Anda di halaman 1dari 8

http://journalbalitbangdalampung.

org P-ISSN 2354-5704 | E-ISSN 2622-190X

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DALAM


PERSPEKTIF GOOD GOVERNANCE
POLICY OF NATURAL RESOURCES MANAGEMENT IN GOOD
GOVERNANCE PERSPECTIVE
Taufik Hidayat
Fungsional Perencana pada Balai Penelitian Teknologi Mineral-LIPI
Email: taufikumsu@yahoo.com

Dikirim 31 Juni 2018 Direvisi 25 Juli 2018 Disetujui 26 Juli 2018

Abstrak : Tuhan melimpahi negeri ini dengan sumber daya alam yang sangat berlimpah, sehingga dengan
bangga kita mengatakan “apa sih yang tidak kita punya?”. Namun disisi lain, terdapat masih banyak penduduk
negara ini yang masih jauh dibawah garis kemiskinan. Tentu, muncul pertanyaan lanjutan “apa yang salah?”.
Metode Penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yang digunakan melalui pendekatan deskriptif
eksploratif. Pendekatan deskriptif eksploratif dilakukan dengan cara studi dokumen. Sesuai kajian literatur
diketahui bahwa telah terjadi “salah urus” dalam pengelolaan sumber daya alam (sda), seharusnya setiap
kebijakan pengelolaan sda berpijak pada prinsip-prinsip good governance yang merupakan asas penyelenggaran
negara yang baik yaitu: 1) Participation, 2)Rule of law, 3) Transparancy, 4) Responsive, 5) Consensus
Orientation, 6) Equity, 7) Effectiveness and efficiency, 8) Accountability, 9) Strategic vision..

Kata kunci: Kebijakan, Pengelolaan, Sumber Daya Alam, Good Governance.

Abstract : God lavishes Indonesia with natural resources are very abundant, so we are proud to say "what the
hell do not we have?". On the other hand, there are still many residents of this country are still far below the
poverty line. Naturally, the question arises advanced "what's wrong?". The research method used is qualitative
method used descriptive exploratory approach. Approach descriptive exploratory study conducted by the
document. Based literature review concluded that there had been "mismanagement" in the management of
natural resources (as above), should any sda management policy rests on the principles of good governance
which is the organizing principle of good State: 1) Participation, 2)Rule of law, 3) Transparancy, 4) Responsive,
5) Consensus Orientation, 6) Equity, 7) Effectiveness and efficiency, 8) Accountability, 9) Strategic vision.

Keywords: Policy, Management, Natural Resources, Good Governance

PENDAHULUAN kemakmuran rakyat. Dengan demikian,


penggunaan SDA harus memberi manfaat
Mungkin Tuhan menciptakan
kepada rakyat. Pola pengelolaan SDA
Indonesia dalam keadaan yang “happy”.
yang identik dengan kejahatan lingkungan,
Mengapa demikian?, karena Indonesia
kejahatan kemanusiaan dan kejahatan
dlimpahi dengan sumber daya alam (SDA)
keuangan negara harus dihentikan.
yang sangat berlimpah, sehingga dengan
bangga kita sebagai penduduknya dapat Kemudian, konflik terbuka antara
mengatakan “apa sih yang tidak kita pemerintah dan corporate di satu pihak
punya?”. dengan rakyat stakeholder di pihak lain,
masih sedang belangsung di banyak lokasi
Berdasar pada Undang-Undang Dasar
eksploitasi SDA di Indonesia dan masih
1945, SDA tersebut dikuasai oleh negara.
belum menunjukkan tanda-tanda akan reda.
Hak penguasaan negara berisi wewenang
Ini disebabkan oleh filosofi pembangunan
untuk mengatur, mengurus dan
mengawasai pengelolaan dan/atau yang dianut tidak begitu hirau terhadap
nasib rakyat
penguasaannya. Hak tersebut disertai juga
dengan kewajiban untuk Banyak ditemui penolakan-penolakan
mempergunakannya bagi sebesar-besarnya terhadap kegiatan ekplorasi dan ekploitasi

149 INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL. 06 NO. 02


[KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DALAM PERSPEKTIF GOOD GOVERNANCE ] – Taufik Hidayat

