Anda di halaman 1dari 19

Asuhan Keperawatan Klien Dengan Ketidakberdayaan Dan

Keputusasaan

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa 1


Dosen Pengampu: Sulistyo Andarmoyo, S.Kep.,Ns.,M.Kes

Disusun Oleh :

KELOMPOK 17

1. Prayudina Darmayanti (16631537)

2. Irma Citra Savitri (16631570)

PRODI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

2018

1
KATA PENGANTAR

Pujisyukurkehadirat Allah SWT yang telahmemberikanrahmat, taufik,


sertahidayah-Nya sehinggakamidapatmenyelesaikantugaspenyusunanmakalah yang
berjudul“ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN KETIDAKBERDAYAAN DAN
KEPUTUSASAAN”sesuaidenganwaktu yang
sudahdisediakan.Makalahinidisusununtukmemenuhitugasmatakuliah keperawatan
kesehatan jiwa 1.
Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak,
karena itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua
orang tua yang telah telah memberikan bantuan materiil maupun do’anya sehingga
makalah ini dapat terselesaikan. Pak Aan sebagai dosen mata kuliah keperawatan jiwa
1 di Universitas Muhammadiyah Ponorogo, yang telah banyak mengarahkan,
memotivasi dan kepercayaan yang begitu besar sehingga pembuatan makalah ini
dapat berjalan dengan lancar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga
semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang
lebih baik lagi.

Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis
berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Ponorogo, September 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan 5
BAB II KONSEP TEORI KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN
A. Pengertian 6
B. Etiologi 6
C. Patofisiologi 7
D. Manifestasi Klinis 8
E. Pencegahan 9
F. Penatalaksanaan 10
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian 11
B. Pengelompokan Data 12
C. Diagnosa13
D. Intervensi 13
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan 18
B. Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 19

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk biopsikososial yang unik dan menerapkan
sistem terbuka dan saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha untuk
mempertahankan keseimbangan hidupnya. Akan tetapi, kondisi kehidupan di
era modern seperti saat ini semakin kompleks. Proses modernisasi sangat
cepat berkembang pada masyarakat, terutama di kota-kota atau negara yang
sedang berkembang seperti halnya Indonesia tentunya dari proses modernisasi
ini akan memiliki dampak positif dan negatif. Akibatnya akan meningkatkan
beban terutama pada psikologis, sosio kultural, maupun ekonomi seseorang.
Bencana adalah fenomena alam yang datang secara tiba-tiba dan sulit
untuk di prediksikan. Kondisi ini dapat menimbulkan berbagai efek pada
kehidupan manusia diantaranya adalah respon kehilangan dan berduka.
Kehilangan dan berduka dapat diwujudkan dalam bentuk depresi, marah,
apatis, dan kehilangan kontrol terhadap suatu keadaan atau kejadian. Kondisi
inilah merupakan respon yang ditujukan oleh individu yang sedang mengalami
keadaan yang disebut dengan istilah ketidakberdayaan. Kebanyakan individu
secara subyektif mengalami ketidakberdayaan dalam bermacam-macam
situasi.
Keputusasaan berbeda dengan ketidakberdayaan, orang yang putus
asa tidak melihat adanya solusi untuk permasalahannya atau tidak menemukan
cara untuk mencapai apa yang diinginkannya. Sebaliknya orang yang tidak
berdaya masih dapat menemukan alternatif atau untuk masalah tersebut, tetapi
tidak mampu melakukan sesuatu untuk mewujudkannya karena kurangnya
kontrol dan sumber yang tersedia. Perasaan tidak berdaya yang tidak kunjung
hilang dapat menimbulkan keputusasaan. Keputusasaan biasanya terkait
dengan duka cita, depresi, dan keinginan untuk bunuh diri. Untuk individu
dengan resiko bunuh diri perawat juga harus menggunakan resiko bunuh diri.
Setiap orang pernah mengalami keputusasaan dalam hidupnya. Hal ini muncul
dalam berbagai bentuk dan merupakan sejenis perasaan yang lebih sering dan
lebih umum dirasakan daripada dilaporkan. Oleh karena itu, diperlukan
perawatan secara medis maupun asuhan keperawatan agar kasus
ketidakberdayaan dan keputusasaan ini dapat teratasi dan menurun.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep penyakit ketidakberdayaan dan keputusasaan ?


2. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien dengan ketidakberdayaan dan
keputusasaan ?

C. Tujuan

4
1. Mengetahui konsep penyakit ketidakberdayaan dan keputusasaan
2. Mengetahui Asuhan Keperawatan pada klien dengan ketidakberdayaan dan
keputusasaan

5
BAB II

KONSEP TEORI
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN

A. KETIDAKBERDAYAAN
1. Pengertian
Ketidakberdayaan merupakan kondisi ketika individu atau kelompok
merasakan kurangnya control personal terhadap sejumlah kejadian atau
situasi tertentu yang memengaruhi pandangan, tujuan, dan gaya hidup.
Namun orang yang tidak berdaya masih dapat menemukan alternatif atau
solusi untuk masalah tersebut, tetapi tidak mampu melakukan sesuatu untuk
mewujudkannya karena kurangnya kontrol dan sumber yang tersedia.
Keputusasaan berbeda dengan ketidakberdayaan.
Dalam hal ini, individu yang putus asa tidak melihat adanya solusi untuk
mengatasi masalahnya atau jalan untuk mencapai keinginannnya, bahkan ia
sangat merasa ingin memegang kendali atas hidupnya. Individu yang
tidakberdayamungkinmelihat alternative ataujawabanuntukmasalahnya,
tetapitidakmampuberbuatapa pun karenapersepsitentang control dansumber
yang ada. Ketidakberdayaan yang
berkepanjanganbisamenyebabkankeputusasaan.

2. Etiologi
Ketidakberdayaan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, ketidak
adekuatan koping sebelumnya, serta kurangnya kesempatan untuk
membuat keputusan.
Sedangkan menurut Doenges, Townsend M (2008)
1. Kesehatan lingkungan: hilangnya privasi, milik pribadi, dan kontrol
terhadap terapi
2. Hubungan interpersonal: penyalahgunaan kekuasaan, hubungan yang
kasar.
3. Penyakit yang berhubungan dengan rejimen: penyakit kronis atau yang
melemahkan kondisi.
4. Gaya hidup ketidakberdayaan: mengulangi kegagalan dan
ketergantungan.

3. Tanda dan Gejala


A. Ringan
1) Mengekspresikan ketidakpastian tentang fluktuasi tingkat energi
2) Pasif
B. Menengah
1) Marah
2) Tergantung pada orang lain
3) Menunjukkan ketidakmauan untuk merawat diri
4) Ketakutan terhadap perawat yang dianggap sebagai orang asing
5) Merasa bersalah

6
6) Tidak adanya partisipasi dalam perawatan kesehatan.
C. Berat
1) Apatis
2) Depresi
3) Ekspresi marah.

4. Jenis-jenis ketidakberdayaan
Stephenson (1979) dalam carpenito
2009menggambarkanduajenisketidakberdayaan, yaitu:
1. Ketidakberdayaansituasionalmunculpadasebuahperistiwaspesifikdanmun
gkinberlangsungsingkat.
2. Ketidakberayaandasar (traitpowerlessness)bersifatlebihmenyebar,
memengaruhipandangan, tujuan, gayahidup, danhubungan.

5. Patofisiologis
Setiap proses penyakit,baikakutmaupunkronis,
dapatberperanmenyebabkanketidakberdayaan.
Beberapasumberumumantaralain :
a) Berhubungandenganketidakmampuanberkomunikasi,
sekunderakibatcederaserebrovaskular (CVA), sindromGuilain-Barre,
intubasi.
b) Berhubungandenganketidakmampuanmelakukanaktivitassehari-hari,
sekunderakibta CVA, trauma servikal, infarkmiokard, nyeri.
c) Berhubungandenganketidakmampuanmenjalanitanggungjawabperan,
sekunderakibatpembedahan, trauma, arthritis.
d) Berhubungandengan proses penyakit yang melemahkan,
sekunderakibatsklerosis multiple, kanker terminal.
e) Berhubungandengandistorsikognitif, sekunderakibatdepresiSituasional
(Personal, Lingkungan)
f) Berhubungandenganperasaankehilangan control
danpembatasangayahidup, sekunderakibat.
g) Berhubungandengangayahidupberupaketidakmampuan (helplessness)
h) Berhubungandengan rasa takutterhadappenolakan (ketidaksetujuan)
i) Dewasa berhubungan denganperistiwakehilanganlebihdarisatu kali,
sekunderakibatpenuaan (misal. Pensiun, deficit sensori, deficit motorik,
uang, orang terdekat

