Anda di halaman 1dari 10

Laporan Konsep Kebutuhan Dasar Manusia

Oksigenasi

Dosen Fasilitator:

Ns. Natalia Devi, M.Kep., Sp.Kep.AN.

Disusun Oleh:

OVIE INTAN ARIANI 010115A092

Program Studi Ilmu Keperawatan

Universitas Ngudi Waluyo

Tahun Akademik 2020/2021


A. Anatomi dan Fisiologi
1. Anatomi sistem Pernapasan

a. Rongga
hidung:
merupakan
saluran
pernapasan
yang
terdapat
bulu-bulu
yang
berfungsi
sebagai penyaring udara, debu, kotoran yang masuk ke hidung.
b. Faring: merupakan lokasi persimpangan antara jalan pernapasan dengan jalan
pencernaan yang terdapat di bawah dasar tengkorak di bagian blakang rongga
hidung dan mulut.
c. Laring: merupakan organ pernapasan yang berfungsi untuk membentuk suara
yang terletak didepan faring sampai ketinggian vertebrata servikalis dan masuk
ke dalam trakea.
d. Trakea: merupakan organ lanjutan dari laring yang terbentuk oleh 16-20 cincin
yang terdiri atas lubang-lubang rawan yang yang berbentuk seperti kuku kuda
atau seperti huruf C. Organ ini panjangnya 9-11 cm dan dibelakangnya terdiri
dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos.
e. Paru-paru: merupakan organ pernapasan yang terdiri dari gelembung-gelembung
hawa/alveoli yang terbagi menjadi paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru
kanan terdiri dari 3 lobus yaitu lobus destra superior, lobus medialis dan lobus
inferior sedangkan pada paru- paru kiri terdiri dari pulmo sinistra dan 2 lobus
yaitu lobus superior dan lobus inferior. Tiap lobus terdiri dari belah-belah yang
bernama segmen. Paru-paru kanan terdiri dari 10 segmen yaitu 5 pada lobus
superior, 2 pada lobus medialis dan 3 pada lobus inferior. Paru-paru kiri terdiri
dari 5 segmen di lobus superior dan 5 segmen di lobus inferior
f. Bronkus: merupakan organ lanjutan dan merupakan cabang dari organ trakea
yang menghubungkan organ paru-paru dengan trakea
g. Bronkiolus: merupakan percabangan bronkus yang ada di dalam paru-paru
dimana bronkiolus kanan terdapat tiga lobus dan kiri terdapat dua lobus.

2. Fisiologi Pernapasan
Pernafasan dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Pernafasan Dada

Pernafasan dada adalah pernafasan yang menggunakan gerakan gerakan otot


antar tulang rusuk. Adanya kontraksi otot-otot yang terdapat diantara tulang-
tulang rusuk menyebabkan tulang dada dan tulang rusuk terangkat sehingga
rongga dada membesar. Ketika rongga dada membesar, paru-paru turut
mengembang sehingga volume menjadi besar. Sedangkan tekanannya lebih
kecil daripada tekanan udara luar. Dalam keadaan demikian udara luar dapat
masuk melalui trakea ke paru-paru (pulmonum).
b. Pernafasan Perut

Pernapasan perut adalah pernapasan yang menggunakan otot-otot diafragma.


Otot-otot sekat rongga dada berkontraksi sehingga diafragma yang semula
cembung menjadi agak rata, dengan demikian paru-paru dapat mengembang
ke arah perut (abdomen). Pada waktu itu rongga dada bertambah besar dan
udara terhirup masuk.

Menurut Syaifuddin (2007), fungsi paru adalah tempat pertukaran gas oksigen
dan karbondioksida pada pernafasan melalui paru/pernafasan eksterna. Tubuh
melakukan usaha memenuhi kebutuhan O2 untuk proses metabolisme dan
mengeluarkan CO2 sebagai hasil metabolisme dengan perantara organ paru dan
saluran napas bersama kardiovaskuler sehingga dihasilkan darah yang kaya
oksigen. Terdapat 3 tahapan dalam proses respirasi, yaitu:
 Ventilasi

Proses keluar dan masuknya udara ke dalam paru, serta keluarnya


karbondioksida dari alveoli ke udara luar. Alveoli yang sudah
mengembang tidak dapat mengempis penuh karena masih adanya udara
yang tersisa didalam alveoli yang tidak dapat dikeluarkan walaupun dengan
ekspirasi kuat. Volume udara yang tersisa ini disebut dengan volume residu.
Volume ini penting karena menyediakan O2 dalam alveoli untuk
menghasilkan darah (Guyton & Hall, 2008).
 Difusi

Proses berpindahnya oksigen dari alveoli ke dalam darah, serta


keluarnya karbondioksida dari darah ke alveoli. Dalam keadaan beristirahan
normal, difusi dan keseimbangan antara O2 di kapiler darah paru dan
alveolus berlangsung kira-kira 0,25 detik dari total waktu kontak selama
0,75 detik. Hal ini menimbulkan kesan bahwa paru normal memiliki cukup
cadangan waktu difusi (Price dan Wilson, 2007).
 Perfusi

Yaitu distribusi darah yang telah teroksigenasi di dalam paru untuk dialirkan
ke seluruh tubuh (Siregar & Amalia, 2007).