SDA. Belum lagi kerusakan-kerusakan terdapat masih banyak penduduk negara


lingkungan yang terjadi akibat kegiatan ini yang masih jauh dibawah garis
eksplorasi dan ekploitasi tersebut. kemiskinan. Tentu, muncul pertanyaan
Misalnya saja, PT. Freeport telah “apa yang salah?”
membuang tailing dengan kategori limbah Pertanyaan “apa yang salah?”, lebih
B3 (Bahan Beracun Berbahaya) melalui lanjut akan di elaborasi dalam aspek
Sungai Ajkwa. Limbah ini telah mencapai kebijakan-kebijakan yang dibuat dalam
pesisir laut Arafura. Tailing yang dibuang pengelolaan SDA terutama dalam
Freeport ke Sungai Ajkwa melampaui persfektif good governance.
baku mutu total suspend solid (TSS) yang
diperbolehkan menurut hukum Indonesia. Tujuan dari penulisan ini adalah
Limbah tailing Freeport juga telah memberikan mendeskripsian dan
mencemari perairan di muara sungai menganalisa mengenai pengelolaan SDA
Ajkwa dan mengontaminasi sejumlah dalam persfektif good governance.
besar jenis mahluk hidup serta mengancam Penelitian-penelitian terdahulu dapat
perairan dengan air asam tambang menjadi refensi atau pembanding untuk
berjumlah besar. Dari hasil audit penelitian yang dilakukan sekarang ini,
lingkungan yang dilakukan oleh khususnya penelitian tentang pengelolaan
Parametrix, terungkap bahwa bahwa SDA.
tailing yang dibuang Freeport merupakan
bahan yang mampu menghasilkan cairan Salah satu penelitian tersebut adalah
asam berbahaya bagi kehidupan aquatic yang dilakukan oleh Bernadetta Devi, pada
(WALHI, 2006). tahun 2013, dengan judul penelitian
Mining and Development in Indonesia: An
Lebih lanjut, hasil penelitian dari Overview of the Regulatory Framework
Rumzi Samin dan kawan-kawan (2008) and Policies, penelitian dilakukan dengan
dengan judul Dampak Penambangan metoda hukum normatif. Hasil dari
Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi penelitian ini adalah Pemerintahan yang
Masyarakat Kecamatan Tanjung Pinang lemah dan korupsi merajalela
Kota Provinsi Kepulauan Riau, memfasilitasi penambangan ilegal
menunjukkan dengan adanya mengakibatkan menipisnya sumber daya.
penambangan tidak ada pengaruh secara Signifikansi sosial-ekonomi dari operasi
signifikan terhadap pendidikan formal pertambangan
maupun informal karena sebagian besar sering diabaikan. Karena penanganan yang
dibiayai masyarakat sendiri sedangkan dari buruk, penyebab pertambangan tanah dan
pengusaha tidak ada Corporate Social pasir berdampak negatif terhadap
Responsibility (CSR) nya. Dari sudut lingkungan. Sistem pelaporan EMP untuk
lapangan pekerjaan : hanya sebagian kecil izin dari Pemerintah India sebelum
penduduk yang dipekerjakan di pelaksanaan proyek pertambangan
penambangan dengan alasan tidak menjadi langkah positif untuk
mempunyai keterampilan yang memadai, meminimalkan dampak negatif.
sebagian besar mereka bekerja sebagai Pemerintah harus bersikap bijaksana ketika
nelayan. Dari sudut penghasilan mengeluarkan ijin untuk kegiatan
masyarakat : penghasilan penduduk pertambangan dan juga membatasi daerah
cendrung menurun karena semakin dan memantau pertambangan
jauhnya daerah tangkapan dan hasil melalui mekanisme kelembagaan yang
tangkapan sebagian nelayan berkurang baik.
akibat adanya penambangan.
Penelitian mengenai pengelolaan SDA
Sudah seharusnya, negeri yang kaya dalam persfektif good governance belum
dapat menyeterahkan rakyatnya. Namun, pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian

