Anda di halaman 1dari 7

Asuhan keperawatan

HIV AIDS

DisusunOleh :

NAMA: MUHAMMAD AL-AZZIZ

NIM: 2019206203059

KELAS: 4 B (REGULER)

PRODI S1 ILMU KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

2020/2021
PENGKAJIAN

a. ALASAN MASUK

Klien masuk ke rumah sakit A atau rujukan dari Rumah sakit B IGD pada tanggal 28 maret 2021 dengan
keluhan demam hilang timbul sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit. Dan diare tak kunjung sembuh.

b. PENGKAJIAN BIOLOGIS

Secara imunologis, sel T yang terdiri dari limfosit T-helper, disebut limfosit CD4+ akan mengalami
perubahan baik secara kuantitas maupun kualitas. HIV menyerang CD4+ baik secara langsung maupun tidak
langsung. Secara langsung, sampul HIV yang mempunyai efek toksik akan menghambat fungsi sel T (toxic
HIV). Secara tidak langsung, lapisan luar protein HIV yang disebut sampul gp 120 dan anti p24 berinteraksi
dengan CD4+ yang kemudian menghambat aktivasi sel yang mempresentasikan antigen (APC).

Setelah HIV melekat melalui reseptor CD4+ dan co-reseptornya bagian sampul tersebut melakukan fusi
dengan membran sel dan bagian intinya masuk ke dalam sel membran. Pada bagian inti terdapat enzim
reverse transcripatase yang terdiri dari DNA polymerase dan ribonuclease. Pada inti yang mengandung
RNA, dengan enzim DNA polymerase menyusun kopi DNA dari RNA tersebut.Enzim ribonuclease
memusnahkan RNA asli.Enzim polimerase kemudian membentuk kopi DNA kedua dari DNA pertama yang
tersusun sebagai cetakan.

Kode genetik DNA berupa untai ganda setelah terbentuk, maka akan masuk ke inti sel. Kemudian oleh enzim
integrase, DNA copi dari virus disisipkan dalam DNA pasien. HIV provirus yang berada pada limfosit CD4+,
kemudian bereplikasi yang menyebabkan sel limfosit CD4 mengalami sitolisis (Stewart, 1997). Virus HIV
yang telah berhasil masuk dalam tubuh pasien, juga menginfeksi berbagai macam sel, terutama monosit,
makrofag, sel-sel mikroglia di otak, sel – sel hobfour plasenta, sel-sel dendrit pada kelenjar limfe, sel- sel
epitel pada usus, dan sel langerhans di kulit. Efek dari infeksi pada sel mikroglia di otak adalah encepalopati
dan pada sel epitel usus adalah diare yang kronis (Stewart, 1997). Gejala-gejala klinis yang ditimbulkan
akibat infeksi tersebut biasanya baru disadari pasien setelah beberapa waktu lamanya tidak mengalami
kesembuhan. Pasien yang terinfeski virus HIV dapat tidak memperlihatkan tanda dan gejala selama
bertahuntahun.Sepanjang perjalanan penyakit tersebut sel CD4+ mengalami penurunan jumlahnya dari
1000/ul sebelum terinfeksi menjadi sekitar 200 – 300/ul setelah terinfeksi 2 – 10 tahun.

c. PENGKAJIAN PSYIKOLOGIS.

1. Prilaku Verbal

 cara menjawab :Klien dapat menjawab setiap pertanyaan yang di beri kan walaupun jawaban nya
kurang jelas.

 Cara memberi informasi :pasien menjawab setiap pertanyaan dengan kooperatif

2. Prilaku non verbal

 Klien dibantu dalam melakukan aktifitas.


 Prilaku non verbal klien , klien tampak sering mengeluh kan penyakitnya, meringis kesakitan

3. Keadaan Emosi

 Keadaan emosi klien terlihat tidak stabil ,dan emosi pada saat berbicara dengan waktu yagn mulai lama,
klien mudah terainggung ketika berbicara tentang penyakit nya.

4. Persepsi penyakit

 Klien beranggapan penyakit ini adalah datangnya dari ALLAH dan sebagai cobaan untuk lebih dekat
lagi dengan Nya

5. Konsep diri

 Klien sebagai laki laki dan berperan sebagai kepala keluarga.

6. Adaptasi

d. DATA SOSIAL

1. Pola komunikasi

Komunikasi klien dengan perawat kurang baik, klien cenderung menutup diri.

2. Orang yang dapat memberi rasa nyaman

Istri adalah orang yang dapat membuat kline merasa nyaman.

3. Orang yang paling berharga bagi pasien

Orang yang paling berharga bagi klien adalah istri nya.

4. Hubungan dengan keluarga dan masyarakat

Hubungan klien dengan keluarga baik, namun dengan lingkungan sekitar klien merasa dijauhi karena
penyakit nya.

e. KEMUNGKINAN DIAGNOSA YANG MUNCUL.

