Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PSIKOLOGI EKSPERIMEN

“Tahap-tahap Penelitian Eksperimental”


Dosen Pengampu: Jauharatus Sa’diyah M. Si

Disusun Oleh:

Kelompok 2

Husnaini (11836050)

Siti Daffa Azzahra (11836057)

Kelas: PI VB

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM

2020 M
DAFTAR PUSTAKA
Alhamdulilah, senantiasa kami ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi
kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan makalah tentang
“Tahap-tahap Penelitian Eksperimental”

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kami haturkan untuk junjungan kita, yaitu Nabi
Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita semua, yakni
Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi
seluruh alam semesta.

Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk pemenuhan tugas mata kuliah
psikologi eksperimen. Tidak lupa ucapan terima kasih kepada Ibu Jauharatus Sa’diyah M. Si
selaku dosen pengampu mata kuliah yang telah menyerahkan kepercayaannya kepada kami
guna menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah ini terdapat banyak kekurangan. Oleh
sebab itu, kami berharap krititk dan saran untuk kemudian dapat direvisi di masa yang
selanjutnya. Kami berharap makalah ini dapat dimengerti dan berguna untuk menambah
wawasan kita sebagai pembaca. Kami mohon maaf apabila dalam makalah ini terdapat
perkataan yang tidak berkenan dihati.

Pontianak, 16 Oktober 2020

2
DAFTAR ISI

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4

A. Latar Belakang................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4

C. Tujuan.............................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN TEORI...............................................................................................5

A. Memilih Ide atau Topik Penelitian..................................................................................5

B. Merumuskan Masalah dan Hipotesis Penelitian.............................................................6

D. Menentukan Tipe dan Desain Penelitian.......................................................................10

E. Perencanaan dan Pelaksanaan Penelitian......................................................................13

F. Menganalisis Hasil Penelitian.......................................................................................14

G. Membuat Kesimpulan...................................................................................................15

BAB III PENUTUP..................................................................................................................16

A. Kesimpulan...................................................................................................................16

B. Saran..............................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian merupakan cara-cara yang sistematis untuk menjawab masalah yang sedang
ingin di teliti. Kata sistematis merupakan kata kunci yang berkaitan dengan metode ilmiah
yang berarti adanya prosedur yang ditandai dengan keteraturan dan ketuntasan. Berbagai
macam objek penelitian membuat metode yang digunakan dalam penelitian semakin beragam
pula. Seorang peneliti harus dapat memilih metode penelitian yang sesuai dengan objek
penelitian. Salah satu metode yang akan diuraikan dalam makalah ini adalah metode
penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen adalah penelitian kuantitatif yang
terdapat variabel sehingga dapat ditemukan sebab akibat yang sengaja ditimbulkan dari
variable tersebut. atau bisa juga diartikan penelitian yang dilakukan terhadap variable yang
data-datanya belum ada sehingga perlu dilakukan proses manipulasi melalui pemberian
treatmen/perlakuan tertentu terhadap subjek penelitian yang kemudian diamati/diukur
dampaknya (data yang akan datang) (Jaedun, 2011). Metode penelitian eksperimen pada
umumnya digunakan dalam penelitian yang bersifat laboratoris.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ide atau topik penelitian?
2. Apa yang dimaksud dengan merumuskan masalahan dan hipotesis penelitian?
3. Apa yang dimaksud dengan menentukan variable penelitian?
4. Apa yang dimaksud dengan menentukan tipe dan desain penelitian?
5. Bagaimana perencanaan dan pelaksanaan penelitian?
6. Bagaimana menganalisis hasil penelitian?
7. Bagaimana membuat kesimpulan dalam penelitian?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui ide atau topik penelitian
2. Untuk mengetahui perumusan masalah dan hipotesis penelitian
3. Untuk mengetahui penentuan variable penelitian
4. Untuk mengetahui penentuan tipe dan desain penelitian
5. Untuk mengetahui perencanaan dan pelaksanaan penelitian
6. Untuk mengetahui apa yang harus dilakukan dalam menganalisis penelitian
7. Untuk mengetahui pembuatan kesimpulan dalam penelitian

