Anda di halaman 1dari 34

Standardisasi Ekstrak

Juni 2021
Parameter Spesifik
1. Identitas
• meliputi : deskripsi tata nama, nama ekstrak, bagian tanaman yg digunakan, dan nama indonesia
tanaman
2. Organoleptis
• penggunaan panca indera dalam mendeskripsikan bentuk, warna, bau, dan rasa guna pengenalan
awal yang sederhana
3. Senyawa terlarut dalam pelarut tertentu
• melarutkan ekstrak dengan pelarut (alkohol/air) untuk ditentukan jumlah larutan yang identik
dengan jumlah senyawa kandungan secara gravimetri
• Pelarut lain yg digunakan : heksan, diklormetan, methanol
• Tujuan : memberikan gambaran awal jumlah senyawa kandungan
Metode
• Sebanyak 1 g ekstrak dimaserasi dengan 25mL pelarut dengan menggunakan labu bersumbat
selama 24 jam dg digojog terus menerus selama 6 jam pertama.
• Kemudian diamkan selama 18 jam dan disaring dengan cepat untuk menghindari penguapan.
• Filtrat sebanyak 5mL diuapkan dalam cawan dangkal beralas datar yg telah ditara (W0) dg cara
didiamkan smp pelarutnya menguap dan tersisa residunya, panaskan residu pada suhu 105°C
hingga bobot tetap (W2)
• Kadar senyawa larut pelarut ttt : (W2-W0/W1)x100%
• Keterangan : W0 : bobot cawan kosong W1 : bobot ekstrak awalW2 : bobot cawan + residu yg
dioven
4. Uji kandungan kimia ekstrak
a. Pola kromatogrambertujuan memberikan gambaran awal komposisi kandungan kimia
berdasarkan pola kromatogram yang khas (analisis finger print)
Metode yang biasa digunakan : KLT atau HPLC
b. Kadar kandungan kimia tertentu
• suatu kandungan kimia baik berupa senyawa identitas (marker), senyawa kimia utama, maupun
kandungan kimia lainnya, ditetapkan kadar kandungan kimianya secara instrumental dengan
metode kromatografi.
• Metode yg digunakan : densitometri, HPLC, atau GC
Uji Kandungan Kimia Ekstrak
(Standardisasi)
• Pola Kromatogram
• Kadar Total Kandungan Kimia
• Kadar Kandungan Kimia tertentu (Senyawa Identitas)
Tipe Ekstrak
• Ekstrak Terstandar (Tipe A):
ekstrak distandardisasi terhadap senyawa berkhasiatnya
• Ekstrak Terkuantifikasi (Tipe B):
ekstrak distandardisasi terhadap kandungan yang ikut
berperan dalam khasiatnya
• Ekstrak Lain (Tipe C):
ekstrak yang distandisasi terhadap senyawa penuntun
(secara farmakologi tidak diketahui)/ marker
Ekstrak Terstandar
• Daun digitalis (Digitalis folium), glikosida digitalis sampai 5%
• Ekstrak kering senna: distandardisasi mengandung 5,5- 8,0%
glikosida hidroksiantrasene, dihitung sebagai sennosid B
• Ekstrak kering daun belladonna (Belladonnae Folium dari
Atropa belladona) distandardisasi mengandung 0,95-1,05%
alkaloid dihitung sebagai hiosiamin
Ekstrak Terkuantifikasi
1.Ginkgo biloba L, daun, kandungan:
• Flavonoid (0,5-1%): flavon dan flavonol glikosia, biflavonoid, glikosida
flavonol terasetilasi
• Terpen lakton (0,03-0,25%)
• Kandungan yg tidak diinginkan (polifenol, polisakarida, asam ginkgolat)
direduksi flavonoid glikosida (16-26%) dan terpen lakton (5-7%)
2. Hypericum perforatum L, bagian di atas tanah (herba St John`s wort)
Ekstrak Lain
Senyawa yang tidak bertanggung jawab terhadap aktifitas tetapi
diperlukan marker untuk kualitas
• Crataegus, bagian di atas tanah (Crataegi folium cum flore, howthorn)
• Passiflora incarnata L, bagian di atas tanah (Passiflorae herba, passion
flower):
Kualitatif KLT dengan baku rutin atau hiperosida
Kuantitatif : spektrofotometri atau KCKT sidik jari
Fitoekuivalen
KLT untuk Identifikasi
dan Penetapan Kadar
Produk Herbal
Kombinasi Ekstrak
Rimpang Kunyit dan Herba Sambiloto
KLT untuk Identifikasi
dan Penetapan Kadar
Produk Herbal
Kombinasi Ekstrak
Rimpang Kunyit dan Daun Jambu

Anda mungkin juga menyukai