B. Definisi
Kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan
untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas
berbagai organ atau sel. Sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi
yaitu saluran pernapasan bagian atas, bagian bawah dan paru (Hidayat, 2006).
Kebutuhan tubuh terhadap oksigen merupakan kebutuhan yang sangat mendasar
dan mendesak, tanpa oksigen dalam waktu tertentu sel tubuh akan mengalami
kerusakan yang menetap dan menimbulkan kematian. Otak merupakan organ yang
sangat sensitif terhadap kekurangan oksigen. Otak masih mampu menoleransi
kekurangan oksigen antara 3-5 menit. Apabila kekurangan kekurangan oksigen
berlangsung lebih dari lima menit, dapat terjadi kerusakan sel otak secara permanen
(Kozier dan Erb, 1998).
C. Faktor Resiko dan Faktor yang mempengaruhi

Kebutuhan oksigen dalam tubuhdipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya lingkungan,


latihan, emosi, gaya hidup dan status kesehatan.

1. Lingkungan

Pada lingkungan yang panas tubuh berespon dengan terjadinya vasodilatasi


pembuluh darah perifer, sehingga darah banyak mengalir ke kulit. Hal
tersebutmengakibatkan panas banyak dikeluarkan melalui kulit. Respon
demikianmenyebabkan curah jantung meningkat dan kebutuhan oksigen pun
meningkat.Sebaliknya pada lingkungan yang dingin, pembuluh darah mengalami
konstriksi dan penurunan tekanan darah sehingga menurunkan kerja jantung dan
kebutuhan oksigen.

2. Latihan

Latihan fisik atau peningkatan aktivitas dapat meningkatkan denyut jantung dan
respirasi rate sehingga kebutuhan terhadap oksigen semakin tinggi.

3. Emosi

Takut, cemas, dan marah akan mempercepat denyut jantung sehingga


kebutuhanoksigen meningkat.

4. Gaya Hidup

Kebiasaan merokok akan memengaruhi status oksigenasi seseorang sebabmerokok


dapat memperburuk penyakit arteri koroner dan pembuluh darah arteri. Nikotin
yang terkandung dalam rokok dapat menyebabkan vasokontriksi pembuluhdarah
perifer dan pembuluh darah darah koroner. Akibatnya, suplai darah ke jaringan
menurun.
5. Status kesehatan

Pada orang sehat, sistem kardiovaskuler dan sistem respirasi berfungsi dengan baik
sehingga dapat memenuhi kebutuhan oksigen tubuh secara adekuat. Sebaliknya,
orang yang mempunyai penyakit jantung ataupun penyakit pernapasan dapat
mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh.

6. Saraf Otonom

Rangsangan simpatis dan parasimpatis dari saraf otonom dapat


mempengaruhikemampuan untuk dilatasi dan konstriksi. Hal ini dapat terlihat
ketika terjadi rangsangan baik oleh simpatis maupun parasimpatis. Ujung saraf
dapat mengeluarkan neurotransmiter (simpatis mengeluarkan noradrenalin yang
berpengaruh pada bronkhodilatasi, sedangkan parasimpatis mengeluarkan
asetilkolin yang berpengaruh pada bronkhokonstriksi) karena terdapat reseptor
adrenergik danreseptor kolinergik pada saluran pernafasan (Uliyah dan Alimul
Hidayat, 2008).

7. Hormonal dan Obat

Semua hormon termasuk derivat katekolamin yang dapat melebarkan saluran


pernafasan. Obat yang tergolong parasimpatis, seperti sulfas atropin dan ekstrak
belladona, dapat melebarkan saluran nafas. Sedangkan obat yang menghambat
adrenergik tipe beta (khususnya beta-2), seperti obat yang tergolong penyakit
betanonselektif, dapat mempersempit saluran nafas (bronkhokontriksi)

8. Alergi pada Saluran nafas

banyak faktor yang menimbulkan keadaan alergi antara lain debu, bulu binatang,
serbuk benang sari bunga, kapuk, makanan, dan lain-lain. Hal-hal tersebut dapat
menyebabkan bersin apabila ada rangsangan di daerah nasal, batuk apabila
rangsangannya di saluran nafas bagian atas, bronkhokontriksi terjadi pada asma
bronkhiale, dan rhinitis jika rangsangannya terletak di saluran nafas bagian basah.
9. Faktor Perkembangan

Tahap perkembangan anak dapat mempengaruhi jumlah kebutuhan


oksigenasikarena usia organ dalam tubuh berkembang seiring dengan usia
perkembangan anak.0al ini dapat terlihat pada bayi usia prematur, yaitu adanya
kecenderungankekurangan pembentukan surfaktan. Setelah anak tumbuh de5asa,
kemampuankematangan organ juga berkembang seiring bertambahnya usia.