150 INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL. 06 NO. 02


[KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DALAM PERSPEKTIF GOOD GOVERNANCE ] – Taufik Hidayat

ini merupakan penelitian pertama dari Kata “Pengelolaan” dapat disamakan


penerapan suatu konsep yaitu Good dengan “ manajemen”, yang berarti pula
Governance terhadap salah suatu praktek pengaturan atau pengurusan. Banyak orang
penyelenggaraan negara yaitu pengelolaan yang mengartikan manajemen sebagai
SDA. pengaturan, pengelolaan, dan
pengadministrasian, dan memang itulah
KERANGKA KONSEPTUAL
pengertian yang populer saat ini.
Kebijakan yang dimaksud dalam Pengelolaan diartikan sebagai suatu
tulisan ini adalah kebijakan publik/public rangkaian pekerjaan atau usaha yang
policy. Definisi dari kebijakan publik yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk
paling awal dikemukakan oleh Harold melakukan serangkaian kerja dalam
Laswell dan Abraham Kaplan dalam mencapai tujan tertentu (Suharsimi
Howlett dan Ramesh (1995:2) yang Arikunto, 1993: 31).
mendefinisikan kebijakan publik/public
Pengertian manajemen telah banyak
policy sebagai “suatu program yang
dibahas para ahli yang antara satu
diproyeksikan dengan tujuan-tujuan, nilai-
dengan yang lain saling melengkapi.
nilai, dan praktik-praktik tertentu (a
Stoner yang dikutip oleh Handoko
projected of goals, values, and practices)”.
menyatakan bahwa manajemen
Definisi kebijakan publik juga merupakan proses perencanan,
terdapat dalam Lampiran 1 Peraturan pengorganisasian, pengarahan, dan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara pengawasan, usaha-usaha para anggota
Nomor PER/04/M.PAN/4/2007 tentang organisasi dan pengguna sumber daya
Pedoman Umum Formulasi, Implementasi, organisasi lainya untuk mencapai tujuan
Evaluasi Kinerja, dan Revisi Kebijakan organisasi yang telah ditetapkan. Stoner
Publik di Lingkungan Lembaga menekanan bahwa manajemen dititik
Pemerintah Pusat dan Daerah. Dalam beratkan pada proses dan sistem. Oleh
Peraturan Menteri ini, kebijakan publik karena itu, apabila dalam sistem dan
adalah “keputusan yang dibuat oleh proses perencanaan, pengorganisasian,
pemerintah atau lembaga pemerintahan pengarahan, penganggaran, dan sistem
untuk mengatasi permasalahan tertentu, pengawasan tidak baik, proses manajemen
untuk melakukan kegiatan tertentu atau secara keseluruhan tidak lancar sehingga
untuk mencapai tujuan tertentu yang proses pencapaian tujuan akan terganggu
berkenaan dengan kepentingan dan atau mengalami kegagalan (Shyhabuddin
manfaat orang banyak”. Dalam Peraturan Qalyubi, 2007: 271).
Menteri tersebut, kebijakan publik
Lembaga Administrasi Negara (2000,
mempunyai 2 (dua) bentuk yaitu peraturan
6) medefinisikan good governance sebagai
yang terkodifikasi secara formal dan legal,
penyelenggaraan pemerintahan negara
dan pernyataan pejabat publik di depan
yang solid dan bertanggung jawab, serta
publik.
efisien dan efektif dengan menjaga
Berdasarkan kedua definisi tersebut, “kesinergisan” interaksi yang konstruktif
maka kebijakan publik memiliki konsep- di antara domain-domain negara, sektor
konsep sebagai berikut : a. Kebijakan swasta dan masyarakat (society). Pada
publik berisi tujuan, nilai-nilai, dan tataran ini, good governance berorientasi
praktik/pelaksanaannya. b. Kebijakan pada 2 (dua) hal pokok, yakni : Pertama,
publik tersebut dibuat oleh badan orientasi ideal negara yang diarahkan pada
pemerintah, bukan organisasi swasta. c. pencapaian tujuan nasional. Pada tataran
Kebijakan publik tersebut menyangkut ini, good governance mengacu pada
pilihan yang dilakukan atau tidak demokratisasi dalam kehidupan bernegara
dilakukan oleh pemerintah. dengan elemen-elemen konstituennya,

151 INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL. 06 NO. 02


[KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DALAM PERSPEKTIF GOOD GOVERNANCE ] – Taufik Hidayat

seperti legitimacy, accountability, scuring dilakukan pada institusi yang terkait.


