Sebelum bergabung, setiap peserta wajib memahami penggunaan software ZOOM. Peserta dapat
mengunduhnya aplikasi terlebih dahulu atau menggunakan browser.
1. Peserta bergabung dalam room melalui tautan yang sudah dikirimkan panitia melalui email masing-
masing atau group whatsapp. Peserta akan diundang di dalam group sesuai dengan jenis pelatihannya.
Mohon untuk menghubungi narahubung masing-masing pelatihan apabila peserta belum dikirimkan
undangan tersebut. Undangan tautan room terdapat 2 kali yaitu undangan sesi umum dan undangan
sesi pilihan.
2. Pastikan peserta bergabung pada room sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Seluruh peserta
diharapkan bergabung room maksimal 5 menit sebelum dimulai dan wajib meninggalkan room setelah
berakhir
3. Peserta menggunakan virtual background
4. Peserta wajib menghidupkan video dan mematikan suara saat pemaparan materi
5. Peserta aktif menyimak semua materi yang disampaikan
6. Peserta wajib mengubah nama sesuai dengan format “nama lengkap_asal perusahaan/instansi”
7. Apabila mengajukan pertanyaan, peserta melakukannya melalui room chat atau raise hand pada zoom.
Mekanisme tanya jawab dengan metode yang berbeda pada sesi pilihan dapat dilakukan disesuaikan
dengan ketentuan masing-masing narasumber
8. Peserta wajib mengisi daftar hadir baik pada sesi umum maupun pada sesi pilihan. Informasi (nama,
asal instansi, dll) yang diisi disarankan sama dengan lembar konfirmasi. Peserta yang tidak mengisi
daftar hadir dianggap tidak mengikuti pelaksanaan kegiatan
9. Apabila terdapat pretest dan posttest, peserta wajib mengisi dan menjawab dengan benar. Nilai post-
test dan kehadiran akan menjadi pertimbangan dalam penerbitan sertifikat
10. Sertifikat yang diterbitkan akan berbentuk e-certificate dan dikirimkan ke email yang ada pada lembar
konfirmasi.
B. AGENDA
13.00 – 17.00
(hari ke-1) (5) Awareness Penerapan SNI ISO/IEC
17025:2017 (Persyaratan Umum Kompetensi Bapak Taufik Hidayat (BSN)
09.00 – 15.00 Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi)
(hari ke-2)
13.00 – 16.00 (6) Awareness Penerapan SNI ISO 14001:2015
(hari ke-1) (Sistem Manajemen Lingkungan - Persyaratan Bapak Ali Akbar
09.00 – 16.00 dan Panduan Penggunaan) dan Sosialisasi (Praktisi ISO 14001)
(hari ke-2) Regulasi Terkait Lingkungan
13.00 – 17.00
(11) Awareness Penerapan SMK3 (Sistem
(hari ke-1) Bapak Akbar Andican
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja -
09.00 – 15.00 (Asesor Kompetensi SMK3)
Persyaratan dan pedoman penggunaan)
(hari ke-2)
1. Sosialisasi Tata Cara Permohonan dan Verifikasi Sertifikasi TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri),
tanggal 24 Juni 2021
2. Sosialisasi Tata Cara Permohonan dan Nomor Pendaftaran Barang (NPB) untuk SNI Wajib dan Tata
Cara Mendapatkan Lisensi Tanda SNI untuk SNI Produk Sukarela, tanggal 24 Juni 2021
3. Sosialisasi Peraturan Pemerintah (PP) 5 Tahun 2021 dan Perka BKPM No 3 Tahun 2021 tentang Sistem
Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Terintegrasi secara Elektronik, tanggal 24 Juni 2021
4. Success Story Road To Lighthouse Industry 4.0, tanggal 24 Juni 2021
5. Awareness Penerapan SNI ISO/IEC 17025:2017 (Persyaratan Umum Kompetensi Laboratorium
Pengujian dan Kalibrasi), tanggal 24-25 Juni 2021
6. Awareness Penerapan SNI ISO 14001:2015 (Sistem Manajemen Lingkungan - Persyaratan dan
Panduan Penggunaan) dan Sosialisasi Regulasi Terkait Lingkungan Hidup di Industri, tanggal 24-25
Juni 2021
7. Awareness Penerapan dan Sertifikasi Sistem Jaminan Halal dan HACCP di Industri, tanggal 24-25 Juni
2021
8. Awareness Penerapan SNI ISO 9001:2015 (Sistem Manajemen Mutu) Secara Aplikatif, tanggal 24-25
Juni 2021
9. Awareness Penerapan SNI ISO 19011:2018 (Pedoman Audit Sistem Manajemen), tanggal 24-25 Juni
2021
10. Awareness Penerapan IATF 16949:2016 (Particular Requirements for The Application of ISO 9001 for
Automotive Production and Relevant Service Part Organizations), tanggal 24-25 Juni 2021
11. Awareness Penerapan SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja -Persyaratan dan
pedoman penggunaan), tanggal 24-25 Juni 2021
E. INFORMASI DETAIL SOSIALISASI DAN PELATIHAN
2. Workshop Tata Cara Permohonan dan Penerbitan Sertifikat Merek, tanggal 24 Juni 2021
Merek merupakan tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau
kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan
perdagangan barang atau jasa. Hak atas merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada
pemilik merek yang terdaftar dalam daftar umum merek untuk jangka waktu tertentu dengan
menggunakan sendiri merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain untuk menggunakannya
Permohonan Pendaftaran dapat dilakukan dengan dua cara, yakni secara elektronik dan non-elektronik.