10. Faktor Perilaku

Perilaku yang dimaksud diantaranya adalah perilaku dalam mengonsumsi makanan


(status nutrisi), aktivitas yang dapat meningkatkan kebutuhan oksigenasi,merokok,
dan lain'lain. Perilaku dalam mengonsumsi makanan berpengaruh dalam
pemenuhan kebutuhan oksigenasi, seperti obesitasnya seseorang yang
memengaruhi proses pengembangan paru'paru. Sedangkan merokok dapat
menyebabkan proses penyempitan pada pembuluh darah

11. Usia

Faktor perkembangan merupakan pengaruh yang sangat penting dalam fungsi


pernapasan. Saat lahir, perubahan yang sangat jelas terjadi dalam sistem
pernapasan. Air yang terdapat dalam paru akan keluar, PCO2 meningkat, dan
neonatus mengambil napas pertama. Paru secara bertahap akan berkembang pada
setiap pernapasan berikutnya, mencapai inflasi penuh pada usia 2 minggu.
Perubahan yang terjadi karena penuaan yang memengaruhi sistem pernapasan
lansia menjadi sangat penting jika sistem mengalami gangguan akibat perubahan
seperti infeksi, stres fisik atau emosional, pembedahan, anestesi, atau prosedur lain
(Barbara Kozier, dkk,2010)
D. Masalah yang Muncul dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi
1. Hiperventilasi
Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru agar
pernafasan lebih cepat dan dalam Hiperventilasi dapat disebabkan karena:
a. Kecemasan.
b. Infeksi/sepsis
c. Keracunan obat-obatan
d. Ketidak seimbagan asam basa seperti asidosisasi metabolic
Tanda-tanda gejala hiperventilasi adalah takikardia, nafas pendek, nyeri dada (chsetch
set pain), menurunnya konsentrasi, disorientasi, tinnitus.
2. Hipoventilasi
Hipoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi
penggunaan O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup.
Tanda-tanda dan gejala pada keadaan hipoventilasi adl nyeri kepala, penurunan
kesadaran, disorientasi, kardiakdisritmia, ketidak seimbangan elektrolit, kejang dan
kardiak arrest
3. Hipoksia
Tidak adekuatnya pemenuhan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang diinspirasi
atau meningkatnya penggunaan O2 pada tingkat seluler hipoksia dapat disebabkan oleh:
a. Menurunnya hemoglobin
b. Berkurangnya konsentrasi O2 jika berada dipuncak gunung
c. Ketidak mampuan jaringan mengikat O2 spt pada keracunan sianida
d. Menurunnya difusi O2 dari alveoli ke dalm darah seperti pada pnemonia
e. Menurunnya perfusi jaringan sepertt pada syok
f. Kerusakan gangguan ventilasi
Tanda-tanda hipoksia adalah kelelahan, kecemasan, menurunnya kemampuan
konsentrasi, nadi meningkat, pernafasan cepat dan dalam, sianosis, sesak nafas dan
clubbing.
E. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk
mengetahui adanya gangguan oksigenasi yaitu:
1. EKG: menghasilkan rekaman grafik aktivitas listrik jantung, mendeteksi
transmisi impuls dan posisi listrik jantung.
2. Pemeriksaan stres latihan, digunakan untuk mengevaluasi respond jantung
terhadap stres fisik. Pemeriksaan ini memberikan informasi tentang respond
miokard terhadap peningkatan kebutuhan oksigen dan menentukan keadekuatan
aliran darah koroner.
3. Pemeriksaan untuk mengukur keadekuatan ventilasi dan oksigenasi:
pemeriksaan fungsi paru, analisis gas darah (AGD).
F. Penatalaksanaan medis
a. Inhalasi oksigen, Pemberian oksigen merupakan tindakan keperawatan dengan cara
memberikan oksigen kedalam paru-paru melalui saluran pernapsan dengan
menggunakan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada pasien dapat dilakukan
melalui tiga cara, yaitu melalui kanula, nasal, dan masker dengan tujuan memenuhi
kebutuhan oksigen dan mencega terjadinya hipoksia (Hidayat, 2009)
b. Fisioterapi dada, merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan dengan cara
postural drainase, clapping, dan vibrating, pada pasien dengan gangguan sistem
pernapasan. Tindakan ini dilakukan dengan tujuan meningkatkan efisiensi pola
pernapasan dan membersihkan jalan napas (Hidayat, 2009).
G. Concept map

Gangguan Ventilasi Spontan.


Definisi : Kebutuhan
Penurunan oksigenasi
cadangan energi yang
mengakibatkan individu tidak
mampu bernapas secara
adekuat.
Gejala dan tanda mayor –
subjektif :
1. Dispenda
Gejala dan tanda mayor –
obyektif  :
1. Penggunaan otot  atas
meningkat.
2.  Volume tidal menurun.
3. PCO2 meningkatkan.
4. PO2 menurun.
5.SaO2 menurun.
Gejala dan tanda minor –
subjektif : tidak tersedia.
Gejala dan tanda minor –
Objektif :
1. Gelisah.
2. Takikardia.
Kondisi Klinis Terkait :
1. Penyakit paru obstruktif 
kronis (PPOK).
2. Asma.

Anda mungkin juga menyukai