of human right, autonomy and devolution Setelah diperoleh data akan dianalisis
of power dan assurance of civilian control; secara deskriptif eksploratif.
Kedua, pemerintahan yang berfungsi Melalui metode penelitian deskriptif,
secara ideal yaitu secara efektif dan efisien metode ini berusaha mendeskripsikan atau
dalam melakukan upaya mencapai tujuan melukiskan secara terperinci atau
nasional. Dalam konteks ini, good mendalam mengenai pengelolaan SDA
governance tergantung pada pada sejauh dalam Persfektif good governance.
mana struktur serta mekanisme politik dan Dengan pemilihan rancangan deskriptif
administratif berfungsi secara efektif dan kualitatif, maka akan dilakukan
efisien. pendekatan terhadap obyek penelitian
Dari beberapa pengertian good dengan menggali informasi sesuai dengan
governance diatas, maka dapat persepsi penulis dan informan serta dapat
diidentifikasi prinsip-prinsip yang berkembang sesuai dengan interaksi yang
terkandung didalamnya. UNDP (LAN; terjadi dalam proses wawancara. Penulis
2000, 7) mengajukan karakteristik good senantiasa menginterpretasikan makna
governance, sebagai berikut : yang tersurat dan tersirat dari penjelasan
yang diberikan informan, hasil observasi
1) Participation ;
lapangan serta catatan pribadi.
2) Rule of law ;
3) Transparancy ;
4) Responsive ; HASIL DAN PEMBAHASAN
5) Consensus Orientation ; Dalam penyusunan, implementasi
6) Equity ; serta evaluasi setiap kebijakan publik yang
7) Effectiveness and effeciency ; berkenaan dengan pengelolaan SDA di
8) Accountability ; Indonesia, harus berlandaskan pada
9) Strategic vision. prinsip-prinsip yang dikandung oleh good
Dengan demikian, kerangka governance.
konseptual dari penelitian yang dilakukan Sebagaimana telah diuraikan
adalah tindakan yang dilakukan oleh sebelumnya prinsip-prinsip tersebut ialah :
pemerintah dengan maksud untuk
mencapai tujuan yang telah dirumuskan Participation ; Setiap warga negara
dalam melakukan kegiatan memproses mempunyai suara dalam pembuatan
suatu data atau kumpulan data yang keputusan, baik secara langsung maupun
dilakukan oleh penyelenggaraan negara secara intermediasi institusi legitimasi
secara baik dan teratur mengenai yang mewakili kepentingannya. Partisipasi
pengelolaan SDA dalam persfektif good seperti ini dibangun atas dasar keabsahan
governance. berasosiasi dan berbicara serta
berpartisipasi secara konstruktif.
METODOLOGI Pembentukan kebijakan publik dilakukan
Metode yang digunakan dalam melalui suatu proses yang sering disebut
penelitian ini adalah metode penelitian perumusan kebijakan publik. Proses ini
kualitatif. Metode kualitatif yang dimulai adanya input (masukan) berupa
digunakan melalui pendekatan deskriptif tuntutan dan dukungan dari masyarakat
eksploratif. Pendekatan deskriptif yang berkaitan dengan kehidupan
eksploratif dilakukan dengan cara studi bermasyarakat. Input tersebut
dokumen dan lapangan. Studi dokumen dikelompokkan atau diidentifikasi satu per
dan lapangan dilakukan untuk mencari satu sehingga menjadi usulan. Usulan atau
informasi tentang Kebijakan Pengelolaan input yang telah terekomendasi dibahas
SDA di Indonesia. Studi dokumen bersama oleh pembuat kebijakan pulik

152 INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL. 06 NO. 02


[KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DALAM PERSPEKTIF GOOD GOVERNANCE ] – Taufik Hidayat

