Anda di halaman 1dari 11

Verity - UPH Journal of International Relations

Faculty of Social and Political Science


Pelita Harapan University

ANALISA KONFLIK WILAYAH SAHARA BARAT DAN UPAYA


RESOLUSI KONFLIK

WEST SAHARA CONFLICT ANALYSIS AND RESOLUTION EFFORT

Sri Khairunnisa Ariyati


Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
e-mail: sri.khairunnisa.2016@fisipol.umy.ac.id

ABSTRACT
The conflict in the Western Sahara is a conflict disputed by Morocco and the Polisario Front. This
conflict is caused by differences in views on ownership of the territory and the authority that has the
right to manage the region. This paper aims to examine the causes, actors, interests of actors, and of the
conflict. The method used in this paper is descriptive through library studies. The findings of this study
indicate that the failure of the correct analysis in the conflict hampered the conflict resolution process,
and how the lack of cooperation and compromise from the conflicting parties impacted the process.
Keywords : conflict, conflict resolution, Morocco, Polisario Front, Western Sahara.

ABSTRAK
Konflik wilayah Sahara Barat merupakan konflik yang disengketakan oleh Maroko dan Front Polisario.
Konflik ini disebabkan oleh perbedaan pandangan atas kepemilikan wilayah dan otoritas yang berhak
mengelola wilayah tersebut. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji penyebab, aktor, kepentingan aktor,
dan resolusi yang mungkin hadir dalam penyelesaian konflik. Metode yang digunakan dalam tulisan ini
adalah deskriptif melalui studi kepustakaan. Temuan kajian ini menunjukkan bahwa kegagalan analisis
yang tepat dalam konflik membuat proses penyelesaian konflik menjadi terhambat. Selain itu, kerjasama
dan kompromi dari pihak-pihak yang terlibat dalam konflik juga turut mempengaruhi proses resolusi
konflik.
Kata kunci : konflik, resolusi konflik, Front Polisario, Maroko, Sahara Barat.

Pendahuluan
Pertikaian suatu pihak dengan pihak dengan Front Polisario (Sahara Barat).
lain atau suatu negara dengan negaranya Salah satu konflik wilayah yang
sendiri maupun dengan negara lain seringkali belum terselesaikan hingga kini adalah
berupa konflik wilayah. Bentuk-bentuk dari konflik wilayah antara Maroko dan Front
konflik wilayah sendiri beragam seperti Polisario (Sahara Barat). Titik-titik
sengketa batas wilayah, tindakan kemunculan konflik wilayah ini mulai
penempatan atau pemanfaatan sumber daya terlihat saat Maroko merdeka dari penjajahan
wilayah lain secara ilegal, dan tindakan Prancis yakni sekitar tahun 1956 yang
separatisme. Konflik wilayah merupakan kemudian terus berkembang hingga 1975
salah satu konflik yang paling sering terjadi ketika Sahara Barat lepas dari Spanyol.
bahkan sejak berabad-abad lalu seperti Konflik ini terjadi akibat adanya klaim
perebutan wilayah jajahan antara bangsa- sejarah terkait Kerajaan Maroko yang luas
bangsa Eropa, tindakan penguasaan wilayah wilayahnya sebelum mengalami penjajahan
ilegal yang dilakukan oleh Israel terhadap dan perpecahan meliputi wilayah negara
Palestina, sengketa batas laut di Laut China Maroko saat ini hingga wilayah Sahara
Selatan, dan konflik wilayah antara Maroko Barat. Wilayah Sahara Barat diakui sebagai

