Anda di halaman 1dari 3

TEMA: SEMANGAT KARTINI, SEMANGAT BERKARYA MEMBANGUN INDONESIA

JUDUL: RISET SEBAGAI REFLEKSI SEMANGAT BERKARYA KARTINI MODERN


DALAM UPAYA MEMAJUKAN INDONESIA

Mariani

24mariani@gmail.com

Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin

Dalam beberapa budaya di Indonesia seringkali memegang prinsip patriaki yang


mengedepankan kepentingan laki-laki daripada perempuan. Secara umumpun muncul stigma yang
melekat dikalangan masyarakat bahwa perempuan merupakan kaum lemah yang menjadi sasaran
kekerasan, diskriminasi, pendidikan rendah dan lain sebagainya. Terkadang ada pula muncul
anggapan bahwa perempuan tidak pantas melebihi kesuksesan laki-laki, karena di anggap
mempermalukan laki-laki. Padahal laki-laki dan perempuan sudah seharusnya saling mendukung
satu sama lain, bukan malah mengekang kesempatan untuk maju kedepan atau malah dianggap
sebagai saingan.

Sejak puluhan tahun lalu, seorang perempuan dari tanah Jawa, Jepara bernama Raden
Ajeng Kartini atau yang lebih dikenal dengan sebutan RA Kartini telah memperjuangkan
kebebasan dan hak perempuan, yang kini sudah bisa dirasakan oleh semua kaum perempuan di
Indonesia. Dimana, semua perempuan bisa mengenyam pendidikan setinggi apapun dan mengejar
karir yang diinginkan. Sehingga, RA Kartini di anggap sebagai pahlawan nasional dari simbol
gerakan emansipasi perempuan. Pikirannya mewakili semangat, yang memungkinkan dapat
mengaktualisasikan diri dan memperjuangkan kesetaraan (Krisna, 2021)

Beberapa hari lalu, Indonesia memeringati Hari kartini dan sepatutnya menjadi momentum
untuk merefleksikan kembali bahwa perempuan memiliki sosok yang berperan penting juga dalam
kemajuan sebuah bangsa. Belajar dari Ibu RA Kartini, di usianya yang tidak panjang beliau mampu
meletakkan pondasi yang kuat bagi perempuan Indonesia untuk terus memperbaiki kualitas diri
dan memberikan yang terbaik bagi bangsa. Dia juga mendorog perempuan untuk menciptakan
legacy (warisan) bagi masa depan Indonesia untuk generasi mendatang (Wahyuni, 2021).

1
Perjuangan RA Kartini telah menginspirasi kaum perempuan untuk meningkatkan peran serta
dalam semua aspek kehidupan. Menteri Riset dan Teknologi (Mentristek)/ Kepala BRIN Bambang
Broadjonegoro menuturkan kalimat ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’ mampu menginspirasi
semangat perempuan di masa lalu hingga saat ini. Semangat itulah yang perlu kita teladani dalam
berkarya. Di tengah kondisi pandemi Covid-19 dan keterbatasan lain yang ada tidak menjadi
penghalang bagi perempuan Indonesia untuk berkarya.

Kemajuan suatu negara, salah satunya dapat dilihat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Hal ini juga tentu harus di dukung oleh sumberdaya manusia yang memadai, dalam hal
ini adalah keberadaan peneliti. Namun, di Indonesia potensi sumberdaya dalam bidang riset masih
rendah (Zannati, 2015). Berdasarkan penelitian UNESCO (United Nations Educational, Scientific
and Cultural) pada tahun 2018 lalu, perempuan yang berpartisipasi dalam Riset dan Pengembangan
(R&D) hanya sebanyak 29% (databoks, 2018). Sehingga, perempuan Indonesia harus lebih
semangat berkarya dalam bidang riset.

Menurut PERPRES No. 38 Tahun 2018, Pasal 1 tentang Rencana Induk Riset Nasional
Tahun 2017-2045 menyatakan bahwa riset adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan
pengkajian ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka wajar jika riset di anggap sebagai salah satu
cara untuk memajukan Indonesia dalam bidang lmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini bisa kita
lihat dengan apabila seseorang yang terjun dalam dunia riset, maka seseorang perlu memiliki
banyak ilmu pengetahuan untuk mencari solusi dari permasalahan yang terjadi yang berupa teori.
Yang tentunya hal ini akan menaikan angka literasi baca Indonesia. Dimana literasi baca Indonesia
menunjukan angka yang rendah yaitu berada di posisi 50 dari 113 negara yang berdasarkan Human
Capital Index 4.0 pada tahun 2019 (Agung, 2021). Sebagai seorang peneliti juga perlu pemahaman
mengenai teknologi dengan baik, dimana ia wajib bisa mengaplikasikan komputer yang
berhubungan dengan kepenulisan dan riset. Sebagai contoh menggunakan SPSS dalam uji validitas
untuk metode kuantitatif. Dalam dunia riset, seorang peneliti juga harus memiliki kemampuan
menulis yang baik. Jika kita melihat sosok RA Kartini beliau juga merupakan orang yang kutu
buku dan penulis. Bahkan pendapat lain (Gerintya, 2019) menyebutkan bahwa negara maju
percaya bahwa riset berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Salah satunya adalah
dengan meningkatkan rasio pengeluaran penelitian dan pengembangan terhadap Produk Domestik
Bruto (PDB) atau Gross Expenditure on R&D (GERD).

2
Dengan demikian, salah satu bentuk semangat berkarya seperti Kartini adalah dengan
menjadi peneliti. Untuk menjadi peneliti memang tidaklah mudah, karena perlu rajin membaca,
mengkaji ilmu pengetahuan, memiliki kecakapan dalam kepenulisan, kemahiran dalam
menggunakan teknologi dan lain sebagainya. Jika perempuan terjun dalam dunia riset, maka ia
mampu menunjukan bahwa dirinya bisa mengimplementasikn sosok RA Kartini, dimana beliau
dikenal dengan sebagai seorang kutu buku dan penulis. Hal ini pun juga serupa dengan apa yang
dilakukan oleh seorang peneliti, ia perlu banyak referensi untuk membaca dan tentunya juga
menuliskan hasil tulisan dalam jurnal. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan
riset dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, kepenulisan, literasi baca, bahkan
ekonomi untuk menuju Indonesia maju.

DAFTAR PUSTAKA
Agung, I. (2021). (F. Hadi, Editor) Retrieved from
https://wartakota.tribunnews.com/2021/01/28/minat-baca-di-indonesia-masih-rendah-
perbaikan-di-hulu-tentukan-kualitas-literasi
databoks. (2018, 8 27). Retrieved from
https://databoks/katadata.co.id/datapublish/2018/08/27/perempuan-asia-tenggara-dalam-
industri-riset-dan-pengembangan-sains
Gerintya, S. (2019, June 24). Retrieved from https://amp/tirto.id/kualitas-pendidikan-dan-riset-
indonesia-rendah-inovasi-tersendat-ecWM
Krisna, M. (2021, April 2006). Retrieved from https://dikti.kemendikbud.go.id/kabar-
dikti/kampus-kita/ui-dorong-keadilan-gender-lewat-pendidikan-riser-dan-inovasi/
PERPRES. (2018). Rencana Induk Nasional Tahun 2017-2045.
Wahyuni, N. C. (2021, April 21). Retrieved from
https://www.beritasatu.com/nasional/763347/menristek-perempuan-indonesia-mampu-
hasilkan-inovasi-yang-hebat
Zannati, A. (2015). Menjadi saintis dan membangun bangsa. BioTrend, 6(2), 4-7.

Anda mungkin juga menyukai