4
BAB II

PEMBAHASAN TEORI

A. Memilih Ide atau Topik Penelitian


Topik muncul karena ada yang dipertanyakan mengenai sesuatu atau ada gejala tertentu
yang ingin diamati. Topik-topik penelitian dapat mengenai sesuatu yang luas misalnya
pendidikan, sosial, budaya, agama, dan sebagainya, selain itu dapat pula pada hal yang
sempit misalnya metode belajar, perilaku kenakalan remaja dan sebagainya. Adapun cara
menentukan topik dalam sebuah penelitian adalah sebagai berikut:

1) Penelitian sesuai dengan bidang si peneliti, serta peneliti wajib memahami dengan jelas
apa saja wilayah kajian bidang studinya sehingga peneliti tidak akan meneliti di luar
bidang studinya.
2) Bermanfaat bagi masyarakat khususnya subjek penelitian, juga penelitian yang dilakukan
harus bermanfaat bagi bidang studinya. Penelitian akan sangat terasah manfaatnya
apabila langsung diterapkan dalam kehidupan nyata.
3) Masalah yang diambil bersifat baru, ada baiknya mengembangkan dan menemukan
sesuatu yang baru tentu akan lebih dihargai daripada hanya sekadar meniru apa lagi
sampai menjiplak.
4) Tema yang sedang tren (hot topik), biasanya akan memenuhi persyaratan kampus dan
akan disetujui oleh pembimbing. Seorang peneliti juga tak perlu ragu untuk bertanya
kepada pembimbingnya tentang topik yang hangat dikalangan bidang studinya.
5) Dalam jangkauan peneliti (Manageable topic) maksudnya adalah topik yang akan
dijadikan penelitian itu hendaknya tidak berada di luar jangkauan kemampuan si peneliti.
Maka dalam memilihnya, perlu mempertimbangkan beberapa segi, antara lain:
kemampuan memecahkan masalah dalam topik. Dalam Manageable topic ini juga perlu
memerhatikan hal-hal sebagai berikut: a) Tersedia dana yang cukup, b) Batas waktu
untuk menyelesaikan penelitian, c) Kerja sama dengan pihak lain, d) Ketersedian subjek
penelitian, e) Ketersediaan peralatan, f) Etika penelitian (tidak memebahayakan subjek
atau memebri pengaruh negative terhadap subjek penelitian).
6) Data dari topik mudah didapatkan (Obtainable data), meskipun peneliti dapat memilih
topik yang sangat baik, namun belum tentu data yang diperlukan tersedia dan mudah
diperoleh. Maka peneliti perlu menyesuaikan antara topik penelitian dan kemudahan
dalam memeroleh data penelitian.
7) Topik yang menarik (interested topic), hendaknya, topik penelitian tersebut menarik
sehingga menimbulkan minat dan semangat peneliti untuk melakukan penelitian
berdasarkan topik yang telah ia tentukan. Tanjung dan Ardial (2005) menambahkan
bahwa pentingnya masalah untuk diselidiki, pada umumnya dikaitkan kepada beberapa
hal, antara lain: masalah itu menyangkut kepentingan umum (masyarakat) baik
mendesak maupun tidak mendesak, masalah itu merupakan mata rantai, apabila tidak
dipecahkan banyak masalah lain yang terbengkalai, dan masalah itu penting dan

5
pemecahannya dapat mengisi kekosongan dan kekurangan ilmu dan pengetahuan, dan
sebagainya.

Ada beberapa hal yang dapat menjadi sumber topik penelitian:

1) Kehidupan sehari-hari
Lingkungan sekitar kita berpotensi memberikan ide atau topik penelitian. Banyak
peristiwa yang terjadi dalam satu hari, yang pastinya terkandung peristiwa unik, yang
dapat dijadikan bahan penelitian. Kita harus peka dan mau melihat segala peristiwa dari
sudut pandang yang berbeda. Ini penting supaya kita mempunyai ide brilian yang tidak
pernah terpikirkan oleh orang lain sebelumnya
2) Hasil penelitian sebelumnya
Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dapat memberikan ide atau topik
penelitian. Misalnya penelitian dari luar negeri, bisa di replikasi untuk mengetahui
apakah akan diperoleh hasil yang sama bila penelitian tersebut dilakukan di Indonesia.
Selain itu topik penelitian juga dapat muncul dengan membaca bagian diskusi dan saran
pada skripsi, tesis, disertasi yang telah dibuat oleh orang lain. Selain itu topik penelitian
juga dapat muncul dari dua hasil penelitian yang saling bertentangan.
3) Gunakan Perpustakaan dan Internet
Perpustakaan, baik berupa buku, jurnal, maupun situs web di internet merupakan
sumber inspirasi yang sangat baik. Selain itu, dianjurkan pula untuk sedapat mungkin
mencari jurnal edisi yang paling baru yang dapat diperoleh. Internet dapat membantu kita
dalam mendapatkan perkembangan terbaru dalam bidang yang ingin kita teliti. Hal ini
penting dipahami karena lebih pendeknya proses publikasi jurnal dibandingkan dengan
buku teks, maka topik yang muncul di jurnal ilmiah pastinya sedang hangat. Sedangkan
untuk kepustakaan yakni buku teks yang memuat teori-teori juga bisa dijadikan sumber
topik misalnya teori dari tokoh di bidang keilmuan yang dimiliki peneliti.
4) Forum Pertemuan Ilmiah dan Diskusi
Hasil pertemuan ilmiah dan diskusi dengan orang yang lebih berpengalaman atau para
pakar di bidangnya dapat membuka wawasan dan pandangan lain untuk memperoleh
topik sebagai bahan untuk menyusun penelitian.
Setelah topik sudah dipilih dan ditentukan, maka berikutnya peneliti mulai mencari
literatur yang berkaitan dengan topik tersebut.

B. Merumuskan Masalah dan Hipotesis Penelitian


1) Masalah Penelitian

6
Setelah topik penelitian dipilih, peneliti tidak semerta merta dapat langsung
melakukan penelitian. Terlebih dahulu harus merumuskan masalah penelitian. Setelah
menetapkan berbagai aspek masalah yang dihadapi, peneliti mulai menyusun informasi
mengenai masalah yang akan dijawab menjadi suatu perumusan masalah.
Rumusan masalah adalah kalimat pertanyaan yang menyatakan hubungan atara dua
atau lebih variabel. Perumusan masalah disebut juga sebagai research questions atau
research problem, diartikan sebagai suatu rumusan yang mempertanyakan suatu
fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai fenomena mandiri, maupun dalam
kedudukannya sebagai fenomena yang saling terkait di antara fenomena yang satu
dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun sebagai akibat. Tanpa perumusan
masalah, suatu kegiatan penelitian akan menjadi sia-sia dan bahkan tidak akan
membuahkan hasil apa-apa. Setidaknya ada ada tiga syarat yang harus dipenuhi dalam
merumuskan masalah, yaitu: a) Menyatakan hubungan antara dua atau lebih variabel, b)
Dinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang jelas dan tidak ambigu, c) Memungkin
dilakukan pengukuran secara empiris. Pada umumnya, masalah dirumuskan dengan
mengikuti kaidah- kaidah sebagai berikut:
a) Biasasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.
b) Rumusan masalah harus jelas dan padat.
c) Harus berisi implikasi adanya data untuk memecahkan masalah.
d) Harus merupakan dasar dalam merumuskan hipotesis.
e) Harus menjadi dasar judul penelitian
2) Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan pernyataan mengenai dugaan hubungan antara dua atau lebih
variabel. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
kebenarannya harus uji secara empiris. Dikatakan dugaan sementara karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan dan belum didasarkan pada fakta-fakta
yang empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data di lapangan. Hipotesis penelitian
dapat dirumuskan melalui jalur: (1) Membaca dan menelaah ulang (review) teori dan
konsep-konsep yang membahas sesuai dengan topik penelitian dan hubungannya dengan
proses berfikir deduktif. (2) Membaca dan me-review temuan-temuan penelitian terdahulu
yang relevan dengan permasalahan penelitian lewat berfikir induktif, atau juga hasil
penalaran dari observasi. Peneliti harus selalu bersikap terbuka terhadap fakta dan

7
kesimpulan terdahulu baik yang memperkuat maupun yang bertentangan dengan
prediksinya.