seperti pemerintah, DPR/DPRD, tokoh sosial tentu harus menangkap


masyarakat, tokoh agama, maupun kompleksitas antara hubungan dialektik
akademisi. Pembahasan tersebut dari berbagai faktor. Dengan demikian,
menghasilkan keputusan bersama yang kebijakan dalam rangka pengelolaan SDA
disebut kebijakan atau output(keluaran). di Indonesia harus berkeadilan dan
Output atau keluaran tersebut kemudian memberikan dampak yang positif terhadap
diterapkan dan dievaluasi. Pentingnya masyarakat.
partisipasi masyarakat dalam perumusan Transparancy ; Transparansi dibangun
kebijakan publik merupakan hasil kerja atas dasar keabsahan arus informasi.
sama berbagai pelaku, baik pemerintah, Proses-proses, lembaga dan informasi
masyarakat, para ahli, maupun lembaga- yang secara langsung dapat diterima oleh
lembaga sosial. Bentuk-bentuk partisipasi
mereka yang membutuhkan. Good
masyarakat dalam merumuskan kebijakan governance menuntut pemerintah untuk
publik dapat dilakukan dengan jalan: menjamin keterbukaan akses informasi
1) Masyarakat dapat membentuk opini kepada masyarakat terhadap kebijakan
(pemikiran) melalui media masa publik dari pemerintah baik dalam konteks
bahwa masyarakat sangat proses kebijakan publik, alokasi anggaran
membutuhkan kesejahteraan, dalam yang disalurkan untuk implementasi
setiap kebiajakan pengelolaaan SDA. kebijakan maupun evaluasi dan kontrol
terhadap praktek kebijakan yang dilakukan.
2) Masyarakat memberikan masukan
Keterbukaan akses informasi masyarakat
masalah yang dihadapi masyarakat
disini menjadi penting agar masyarakat
dengan mengirimkan informasi
dapat mengawal proses pelaksanaan
kepada pemerintah melalui berbagai
kebijakan pemerintah sehingga masyarakat
dengan menunjukkan fakta-fakta di
dapat memastikan kebiajakan yang
lapangan.
dikeluarkan benar-benar dilakukan untuk
3) Menyampaikan aspirasinya pada saat kepentingan kesejahteraan masyarakat.
anggota DPR/DPRD berkunjung ke Selanjutnya, informasi terhadap
kampung-kampung/desa-desa bahwa penyelenggaraan tata pemerintahan
masyarakat desa/kampung. memiliki manfaat untuk mengantisipasi
4) Mengritisi kebijakan publik yang terjadinya praktek-praktek korupsi
dikeluarkan pemerintah yang tidak terhadap pelaksanaan kegiatan pemerintah
memihak kepentingan masyarakat. yang berupa kebocoran anggaran,
kongkalikong, yang menjadikan praktek
5) Partisipasi juga dapat ditunjukkan pelaksanaan kebijakan publik menjadi
dengan memberikan dukungan moral tidak optimal.
kepada perumus kebijakan. Dalam
tahap ini masyarakat harus berperan Responsive ; Lembaga-lembaga dan
aktif mengontrol apakah input dari proses-proses harus mencoba untuk
masyarakat tersebut terakomodir atau melayani setiap stakeholders. Dalam hal
tidak. ini, setiap kebijakan yang diambil sebagai
kerangka pengelolaan SDA harus bersifat
Rule of law ; Kerangka hukum harus “melayani” masyarakat sebagai
adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu, stakeholder bukan sebaliknya.
terutama hukum untuk hak azasi manusia.
Pada implementasinya kebijakan publik Consensus Orientation ; Good
dihadirkan kembali melalui hukum dan governance menjadi perantara kepentingan
peraturan-peraturan yang dilahirkan untuk yang berbeda untuk memperoleh pilihan
mengakomodir tujuanya. Hukum sebagai terbaik bagi kepentingan yang lebih luas,
sosial kontrol maupun alat konstruksi baik dalam kebijakan-kebijakan maupun
prosedur-prosedur. Pemerintahan yang

153 INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL. 06 NO. 02


[KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DALAM PERSPEKTIF GOOD GOVERNANCE ] – Taufik Hidayat