30
Verity - UPH Journal of International Relations
Faculty of Social and Political Science
Pelita Harapan University

bagian dari wilayah Maroko yang kemudian pertentangan terkait kepemilikan suatu
menurut Front Polisario (Sahara Barat) wilayah baik wilayah secara utuh maupun
merupakan tindakan penjajahan baru karena batas suatu wilayah antara satu sama lain.
mereka telah menjadi negara yang berdaulat Konflik wilayah merupakan konflik yang
selepas penjajahan dari Spanyol. akan dihadapi dengan serius oleh pihak-
Pihak yang terlibat dalam konflik pihak yang terlibat karena berkaitan dengan
wilayah ini adalah pemerintahan Maroko dan kepemilikan dan kesatuan. Bagi negara,
Front Polisario (Republik Demokratik Arab wilayah merupakan lambang dari integritas
Sahrawi) yang memiliki klaim atas wilayah negaranya, dan mengandung nilai yang
Sahara Barat pasca penjajahan Spanyol. sangat penting yakni kedaulatan dan
Konflik antara Maroko dan Front Polisario kehormatan bangsa (Utariah, 2006).
(Sahara Barat) menyebabkan banyaknya Menurut Surwandoro et al. (2011),
penduduk Sahara Barat yang mengungsi ke konflik wilayah dapat disebabkan oleh
negara Aljazair. Negara-negara di Afrika pun faktor alamiah dan arifisial. Faktor alamiah
turut terbelah, sebagian mendukung konflik wilayah berasal dari kondisi
penguasaan Maroko atas Sahara Barat, perbatasan yang bebas hambatan sehingga
sebagian lagi mendukung kemerdekaan memudahkan penduduk melakukan migrasi
Sahara Barat dari Maroko (Arifin, 2016). antar negara. Sementara itu, faktor artifisial
Upaya-upaya penyelesaian konflik konflik wilayah berasal dari berubahnya
oleh negara-negara terkait dan pihak kondisi perbatasan akibat adanya suatu
internasional seperti Persatuan Bangsa- kebijakan baru. Faktor arifisial seringkali
bangsa hingga saat ini masih belum dipengaruhi oleh peristiwa masa lalu
menemukan hasil yang baik bahkan beberapa dimana para penjajah yang membuat garis
diantaranya mengalami kegagalan. Tidak perbatasan suatu wilayah dengan menabrak
terselesaikannya konflik ini hingga sekarang garis-garis perbatasan alamiah seperti
membuat penulis tertarik untuk menggali gunung, sungai, dan etnis. Akibat dari faktor
masalah ini jauh lebih dalam. Oleh karena artifisial ini adalah timbulnya gerakan
itu, Penulis mengajukan rumusan masalah separatisme dan irredentisme.
berupa bagaimana perkembangan konflik
Sahara Barat dan upaya resolusi konflik yang Resolusi Konflik
dihadirkan? Resolusi konflik merupakan upaya-
upaya penyelesaian permasalahan antara
Tinjauan pustaka pihak-pihak yang bermasalah yang
Konflik Wilayah ditempuh dengan berbagai cara. Resolusi
Konflik berasal dari bahasan latin konflik juga dapat diartikan sebagai upaya
configere atau conflictus yang berarti memberikan penyelesaian konflik yang
perkelahian atau pertentangan (Sudira, dapat diterima oleh pihak-pihak yang
2017). Konflik merupakan kondisi dimana berkonflik dengan menggunakan
dua orang atau lebih melakukan tindakan mekanisme tertentu (Putra, 2009). Hal-hal
yang saling memprovokasi satu sama lain yang dapat ditempuh dalam upaya resolusi
dengan cara saling menyakiti dan saling konflik adalah menggunakan metode
menyerang. Menurut Pruitt dan Rubin mediasi, negosiasi, fasilitasi, maupun
(1993), konflik adalah kondisi dimana arbitrasi.
adanya perbedaan kepentingan yang Dalam resolusi konflik, menurut
diyakini oleh para pihak yang terlibat tidak Peter Wallensteenn yang dikutip oleh
dapat dicapai secara bersamaan. Sandi (2014), ada tiga unsur penting yang
Konflik terbagi menjadi beberapa harus diperhatikan yakni pertama, hasil
jenis salah satunya adalah konflik wilayah. akhir dari penyelesaian konflik yang
Konflik wilayah sendiri merupakan berupa kesepakatan-kesepakatan tertentu

31
Verity - UPH Journal of International Relations
Faculty of Social and Political Science
Pelita Harapan University

harus ditulis dalam dokumen resmi dan


ditanda tangani oleh seluruh pihak yang Metode
telibat agar dapat menjadi pegangan. Penulis menggunakan metode
Kedua, agar konflik dapat diselesaikan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif
dengan tuntas, setiap pihak yang terlibat untuk menjelaskan tindakan-tindakan dari
harus menerima atau mengakui eksistensi pihak-pihak yang berkonflik dan Persatuan
satu sama lain. Ketiga, harus adanya Bangsa-bangsa dalam mengupayakan
kesepakatan untuk menghentikan segala resolusi konflik antara Maroko dan Sahara
tindakan kekerasan serta proses Barat. Penulis dalam mengumpulkan segala
penyelesaian konflik untuk membangun informasi dan bahan penunjang penelitian
rasa percaya atas satu sama lain. menggunakan teknik pengumpulan data
Sementara itu, menurut Miall et al. dengan cara studi kepustakaan melalui buku,
dalam Jurnal Resolusi Konflik Dalam jurnal, dokumen resmi negara, dan artikel
Perubahan Dunia (Sudira, 2017), resolusi berita.
konflik memiliki prinsip-prinsip tertentu
yang menjadi ide dasar dan pegangan Sejarah Konflik
dalam penerapannya. Pertama, Sebelum bangsa Eropa masuk ke
impartiality, resolusi konflik dianggap Afrika dan melakukan penjajahan, Maroko
tuntas jika semua pihak yang terlibat dalam dan Sahara Barat bernaung dalam satu
konflik telah memperoleh kepentingan pemerintahan yang sama yakni dalam
yang mereka inginkan dan mendapatkan Kerajaan Maroko. Kerajaan ini pernah
perlindungan. Kedua, mutuality, ketika melakukan perjanjian terkait pembangunan
resolusi konflik menggunakan metode trading station di sisi selatan Kerajaan
intervensi, maka setiap pihak yang terlibat Maroko dengan Inggris dan Spanyol yang
harus memandang tindakan tersebut secara tidak langsung memuat pernyataan
sebagai suatu hal positif dan bahwa wilayah tersebut merupakan bagian
menyambutnya dengan terbuka. dari Kerajaan Maroko. Prancis dan Inggris
Ketiga, sustainability, pihak-pihak juga pernah melakukan perjanjian yang
yang akan masuk ke dalam konflik mengakui wilayah selatan Kerajaan Maroko
(intervensi) harus berkomitmen untuk merupakan bagian resmi dari kerajaan dan
bertahan hingga konflik terselesaikan. memberikan wewenang kepada Prancis
Keempat, complementary, pihak-pihak yang untuk mengurusi wilayah tersebut
melakukan intervensi dalam konflik harus (Kasraoui, 2017). Namun, ketika Prancis
bersepakat bahwa intervensi satu sama lain dan Spanyol terlibat konflik yang membuat
saling melengkapi. Kelima, reflexivity, kedua belah pihak harus membagi kawasan
tujuan pihak-pihak yang terlibat dalam jajahan, Kerajaan Maroko adalah salah satu
penyelesaian konflik haruslah untuk tujuan yang terkena imbasnya. Kerajaan Maroko
yang baik. terbelah, Prancis menguasai wilayah
Keenam, consistency, adanya Maroko bagian utara dan Spanyol
jaminan bahwa setiap kondisi maupun menguasai wilayah Maroko bagian selatan
suasana akan direspon dengan sama. yang kemudian menjadi Sahara Barat.
Ketujuh, accountability, pihak-pihak yang Maroko bagian utara akhirnya
melakukan intervensi harus siap tidak hanya mampu merdeka pada tahun 1956 dan
menjadi sponsor namun juga harus siap mendeklarasikan negara berdaulat bernama
dengan segala imbas atau resiko yang Maroko. Setelah merdeka, Maroko mulai
mungkin disebabkan oleh konflik. Terakhir, memperjuangkan integritas wilayahnya
universality, setiap pihak yang melakukan dengan memaksa Spanyol untuk
intervensi akan diterima dengan baik oleh mengembalikan wilayah yang mereka
seluruh kalangan dan budaya. kuasai kepada Maroko. Sementara itu,