Dalam penelitian eksperimental, hipotesis menyatakan hubungan sebab akibat, pengaruh


variabel bebas terhadap variabel terikat. Secara umum ada dua hipotesis dalam penelitian
eksperimental, yaitu: hipotesis ilmiah dan hipotesis statistika. Hipotesis ilmiah memiliki
dua bentuk, yakni hipotesis umum dan hipotesis eksplisit. Hipotesis umum merupakan
hipotesis yang secara umum menggambarkan hubungan variabel bebas dan variabel terikat,
agar dapat diteliti hipotesis ini diubah ke dalam bentuk operasional melalui definisi
operasional dari setiap variabel penelitian sehingga memelui definisi operasional dari setiap
variabel penelitian sehingga disebut sebagai hipotesis eksplisit. Hipotesis eksplisit secara
ringkas menggabrkan subjek penelitian yang digunakan, variabel bebas yang digunakan
prosedur yang dilakukan dan variabel terikat yang diharapkan.

Hipotesis statistika adalah hipotesis yang menggunakan pengujian statistik untuk


menganalisis data, berupa pernyataan yang dapat diuji secara statistik mengenai hubungan
antara dua atau lebih varibael penelitian. Hipotesis statistik memiliki dua bentuk, yaitu
hipotesis alternative (Ha) dan hipotesis nol (H0). Hipotesis alternative menyatakan adanya
hubungan/perbedaan pada variabel terikat secara signifikan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, hipotesis alternative juga disebut sebagai hipotesis penelitian. Sedangkan
hipotesis nol adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya perbedaan variabel terikat
yang siginifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dan biasanya
merupakan negasi dari hipotesis alternative dengan menambahkan kata “tidak”. Dari hasil
analisis statistic kita akan mengetahui apakah hipotesis nol diterima atau ditolak. Jika H0
diterima maka Ha ditolak atau tidak didukung dan sebaliknya. Jika Ha didukung oleh
data, peneliti dapat menyatakan bahwa hipotesis ilmiah yang diajukan adalah benar
(true) sebaliknya bila H0 yang didukung peneliti dapat menyatakan bahwa hipotesis ilmiah
yang diajukan adalah salah (false). Baik hipotesis alternatif maupun hipotesis nol dapat
dinyatakan dalam dua bentuk yang berbeda, yaitu: hipotesis two-tail (hipotesis dua-ujung)
dan hipotesis one-tail (hipotesis satu-ujung), penamaan ini terkait dengan daerah penolakan
hipotesis nol pada uji signifikansi dari hasil perhitungan statistik. Hipotesis two-tail arah
hubungan antara variabel belum diketahui atau diduga oleh penliti. Sedangkan pada hipotesis
one-tail hubungan tersebut telah diketahui atau diduga oleh peneliti.

8
Perumusan hipotesis yang baik dan benar harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut: 1)
Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan deklaratif, bukan kalimat
pertanyaan, 2) Hipotesis berisi penyataan mengenai hubungan antar paling sedikit dua
variabel penelitian, 3) Hipotesis harus sesuai dengan fakta dan dapat menerangkan fakta, 4)
Hipotesis harus dapat diuji (testable), 5) Hipotesis harus sederhana (spesifik) dan terbatas,
agar tidak terjadi kesalahpahaman pengertian.

C. Menentukan Variabel Penelitian

Variabel adalah atribut, seseorang, atau objek yang mempunyai “variasi” antara satu
orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang lain. Dapat pula diartikan sebagai
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam
penelitian eksperimetal yang ingin diketahui ialah pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat.

1) Variabel Independent

Variabel yang sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antencendent, atau
dalam bahasa Indonesia disebut dengan variabel bebas. Yaitu variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependent. Karena diduga
berpengaruh terhadap variabel lain dan menjadi penyebab maka dalam penelitian
eksperimental variabel inilah yang dimanipulasi. Maksudnya manipulasi yaitu memberikan
variasi VB yang berbeda pada kelompok subjek yang berbeda, dengan demikian peneliti
telah memiliki kontrol langsung terhadap VB (variabel bebas). Namun tidak semua variabel
bebas bisa dimanipulasi misalnya variabel yang menjadi karakteristika individu seperti jenis
kelamin, agama, status sosial-ekonomi, tingkat pendidikan, intelegensi, kepribadian, dan
variabel ini disebut sebagai organismic variable.