baik akan bertindak sebagai penengah bagi ini. Para pemimpin dan masyarakat
berbagai kepentingan yang berbeda untuk memiliki persfektif yang luas dan jangka
mencapai konsensus atau kesempatan yang panjang tentang penyelenggaraan
terbaik bagi kepentingan masing-masing pemerintah yang baik dan pembangunan
pihak, dan jika dimungkinkan juga dapat manusia, bersamaan dengan dirasakannya
diberlakukan terhadap berbagai kebijakan kebutuhan untuk pembangunan tersebut.
dan prosedur yang ditetapkan oleh Hingga penghujung 2014, kebijakan
pemerintah serta berorientasi pada pemerintah terhadap penerapan prinsip-
kepentingan masyarakat yang lebih luas. prinsip good governance dalam hal
Equity ; setiap masyarakat memiliki pengelolaan SDA dirasakan masih jauh
kesempatan sama untuk memperoleh dari hasil yang memuaskan. Tata kelola
kesejahteraan dan keadilan. Kebijakan SDA yang selama ini belum berpijak pada
yang berorientasi pada perataan adalah prinsip-prinsip good governance telah
kebijakan yang akibatnya secara adil mengakibatkan meningkatnya jarak antara
didistribusikan. masyarakat dengan alam sekitarnya. Selain
itu distribusi dan pemanfaatan SDA yang
Effectiveness and effeciency ; Proses-
belum merata juga menyebabkan banyak
proses dan lembaga-lembaga
masyarakat, termasuk masyarakat hukum
menghasilkan sesuai dengan apa yang
adat, hanya menjadi penonton dalam
telah digariskan dengan menggunakan
pemanfaatan sumberdaya alam sekitar
sumber-sumber yang tersedia sebaik
mereka.
mungkin. Setiap proses kegiatan dan
kelembagaan diarahkan untuk Penerapan good governace yang
menghasilkan sesuatu yang benar-benar dilakukan pemerintahan sejauh ini masih
sesuai dengan kebutuhan melalui banyak sekali celah-celah yang harus
pemanfaatan yang sebaik-baiknya berbagai diperbaiki dalam hal pengelolaan SDA
sumber-sumber yang tersedia serta sebagai peningkatan ekonomi nasional.
pengelolaan sumber daya publik dilakukan Salah satunya aadalah, dimana
secara berdaya guna (efisien) dan berhasil pengelolaan yang terjadi selama ini adalah
guna (efektif). banyaknya keuntungan yang didapat oleh
asing dari pada keuntungan yang diperoleh
Accountability ; Para pembuat
keputusan dalam pemerintahan, sektor negara sendiri. Lebih jauh, pembagian
keuntungan masih sangat memprihatinkan,
swasta dan masyarakat (civil society)
dimana keuntungan yang dibagi lebih
bertanggung jawab kepada publik dan
banyak lari kepemerintah pusat
lembaga-lembaga stakeholders.
dibandingkan ke pemerintah daerah. Hal
Akuntabilitas ini tergantung pada
inilah yang membuat banyaknya protes
organisasi dan sifat keputusan yang dibuat,
terhadap pengelolaan SDA yang ada di
apakah keputusan tersebut untuk
Indonesia. Pengelolaan SDA dirasa belum
kepentingan internal atau eksternal
maksimal, masih banyak menguntungkan
organisasi. Para pengambil keputusan
asing dan kebanyakan perusahaan asing
dalam organisasi publik, swasta, dan
tidak memperhatikan lingkungan sekitar,
masyarakat madani memiliki
perekonomian masyarakat, serta prinsip
pertanggungjawaban kepada publik atas
pembangunan berkelanjutan. Dimana
setiap aktivitas kegiatan yang dilakukan.
prinsip pembangunan berkelanjutan adalah
Strategic vision ; Para pemimpin dan memenuhi kebutuhan sekarang tanpa harus
publik harus mempunyai perspektif good mengorbankan kebutuhan generasi masa
governance dan pengembangan yang luas depan. Tetapi yang terjadi kebutuhan
dan jauh kedepan sejalan dengan apa yang generasi masa depan akan segera habis
diperlukan untuk pembangunan semacam diambil oleh asing jika tidak ada

154 INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL. 06 NO. 02


[KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DALAM PERSPEKTIF GOOD GOVERNANCE ] – Taufik Hidayat

