Anda di halaman 1dari 12

C.

Pemetaan konflik
Pemetaan Konflik

Pemetaan konflik merupakan hal yang


sangat penting dalam upaya
penyelesaian konflik Pemetaan konflik
dapat berperan dalam resolusi konflik
dan penanggulangan penyebaran konflik
didaerah lain.
1.tujuan pemetaan konflik

Pemetaan konflik adalah suatu teknik yang dipakai untuk


merepresentasikan konflik dalam bentuk gambar (grafis)
dengan menempatkan pihak yang terlibat dalam konflik baik
dalam hubungannya dengan masalah maupun antarpara pihak
sendiri. Teknik ini merupakan peminjaman dari teknik dalam
membaca serta memahami suatu wilayah yang sangat luas dan
Habe kompleks melalui gambar peta wilayah. Adapun tujuan
dari pemetaan sebagai berikut.
a. Memahami situasi dengan baik.
b. Melihat hubungan di antara berbagai pihak secara lebih
jelas.
c. Menjelaskan di mana letak kekuasaan.
d. Memeriksa keseimbangan masing-masing kegiatan atau
reaksi.
e. Melihat para sekutu atau sekutu yang potensial berada di
mana. Mangidentifikasi mulainya intervensi atau tindakan.
2. Teknik pemetaaan konflik
a. Specify the context yang menelusuri informasi mengenal
sejarah konflik dan bentuk fisik
dan tata organisasi yang berkonflik.
b. Identify the parties menemukan siapakah yang menjadi
pihak-pihak berkonflik.
c. Separate cause from consequence, seorang peneliti perlu
memisahkan apa yang menjadi seba
akar konflik dan akibat-akibat sampingan dari konflik.
d. Separate goals from interest goals, sasaran selama proses
konflik, lebih spesifik.
e. Understand the dynamics, dinamika adalah perkembangan
situasi-situasi yang dibentuk oleh berbagai model tindakan
para pihak berkonflik.
f. Search for positive function adalah menemukan bentuk-
bentuk perilaku yang memungkinkan konflik bisa mengarah
pada penyelesaian.
g. Understand the regulations potensial, bagaimana aturan
legal seperti undang-undang bisa mengintervensi atau
menggawangi proses konflik.
3.metode pemetaan konflik • D. atttudes/Feelings (Sikap)
Nations University for Peace, Amr Abdalla yaitu model Sikap adalah perasaan dan persepsi yang
SIPABIO sebagai berikut. memengaruhi pola perilaku konflik. Sikap
A. Source (Sumber Konflik) bisa muncul dalam bentuk yang positif dan
Konflik disebabkan oleh sumber-sumber yang berbeda negatif bagi konflik
sehingga melahirkan tipe-tipe konflik berbeda. E. Behavior (Perilaku/Tindakan)
B. Issues (Isu-Isu) Perilaku adalah aspek tindak sosial dari
Isu menunjuk pada saling keterkaitan tujuan-tujuan yang pihak yang berkonflik, balk muncul dalam
tidak sejalan di antara pihak bertikal. Isu ini dikembangkan bentuk coercive action dan noncoercive
oleh semua pihak bertikai dan pihak lain yang tidak action.
teridentifikasi tentang sumber-sumber konflik. F. Intervention
• c. Parties (Pihak) Tindakan sosial dari pihak netral yang
Pihak berkonflik adalah kelompok yang berpartisipasi dalam ditunjukkan untuk membantu hubungan
konflik, baik pihak konflik utama yang langsung konflik menemukan penyelesaian.
berhubungan dengan kepentingan, pihak sekunder yang G. Outcome (Hasil Akhir)
tidak secara langsung terkait dengan kepentingan, dan Dampak dari berbagai tindakan pihak-
pihak tersier yang tidak berhubung an dengan kepentingan pihak berkonflik dalam bentuk situasi.
konflik d. Attitudes/Feelings (Sikap)
D. Potensi konflik dan kekerasan dalam
masyarakat
1 2 3 4 5
POTENSI KONFLIK DAN
KEKERASAN