B. KEPUTUSASAAN
1. Pengertian
Keputusasaan merupakan status emosional yang berkepanjangan dan
bersifat subyektif yang muncul saat individu tidak melihat adanya alternatif
lain atau pilihan pribadi untuk mengatasi masalah yang muncul atau untuk
mencapai apa yang diinginkan serta tidak dapat mengerahkan energinya
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (carpenito, 563). Keputusasaan
merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat keterbatasan

7
atau tidak ada alternatif atau pilihan pribadi yang tersedia dan tidak dapat
memobilisasi energy yang dimilikinya (NANDA, 2005).
Keputusasaan adalah keadaan emosional ketika individu merasa bahwa
kehidupannya terlalu berat untuk dijalani. Seseorang yang tidak memiliki
harapan tidak melihat adanya kemungkinan untuk memperbaiki
kehidupannya dan tidak menemukan solusi untuk permasalahannya, dan ia
percaya bahwa baik dirinya atau siapapun tidak akan bisa membantunya.

2. Etiologi
Beberapa faktor penyebab orang mengalami keputusasaan yaitu :
 Faktor kehilangan
 Kegagalan yang terus menerus
 Faktor Lingkungan
 Orang terdekat (keluarga)
 Status kesehatan (penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
 Adanya tekanan hidup

3. Manisfestasi Klinis
a. Mayor ( harus ada)
Mengungkapkan atau mengekspresikan sikap apatis yang mendalam,
berlebihan, dan berkepanjangan dalam merespon situasi yang
dirasakan sebagai hal yang mustahil isyarat verbal tentang kesedihan.
 Fisiologis :
 respon terhadap stimulus melambat
 tidak ada energi
 tidur bertambah
 Emosional :
 individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan
perasaannya tapi dapat merasakan
 tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan
pertolongan tuhan
 tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
 perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
 tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.
 Kognitif :
 Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan
kemampuan membuat keputusan
 Tidak punya kemampuan berimagenasi dan berfikir
 Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan
yang ditetapkan
 Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat
keputusan
 Adanya pikiran untuk membunuh diri

b. Minor ( mungkin ada )

8
 Fisiologis
 Anoreksia
 BB menurun
 Emosional
 Individu merasa putus asa kepada diri sendiri dan orang lain
 Merasa berada diujung tanduk
 Tegang
 Muak (merasa ia tidak bisa)
 Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang
dijalani
 Kognitif
 Penurunan kemampuan untuk menyatukan informasi yang
diterima
 Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu, masa sekarang,
masa datang
 Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
 Distorsi proses pikir dan asosiasi.
4. Akibat Keputusasaan
Akibat yang dapatditimbulkandariterjadinyakeputusasaanyaitu :
 Stres, depresi, galau
 Pola hidup yang tidak teratur
 Letih, lesu, lemahdisebabkan karena faktor psikis
 Hilang kesempatan yang ada, karena ketika kesempatan itu datang ia
sibuk dengan rasa putus asa yang ada
 Trauma; tidak lagi memiliki keberanian dan kemampuan untuk
melakukan hal yang sama karena takut akan mengalami rasa putus
asa untuk yang kedua kalinya
 Sakit dan bisa berakhir kematian.

5. Pencegahan
Di bawah ini ada beberapa cara mencegah timbulnya keputusasaanyaitu :
 Berbaik sangkalah kepada Allah. Ingat bahwa setiap yang kita alami ada
hikmahnya.
 Berpikir bahwa tidak ada kegagalan yang abadi.
 Bersikap lebih fleksibel, kehidupan tidak selalu seperti yang di harapkan.
 Evaluasi setiap situasi.
 Lihat sisi positifnya. Kegagalan memang  merupakan pengalaman yang
menyakitkan. Tapi daripada  memikirkan kerugian yang dialami, lebih
baik fokuskan pada apa yang telah dipelajari
 Bertanggung jawab. Jangan salah kan orang lain  jika gagal,tapi
perhatikan baik-baik masalah nya dan cobalah memahaminya.
 Pelihara selera humor dan tertawa akan membantu melihat masalah
secara perspektif. Hal itu bagaikan cahaya dalam kegelapan