pembatasan dan tidak ada peraturan tegas yang harus langsung dengan good
yang mengatur pengelolaan sumber daya governance. Ketiga lembaga di atas
alam. merupakan pendukung utama dalam
terciptanya good governance. Sistem
Akibat dari tidak terlaksananya prinsip
pemerintahan yang baik dapat diwujudkan
good governance adalah sebagaimana
apabila terciptanya sinergi antara
penelitian yang dilakukan oleh M. Naveen
pemerintah, swasta dan masyrakat dalam
Saviour, 2012 dengan judul Environmental
mewujudkan pembangunan yang
Impact of Soil and Sand Mining: A review,
berkelanjutan. Negara harus mampu
menyatakan bahwa Pemerintahan yang
menciptakan suatu kondisi yang kondusif
lemah dan korupsi merajalela
bagi terselnggaranya suatu pemerintahan
memfasilitasi penambangan ilegal
yang baik. adanya perbaikan mengenai
mengakibatkan menipisnya sumber daya.
sistem politik , sistem pemerintahan dan
Signifikansi sosial-ekonomi dari operasi
lebih memperhatikan dalam pelayanan
pertambangan sering diabaikan.
publik. Kondisi seperti ini dapat menarik
Karena penanganan yang buruk, minat kalangan swasta untuk berkembang
penyebab pertambangan tanah dan pasir lagi. Jika usaha swasta ini meningkat maka
berdampak negatif terhadap lingkungan. pengangguran dapat teratasi dengan
Sistem pelaporan untuk izin dari adanya investasi di negeri ini. Masyarakat
Pemerintah India sebelum pelaksanaan harus lebih kritis terhadap pemerintah
proyek pertambangan menjadi langkah mengenai apa yang dilakukan dalam
positif untuk meminimalkan dampak pembangunan ini.
negatif.
Pemerintah harus bersikap bijaksana
ketika mengeluarkan ijin untuk kegiatan DAFTAR PUSTAKA
pertambangan dan juga membatasi daerah Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur
dan memantau pertambangan melalui Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
mekanisme kelembagaan yang baik. Jakarta: Rineka Cipta.
KESIMPULAN DAN SARAN Anwar, Affandi dan Hadi,Setia,1996.
“Perencanaan Pembangunan Wilayah
Prinsip-prinsip yang terkandung
dan Pedesaan”. Majalah Prisma, No.
dalam good governance haru menjadi
3, hal 24-28, Februari 1996.
“nyawa” dalam setiap penyusunan,
implementasi serta evaluasi kebijakan Abe, Alexander. 2005. Perencanaan
publik pengelolaan SDA di Indonesia. Daerah Partisipatif. Yogyakarta :
Pustaka Jogja Mandiri.
Sudah seharusnyalah seluruh
kekayaan alam ini dimanfaatkan untuk Bhattacharya, 1972. Administrative
sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat Organization for Development,
sebagaimana diamanatkan dalam Undang- International Institute of
Undang Dasar 1945. administrative Science, Brussel.
Agar Good Governance dapat berjalan Berita Kaum Tani, 2007, Edisi II
dengan baik, dibutuhkan peran yang setara September, Yogyakarta.
dari semua pihak. Baik itu pihak Blakely, E.J., 1989. Planning Local
pemerintah, swasta dan masyarakat. Untuk Economic Development: Theory and
mencapai good governance yang efektif Practice, Sage Publications, Newbury
dan efisien, kesetaraan, interpretasi, serta
Park.
etos kerja dan moral yang tinggi yang akan
digunakan sebagai nilai dasar yang harus Bogdan, Robert C., dan Steven J. Taylor,
dipegang teguh oleh seluruh komponen 1992, Introduction to Qualitative

155 INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL. 06 NO. 02


[KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DALAM PERSPEKTIF GOOD GOVERNANCE ] – Taufik Hidayat

Research Methotds : A PER/04/M.PAN/4/2007 tentang


Phenomenological Approach in the Pedoman Umum Formulasi,
Social Sciences. Diterjemahkan Arief Implementasi, Evaluasi Kinerja, dan
Furchan, John Wiley dan Sons. Revisi Kebijakan Publik di
Surabaya: Usaha Nasional. Lingkungan Lembaga Pemerintah
Pusat dan Daerah.
Bryant, Coralie and White, Leuise G. 1987.
Manajemen Pembangunan untuk Rumzi Samin dan kawan-kawan, 2008,
Negara Berkembang; Diterjemahkan Dampak Penambangan Terhadap
Rusyanto L. Simatupang, LP3ES, Kondisi sosial ekonomi Masyarakat
Jakarta. Kecamatan Tanjungpinang Kota
Provinsi Kepulauan Riau, Jurnal
Howlett, Michael dan Ramesh, M. (1995).
Perbatasan FISIP UMRAH, Riau.
“Policy Sciences and Political
Sciences”, dalam Studying Public Qalyubi, Syihabuddin. 2007. Dasar-Dasar
Policy: Policy Cycle and Policy Ilmu Perpustakaan dan Informasi.
Subsystem. Toronto: Oxford Yogyakarta: Jurusan Ilmu
University Press. Perpustakaan dan Informasi (IPI),
Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga.
M. Naveen Saviour, 2012 dengan judul
Environmental Impact of Soil and WALHI, 2006, Laporan WALHI Tentang
Sand Mining: A review. Thesis. Dampak pencemaran Lingkungan
Hidup Operasi Freeport-Rio Tinto di
Peraturan Menteri Pendayagunaan
Papua, Jakarta.
Aparatur Negara Nomor

156 INOVASI PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN VOL. 06 NO. 02

Anda mungkin juga menyukai