d. pembangunan yang tidak
a. Berbagai Perbedaan Latar b. Keadaan Geografis C. pengaruh kebudayaan asing merata
Belakang Ada masyarakat yang tinggal di Era globalisasi memberi Pembangunan yang tidak
pesisir pantai dan ada yang pengaruh yang cukup besar merata di berbagai daerah dapat
Masyarakat Indonesia merupakan
tinggal di pegunungan. Kedua bagi masyarakat. Banyak memunculkan potensi konflik dan
salah satu contoh masyarakat yang
tempat tinggal tersebut memiliki infor- masi dan pola pikir baru kekerasan. Ada daerah yang
majemuk. Kemajemukan yang mungkin berbeda
karakteristik yang berbeda. pembangunannya berjalan
masyarakat Indonesia ditandai dengan pola pikir selama ini.
Misalnya di pegunung- an relatif dengan pesat dan ada daerah
dengan keanekaragaman kelompok- Kondisi' ini pada akhirnya yang pembangunannya kurang
kelompok sosial atau suku-suku lebih tenang, berbeda dengan di akan memunculkan dua pesat, terlebih daerah yang
bangsa beserta kebudayaannya pesisir pantai golongan, yaitu golongan yang terpencil. Kondisi ini memengaruhi
masing-masing. menerima dan golongan yang kesejahteraan sehingga
menolak memungkinkan terjadinya konflik.

2. Cara Menghindari Konflik dan Kekerasan


Konflik dikatakan akan selalu ada selama masyarakat ada di dunia.


Bahkan konflik dikatakan memiliki dampak positif, salah satunya
meningkatkan kualitas diri. Konflik yang perlu dihindari adalah konflik
destruktif yang mengarah pada perpecahan dan menimbulkan kerugian.
a. Menciptakan sistem dan pelaksanaan komunikasi yang efektif.
b. Mencegah konflik yang destruktif.
c. Menetapkan peraturan dan prosedur yang baku.
d. Membentuk tim kerja dan kerja sama yang baik.
e. Menyadari bahwa semua orang merupakan mata rantai organisme
yang saling mendukung.
f. Membina dan mengembangkan rasa solidaritas, toleransi, dan saling
pengertian.
E.Resolusi dan penyelesaian konflik
sosial
1.PENGERTIAN REVOLUSI KONFLIK

a. Fisher
Resolusi konflik adalah usaha menangani sebab-sebab konflik dan berusaha mem- bangun hubungan baru yang bisa
tahan lama di antara kelompok-kelompok yang berseteru.
b. Mindes
Resolusi konflik merupakan kemampuan untuk menyelesaikan perbedaan dengan yang lainnya, serta aspek penting
dalam pembangunan sosial dan moral yang memerlu- kan keterampilan dan penilaian untuk bernegosiasi, kompromi,
serta mengembangkan rasa keadilan.
c. Levine
Menurut Levine, resolusi konflik adalah tindakan mengurai suatu permasalahan, pemecahan; atau penghapusan
permasalahan.
d. Weitzeman & Weitzeman
Resolusi konflik sebagai sebuah tindakan pemecahan masalah bersama (solve a problem
together).
Ada berbagai macam kemampuan yang sangat penting dalam menumbuhkan inisiatif can untuk menciptakan
perdamaian resolusi konflik sebagai berikut.

A.Kemampuan orientasi
kemampuan orientasi dalam resolusi konflik dapat meliputi pemahaman individu tentang konflik dan sikap yang
menunjukkan anti kekerasan, kejujuran, keadilan, toleransi,dan harga diri
B.Kemampuan Persepsi
kmampuan persepsi merupakan suatu kemampuan seseorang untuk dapat mema- hami bahwa setiap individu
berbeda, mampu melihat situasi seperti orang lain melihatnya (rasa empati), dan tidak menilai orang lain secara
sepihak.
C.kemampuan Emosi
kemampuan emosi dalam resolusi konflik mencakup kemampuan untuk mengolah berbagai macam emosi,
termasuk di dalamnya rasa marah, takut, frustasi, dan emosi negatif lainnya.
D..Kemampuan Komunikasi
Kemampuan komunikasi dalam resolusi konflik meliputi kemampuan mendengar orang lain, memahami lawan
bicara, berbicara dengan bahasa yang mudah dipahami, serta meresume atau menyusun ulang pernyataan yang
bermuatan emosional ke dalam pernyataan yang netral atau kurang emosional.
E. Kemampuan Berpikir Kritis
Kemampuan berpikir kritis dalam resolusi konflik, yaitu suatu kemampuan untuk memprediksi dan menganalisis
situasi konflik yang sedang dialami.
f. Kemampuan Berpikir Kreatif
Kemampuan berpikir kreatif dalam resolusi konflik meliputi kemampuan memahami masalah untuk memecahkan
masalah dengan
berbagai macam alternatif jalan keluar.
2.macam macam konflik