9
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaanmedispada orang yang mengalamikeputusasaanyaitu :

a. Psikofarmaka
Terapi dengan obat-obatan sehingga dapat meminimalkan gangguan
keputusasaan
b. Psikoterapi
Terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita telah diberikan
terapi psikofarmaka dan telah mencapai tahapan di mana kemampuan
menilai realitas sudah kembali pulih dan pemahaman diri sudah baik.
c. Terapi Psikososial
Terapi ini dimaksudkan penderita agar mampu kembali beradaptasi
dengan lingkungan sosialnya dan mampu merawat diri, mampu mandiri
tidak tergantung pada orang lain sehingga tidak menjadi beban keluarga.
d. Terapi Psikoreligius
Terapi keagamaan ini berupa kegiatan ritual keagamaan seperti
sembahyang, berdoa, ceramah keagamaan, kajian kitab suci.
e. Rehabilitasi.

10
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN

1) PENGKAJIAN
a. Identitas klien
Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, pendidikan,
tanggal MRS, tanggal pengkajian, No register dan diagnosa medis.
b. Keluhan utama
Pengkajian meliputi upaya mengamati dan mendengarkan isi hati klien: apa
yang dipikirkan, dikatakan, dirasakan, dan diperhatikan melalui perilaku.
Beberapa percakapan yang merupakan bagian pengkajian agar mengetahui
apa yang mereka pikir dan rasakan adalah :
 Persepsi yang adekuat tentang rasa keputusasaan
 Dukungan yang adekuat ketika putus asa terhadap suatu masalah
 Perilaku koping yang adekuat selama proses
c. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi yang mempengaruhi respon keputusasaan adalah:
 Faktor Genetic: Individu yang dilahirkan dan dibesarkan di dalam keluarga
yang mempunyai riwayat depresi akan sulit mengembangkan sikap
optimis dalam menghadapi suatu permasalahan
 Kesehatan Jasmani: Individu dengan keadaan fisik sehat, pola hidup yang
teratur, cenderung mempunyai kemampuan mengatasi stress yang lebih
tinggi dibandingkan dengan individu yang mengalami gangguan fisik
 Kesehatan Mental: Individu yang mengalami gangguan jiwa terutama
yang mempunyai riwayat depresi yang ditandai dengan perasaan tidak
berdaya pesimis, selalu dibayangi oleh masa depan yang suram,
biasanya sangat peka dalam menghadapi situasi masalah dan mengalami
keputusasaan.
 Struktur Kepribadian
 Individu dengan konsep yang negatif, perasaan rendah diri akan
menyebabkan rasa percaya diri yang rendah yang tidak objektif terhadap
stress yang dihadapi.
d. Faktor presipitasi
Ada beberapa stressor yang dapat menimbulkan keputusasaan adalah:
 Faktor kehilangan
 Kegagalan yang terus menerus
 Faktor Lingkungan
 Orang terdekat ( keluarga )
 Status kesehatan (penyakit yang diderita dan dapat mengancam jiwa)
 Adanya tekanan hidup
e. Respon Emosional
 Mayor (harus ada):
 individu yang putus asa sering sekali kesulitan mengungkapkan
perasaannya tapi dapat merasakan

11
 tidak mampu memperoleh nasib baik, keberuntungan dan
pertolongan tuhan
 tidak memiliki makna atau tujuan dalam hidup
 perasaan kehilangan dan tidak memiliki apa-apa
 tidak berdaya,tidak mampu dan terperangkap.
 Minor (mungkin ada)
 Individu marasa putus asa terhadap diri sendiri dan orang lain
 Merasa berada diujung tanduk
 Tegang
 Muak ( merasa ia tidak bisa)
 Kehilangan kepuasan terhadap peran dan hubungan yang dia jalani
f. Respon Kognitif
 Mayor ( harus ada)
 Penurunan kemampuan untuk memecahkan masalah dan kemampuan
membuat keputusan
 Mengurusi masalah yang telah lalu dan yang akan datang bukan
masalah yang dihadapi saat ini
 Penurunan fleksibilitas dalam proses pikir
 Tidak punya kemampuan berimagenasi atau berharap
 Tidak dapat mengidentifikasi atau mencapai target dan tujuan yang
ditetapkan
 Tidak dapat membuat perencanaan, mengatur serta membuat
keputusan
 Tidak dapat mengenali sumber harapan
 Adanya pikiran untuk membunuh diri
 Minor (mungkin ada)
 Penurunan kemampuan untuk menyatukan informasi yang diterima
 Hilangnya persepsi waktu tentang mas lalu , masa sekarang , masa
datang
 Bingung
 Ketidakmampuan berkomunikasi secara efektif
 Penilaian yang tidak logis