Karena manipulasi berarti memvariasikan VB pada kelompok subjek yang berbeda,


maka dalam suatu penelitian eksperimental VB memiliki minimal dua variasi. Secara umum
ada tiga bentuk dari variasi VB, yaitu: Pertama, ada-tidak ada (presence-absence) dimana
sebuah kelompok akan menerima perlakuan VB sedangkan kelompok lainnya tidak
menerima apapun. Kedua, kuantitas variabel (amount of a variable) dimana memberikan VB
yang berbeda kuantitasnya pada masing-masing kelompok. Ketiga, jenis varibel (type of
variable) dimana memberikan jenis atau kategori dari VB yang berbeda kepada setiap
kelompok.

9
Ada dua cara manipulasi Vb yang dapat dilakukan: Pertama, manipulasi instruksi yaitu
variasi VB diciptakan dengan memberikan suatu instruksi tertentu pada suatu kelompok dan
memberikan instruksi yang berbeda pada kelompok yang lain. Kelemahan teknik ini adalah
adanya risiko bahwa beberapa subjek tidak memperhatikan instruksi yang diberikan,
sehingga tidak akan memeberikan respon sesuai dengan manipulasi yang berikan dan
berakhir menyumbang error pada hasil penelitian. Selain itu kemungkinan interpretasi yang
berbeda pada beberapa subjek. Kedua, manipulasi kondisi. Cara manipulasi ini sebih sering
digunakan dibanding cara sebelumnya. Pada teknik ini peneliti membuat kondisi yang
berbeda pada setiap kelompok untuk menciptakan variasi VB. Teknik ini lebih realistis dan
memiliki efek yang lebih besar pada subjek.

2) Variabel Dependent

Variabel yang sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen, atau dalam
bahasa Indonesia disebut dengan variabel terikat. Yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian psikologi jenis VT dibagi
menjadi tiga yaitu: a) respon fisiologis, termasuk aktivitas organ tubuh, tekanan darahm
datang jantung, dan sebagainya. Untuk mendapatkan pengukuran yang akurat dari respon
jenis ini biasanya digunakan alat-alat kedokteran. b) perilaku yang tampak, semua respon
yang melibatkan gerak motoric termasuk dalam jenis ini, seperti berlari, memukul, dan
sebagainya. c) laporan verbal, jenis ini dapat diperoleh dari hasil wawancara, kuesioner,
ataupun observasi. Biasanya digunakan untuk mengetahui opini, sikap, perasaan, dan
sebaginya.

Pengukuran VT dapat dibagi dengan empat cara, yaitu: Pertama, frekuensi. Merupakan
cara yang paling mudah karena dapat dipergunakan untuk mengukur perilaku sehari-hari
dengan menghitung jumlah respon yang muncul. Kedua, latensi. Merupakan pengukuran
yang dilakukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan subjek untuk berespon, atau
dengan kata lain adalah waktu antara stimulus selesai diberikan sampai dengan tampilnya
tingkah laku yang diharapkan. Ketiga, amplitude. Dilakukan dengan mengukur kekuatan dari
respon subjek, biasanya respon fisiologis sebagian besar termasuk kedalam jenis ini, selain
itu ada pula pengukuran dengan skala yang biasanya menghasilkan pengukuran intensitas.
Keempat, menetapkan pilihan. Dilakukan dengan mencatat pilihan subjek dari beberapa
akternatif yang ada atau meminta subjek untuk memilih salah satu jawaban dari beberapa
pilihan jawaban yang diberikan.

10
3) Variabel Sekunder

Dalam Psikologi suatu variabel dapat memiliki beberapa penyebab. Karena itu ada
variabel-variabel selain VB yang dapat mempengaruhi VT yang disebut sebagai variabel
sekunder (VS).

D. Menentukan Tipe dan Desain Penelitian


1. Tipe Penelitian

Tipe penelitian dalam psikologi terbagi menjadi dua yaitu penelitian eksperimen (VB
dimanipulasi oleh peneliti) dan non- eksperimen (VB sudah terberi atau tidak dimanipulasi).
Dalam pelaksanaanya, penelitian dapat dilakukan pada situasi alamiah ataupun situasi tidak
alamiah. Berdasarkan dua hal tersebut, yaitu manipulasi VB dan situasi penelitian, maka tipe
penelitian dapat digolongkan menjadi empat, yaitu: controlled laboratory esperiment,
controlled field experiment, ex post facto laboratory study, dan ex post facto field study.