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan nafsu makan

2. Nyeri akut b.d agen injuri fisik

3. Intoleransi aktivitas b.d penurunan nafsu makan

4. Perubahan eliminasi BAB

5. Kelelahan b/d status penyakit, anemia, malnutrisi

6. risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan faktor :Penurunan respon imun , kerusakan kulit.
( Buku Nanda,NIC,NOC)

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No diagnosa Noc Nic


Ketidak seimbangan nutrisi
Tujuan : Kaji adanya alergi
kurang dari kebutuhan tubuh b.d Nutritional Status : makanan
penurunan nafsu makan Nutritional Status : food and Fluid Monitor adanya
Intake penurunan berat badan
Nutritional Status: nutrient Intake. Monitor adanya mual,
muntah dan diare.
Kriteria hasil : Monitor jumlah nutrisi
Adanya peningkatan berat dan kandungan kalori
badan sesuai dengan tujuan. Monitor kadar albumin,
Berat badan klien ideal sesuai Hb dan Ht 7
dengan tinggi badan. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan jumlah
Tidak ada nya tanda-tanda
kalori dan nutrisi yang
malnutrisi.
dibutuhkan pasien .
Menunjukan peningkatan fungsi
menelan
Mampu mengidentifikasi kebutuhan
nutrisi.

Nyeri akut b.d agen injuri fisikTujuan: pengkajian nyeri secara


Mengurangi rasa nyeri komprehensif termasuk lokasi,
Mengontrol nyri karakteristik, durasi, frekuensi,
Monitor sekala nyeri. kualitas dan faktor presipitasi.
control lingkungan yang
Kriteria hasil: dapat mempengaruhi nyeri,
seperti suhu ruangan,
pasien dapat mengontrol nyerinya.pencahayaan dan kebisingan.
skala nyeri berkurang dariskala 6 Ajarkan klien tentang
menjadi skala 4 tehnik nonfarmakologi.
Klien mengatakan nyeri nya sudah berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri.
berkurang
Ajarkan klien teknik
Klien Dapat mengenali faktor
relaksasi.
penyebab nyeri.
Intoleransi aktivitas Tujuan:
b.d Memonitoring vital sign
penurunan kekuatan otot Joint Movement : Active sebelum/sesudah latihan dan
Mobility level lihat respon pasien saat latihan.
Self care : ADLs Mengkonsultasikan
Transfer performance dengan terapi fisik tentang
rencana ambulasi sesuai dengan
kebutuhan klien.
Bantu klien untuk
Kriteria hasil: menggunakan alat bantu seperti
Aktivitas klien meningkat dalam tongkat saat berjalan.
aktivitas fisik Ajarkan pasien atau
Klien mampu Mengerti tujuan tenagadan kesehatan lain tentang
peningkatan mobilitas fisik. teknik ambulasi.
Memverbalisasikan perasaan dalam Mengkaji kemampuan
meningkatkan kekuatan dan kemampuan pasien dalam mobilisasi.
berpindah.
Klien mampu Memperagakan
penggunaan alat-alat Bantu untuk
mobilisasi.
Perubahan eliminasi BAB Tujuan : Mengevaluasi efek
Bowel elimination samping pengobatan terhadap
Fluid Balance gastrointestinal
Hydration MengInstruksikan
Electrolyte and Acid base Balancepasien/keluarga untukmencatat
warna, jumlah, frekuenai dan
KriteriaHasil : konsistensi dari feses klien.
Feses berbentuk, tidak cair. Evaluasi intake makanan
yang masuk.
Klien bab Sehari dua kali.
MengIdentifikasi factor
Klien mampu Menjaga daerah
penyebab dari diare
sekitar rectal dari iritasi .
memonitor tanda dan
Tidak mengalami diare.
gejala dari diare.
Klien mampu Menjelaskan penyebab
instruksikan pasien
diare dan rasional tendakan.
untukmakan rendah serat, tinggi
Mempertahankan turgor kulit. protein dan tinggi kalori jika
memungkinkan
berikan pendidikan
mengenai penyebab diare
Kelelahan b/d status penyakit,
Tujuan : Observasi adanya
anemia, malnutrisi Indurance aktivitas klien dalam
Concentration melakukan aktivitas yang
Energy conservation berlebih
Mencegah kelelahan yang berlebih Dorong anal untuk
mengungkapkan perasaan
terhadap keterbatasan
Kriteria hasil : Monitor nutrisi dan
Memverbalisasikan sumber energi yang adekuat
peningkatan
energi dan merasa lebih baik. Monitor pasien akan
Mampu Menjelaskan penggunaan adanya emosi secara berlebihan.
energy untuk mengatasi kelelahan Anjurkan klien dengan
pola
klien tidak merasa kelelahan yang tidur dan lamanya
berlebih tidur/istirahat pasie minimal
tidur siang 1-2 jam dan malam
hari 8 jam.
Risiko tinggi terhadap infeksi
Tujuan : Berikan obat antibiotik
berhubungan dengan faktor western blot positif dan evaluasi ke efektifannya
:Penurunan respon imun , mempertahankan imunitas dalam jamin pemasukan cairan
kerusakan kulit. tubuh. paling sedikit 2-3 liter sehari.
pertahankan kenyamanan
suhu kamar. Jaga kebersihan
Kriteria hasil :
dan keringnya kulit.
Temperature dan SDP kembali Pantau hasil JDL dan
kebatas normal, CD4 pantau temperatur setiap 4
keringat malam berkurang dan tidak
jam
ada batuk, pantau status umum
meningkatnya masukan makanan ,
( apendiks F ) setiap 8 jam
tercapai.

Anda mungkin juga menyukai