a. Resolusi Konflik Menggunakan Kekerasan


Resolusi konflik dengan kekerasan (violent) banyak terjadi dalam lingkungan internal
organisasi/perusahaan di negara-negara maju dan berkembang seperti Indonesia. Ada- pun dalam iklim
organisasi kekerasan, jika terjadi konflik, resolusi konflik dengan keke- rasan sering digunakan.
1) Perilaku
Perilaku fisik seperti memaksa, memukul, mendorong, mencubit, menendang, mencekik, dan lain-lain.
Perilaku verbal seperti mengumpat, mendamprat, mengajak berkelahi, mempermalukan, mengejek, dan
merendahkan. Adapun, perilaku tertulis, seperti menghina, mengolok-olok, dan mengancam dengan tulisan
atau gambar.
2) Melukai Lawan Konflik
Melukai merupakan perilaku yang menimbulkan luka fisik (luka atau sakit fisik, serangan, atau kematian)
dan luka psikologis (ketakutan, stres, atau gila).
3) Guna Memenangkan Konflik
Pihak yang terlibat konflik melakukan kekerasan untuk mencapai kemenangan dalam terlibat konflik.
4) resolusi konflik tanpa kekerasan
Resolusi konflik tanpa kekerasan (nonviolent) adalah resolusi konflik yang dilakukan oleh pihak yang
terlibat konflik dengan tidak menggunakan kekerasan fisik, verbal, dan nonverbal untuk mencapai resolusi
konflik yang diharapkan.
3.tahapan resolusi
konflik
RESOLUSI KONFLIK MERUPAKAN SUATU TERMINOLOGI ILMIAH YANG
MENEKANKAN KEBUTUHAN UNTUK MELIHAT PERDAMAIAN SEBAGAI
SUATU PROSES TERBUKA DAN MEMBAGI PROSES PENYELESAIAN
KONFLIK DALAM BEBERAPA TAHAP SESUAI DENGAN DINAMIKA
SIKLUS KONFLIK.

a. Tahap pertama masih didominasi oleh strategi militer yang berupaya untuk
mengendalikan kekerasan bersenjata yang terjadi.

b. Tahap kedua memiliki orientasi politik yang bertujuan untuk memulai proses
reintegrasi elite politik dari kelompok-kelompok yang bertikai.

c. Tahap ketiga lebih bernuansa sosial dan berupaya untuk menerapkan problem
solving approach.

d. Tahap keempat, memiliki nuansa kultural yang kental karena tahap ini bertujuan
untuk melakukan perombakan-perombakan struktur sosial budaya yang dapat
mengarah kepada pembentukan komunitas perdamaian yang langgeng.
a. Konsiliasi (conciliation)
4.upaya penyelesaian Konsiliasi adalah usaha mempertemukan keinginan-keinginan
konflik sosial dari pihak-pihak yang mengalami konflik demi tercapainya
tujuan bersama.
b. Arbitrasi (arbitration)
MENYELESAIKAN YAITU DENGAN Arbitrasi merupakan bentuk penyelesaian konflik
KOMPROMI DAN PENEKANAN. PERTAMA, dengan meminta bantuan pada pihak berwajib.
APABILA TERJADI HENDAKNYA
DILAKUKAN KOMPROMI, YAITU c. Mediasi (mediation)
KESEPAKATAN DARI KEDUA BELAH Mediasi merupakan cara pengendalian konflik dengan
PIHAK UNTUK SAMA- SAMA BERSEDIA
MEMBICARAKAN KONFLIK AGAR
jalan meminta bantuan ketiga sebagai penasihat. Dap
DIDAPAT SOLUSI TERBAIK BAGI SEMUA d. Paksaan (coercion)
PIHAK. KOMPROMI DIHARAPKAN DAPAT
pengertian coercion adalah sifat atau perasaan memaksa
MEREDAKAN KONFLIK. AKAN TETAPI,
yang muncul pada setiap orang untuk melakukan sesuatu,
APABILA KONFLIK BELUM JUGA REDA
DAPAT DIAMBIL LANGKAH walaupun tidak harus ada pihak yang memaksanya
SELANJUTNYA, YAITU PENEKANAN.
e. Mengundur (detente)
Cara detente dilakukan untuk mengurangi intensitas konflik, yaitu
suatu cara yang dilakukan dengan mengendurkan atau menunda
sampai batas waktu yang tidak jelas atas tuntutan atau keinginan
masing-masing.
Anggota kelompok 6
_Raya oktaviani
_Siska adelia
_Rangga saputra
_Suheri
_Nur hibatun N.

Anda mungkin juga menyukai