Berbeda dengan penelitian eksperimental yang dimulai dengan pemberian VB kemudian


dilihat efeknya dengan mengukur VT, pada ex post facto penelitiannya dimulai dari VT
kemudian baru dicari apa penyebabnya (VB). Dalam Penelitian ex post facto pengukuran VT
dan VB dilakukan secara bersamaan. Jika ex post facto laboratory study dilakukan pada
sitausi terkontrol di laboratoriun, penelitian ex post facto field study dilakukan dalam situasi
sehari-hari.

2. Desain Penelitian
Menurut Sugiyono (2011) terdapat beberapa bentuk desain eksperimen, yaitu: (1) pre-
experimental (non design), yang meliputi one-shotcase studi, one group pretest posttest,
intec-group comparison; (2) true-experimental, meliputi posttest only control design, pretest-
control group design; (3) factorial experimental; dan (4) Quasi experimental, meliputi time
series design dan non equivalent control group design. Penjelasan mengenai bentuk-bentuk
desain tersebut adalah sebagai berikut.
1. Pre-experiments

Disebut preexperiments karena desain ini belum merupakan desain sungguh-sungguh.


Masih terdapat variabel luar yang ikutberpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen.
Hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu ukan semata-matadipengaruhi oleh
variabel independen. Hal ini dikarenakan tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak

11
dipilih secara random. Dalam pre-experimental design terdapat tiga alternatif desain sebagai
berikut.

a) One-shotcase study, dimaksudkan untuk menunjukkan kekuatan pengukuran dan nilai


ilmiah suatu desain penelitian.
b) The one group pretest-post test design, perbedaan dengan desain pertama adalah, untuk
the one group pretest-post test design, terdapat pretest sebelum diberi perlakuan, hasil
perlakuan dapat diketahui dengan lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan
keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain ini mempunyai beberapa kelemahan, karena
akan menghasilkan beberapa ukuran perbandingan. Kelemahan tersebut antara lain
disebabkan oleh faktor historis maturitation (subjek penelitian dapat mengalami
kelelahan, kebosanan, atau kelaparan dan kadang enggan menjawab jika dinilai tidak
sesuai dengan nilai yang berlaku), serta pembuatan instrument penelitian. Kejelekannya
yang paling fatal adalah tidak akan menghasilkan apapun.
c) The static-group comparison, penelitian jenis ini menggunakan satu group yang dibagi
menjadi dua, yang satu memperoleh stimulus eksperimen (yang diberi perlakuan) dan
yang lain tidak mendapatkan stimulus apapun sebagai alat kontrol. Masalah yang akan
muncul dalam desain ini adalah meyangkut resiko penyeleksian terhadap subjek yang
akan diteliti. Oleh karena itu, grup tersebut harus dipilih secara acak.

Ketiga bentuk desain pre-experiment itu jika diterapkan untuk penelitian akan banyak
variabel luar masih berpengaruh dan sulit dikontrol, sehingga validitas internal penelitian
menjadi rendah.

2. True experiments

Disebut sebagai true experiments karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol
semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Jadi, validitas internal
(kualitas pelaksnaaan rancangan penelitian) menjadi tinggi. Sejalan dengan hal tersebut,
tujuan dari true experiments menurut adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling
hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan perlakuan dan membandingkan hasilnya
dengan grup kontrol yang tidak diberi perlakuan. True experiments ini mempunyai ciri utama
yaitu sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil
secara random dari populasi tertentu. Atau dengan kata lain dalam true experiments pasti ada
kelompok kontrol dan pengambilan sampel secara random. Selanjutnya, jenis penelitian yang
termasuk dalam true experiments adalah: pretest post tes control group design, posttest-only

12
control group design, extension softrue experimental design, multi group design, randomized
block design, latin square design, factorial design.