32
Verity - UPH Journal of International Relations
Faculty of Social and Political Science
Pelita Harapan University

penduduk Sahara Barat mulai membentuk Referendum in Western Sahara


gerakan kemerdekaan bernama Front (MINURSO), dari misi ini kedua belah
Polisario untuk melawan penjajahan pihak sepakat untuk menghentikan gencatan
Spanyol dan mendirikan negara berdaulat. senjata pada tahun 1991 dan MINURSO
Perjuangan Maroko untuk menjanjikan untuk memfasilitasi refendum
menyatukan kembali wilayahnya dimulai bagi penduduk Sahara Barat (SC Report,
dengan memaksa Spanyol menandatangani 2019). Selagi konflik mereda diantara
perjanjian Angra de Cintra yang Maroko dan Front Polisario, Persatuan
membolehkan Maroko untuk mengambil Bangsa-bangsa terus mengupayakan
kembali beberapa daerah di wilayah selatan penyelesaian masalah melalui metode
Kerajaan Maroko (Kasraoui, 2017). Tidak dialog dan negosiasi seperti Baker’s Plan I
hanya itu, Maroko juga meminta Persatuan dan II, Rountable Meeting on Western
Bangsa-bangsa untuk memuat isu Sahara Sahara.
Barat dalam pembicaraan terkait
dekolonialisasi. Maroko mendorong Aktor dan Peran dalam Konflik
Persatuan Bangsa-bangsa untuk memaksa Dalam konflik wilayah antara
Spanyol keluar dari wilayah Sahara Barat. Maroko dan Sahara Barat setidaknya ada
Ditengah proses dekolonialisasi, tentara lima aktor yang terlibat aktif selama konflik
Maroko melakukan aksi konfrontasi dengan dan selama pembicaraan damai yakni
Front Polisario. Maroko juga melakukan Maroko, Front Polisario yang mewakili
aksi protes bernama ‘Green March’ ke Sahara Barat, Aljazair, Mauritania, dan
wilayah Sahara Barat untuk menekan Persatuan Bangsa-bangsa. Kelima aktor ini
Spanyol (SC Report, 2019). Akhirnya, memiliki pola hubungan, posisi,
Spanyol membuat perjanjian Madrid dan kepentingan, dan kebutuhan yang berbeda-
menyerahkan wilayah Sahara Barat kepada beda.
Maroko dan Mauritania. Kelima aktor ini memiliki pola
Sesaat setelah kepergian Spanyol hubungan yang saling mendukung,
dari Sahara Barat, Maroko melakukan menentang, dan netral. Maroko dan Front
aneksasi terhadap wilayah tersebut. Namun, Polisario memiliki hubungan yang saling
disaat yang bersamaan Front Polisario juga bertentangan satu sama lain. Hingga
mendeklarasikan pembentukan negara baru kepentingan mereka terpenuhi kedua pihak
bernama Republik Demoktarik Arab ini tidak akan berada dalam kondisi saling
Sahrawi. Konflik wilayah pun pecah mendukung. Aljazair sendiri memberikan
diantara Maroko, Front Polisario, dan dukungan terhadap gerakan Front Polisario
Mauritania. Pada 1979, Mauritania dengan menyokong senjata dan meminta
menyatakan untuk keluar dari konflik dan Maroko untuk membiarkan warga Sahrawi
melakukan perjanjian penyerahan wilayah menentukan nasib sendiri. Di sisi lain,
kepada Front Polisario (SC Report, 2019). Mauritania merupakan pihak yang
Namun, wilayah yang diserahkan oleh mendukung keputusan Maroko untuk
Mauritania juga dianeksasi oleh Maroko. menjadikan Sahara Barat sebagai provinsi
Pihak yang secara tidak langsung terlibat selatan Maroko. Sementara itu, Persatuan
dalam konflik ini Aljazair yang memberikan Bangsa-bangsa merupakan pihak-pihak
sokongan senjata dan pengungsian bagi netral dalam konflik ini yang
Front Polisario. Meskipun begitu, konflik mengupayakan terciptanya kedamaian.
wilayah ini tetaplah antara Maroko dan Maroko sebagai aktor
Front Polisario. Setelah proses panjang oleh pertama merupakan pihak yang pertama kali
Persatuan Bangsa-bangsa, organisasi ini melakukan tindakan pemicu konflik.
akhirnya mengeluarkan misi perdamaian Maroko menentang keras keinginan Front
khusus bernama UN Mission for the Polisario untuk mengadakan referendum.