Permohonan secara elektronik dapat dilakukan melalui laman resmi Direktorat Jenderal, sedangkan
permohonan secara non-elektronik dapat dilakukan melalui loket Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual
(DJKI) di Jakarta maupun melalui kantor wilayah terdekat.
1. Sosialisasi Tata Cara Permohonan dan Verifikasi Sertifikasi TKDN (Tingkat Kandungan Dalam
Negeri), tanggal 24 Juni 2021
TKDN adalah besaran kandungan yang berasal dari dalam negeri, yakni Indonesia, pada barang, jasa serta
gabungan barang dan jasa. Ketentuan tentang TKDN bersifat wajib untuk sejumlah kegiatan produksi
sehingga setiap perusahaan, terutama perusahaan berskala nasional dan internasional harus
mengikutinya. Untuk memastikan industri mematuhi regulasi tersebut, pemerintah melakukan verifikasi
dengan cara menghitung nilai TKDN barang/jasa serta bobot manfaat perusahaan. Proses verifikasi
meliputi proses produksi, mesin yang digunakan, tenaga kerja baik langsung maupun tidak langsung, biaya
tidak langsung pabrik seperti penggunaan listrik, gas, telepon dan lain-lain.
2. Sosialisasi Tata Cara Permohonan dan Nomor Pendaftaran Barang (NPB) untuk SNI Wajib dan
Tata Cara Mendapatkan Lisensi Tanda SNI untuk SNI Produk Sukarela, tanggal 24 Juni 2021
Nomor Pendaftaran Barang (NPB) adalah identitas yang diberikan pada barang produksi dalam negeri atau
barang impor yang telah diberlakukan SNI dan/atau Persyaratan Teknis secara wajib, dan digunakan
sebagai instrumen ketertelusuran mutu Barang. NPB ini wajib dicantumkan pada barang dan/atau
kemasan sebelum produk dipasarkan/diperdagangkan. Khusus bagi importir, NPB wajib pula dicantumkan
didalam Pemberitahuan Impor Barang (PIB). Pelaku usaha memperoleh NPB berdasarkan Sertifikat
kesesuaian dalam hal ini Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT-SNI) yang diterbitkan oleh
Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) yang telah terdaftar di Kementerian Perdagangan. Proses
pengajuannya melalui sistem pelayanan perizinan yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Perlindungan
Konsumen dan Tertib Niaga Kementerian Perdagangan.
Selain SNI produk yang diwajibkan oleh kementrian teknis, BSI juga memiliki lebih dari 160 lingkup SNI
sukarela. Benefit yang diperoleh dapat berupa meningkatkan kepercayaan pelanggan yang tidak dimiliki
oleh produk sejenis yang tidak berstandar SNI. BSI juga dapat memfasiltasi kepentingan industri dalam
negeri untuk produk SNI yang di luar dari 160 lingkup yang sudah ada. Ada berbagai tahapan yang
dilakukan oleh BSI (khususnya bagian pengembangan jasa) dalam hal ini seperti pengkajian ulang standar,
pengembangan skema, evaluasi daya dukung pengujian dan SDM (auditor, PPC, dan pengkaji dokumen),
serta tahapan proses akreditasi untuk mendapatkan ruang lingkup baru.
3. Sosialisasi Peraturan Pemerintah (PP) 5 Tahun 2021 dan Perka BKPM No 3 Tahun 2021 tentang
Sistem Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Terintegrasi secara Elektronik, tanggal 24 Juni 2021
Mirip dengan NIK bagi penduduk Indonesia, NIB adalah nomor identitas bagi sebuah perusahaan. Fungsi
NIB ini menggantikan beberapa izin sebelumnya. Izin yang digantikan dengan NIB adalah TDP(Tanda
Daftar Perusahaan), API (Angka Pengenal Impor), juga akses kepabeanan sebagai eksportir dan importir.
NIB dapat diperoleh secara online menggunakan platform terbaru pemerintah yaitu OSS (Online Single
Submission). Dengan adanya NIB, setiap pelaku usaha dengan bentuk badan usaha/non badan usaha kini
memiliki nomor identitas nasional sebagai pengenal. Platform OSS bisa digunakan untuk berbagai jenis
badan usaha seperti CV, PT, usaha perorangan ataupun PMA (Perusahaan Modal Asing). OSS juga
berintegrasi dengan berbagai kementrian seperti misalnya Kementerian Hukum dan HAM sehingga data
yang ada di instansi lain terhubung dan bisa diakses untuk percepatan pengurusan perizinan. Misalnya jika
pelaku usaha menggunakan badan hukum seperti PT (Perseroan Terbatas), nomor Akta dan SK yang sudah
dikeluarkan dan terdaftar di database Kemenkumham akan terintegrasi di OSS.