Adapun penjelasan mengenai jenis-jenis penelitian tersebut dapat dielaborasi sebagai berikut.

a) Pretest-post tes control group design, desain ini terdapat dua grup yang dipilih secara
random kemudian diberi pretest untuk mengetahui perbedaan keadaan awal antara group
eksperimen dan group kontrol. Hasil pretest yang baik adalah jika nilai group eksperimen
tidak berbeda secara signifikan.
b) Post test-only control group design, desain ini terdapat dua kelompok yang masing-
masing dipilih secara random (R). Grup pertama diberi perlakuan (X) dan grup yang lain
tidak.
3. Factorial Desing

Desain merupakan modifikasi dari design true experimental, yaitu dengan


memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan
terhadap hasil. Semua grup dipilih secara random kemudian diberi pretest. Grup yang akan
digunakan untuk penelitian dinyatakan baik jika setiap kelompok memperoleh nilai pretest
yang sama.

4. Quasi experiments

Quasiexperiments disebut juga dengan eksperimen pura-pura. Bentuk desain ini


merupakan pengembangan dari true experimental design yang sulit dilaksanakan. Desain ini
mempunyai variabel kontrol tetapi tidak digunakan sepenuhnya untuk mengontrol variabel
luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain digunakan jika peneliti dapat
melakukan kontrol atas berbagai variabel yang berpengaruh, tetapi tidak cukup untuk
melakukan eksperimen yang sesungguhnya. Dalam eksperimen ini, jika menggunakan
random tidak diperhatikan aspek kesetaraan maupun grup kontrol. Bentuk-bentuk quasi
experiments antara lain:

a) Time Series Design: ciri desain ini adalah grup yang digunakan tidak dapat dipilih secara
random. Sebelum diberi perlakuan, grup diberi pretest sampai empat kali, dengan
maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan grup sebelum diberi
perlakuan. Jika hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti
grup tersebut dalam kondisi tidak stabil dan tidak konsisten. Setelah kondisi tidak labil
maka perlakuan dapat mulai diberikan.

13
b) Nonequivalent control group design: desain ini hampir sama dengan pretest-post test
control group design, tetapi pada desain ini group eksperimen maupun group kontrol
tidak dipilih secara random.

E. Perencanaan dan Pelaksanaan Penelitian


1. Perencanaan
a) Subjek Penelitian

Kepada siapa penelitian eksperimental akan dilakukan, dalam perencanaan penelitian


perlu dijelaskan lebih rinci lagi karena hal ini berkaitan dengan sampel dan populasi
penelitian. Pada perencanaan penelitian subjek lebih terkait kepada sampel, yaitu
kelompok kecil dari populasi yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam perencanaan
peneliti perlu menuliskan semua informasi penting yang relevan mengenai karakyteristik
subjek. Hal ini dilakukan agar sampel yang dipilih tidak berbeda dengan populasi, karena
pengambilan sampel ini berkaitan dengan validitas eksternal atau sejauhmana hasil
penelitian nanti dpaat digeneralisasikan. Selai itu pemilihan subjek juga berkaitan dengan
tipe penelitian.

b) Peralatan

Peralatan termasuk juga alat ukur VT, alat manipulasi VB, dan juga peralatan
pendukung penelitian lainnya, seperti perekam, stopwatch, atau pengeras suara. Semua
peralatan yang digunakan harus dalam keadaan baik dan perlu diperiksa sebelum
penelitian dilaksanakan agar hasil penelitian akurat.

c) Prosedur

Meliputi semua kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitian mulai dari awal
sampai berakhirnya pelaksanaan penelitian. Prosedur ini perlu dituliskan secara rinci
sehingga peneliti dapat menjalankan penelitian secara benar serta memungkinkan
peneliti lain untuk melakukan replikasi terhadap penelitian tersebut.

d) Teknik Analisis Data

Harus sudah ditentukan sebelum penelitian dilakukan, berkaitan dengan cara


pengukuran VT dan penggunaan rumus statistic yang sesuai masalah dan hipotesis
penelitian. Dalam penelitian eksperimental biasanya teknik analisis data yang digunakan
adalah uji-t, uji-F anavar satu jalan, uji-f factorial, dan chi-kuadrat.

14
e) Uji Coba (Pilot Study)

Sebelum penelitian dilaksanakan, sebaiknya dilakukan penelitian dalam skala kecil


(uji coba), tujuannya agar semua yang direncanakan dapat berjalan dengan baik dan
dapat mengantisipasi kesalahan/gangguan yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan
nantinya.