33
Verity - UPH Journal of International Relations
Faculty of Social and Political Science
Pelita Harapan University

Selain itu, Maroko juga mengecam tindakan aneksasi dan kolonialisasi yang dilakukan
Aljazair yang memberikan bantuan senjata oleh Maroko harus dihentikan dan hak-hak
dan membiayai gerakan yang dianggap oleh warga Sahrawi harus segera diberikan
Maroko separatis tersebut. termasuk terkait penentuan nasib sendiri.
Keinginan Maroko untuk Aktor ketiga yang terlibat dalam
menyatukan kembali wilayah yang terpisah konflik ini adalah Aljazair. Keterlibatan
akibat penjajahan bangsa Eropa membuat Aljazair saat ini dalam konflik ini adalah
Maroko berupaya dengan keras untuk sebagai negara tetangga yang menampung
mengembalikan wilayah Sahara Barat ke pengungsi dari konflik Maroko dan Sahara
dalam kedaulatannya. Isu penyatuan Sahara Barat. Aljazair juga turut membantu
Barat dijadikan sebagai salah satu isu memasok senjata untuk Front Polisario,
prioritas bagi Maroko. Hal ini dibuktikan mendukung keinginan referendum dari
dengan adanya badan khusus dalam gerakan tersebut, dan mengijinkan Republik
pemerintahan yang mengurusi isu ini. Demoktarik Arab Sahrawi untuk
Badan khusus ini bernama Dewan Penasihat mendirikan pemerintahan dalam
Kerajaan untuk Urusan Sahara (CORCAS). pengasingan di wilayah mereka. Aljazair
Maroko memberikan tawaran menilai bahwa tindakan Maroko yang
penyelesaian konflik kepada Front Polisario melakukan aneksasi terhadap Sahara Barat
yaitu menjadikan wilayah Sahara Barat harus dihentikan. Keberpihakan Aljazair
sebagai wilayah Maroko yang memiliki terhadap Front Polisario ini selain
otonomi khusus (SC Report, 2019). Maroko dikarenakan isu kemanusiaan adalah karena
tidak menginginkan adanya referendum keinginan Aljazair untuk menjadi negara
bagi warga Sahrawi dikarenakan yang berpengaruh di wilayah Afrika Utara.
permasalahan wilayah ini merupakan isu Di samping itu, melimpahnya sumber daya
yang berkaitan dengan integritas dan yang terdapat di wilayah Sahara Barat dan
stabilitas negara. Maroko meyakini wilayah kemudahan akses terhadap Samudera
Sahara Barat termasuk dalam kedaulatan Atlantik memberikan ketertarikan tersendiri
Maroko dikarenakan bukti sejarah yang bagi Aljazair (Labac, 2016). Oleh karena
kuat termasuk perjanjian-perjanjian yang itulah, Aljazair membangun hubungan baik
pernah disepakati oleh Maroko dan bangsa dengan Front Polisario.
Eropa. Aktor keempat dalam konflik ini
Aktor kedua adalah Front Polisario. adalah Mauritania. Negara ini juga turut
Gerakan ini medeklarasikan bahwa setelah terlibat karena bertetangga dengan Sahara
Sahara Barat ditinggalkan oleh Spanyol, Barat dan juga pernah mengakui wilayah
wilayah tersebut menjadi sebuah negara Sahara Barat sebagai bagian dari
baru dengan nama Republik Demokratik wilayahnya. Pengakuan Mauritania
Arab Sahrawi. Gerakan ini menguasai terhadap wilayah tersebut tidak berlangsung
wilayah Sahara Barat sekitar 25% dan aktif lama, pada tahun 1979 Mauritania
melakukan perlawanan atas Maroko (Arifin, menyatakan diri untuk keluar dari konflik
2016). Gerakan ini memiliki pandangan dan menyerahkan wilayah tersebut kepada
yang bersebrangan dengan Maroko terkait Front Polisario. Namun, dikarenakan
bentuk penyelesaian konflik. Front Polisario perubahan pemimpin, Mauritania kini
meyakini bahwa satu-satunya solusi yang mendukung Maroko untuk penyelesaian
tepat untuk penyelesaian konflik adalah konflik (The North Africa Post, 2019).
dengan memberikan referendum bagi warga Mauritania tidak menginginkan adanya
Sahrawi dan membiarkan mereka negara yang membatasi hubungannya
menentukan nasibnya sendiri secara leluasa. dengan Maroko. Keberpihakan Mauritani
Permintaan Front Polisario ini didukung terhadap Maroko lebih didasari oleh motif
oleh Aljazair yang menilai bahwa tindakan ekonomi. Saat ini, Mauritania dan Maroko