2) PENGELOMPOK DATA
a. Data Subyektif
1. Mengungkapkan dengan kata-kata bahwa tidak mempunyai kemampuan
mengendalikan atau mempengaruhi situasi.
2. Mengungkapakan tidak dapat menghasilkan sesuatu
3. Mengungkapkan ketidakpuasan dan frustasi terhadap ketidakmampuan
untuk melakukan tugas atau aktivitas sebelumnya.
4. Mengungkapkan keragu-raguan terhadap penampilan peran
5. Mengatakan ketidakmampuan perawatan diri
6. Ungkapan klien tentang situasi kehidupan tanpa harapan dan hampa
7. Sering mengeluh dan tampak murung
8. Nampak kurang bicara atau tidak mau berbicara sama sekali
9. Menunjukkan kesedihan, efek datar atau tumpul

12
10. Menarik diri dari lingkungan.

b. Data Obyektif
1. Ketidakmampuan untuk mencari informasi tentang perawatan
2. Tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat diberikan
kesempatan
3. Enggan mengungkapkan perasaan sebenarnya
4. Ketergantungan terhadap orang lain yang dapat mengakibatkan
iritabilitas, ketidaksukaan,marah, dan rasa bersalah
5. Gagal mempertahankan ide/pendapat yang berkaitan dengan orang lain
ketika mendapat perlawanan
6. Apatis dan pasif
7. Ekspresi muka murung
8. Bicara dengan gerakan lambat
9. Tidur berlebihan
10. Nafsu makan tidak ada atau berlebihan
11. Menghindari orang lain
12. Kontak mata kurang
13. Mengangkat bahu tanda masa bodoh
14. Nampak selalu murung atau blue mood
15. Menunjukkan gejala fisik kecemasan (takikardia, takippneu)
16. Menurun atau tidak adanya selera makan
17. Peningkatan waktu tidur
18. Penurunan keterlibatan dalam perawatan
19. Bersikap pasif dalam menerima perawatan
20. Penurunan keterlibatan atau perhatian pada orang lain yang bermakna

3) DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakberdayaanb/d kurangnya control personal
2. Keputusasaanb/d faktor psikologis
3. Isolasi sosial b/d harga diri rendah.

4) INTERVENSI
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Ketidakberdayaan TU:Klien 1. Bantu pasien 1. Mengidentifikasi situasi/hal-
b/d kurangnya menunjukkan untuk hal yang berpotensi
control personal kepercayaan mengidentifikasi dapat dikendalikan dan dapat
kesehatan. faktor-faktor yang digunakan sebagai sumber
TK: Klien mempengaruhi pada kekuatan/power bagi klien.
menunjukkan ketidakberdayaan
partisipasi, 2.Diskusikan dengan 2.Memberikan kesempatan
keputusasaan pasien pilihan yang pada klien untukberperan
perawatan realistis dalam dalam proses perawatan,
kesehatan ditandai perawatan, berikan termasuk untukmeningkatkan
dengan: penjelasan untuk pemikiran positi; klien, dan
1) Mengungkapk pilihan tersebut meningkatkan tanggung jawab