7. Awareness Penerapan dan Sertifikasi Sistem Jaminan Halal dan HACCP di Industri, tanggal 24-25
Juni 2021
Sistem Halal-HACCP adalah pendekatan untuk menganalisis potensi bahaya dan bahan haram (terlarang)
selama pengolahan pangan yang dapat mengganggu kesehatan dan melanggar hukum agama (Islam).
Pendekatan ini mengacu pada sistem HACCP dan HCCP. Tujuan sertifikasi pada produk pangan, obat-
obatan, kosmetika dan produk lainnya dilakukan untuk memberikan kepastian status kehalalan, sehingga
dapat menenteramkan batin konsumen dalam mengonsumsinya. Kesinambungan proses produksi halal
dijamin oleh produsen dengan cara menerapkan Sistem Jaminan Halal. Salah satu data yang diperlukan
adalah dokumen Sistem Jaminan Halal (SJH), yakni merupakan dokumentasi dokumen SJH di perusahaan
yang mencakup implementasi 11 kriteria SJH sesuai dengan HAS 23000 yaitu: kebijakan, tim manajemen,
pelatihan, bahan, fasilitas produksi, produk, prosedur tertulis aktivitas kritis, kemampuan telusur,
pemahaman produk tidak memenuhi kriteria, audit internal, dan kaji ulang manajemen.
8. Awareness Penerapan SNI ISO 9001:2015 (Sistem Manajemen Mutu) Secara Aplikatif, tanggal 24-
25 Juni 2021
Industri yang telah menerapkan SNI ISO 9001:2015 diharapkan dapat menghasilkan produk yang
konsisten dan berkualitas sehingga daya saing industri semakin meningkat. Melalui penerapan SNI ISO
9001:2015, industri akan mampu memastikan kebutuhan dan ekspektasi konsumen secara global di dunia
internasional. Pelatihan ini disajikan dalam bentuk yang lebih aplikatif dengan lebih menekankan kepada
implementasinya di pabrik dengan berbagai study kasus yang ada.
9. Awareness Penerapan SNI ISO 19011:2018 (Pedoman Audit Sistem Manajemen), tanggal 24-25
Juni 2021
Untuk melakukan proses pengawasan terhadap system manajemen, dibuatlah ISO 19011, sebagai panduan
untuk mengaudit sistem manajemen, menawarkan pendekatan yang seragam dan selaras, yang
memungkinkan dilakukannya audit yang efektif pada beberapa sistem secara bersamaan. ISO 19011
berlaku untuk semua organisasi yang perlu melakukan audit internal atau eksternal sistem manajemen
atau mengelola program audit. Ini dapat diterapkan oleh beberapa pengguna, termasuk auditor, organisasi
yang menerapkan sistem manajemen dan organisasi yang perlu melakukan audit sistem manajemen untuk
alasan kontrak atau peraturan. ISO 19011 juga memberikan panduan tentang audit eksternal, termasuk
sertifikasi dan audit vendor, yang mendukung penerapan standar sistem manajemen.
10. Awareness Penerapan IATF 16949:2016 (Particular requirements for the application of ISO
9001 for automotive production and relevant service part organizations), tanggal 24-25 Juni 2021
Mulai dari 1 Oktober 2017, diputuskan bahwa penerapan QMS untuk industri otomotif sudah harus
menggunakan standard IATF 16949. IATF 16949 memuat tiga persyaratan yakni ISO 9001:2015,
Persyaratan otomotif dan Persyaratan pelanggan. Tujuan dari standar IATF ini adalah mengembangkan
QMS yang menjalankan perbaikan berkelanjutan, meningkatkan pencegahan kerusakan produk dan
mengurangi variasi dan pemborosan pada rantai pasokan.
11. Awareness Penerapan SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja -
Persyaratan dan Pedoman Penggunaan), tanggal 24-25 Juni 2021
Berdasarkan Peraturan Pemerintah 50 tahun 2012 tentang implementasi SMK3 yang menerangkan bahwa
perusahaan harus menerapkan SMK3. Kewajiban tersebut sebagaimana diatur bagi perusahaan dengan
ketentuan : Memperjakan karyawan / buruh minimal 100 orang atau mempunyai tingkat bahaya tinggi
dalam proses bsinisnya. Selain sebagai syarat tender, Implementasi SMK3 akan sangat membantu dalam
“accident prevention” suatu perusahaan. Penerapan SMK3 adalah upaya penyerasian antara kapasitas
kerja, beban kerja, dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara aman dan sehat tanpa
membahayakan dirinya maupun masyarakat sekelilingnya sehingga diperoleh produktivitas kerja yang
optimal. Menurut Permenakertrans, SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara
keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
kerja yang aman, efisien, dan produktif. Untuk menjamin penerapan dan keperluan administratif Sistem
Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja wajib dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Perlu
dilakukan audit sertifikasi oleh lembaga yang berwenang
F. KETENTUAN DAN TATA CARA HADIAH