34
Verity - UPH Journal of International Relations
Faculty of Social and Political Science
Pelita Harapan University

memiliki banyak perjanjian ekonomi separatisme dan Front Polisario menilai


khususnya dalam bidang minyak. bahwa tindakan Maroko merupakan bentuk
Aktor terakhir yang terlibat dalam aneksasi dan kolonialisasi baru.
konflik adalah Persatuan Bangsa-bangsa. Penyebab konflik juga disebabkan
Organisasi ini terdiri dari hampir seluruh oleh perbedaan pandangan akan nilai suatu
negara di dunia dan memiliki badan-badan wilayah. Maroko beranggapan keutuhan
khusus yang mengatur masalah dan stabilitas wilayah merupakan hal yang
kemanusiaan dan keamanan internasional. sangat esensial. Inilah yang membuat
Badan Persatuan Bangsa-bangsa yang Maroko bersikeras untuk menyatukan
mengurus masalah konflik Maroko dan kembali wilayahnya yang terpisah.
Sahara Barat adalah Dewan Keamanan. Sementara, Front Polisario beranggapan
Persatuan Bangsa-bangsa telah banyak bahwa penduduk suatu wilayah yang tidak
memberikan kontribusi melalui pengiriman memiliki suatu otoritas memiliki hak untuk
tentara perdamaian dan mengupayakan menentukan nasib sendiri termasuk
penyelesaian konflik melalui dialog dan mendeklarasikan kedaulatan.
pertemuan. Organisasi ini juga meluncurkan Tindakan kekerasan yang mewarnai
misi khusus bernama UN Mission for the konflik hanyalah bentuk upaya masing-
Referendum in Western Sahara masing pihak untuk memastikan
(MINURSO) yang berfungsi kepentingannya terpenuhi. Maroko
mengupayakan penyelesaian damai konflik mengirimkan pasukannya ke wilayah
wilayah Maroko dan Sahara Barat (SC Sahara Barat untuk memberantas gerakan
Report, 2019). separatisme dan Front Polisario yang
Dari penelusuran jejak sejarah, pola melakukan tindakan perlawanan terhadap
hubungan, dan kepentingan yang dibawa pasukan Maroko didasari atas motif
oleh masing-masing aktor konflik maka mempertahankan wilayah.
dapat diketahui bahwa konflik wilayah ini Wilayah Sahara Barat menjadi sangat
disebabkan oleh adanya perbedaan penting bagi kedua belah pihak yang
pandangan terhadap wilayah Sahara Barat. berkonflik dikarenakan wilayah dapat
Perbedaan dasar sejarah yang dijadikan menunjukkan integritas dan kedaulatan
dasar klaim oleh kedua belah pihak suatu negara. Wilayah merupakan salah satu
menyebabkan konflik ini berlangsung unsur terpenting dalam pengakuan
berlarut-larut. Sisi sejarah yang terbentuknya suatu negara. Bagi kedua
mempengaruhi konflik ini juga berasal dari belah pihak, dengan dapat menjadikan suatu
tindakan penjajah yang membagi sebuah wilayah menjadi bagian dari kekuasaan,
wilayah tanpa melihat posisi suatu suku maka unsur dan nilai lainnya dapat
bangsa dan mengambaikan batas-batas menyertai keberadaan wilayah, seperti
alamiah dalam suatu wilayah. terpenuhinya kebutuhan ekonomi,
Maroko yang menggunakan dasar transportasi, dan sumber daya.
perjanjian antara Kerajaan Maroko dengan
bangsa Eropa membuat Maroko bersikeras Analisa Resolusi Konflik
bahwa wilayah Sahara Barat setelah terlepas Analisa konflik yang tepat dengan
dari penjajahan kembali menjadi bagian dari memperhatikan jejak sejarah, pola
Maroko. Sementara Front Polisario hubungan antar aktor, serta kepentingan
menggunakan dasar bahwa kepergian yang dibawa oleh masing-masing pihak
Spanyol dari wilayah Sahara Barat dapat memberikan kemudahan dalam
merupakan hasil dari perjuangan penyusunan resolusi konflik. Konflik
kemerdekaan yang mereka upayakan. Oleh wilayah antara Maroko dan Front Polisario
karena itulah, Maroko beranggapan bahwa telah melalui beberapa upaya penyelesaian
Front Polisario merupakan gerakan konflik yang diusahakan oleh Persatuan