13
an dengan klien
kata-kata 3.Libatkan pasien 3. Pelibatan klien dalam
tentang segala dalam pembuatan proses pembuatan keputusan,
perasaanketid keputusan tentang mampu meningkatkan rasa
akberdayaan rutinitas perawatan/ percaya diri
2) Mengidentifika rencana terapi
si tindakan 4. Jelaskan alasan 4.Meningkatkan kemampuan
yang berada setiap perubahan berpikir positif terhadap proses
dalam perencanaan perawatan yang sedang
kendalinya perawatan dijalani oleh klien, pelibatan
3) menghubungk kepada pasien klien dalam setiappengambilan
an tidak keputusan menjadihal penting.
adanya 5.Bantu pasien 5. Kondisi emosi pasien
penghalang mengidentifikasi mengganggu kemampuannya
untuk situasi kehidupan untuk mememahkan masalah.
bertindak yang dapat Bantuan diperlukan agar dapat
4) Mengungkapk dikendalikan menyadari secara akurat
an dengan (perasaan cemas, keuntungan dan konsekuensi
kata-kata gelisah, ketakutan). dari alternative yang ada.
kemampuan 6. Bantu pasien 6. Pada pasien dengan
untukmelakuka mengidentifikasi ketidakberdayaan dibutuhkan
n tindakan faktor pendukung, faktor pendukung yang mampu
yang kekuatan diri mensupport pasien, dari
diperlukan (misalnya kekuatan dalam sendiri dapat berupa
5) Melaporkan baik itu berasal dari penguatan nilai-nilai spiritual,
dukungan dirisendiri, keluarga, jika dalam proses perawatan
yang adekuat orang terdekat) kekuatan lain tidak adekuat.
dari orang 7.Sampaikan 7.Meningkatkan rasa percaya
terdekat. kepercayaan diri diri terhadap kemampuan atas
6) Melaporkan terhadap upaya dan usaha yang sudah
waktu, kemampuan pasien dilakukan olehklien.
keuangan untuk menangani
pribadi dan keadaan dan
ansuransi kemajuan yang
kesehatanyan dialami pasien
g memadai setiap hari.
7) Melaporkan 8. Bantu klien 8. Dorong pasien untuk
ketersediaan mengidentifikasi mengungkapkan perasaan
alat, bahan, situasi kehidupan yang berhubungan dengan
pelayanan dan yang tidak dapat ia ketidakmampuan sebagai
transportasi kendalikan (adiksi), upayamengatasi masalah yang
Diskusikan dan tidak terselesaikan dan
ajarkan cara menerimahal-hal yang tidak
melakukan dapat diubah
manipulasi
menghadapi kondisi-

14
kondisi yangsulit
dikendalikan.
9. Biarkan pasien 9.memberikan pilihan kepada
mengemban pasien akan
tanggung jawab meningkatkan perasaannya
sebanyak mungkin dalam mengendalikan
atas praktik hidupnya
perawatan dirinya.
Keputusasaan b/d TU : Klien mampu 1. Bantu klien 1.Mengidentifikasi situasi/hal-
faktor psikologis mampu mengenali masalah hal yang berpotensidapat
mengekspresikan keputusasaan digunakan sebagai sumber
harapan positif (penyebabnya, kekuatan/power bagi klien.
tentang masa tanda gejalanya,
depan, dampaknya,
mengekspresikan penanganannya)
tujuan dan arti 2. Fasilitasi klien 2.Meningkatkan rasa percaya
kehidupan untuk dapa diri terhadap kemampuan atas
TK : mengungkapkan upaya dan usaha yang sudah
1) Klien mampu perasaan dilakukan oleh klien.
membina sedih/kesendirian
hubungan saling dan
percaya keputusasaannya
2) Mengenal 3. Bantu klien untuk 3. Mengidentifikasi sisi positive
masalah identifikasi tujuan dari klien
keputusasaan yang realistis
3) Berpartisipasi dengan
dalam aktivitas kemampuannya
4) Menggunakan 4. Identifikasi
keluarga sebagai sumber dukungan 4. Membantu
sistem pendukung dan alternative memecahkan masalah klien
pilihan untuk dan meningkatkan rasa
membantu percaya diri klien
memecahkan
masalah klien,
keuntungan,
kerugian dari setiap
solusi yang
ditetapkan
5.Identifikasi adanya 5.Menghindarkan klien
ide-ide atau rencana terhadap kematian
bunuh diri pada
pasien
6. Berikan terapi 6. Membantu meningkatkan
Acceptance proses penyembuhan klien
Commitment
Therapy (ACT)

15
7. Bantu pasien 7. Untuk membantu klien
meningkatkan menyelesaikan masalah yang
koping, beradaptasi sedang dihadapi
dengan stressor,
perubahan
atau ancaman
dalam kehidupan.
8.Manajemen 8.Meningkatkan proses
perasaan, berikan perawatan yang sedang
keamanan pada dijalani oleh klien
pasien, stabilisasi,
pemulihan
dan pemeliharaan
pasien yang
mengalami disfungsi
alam perasaan baik
depresi maupun
peningkatan alam
perasaan.

