajar bahan ajar, maka
timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu dengan mempelajari bahan
ajar tersebut. Jika hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan belajar telah
tercapai maka peserta didik masuk ke dalam medan baru dan tujuan baru,
demikian seterusnya. Apabila pendidik menginginkan peserta didiknya
kecuali motif yang kuat untuk mengatası hambatan dengan baik, maka
bahan pembelajaran haruslah menantang. Adanya tantangan yang peserta
didik dapat menerima bergairah untuk mengatasinya. Bahan ajar yang
mengurus masalah dan analisis yang dapat membuat peserta didik
tertantang untuk mempelajarinya.

24
6. Perbedaan Individu

Pada tiap individu merupakan satu kesatuan, yang berbeda antara satu
dengan yang lainnya Tidak ada yang sama baik dari aspek fisik maupun
psikis. Dimiyati dan Mudiyono berpendapat bahwa "peserta didik
merupakan individu yang unik, artinya tidak ada dua orang peserta didik
yang sama persis, setiap peserta didik memiliki perbedaan satu karakter
psikis, kepribadian dan sifat-sifatnya." sama lain. Perbedaan itu ada pula
pada Oemar Hamalik mengemukakan bahwa perbedaan individu manusia,
dapat dilihat dari dua sisi yakni horizontal dan vertikal. Perbedaan
horizontal adalah perbedaan individu dalam aspek mental, seperti tingkat
kecerdasan, bakat, minat, ingatan, emosi dan sebagainya. Pendirian
vertikal adalah perbedaan individu dalam aspek jasmaniah seperti bentuk
badan, tinggi dan banyak badan, tenaga dan sebagainya .. Masing-masing
aspek tersebut besar pengaruhnya terhadap kegiatan dan peningkatan
pembelajaran yang dilakukan. Perbedaan individu berpengaruh pada cara
dan hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu perbedaan individu ini
perlu menjadi perhatian pendidik dalam aktivitas pembelajaran dengan
memperhatikan tipe-tipe belajar setiap individu. Para ahli didik
mengklasifikasi tipe peserta didik atas 4 macam yaitu:

a. Tipe auditif, yaitu peserta didik yang mudah dipahami.


b. Tipe visual, yaitu yang mudah menerima penglihatan melalui
penglihatan.
c. Tipe motorik, yaitu yang mudah menerima pelajaran melalui
gerakan
d. Tipe campuran peserta didik yang tidak melihat penglihatan dan
pendengaran.

25
Mengetahui bagi individu dalam belajar, memudahkan pendidik dalam
menentukan media yang akan digunakan, hal tersebut sangat mendesak
dalam penelitian hasil pembelajaran yang optimal.

26
27
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Strategi pembelajaran merupakan cara sistematis yang dipilih dan
digunakan seorang pembelajar untuk menyampaikan materi pembelajaran,
sehingga memudahkan pembelajar mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
Strategi pembelajaran merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara
pengorganisasian materi pelajaran dan siswa, peralatan dan bahan,serta waktu
yang digunakan dalam proses pembelajaran.

 Penerapan strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi baik


internal (siswa) maupun eksternal (sarana dan prasarana sekolah), waktu, dan,
perkembangan teknologi untuk mencapai tujuan pembelajaran secara mutlak.

B. Saran
Dalam pelakasanaan pembelajaran yang paling penting adalah  bagaimana
tujuan dari pendidikan dapat tersampaikan. Mengingat bahwa ada banyak
permasalahan yang ada dalam pelaksanaan pembelajaran, tidak terkecuali
masalah perbedaan kemampuan siswa untuk menerima materi yang ada.
Berdasarkan permasalah tersebut, harus ditentukan strategi  pembelajaran
yang tepat berikut dengan metode, model, dan  pendekatannya.

28
DAFTAR PUSTAKA

Ali, G. (2013). Prinsip-prinsip Pembelajaran dan Implikasinya terhadap


Pendidik dan Peserta Didik. Al-Ta'dib, 6(1), 31-42.

Asrori, M. (2013). Pengertian, tujuan dan ruang lingkup strategi


pembelajaran. Madrasah: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, 5(2), 26.

https://www.banjirembun.com/2012/12/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi.html

https://wawasanpengajaran.blogspot.com/2015/03/klasifikasi-strategi-
belajar-mengajar.html

https://a410080251.wordpress.com/konsep-strategi-belajar-
mengajar/hakikat-ciri-dan-komponen-belajar-mengajar/

29

Anda mungkin juga menyukai