35
Verity - UPH Journal of International Relations
Faculty of Social and Political Science
Pelita Harapan University

Bangsa-bangsa melalui UN Mission for the berkonflik. Usulan yang ditawarkan adalah
Referendum in Western Sahara Persatuan Bangsa-bangsa akan mengadakan
(MINURSO). Tahap pertama menuju atau memfasilitasi referendum dalam jangka
resolusi konflik yang berhasil diwujudkan waktu empat hingga lima tahun mendatang.
oleh Persatuan Bangsa-bangsa adalah Usulan lainnya adalah memberikan pilihan
penghentian gencatan senjata yang kepada penduduk wilayah Sahara Barat
disepakati oleh Maroko dan Front Polisario. berupa independensi, otonomi, atau
Kemudian MINURSO melakukan beberapa integrasi dengan Maroko (SC Report,
upaya penyelesaian konflik lanjutan 2019). Resolusi ini disetujui oleh Front
bernama Baker’s Plan I dan II, Rountable Polisario, Aljazair, dan Dewan Keamanan
Meeting on Western Sahara. Misi Persatuan Persatuan Bangsa-bangsa, namun ditolak
Bangsa-bangsa adalah untuk membantu oleh Maroko. Tidak adanya kesepakatan
mengatur referendum bagi warga Sahrawi atas resolusi membuat resolusi ini kembali
apakah mereka akan memilih untuk mengalami kegagalan.
merdeka atau bersatu dengan Maroko. Setelah kegagalan dua resolusi,
Resolusi pertama yang dilakukan oleh Maroko dan Front Polisario beberapa kali
Persatuan Bangsa-bangsa adalah melalui melakukan pertemuan atas inisiatif sendiri
dialog damai bernama Baker’s Plan I. dan atas keterpaksaan dikarenakan harus
Dialog damai ini diatur oleh Utusan Dewan membicarakan beberapa hasil sidang
Keamanan Persatuan Bangsa-bangsa Dewan Keamanan Persatuan Bangsa-
bernama James Baker. Melalui dialog ini, bangsa. Resolusi terakhir yang tengah
Baker mengajukan sebuah Framework diupayakan oleh Persatuan Bangsa-bangsa
Agreement yang berisikan usulan mengenai adalah Rountable Meeting on Western
referendum (SC Report, 2019). Usulan yang Sahara yang dihadiri oleh Maroko, Front
ditawarkan adalah Persatuan Bangsa- Polisario, Aljazair, dan Mauritania (SC
bangsa akan mengadakan atau Report, 2019). Diikut sertakannya Aljazair
memfasilitasi referendum dengan dan Mauritania dalam pembicaraan damai
melakukan pemungutan suara terbatas. ini adalah karena kedua negara ini adalah
Orang-orang yang berhak ikut serta dalam tetangga terdekat dari wilayah konflik dan
pemungutan suara adalah warga Sahrawi. memiliki hubungan yang berdekatan
Maroko menerima usulan isi asalkan orang- dengan Maroko dan Front Polisario.
orang yang melakukan pemungutan suara Kehadiran Aljazair dan Mauritani dalam
terdiri atas 74.000 warga Sahrawi dan pertemuan tersebut diharapkan dapat
120.000 penduduk Maroko (Cherkaoui, memberikan pandangan dan usulan baru
2017). Pernyataan ini jelas ditentang oleh terkait upaya penyelesaian konflik. Selain
Front Polisario, mereka menilai usulan itu, kehadiran kedua negara ini dapat
Maroko tersebut tidak adil karena jumlah membantu meyakinkan Maroko dan Front
orang-orang yang dapat ikut dalam Polisario bahwa keputusan perdamaian
pemungutan suara tidak seimbang. harus diputuskan segera. Rountable
Perbedaan tanggapan dari kedua belah Meeting on Western Sahara telah dilakukan
pihak membuat resolusi pertama ini dua kali yakni pada Desember 2018 dan
berujung pada kegagalan. Maret 2019.
Setelah mengalami kegagalan, Berdasarkan pandangan Peter
Persatuan Bangsa-bangsa kembali Wallensteenn terkait unsur penting dalam
mengeluarkan resolusi kedua bernama resolusi konflik maka dapat dilihat bahwa
Baker’s Plan II. Resolusi ini hampir sama Persatuan Bangsa-bangsa telah
dengan resolusi sebelumnya yang tetap mengupayakan salah satu unsur resolusi
mengupayakan mengakomodasi konflik dalam konflik Maroko dengan Front
kepentingan kedua belah pihak yang Polisario. Persatuan Bangsa-bangsa telah