2. Pelaksanaan

Dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Bila kondisi
pelaksanaan penelitian tidak sesuai dengan perencanaan, usahakan agar tidak menyimpang
terlalu jauh. Agar validitas penelitian (eksternal dan internal) tetap tinggi. Jika pelaksanaan
tidak sejalan dengan perencanaan, maka dalam laporan penelitian perlu disampaikan
alasannya.

F. Menganalisis Hasil Penelitian


Setelah penelitian selesai dilakukan, maka telah diperoleh pula hasil pengukuran variabel
terikat daris etiap subjek. Selanjutnya adalah menjawab masalah penelitian atau menguji
hipotesis. Perhitungan statistic dilakukan sesuai dengan teknik analisis data yang telah
ditetapkan sebelumnya, perhitungan dapat dilakukan secara manual, dengan bantuan
kalkulator, ataupun dengan program computer yang sudah ada (SPSS, Excel, SAS, dan
sebagainya). Sebelum melakukan analisis data, peneliti perlu memperhatikan beberapa
asumsi yang mendasari penggunaan analisis statistic, yaitu: pertama, distribusi dari populasi
adalah normal. Kedua, varians dalam setiap kelompok adalah sama (homogen). Ketiga, nilai
VT hanya mengukur variabel tertentu dan tidak mengukur variabel lain. Jenis data tertentu
membutuhkan teknik analisis statistic tertentu. Oleh karena itu peneliti harus mengetahui
dengan pasti jenis skala yang digunakan dalam pengukuran VT agar dapat menggunakan
teknik statistic yang tepat. Untuk mengetahui signifikansi dari hasil perhitungan yang
diperoleh, biasanya bisa melihat dari tabel standar dari masing-masing teknik uji statistik

G. Membuat Kesimpulan
Kesimpulan penelitian adalah pernyataan singkat tentang hasil analisis dan pembahasan
tentang hasil pengetesan hipotesis yang telah dilakukan sebelumnya. Kesimpulan berisi
jawaban atas pertanyaan yang diajukan pada bagian rumusan masalah. Keseluruhan jawaban
hanya terfokus pada ruang lingkup pertanyaan dan jumlah jawaban disesuaikan dengan
jumlah rumusan masalah yang diajukan. Dari interpretasi terhadap hasil perhitungan statistik,

15
kita dapat menerima atau menolak H0. Bila H0 diterima berarti Ha tidak didukung oleh data
begitu pula sebaliknya.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Perbedaan penelitian eksperimental dibandingkan penelitian ilmiah lain adalah pada
bagaimana variabel bebas (VB) dimanipulasi dan bagaimana variabel sekunder di kontrol.
Namun demikian secara, keseluruhan tahap-tahap penelitian ini sama dengan tahap-tahap
pada penelitian lainnya. Ada tujuh tahap di mulai dari memilih ide atau topik penelitian, lalu
merumuskan masalah dan hipotesis penelitian, tahap berikutnya menentukan variabel
penelitian, ada juga tahap menentukan tipe dan desain penelitian, tahap perencanaan dan
pelaksanaan penelitian, lalu tahap menganalisis data, dan tahap terakhir yaitu tahap
pembuatan kesimpulan dari penelitian.

B. Saran
Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis dengan senang hati
bersedia menerima segala kritik dan saran yang membangun untuk kebaikan penulisan dalam
menyusun makalah yang akan datang.

16
DAFTAR PUSTAKA
Mahdiyah. 2016. Materi Pokok Studi Mandiri Dan Seminar Proposal Penelitian. Banten:
Universitas Terbuka.
Senati, Liche, dkk. 2017. Psikologi Eksperimen. Jakarta: PT INDEKS.
Setyawan, Dodiet Aditya. 2014. Handout Metodologi Penelitian: Hipotesis. Surakarta:
Politeknik Kesehatan Surakarta.
Suganda, Tarkus. 2012. Bagaimana Mendapatkan Ide Penelitian. Bandung: Universitas
Padjajaran.
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Edisi Kedua Cet. ke-1.
Bandung: ALFABETA.

17

Anda mungkin juga menyukai