Isolasi Sosial b/d TU: 1. Mengidentifikasi 1.Mengetahui penyebab


harga diri rendah Kliendapatberhubu penyebab isolasi terjadinya isolasi
ngandengan orang sosial denganpasien
lain secara optimal 2. Diskusikan 2.Agar pasien mau membuka
TK: dengan pasien diri dengan lingkungan dan
1) tentang keuntungan orang-orang disekitar pasien
Kliendapatmembin berinteraksi dengan
ahubungansalingp orang lain
ercaya. 3.Diskusikan dengan 3.Agar pasien tidak merasa
2) pasien tentang sendiri.
Kliendapatmenilaik kerugian tidak
emampun yang berinteraksi dengan
dimiliki orang lain
3) Kliendapat 4. Mengajarkan 4.Mempermudah pasien untuk
(menetapkan) pasien cara komunikasi dengan lingkungan
merencanakankegi berkenalan dengan sekitar.
atansesuaidengank satu orang
emampun yang 5. Menganjurkan 5. Membantu pasien
dimiliki. pasien memasukkan memesukkan jadwal ke dalam
4) kegiatan latihan kegiatan harian
Kliendapatmelakuk berbincang-bincang
ankegiatansesuaid dengan orang lain
engankondisisakitd dalam kegiatan
ankemampuannya harian
5) 6. Menjelaskan 6. Membantu keluarga dalam
Kliendapatmemanf pengertian, tanda memahami tanda dan gejala

16
aatkansistempendu dan gejala 7. Untuk mengetahui cara
kung yang ada 7. Menjelaskan cara merawat pasien dengan isolasi
merawat pasien
isolasi. 8. Agar keluarga dapat
8. Melatih keluarga melakukan dengan benar
mempraktekkan perawatan pada pasien
cara merawat pasien dengan isolasi.
dengan isolasi

17
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keputusasaan berbeda dengan ketidakberdayaan, orang yang putus
asa tidak melihat adanya solusi untuk permasalahannya atau tidak menemukan
cara untuk mencapai apa yang diinginkannya. Sebalikkya orang yang tidak
berdaya masih dapat menemukan alternatif atau untuk masalah tersebut, tetapi
tidak mampu melakukan sesuatu untuk mewujudkannya karena kurangnya
kontrol dan sumber yang tersedia. Perasaan tidak berdaya yang tidak kunjung
hilang dapat menimbulkan keputusasaan. Keputusasaan biasanya terkait
dengan duka cita, depresi, dan keinginan untuk bunuh diri. Untuk individu
dengan resiko bunuh diri perawat juga harus menngunakan resiko bunuh diri.
Setiap orang pernah mengalami keputusasaan dalam hidupnya. Hal ini muncul
dalam berbagai bentuk dan merupakan sejenis perasaan yang lebih sering dan
lebih umum dirasakan daripada dilaporkan.

B. Saran
Makalah yang kami susun mungkin terdapat kekurangan maupun
kesalahan, oleh karena itu saran dan masukan dari pembaca menjadi harapan
kami demi kesempurnaan makalah yang kami susun ini.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://edoc.site/kelompok-3-askep-ketidakberdayaan-keputusasaandoc-pdf-free.html
(Diakses pada tanggal 26 September 2018)

https://www.scribd.com/document/348036635/Kelompok-3-ASKEP-Ketidakberdayaan-
Keputusasaan-doc (Diakses pada tanggal 26 September 2018)

https://www.scribd.com/document/368264734/Asuhan-Keperawatan-Jiwa-Tentang-
Ketidakberdayaan-Dan-Keputusasaan (Diakses pada tanggal 26 September 2018)

M.Nancy, Panderiot. 2009. Modul Pembelajaran Asuhan Keperawatan Psikososial.


Surabaya: Akademi Keperawatan William Booth
Wahyuni, Nurul Sri. 2017. Asuhan Keperawatan Jiwa. Ponorogo: Unmuh Ponorogo
Press
Wahyu, Purwaningsih, Ina Karlina. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika Press.

19

Anda mungkin juga menyukai