36
Verity - UPH Journal of International Relations
Faculty of Social and Political Science
Pelita Harapan University

berhasil membuat Maroko dan Front adalah untuk menghentikan segala


Polisario untuk bersepakat dalam perbedaan pandangan dan kepentingan
penghentian penggunakan kekerasan dalam yang dipegang dengan kuat oleh pihak-
konflik. Tidak adanya gencatan senjata pihak yang berkonflik. Resolusi konflik
diwilayah konflik memudahkan upaya dapat dikatakan berhasil jika mampu
resolusi konflik yang membutuhkan menghasilkan kondisi dimana pihak-pihak
kepercayaan satu sama lain antara pihak yang berkonflik menjadi bersepakat untuk
yang berkonflik. Meskipun begitu, unsur menghentikan konflik terlepas dari
penting lain dalam resolusi konflik yang bagaimanapun metode yang dilakukan.
berupa kesepakatan tertulis masih belum Konflik wilayah yang sering
terwujud. diwarnai dengan aksi kekerasan membuat
Kegagalan dua resolusi dan satu prioritas pertama dalam resolusi konflik
resolusi yang masih diupayakan saat ini adalah penghentian segala jenis tindakan
menunjukkan bahwa upaya resolusi konflik kekerasan. Peniadaan aksi kekerasan
bukanlah hal yang dapat diputuskan dengan diharapkan dapat membuat suasana dalam
tergesa-gesa. Pengkajian yang matang wilayah konflik menjadi lebih tenang yang
terhadap konflik dan kepentingan dari nantinya akan memudahkan proses-proses
masing-masing pihak yang berkonflik harus lanjutan dalam resolusi konflik. Dalam
diperhatikan dengan seksama. Selain itu, konflik wilayah Maroko dan Front
kerjasama seluruh pihak untuk saling Polisario, kedua belah pihak telah sepakat
terbuka dalam membicarakan kepentingan untuk menghentikan gencatan senjata dan
dan keinginan penyelesaian juga merupakan membangun situasi yang kondusif dalam
salah satu poin yang terpenting. Kegagalan wilayah konflik. Kedua belah pihak hanya
upaya perdamaian disebabkan oleh tidak perlu terus bekerjasama dan mempercayai
maunya pihak-pihak yang berkonflik untuk satu sama lain untuk mempercepat proses
saling memahami kepentingan dan penyelesaian konflik wilayah.
keinginan satu sama lain. Hal inilah yang Konflik memang dapat
menyulitkan Persatuan Bangsa-bangsa diselesaikan oleh pihak-pihak yang
dalam mengupayakan perdamaian konflik berkonflik secara langsung tanpa
wilayah tersebut. Meskipun begitu, baik melibatkan pihak lain sebagai mediator,
Maroko, Front Polisario, Aljazair, fasilitator, dan posisi netral lainnya.
Mauritania dan Persatuan Bangsa-bangsa Namun, keberadaan pihak netral dalam
telah menerapkan beberapa prinsip dasar konflik skala internasional dapat
dari upaya resolusi konflik. Prinsip membantu penyelesaian konflik lebih
mutuality dan suistinability diterapkan cepat. Resolusi konflik yang dapat
dengan baik oleh Maroko dan Front diterapkan dalam konflik wilayah antara
Polisario. Di sisi lain, Persatuan Bangsa- Maroko dan Front Polisario adalah melalui
bangsa sebagai pihak yang mengupayakan metode negosiasi, mediasi, fasilitasi yang
perdamaian dan pihak intervensi telah semuanya dilakukan dalam kondisi
menerapkan hampir seluruh prinsip dasar perundingan atau dialog damai.
dari resolusi konflik dalam setiap upaya Pihak-pihak yang akan terlibat
penyelesaian konflik. dalam upaya resolusi konflik adalah pihak
yang berkonflik (Maroko dan Front
Alternatif Resolusi Konflik Polisario), pendukung pihak yang
Konflik Maroko dan Front berkonflik (Aljazair dan Mauritania), dan
Polisario atas wilayah Sahara Barat yang pihak netral (Persatuan Bangsa-bangsa).
telah berlangsung lebih dari 40 tahun ini Dalam perundingan, Maroko dan Front
memerlukan penyelesaian konflik yang Polisario berkewajiban untuk bersikap
tepat. Tujuan dari adanya resolusi konflik tenang dan menghindari konfrontasi.

37
Verity - UPH Journal of International Relations
Faculty of Social and Political Science
Pelita Harapan University

Aljazair dan Mauritania dapat membantu memastikan kedua belah pihak yang
jalannya perundingan dengan memberikan berkonflik sepakat untuk saling mengerti
dorongan dan saran untuk penyelesaian satu sama lain dan berjanji untuk
konflik. Sementara itu, kehadiran menerapkan segala kesepakatan yang
Persatuan Bangsa-bangsa dalam konflik tercantum dalam perjanjian resolusi konflik.
wilayah Maroko dan Front Polisario adalah Persatuan Bangsa-bangsa dapat melakukan
sebagai pihak netral yang mengupayakan pendekatan secara sosial-ekonomi, sosial-
terwujudnya dialog-dialog damai untuk geografi, untuk memahami segala tindakan
membicarakan penyelesaian konflik. dari pihak-pihak yang berkonflik. Apabila
Sebagai pihak yang melakukan intervensi Persatuan Bangsa-bangsa berhasil
dalam konflik, Persatuan Bangsa-bangsa melakukan analisis yang tepat terhadap
wajib menerapkan prinsip-prinsip dasar konflik maka saran dalam resolusi konflik
resolusi konflik berupa impartiality, dapat diajukan dengan mudah. Jika Maroko
mutuality, sustainability, complementary, dan Sahara Barat berhasil mencapai
reflexivity, consistency, accountability, dan kesepakatan penyelesaian konflik baik
universality. sepakat untuk referendum kemerdekaan
Tugas awal dalam perumusan maupun integrasi wilayah, Persatuan
resolusi konflik terkait penciptaan situasi Bangsa-bangsa berkewajiban untuk
stabil telah dicapai oleh Persatuan Bangsa- memastikan dan mengawasi segala
bangsa. Tindakan selanjutnya yang perlu perjanjian dilaksanakan dengan baik oleh
dilakukan oleh Persatuan Bangsa-bangsa pihak-pihak yang berkonflik secara berkala.
adalah menjadi mediator dan fasilitator Persatuan Bangsa-bangsa baru dapat
dalam perundingan damai. Persatuan melepaskan diri konflik ketika situasi
Bangsa-bangsa harus memprioritaskan perdamaian telah terjaga minimal lima tahun
upaya resolusi konflik melalui metode sampai sepuluh tahun setelah kesepakatan
dialog, perundingan, dan negosiasi untuk damai terbentuk.
mencapai penyelesaian konflik.
Ketika menjadi mediator, Kesimpulan
Persatuan Bangsa-bangsa berperan sebagai Konflik wilayah seringakali
pihak yang akan menjadi pemantik dan disebabkan oleh perbedaan pendapat atas
penengah dalam jalannya perundingan. suatu wilayah, tidak jelasnya batas-batas
Sebagai mediator, Persatuan Bangsa- wilayah, dan jejak sejarah yang berbeda.
bangsa akan mengarahkan Maroko, Front Konflik wilayah antara Maroko dan Front
Polisario, Aljazair, dan Mauritania untuk Polisario disebabkan oleh perbedaan
saling mengungkapkan posisi, pandangan terhadap peristiwa masa lalu dan
kepentingan, dan kebutuhan mereka. tidak selesainya urusan pembagian wilayah
Sementara itu, ketika menjadi fasilitaor, oleh penjajah. Dalam konflik ini, Maroko
Persatuan Bangsa-bangsa berkewajiban menginginkan wilayah Sahara Barat menjadi
untuk menyediaakan tempat, memenuhi bagian yang terintegrasi dengan Maroko.
segala kebutuhan perundingan, dan Sementara, Front Polisaro menginginkan
memastikan seluruh pihak yang berkonflik adanya referendum kemerdekaan bagi
dapat datang dalam perundingan. penduduk di wilayah Sahara Barat. Upaya-
Persatuan Bangsa-bangsa sebagai upaya penyelesaian damai yang dilakukan
fasilitator juga akan turut membantu oleh Persatuan Bangsa-bangsa terus
jalannya perundingan damai dengan cara mengalami kegagalan dikarenakan kuatnya
menjadi mediator tanpa mencampuri konsistensi pihak yang berkonflik atas
keputusan dan hasil akhir dari keinginan wilayah. Persatuan Bangsa-bangsa
perundingan. sebagai pihak netral juga gagal melakukan
Kunci dari resolusi konflik adalah analisis yang tepat terhadap konflik sehingga

38
Verity - UPH Journal of International Relations
Faculty of Social and Political Science
Pelita Harapan University

menyulitkan pencapaian perdamaian.


Meskipun begitu, Maroko, Front Polisario,
Aljazair, Mauritania, dan Persatuan Bangsa-
bangsa bersepakat untuk bekerjasama dalam
perundingan damai untuk membicarakan
persoalan sengketa wilayah ini sekali lagi
melalui Rountable Meeting on Western
Sahara. Perundingan damai merupakan salah
satu metode resolusi konflik yang paling
aman untuk dilaksanakan. Metode ini
memungkinkan terpenuhinya kepentingan
secara utuh oleh masing-masing pihak yang
berkonflik. Hingga saat ini, konflik Maroko
dan Front Polisario masih terus berjalan
begitu pula upaya resolusi konflik yang
perjuangkan oleh Persatuan Bangsa-bangsa

39
Verity - UPH Journal of International Relations
Faculty of Social and Political Science
Pelita Harapan University

References

Arifin. (2016). Faktor-faktor keterlibatan Aljazair dalam konflik Maroko-Sahara Barat pada tahun
2000-2013. Yogyakarta, Indonesia: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Cherkaoui, M. (2017). The four-approach dilemma of the Western Sahara Conflict. Washington,
DC: Arab Center.
Kasraoui, S. (2017). Timeline: Western Sahara dispute from 1859 to 2018. Morocco World
News. Retrieved from https://www.moroccoworldnews.com/2017/11/233515/morocco-
westren-sahara-polisario/amp/
Labac, K. L. (2016). The source of protracted conflict in the Western Sahara. Monterey, CA:
Naval Postgraduate School.
Pruitt, D. G., & Carnavale, P. J. (1993). Negotiation in social conflict. Pacific Grove, CA:
Brooks/Cole Publishing Company.
Putra, A. A. G. F. P. (2009). Meretas perdamaian dalam konflik Pilkada Langsung. Jurnal Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, 13(2), 172-189.
Sandi, F. A. (2014). Diplomasi Muhammadiyah di Tengah Pusaran Konflik Mindanao Filipina
Selatan. Yogyakarta, Indonesia: Universitas Gadjah Mada.
Security Council Report. (2019). Chronology of events. Retrieved
from https://www.securitycouncilreport.org/chronology/western-sahara.php
Security Council Report. (2019). Monthly forecast. New York, NY: United Nations Security
Council
Sudira, I. N. (2017). Resolusi konflik dalam perubahan dunia. Global: Jurnal Politik
Internasional,19(2), 156-171. https://doi.org/10.7454/global.v19i2.301
Surwandono, & Ahmadi, S. (2011). Resolusi konflik di dunia Islam. Yogyakarta, Indonesia: Graha
Ilmu.
Surwandono. (2012). Menakar resolusi konflik di dunia Islam. Jurnal Hubungan Internasional,
1(1), 27-31. https://doi.org/10.18196/hi.2012.0003.27-31
The North Africa Post. (2019). Mauritanian President supports Morocco’s sovereignty over the
Sahara. Retrieved from https://www.northafricapost.com/29846-mauritanian-president-
supports-moroccos-sovereignty-over-the-sahara.html
Utariah, D. (2006). Konflik internasional. Sumedang, Indonesia: Universitas Padjadjaran.

40

Anda mungkin juga menyukai